• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kelayakan finansial usahatani tebu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kelayakan finansial usahatani tebu"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Analisis Kelayakan Ekonomi Pola Kemitraan Masyarakat untuk Usahatani Tebu di Desa Parangluara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Dalam penelitian ini responden yang merupakan petani tebu rakyat di desa Paranglalua Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar berjumlah 10 orang.

Latar belakang

Sistem kemitraan antara petani tebu dengan pabrik gula di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar muncul karena adanya usulan dari PT. 5 Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mekanisme pendapatan usaha budidaya tebu rakyat melalui pola kemitraan yang terjalin antara Pabrik Gula Takalar dengan petani tebu rakyat.

Rumusan Masalah

Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Ekonomi Usahatani Tebu Rakyat Pola Kemitraan di Desa Paranglalua Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Tujuan Penelitian

6 2) Untuk mengetahui tingkat kelayakan budidaya tebu masyarakat dengan pola kemitraan di Desa Paranlalua Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Kegunaan Penelitian

Tanaman Tebu

Kegiatan ini bertujuan untuk membalik dan menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi, drainase tanah dan memutus akar tanaman pengganggu serta mematahkan tunggul atau patok tanaman tebu sebelumnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat alur tanam sementara, membuat grid dengan jarak tengah 185 cm dan membuat jalur bagi kendaraan (traktor dan truk) untuk memasuki area tanam.

Sistem Rawat Ratoon

Jika nilai R/C Ratio kurang dari 1 (R/C < 1), berarti tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan pendapatan yang lebih kecil dari tambahan biaya tersebut, atau mudahnya kegiatan usaha akan mengalami kerugian. Menurut Soeharto (1997), B/C Ratio adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat seberapa besar manfaat yang diterima proyek untuk satu unit mata uang (dalam bentuk rupiah) yang dibelanjakan.

Pola Kemitraan

Analisis Perbandingan Usahatani Tebu Rakyat Ratuon Rawat dan Tanaman Tebu di Desa Massamaturu Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan usahatani tebu rakyat dan apakah layak untuk diusahakan usahatani tebu rakyat di desa Paranglalua kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian

Teknik Penentuan Responden

Jenis dan Sumber Data

22 produksi, mekanisasi, pembiayaan buruh tani tebu, pendapatan produksi tebu dan pendapatan budidaya tebu.

Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dan diperoleh melalui dokumentasi dan catatan yang berkaitan dengan objek penelitian, misalnya buku, artikel, karya ilmiah, dan instansi atau kantor. 23 bentuk informasi tertentu dari seluruh informan, namun susunan kata dan susunannya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing informan. Wawancara tidak terstruktur bersifat fleksibel; Urutan pertanyaan dan susunan kata setiap pertanyaan dapat diubah selama wawancara untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan wawancara, termasuk karakteristik sosiokultural informan yang diwawancarai.

Teknik Analisis Data

C ratio = R/C Keterangan

Sejarah Kelurahan

Desa Parangluara adalah sebuah kecamatan di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang merupakan kecamatan hasil pemekaran Desa Mattompodalle, Kecamatan Polongbangkeng Utara pada tahun 1993. Berdasarkan keinginan masyarakat untuk mempunyai pelayanan publik yang lebih dekat, efisien dan efektif, sehingga pada awal tahun 1993 dibentuk panitia pemekaran yang pada saat itu langsung mengajukan permohonan pemekaran kepada pemerintah kabupaten.

Demografi Kelurahan

  • Jumlah Penduduk
  • Letak dan Luas Wilayah

Secara geografis kecamatan berjarak 16,0 km dari ibu kota kabupaten dan 6,0 km dari kota kecamatan, sedangkan luas lahan dan peruntukannya terdiri dari perkebunan tebu yang didirikan oleh Bl. Berdasarkan catatan curah hujan Dinas Pertanian Kabupaten Takalar, rata-rata curah hujan tertinggi pada tahun 2010 terjadi pada bulan Januari yaitu sekitar 1.124 mm, dan rata-rata hari hujan yang terjadi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Januari yaitu 27 hari. Suhu udara rata-rata terendah 22,2 hingga 20,4 derajat Celcius pada bulan Februari-Agustus dan tertinggi 30,5 hingga 33,9 derajat Celcius pada bulan September-Januari.

Secara umum Desa Parangluara berpenduduk 2324 jiwa yang tersebar di 3 kelurahan di wilayah Desa Parangluara. Desa Paranlalua terletak di kawasan Pabrik Gula Takalar, dengan luas 3,07 hektar, terdiri dari 3 kelurahan yang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kecamatan Takalar. Selatan Pa'rappunganta Polongbangkeng Utara Timur Parangbaddo Polongbangkeng Utara Barat Mattompodalla Polongbangkeng Utara

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin  perempuan  lebih  banyak  dibandingkan  jumlah  penduduk  yang  berjenis  kelamin  laki-laki
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki

Topografi dan Jenis Tanah

Iklim

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Sebab, rendahnya tingkat pendidikan membuat masyarakat tidak mempunyai keterampilan lain dan pada akhirnya tidak punya pilihan selain menjadi petani.

Tabel  4.  Tingkat  Pendidikan  Terakhir  Masyarakat  di  Kelurahan  Parangluara  Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Terakhir Masyarakat di Kelurahan Parangluara Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Identitas Responden

  • Umur Responden
  • Tingkat Pendidikan Responden
  • Pengalaman Berusahatani

Hal ini menunjukkan bahwa responden petani yang mempunyai pendidikan SD hingga SMA lebih dominan dibandingkan responden petani yang mempunyai pendidikan sarjana. Hasil pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata pengalaman informan dalam bertani adalah sekitar 8 tahun yang berarti petani responden di Desa Parangluara mempunyai pengalaman bertani yang baik. Lamanya pengalaman bertani petani responden dapat dijadikan sebagai motivasi untuk bertani lebih baik.

Dari tabel diatas juga terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden terbanyak adalah 2-3 orang yaitu 6 orang petani dengan persentase sebesar 60%. Luas lahan yang dimiliki dapat memberikan gambaran bahwa semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin tinggi pula status sosial ekonomi petani yang mempunyai kemampuan ekonomi dibandingkan dengan petani yang mempunyai lahan lebih sedikit. Luas lahan pertanian menentukan pendapatan, taraf hidup dan tingkat kesejahteraan keluarga petani, luas kepemilikan lahan akan mempengaruhi adopsi inovasi, karena semakin luas lahan pertanian maka semakin tinggi pula hasilnya. akan berproduksi. , sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  30%  responden  berada  pada  kategori  umur  35-40  tahun,  40%  berada  pada  kategori  umur  antara  41-50  tahun,  30%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 30% responden berada pada kategori umur 35-40 tahun, 40% berada pada kategori umur antara 41-50 tahun, 30%

Biaya Produksi Sistem PC (Plant Cane) dan Sistem Rawat Ratoon Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan

Biaya rata-rata/ha penggunaan benih untuk sistem PC (Plant Cane) adalah Rp, yang setara dengan Rp ha. Jumlah tenaga kerja yang digunakan petani menggunakan sistem PC (Plant Cane) sendiri yaitu dirata-ratakan pada saat proses pengolahan lahan. 41 Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 86.079,35/ha dan pada saat penebangan dan pengangkutan jumlah pekerja rata-rata sebesar Rp ha.

Rata-rata biaya penggunaan tenaga kerja sistem perawatan ratun itu sendiri pada saat proses pemupukan adalah sebesar Rp. Biaya rata-rata adalah Rp ha.

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan  petani  tebu  rakyat  di  Kelurahan  Parangluara  Kecamatan  Polombangkeng  Utara  Kabupaten  Takalar  dengan  luas lahan  yang  bervariasi  mulai  dari  0,69  ha  sampai  dengan 3,7
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan petani tebu rakyat di Kelurahan Parangluara Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar dengan luas lahan yang bervariasi mulai dari 0,69 ha sampai dengan 3,7

Tanaman Tebu Rakyat Sistem PC (Plant Cane)

Benih tebu tersebut dibeli langsung dari petani Pabrik Gula PTPN Takalar dengan harga Rp 1.000.000/ton tebu. Penanaman mandiri di wilayah penelitian ada yang menggunakan tenaga upahan sebesar Rp 60.000/ha dan ada pula yang dilakukan dengan bantuan keluarga sendiri tergantung luas lahan yang dimiliki petani. Pengendalian dengan herbisida harus menggunakan konsentrasi yang sesuai dengan anjuran, karena penggunaan konsentrasi yang terlalu tinggi menyebabkan daun mengalami fitotoksisitas dan menjadi kering.

Pemupukan yang dilakukan petani dengan sistem PC (Plant Fertilizer) sama dengan Ratoon yaitu 1 kali pemupukan pada saat muncul. Jenis pupuk yang digunakan pada sistem PC (Plant Pluck) juga sama dengan jenis pupuk yang digunakan jika menggunakan sistem pengolahan ratun yaitu menggunakan pupuk urea, ZA dan NPK. Pemanenan merupakan tahap terakhir yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman tebu di desa Paranlalua dengan menggunakan sistem PC (Plant Picking).

Sistem Rawat Ratoon

Proses atau hal pertama yang dilakukan dalam sistem budidaya tebu ratun di Desa Paranglalua Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah terlebih dahulu membersihkan lahan sisa tebangan dengan cara membakar sisa daun kering. Proses pembersihan lahan sisa penebangan tidak menggunakan mesin atau tenaga upahan, melainkan dilakukan oleh petani sendiri dan biasanya dibantu oleh keluarganya. Pemupukan merupakan langkah kedua yang dilakukan petani di desa Paranlalua dalam budidaya tanaman tebu dengan sistem perawatan ratun.

Pemupukan sendiri dilakukan satu kali pada saat tanaman berumur satu hingga dua bulan. Pupuk dan dosis yang digunakan sama dengan yang digunakan pada awal tanam atau biasa disebut PC (Tanaman Kerang). Dalam proses pemupukan, petani menggunakan 2-5 orang yang merupakan keluarga petani sendiri dan ada juga yang menggunakan tenaga upahan yang setiap harinya digaji sebesar Rp45.000 hingga 60.000.

Perbandingan Produksi dan Pendapatan Usahtani Sistem PC (Plant Cane) Dengan Sistem Rawat Ratoon

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa produksi budidaya tebu dengan sistem PC (Plant Cane) adalah 45,80 karung/ha dengan harga karung Rp, sehingga total hasil rata-rata adalah Rp ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani dari budidaya tebu rakyat dengan sistem PC (Plant Cane) adalah sebesar Rp ha, yang diperoleh dari rata-rata total pendapatan sebesar Rp ha dikurangi rata-rata biaya yang dikeluarkan selama produksi tebu baik. penanaman. dari biaya variabel dan biaya tetap senilai Rp ha. Oleh karena itu budidaya tebu yang dilakukan masyarakat dengan sistem PC (Plant Cane) layak untuk dikembangkan.

Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat dengan Sistem Rawat Ratoon di Desa Paranlalua. Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata jumlah/ha produksi budidaya tebu rakyat dengan sistem perawatan ratun adalah 45,80 zak dengan harga Rp zak sehingga total pendapatannya adalah Rp ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani sistem perawatan ratun dari budidaya tebu adalah Rp ha yang diperoleh dari total pendapatan Rp ha dikurangi biaya pengelolaan tebu yang baik.

Tabel  14.  Biaya  Produksi  dan  Pendapatan  Usahatani  Tebu  Rakyat  dengan  Menggunakan  Sistem  Rawat  Ratoon  di  Kelurahan  Parangluara
Tabel 14. Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat dengan Menggunakan Sistem Rawat Ratoon di Kelurahan Parangluara

Kesimpulan

Saran

52 memberikan pemahaman yang baik tentang proses budidaya tanaman tebu dengan sistem perawatan ratun, dimana proses ini dapat membawa manfaat lebih bagi para petani apabila langkah-langkah dalam sistem perawatan ratun dilakukan dengan baik dan benar. Penerimaan responden dari petani tebu rakyat dengan sistem komputer (tanaman tebu) dan Rawat Ratoon di desa Paranglalua kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Biaya penyusutan sistem komputer responden (tanaman tebu) Peralatan mekanisasi dan pemeliharaan raton di desa Paranlalua.

Foto Bersama Responden Bapak Bangsawari
Foto Bersama Responden Bapak Bangsawari

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kel.  Parang Luara   Sumber: Data Profil Kelurahan Parangluara, 2019
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin  perempuan  lebih  banyak  dibandingkan  jumlah  penduduk  yang  berjenis  kelamin  laki-laki
Tabel  4.  Tingkat  Pendidikan  Terakhir  Masyarakat  di  Kelurahan  Parangluara  Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar
+7

Referensi

Dokumen terkait

In the discussion, the strategy to introduce the environment to children includes several stages, 1 review, the teacher gives review of the attractiveness of animated movie content