Judul Tesis: Menganalisis Konsep Pemahaman Siswa Tadris Matematika pada Pengantar Dasar Materi Matematika Menggunakan Teori Pirie Kieren. Di bawah ini penulis memaparkan skripsi yang berjudul “Analisis Konsep Tadris Matematika Siswa, Kemampuan Pemahaman Pada Materi Pengenalan Dasar Matematika Menggunakan Teori Pirie Kieren” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
METEDOLOGI PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Kemampuan Pemahaman Konsep
- Pengantar Dasar Matematika
- Teori Pirie Kieren
Sehingga siswa mempunyai gambaran mengenai mata pelajaran pecahan yang akan dijelaskan pada tingkat berikutnya. Dari tingkat sebelumnya, siswa sudah pada tingkat ini mempunyai gambaran tentang pokok permasalahan materi yang dipelajari. Pada tataran observasional, siswa dapat mengamati penggunaan konsep-konsep yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajarinya.
Dapat dikatakan bahwa pada tingkat penataan ini, siswa sudah mampu mengorganisasikan wawasan yang dimilikinya.
Hasil Penelitian Terdahulu
Dimana hasil penelitiannya : Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan pemahaman subjek berketerampilan tinggi mampu memenuhi seluruh indikator lapisan pemahaman yaitu lapisan kognisi primitif, penciptaan citra, penguasaan citra, properti. melihat. , formalisasi, observasi, penataan dan penemuan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menganalisis kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan teori Pirie Kieren. Namun bedanya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini mengkaji siswa SMA yang memiliki kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan permasalahan konstruksi spasial, sedangkan peneliti mengkaji siswa matematika Tadris dalam permasalahan PDM.
Dimana hasil penelitiannya adalah : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa SMA tentang nilai didasarkan pada teori Pirie-Kieren dan gaya kognitif. Namun perbedaannya terletak pada penelitian yang akan dilakukan: penelitian ini mengkaji materi perangkingan dan menentukan gaya kognitif siswa, sedangkan peneliti mengkaji matematika Tadris siswa pada soal PDM. Dimana hasil penelitiannya adalah: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa mempunyai pola pemahaman, mulai dari pengetahuan primitif, membuat gambar hingga memiliki gambar. untuk layer berikutnya Notice Property dan yang terakhir adalah Formalize.
Namun bedanya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini mengkaji tentang analisis pemahaman siswa berdasarkan teori Piere-Kieren dalam penyelesaian konstruksi spasial, sedangkan peneliti mengkaji matematika Tadris siswa pada soal-soal PDM. Dimana Hasil Penelitian : Hasil analisis didapatkan adanya perkembangan serupa pada pemahaman siswa kelas V SD dalam menyelesaikan soal pecahan yaitu dimulai dari tahap pembuatan gambar, menuju ke penguasaan soal pecahan. gambar, lalu. berkembang dari tingkat observasi properti ke tingkat formalisasi. Namun bedanya dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini mengkaji tentang perkembangan pemahaman matematis siswa kelas V SD.
Kerangka Berpikir
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan penelitian lapangan, sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menganalisis hasil penelitian, namun tidak untuk menarik kesimpulan yang lebih luas24. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kualitatif. Peneliti menggunakan soal tes untuk menentukan topik penelitian dan melakukan wawancara untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari tes tersebut valid atau tidak.
Maka metode ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil tes dan wawancara terhadap kemampuan pemahaman konsep pada materi dasar pengantar matematika dengan menggunakan teori Pirie Kieren.
Setting Penelitian
Subjek dan Informasi
Prosedur Penelitian
Wawancara dengan dosen mata kuliah “Pengenalan Dasar Matematika” untuk mengetahui pertanyaan penelitian semester/mata kuliah mana yang akan diberikan. Dalam mengerjakan soal tes, peneliti berperan sebagai pembimbing agar subjek mengerjakan soal tes sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Memberikan wawancara kepada subjek penelitian untuk memverifikasi data hasil tes pemahaman konsep ditinjau dari teori Pirie Kieren dan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang makna konsep yang tidak dapat diungkapkan secara tertulis.
Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis Miles & Huberman. Analisis data yang dilakukan adalah analisis hasil tes pemahaman konsep kaitannya dengan teori Pirie Kieren dan tes wawancara.
Teknik Pengumpulan Data
Dapat menyajikan suatu konsep dalam bentuk representasi matematis (gambar), namun tidak presisi dan tidak menggunakan penggaris. Wawancara akan dilakukan terhadap 6 orang siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian setelah menyelesaikan tes pemahaman konsep dengan menggunakan teori Pirie Kieren. Pelajari lebih lanjut pemahaman konsep siswa saat mengerjakan soal pengantar matematika dasar (relasi dan fungsi) menggunakan teori Pirie Kieren.
Teknik wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur yaitu gabungan antara teknik wawancara terstruktur dan bebas, sehingga wawancara dilakukan dengan serius namun santai guna memperoleh informasi sebanyak-banyaknya.
Instrumen Penelitian
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes untuk mengetahui pemahaman konsep yang ditinjau menggunakan teori Pirie Kieren untuk menyelesaikan soal dasar pengantar matematika (hubungan dan fungsi). Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk pertanyaan deskriptif, yang didasarkan pada penggabungan indikator pemahaman konsep dan teori Pirie Kieren. Soal tes yang akan diberikan kepada siswa divalidasi terlebih dahulu dari 11 soal menjadi 7 soal.
Panduan wawancara ini terdiri dari 12 pertanyaan untuk guru yang mengajarkan pengenalan dasar matematika dan terdapat 13 pertanyaan untuk siswa terkait dengan indikator teoritis Pirie. Kieren, dan beberapa pertanyaan diajukan kepada subjek untuk membantu mengungkapkan pemahaman konseptual siswa saat mereka memecahkan pertanyaan pengantar matematika dasar (hubungan dan fungsi).
Keabsahan Data
Teknik Analisis Data
- Deskripsi Wilayah Penelitian
- Deskripsi Data Subjek Penelitian
Namun hasil analisisnya berupa gambaran atau gambaran pemahaman konsep siswa ditinjau dari teori Pirie Kieren dalam menyelesaikan soal-soal pengantar matematika dasar (hubungan dan fungsi). Soal tes berupa uraian sebanyak 7 soal yang mengukur kemampuan pemahaman konsep ditinjau dari teori Pirie Kieren. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep yang peneliti lakukan, peneliti memilih 6 subjek penelitian dengan tingkat pemahaman konsep yang berbeda-beda.
Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan data mentah dalam bidang pemahaman siswa terhadap konsep pengantar dasar matematika (hubungan dan fungsi) dalam kaitannya dengan teori Pirie Kieren untuk pertama. mahasiswa Matematika semester dalam pemecahan masalah. . Penyajian data dari penelitian ini adalah analisis kemampuan pemahaman konsep matematika siswa Tadris pada materi pengantar dasar matematika menggunakan teori Pirie Kieren pada pembelajaran matematika Tadris IAIN Bengkulu. Kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hasil soal tes pemahaman konsep dasar matematika pengantar (hubungan dan fungsi) kaitannya dengan teori Pirie Kieren dan transkrip wawancara yang disajikan pada tahap penyajian data.
Hasil soal tes pemahaman konsep dan transkrip wawancara akan dianalisis dan dideskripsikan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana siswa setiap tingkat memahami konsep dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu bagaimana kemampuan siswa matematika Tadris dalam memahami konsep pada materi pengantar dasar matematika dengan menggunakan teori Pirie Kieren. Data hasil tes pemahaman konsep siswa Tadris matematika semester 1 pada materi pengantar dasar matematika (hubungan dan fungsi) menggunakan teori Pirie Kieren.
Penyajian Hasil Analisis Data
- Hasil Soal Tes Menggunakan Teori Pirie Kieren
- Hasil wawancara dengan mahasiswa
- Hasil wawancara dengan dosen
Jadi dapat dikatakan JTa mempunyai pemahaman konsep pada tahap Kognisi Primitif yaitu pengambilan setiap konsep. Jadi dapat dikatakan JTb mempunyai pemahaman konsep pada tahap Kognisi Primitif yaitu pengambilan setiap konsep. Jadi dapat dikatakan JSa mempunyai pemahaman konsep pada tahap Kognisi Primitif yaitu pengambilan setiap konsep.
Dengan demikian, dapat dikatakan JSb mempunyai wawasan konsep pada tahap pengetahuan primitif, yaitu pengulangan setiap konsep. Dengan demikian, dapat dikatakan JRb mempunyai wawasan konsep pada tahap pengetahuan primitif, yaitu pengulangan setiap konsep. Dengan demikian, JSa dapat dikatakan memahami konsep pada tahap formalisasi, yaitu menyajikan konsep dalam bentuk representasi.
Jadi JTa dapat dikatakan memahami konsep pada tataran observasi yaitu mengembangkan konsep. Jadi JSa dapat dikatakan memahami konsep pada tataran observasi yaitu mengembangkan konsep. Jadi JSb dapat dikatakan memahami konsep pada tataran observasi yaitu mengembangkan konsep.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Hal inilah yang pada akhirnya membuat mereka kurang menguasai materi yang diberikan dan pemahaman konsep dasar siswa kurang optimal. Wawancara yang dilakukan dengan dosen Pengantar Matematika Dasar bertujuan untuk mengetahui seberapa baik mahasiswa matematika semester 1 Tadris dalam memahami suatu konsep, karena kita mengetahui bahwa pemahaman merupakan landasan awal dalam memahami suatu konsep. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan membahas hasil penelitian terkait kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan teori Pirie Kieren.
Dari data penelitian yang dilakukan, subjek bekerja sesuai dengan teori Pirie Kieren, dan terdapat subjek yang tidak sesuai dengan teori Pirie Kieren, hal ini disebabkan karena pemahaman konsep yang kurang mendalam. Analisis data Hasil pemahaman konsep siswa Penggunaan teori Pirie Kieren JTa JTb JSa JSb JRa JRb 1. Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa masih belum maksimal terutama pada tahap formalisasi. , mengamati, menyusun dan berinvestasi, siswa belum mampu berkomunikasi atau terhubung dari setiap tingkatan mulai dari tingkat formalisasi hingga investasi.
Selain itu, terbukti bahwa faktor-faktor yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar menyebabkan pemahaman konsep siswa kurang optimal. Keterampilan literasi/pemahaman membaca yang masih minim dalam memahami soal menjadi salah satu faktor yang menghambat siswa dalam memahami konsep secara utuh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Matematika Dasar (relasi dan fungsi) berdasarkan teori Pirie Kieren belum optimal; sebagian besar siswa hanya mampu menguasai tahapan-tahapan dengan baik yaitu mulai dari Primitive Taking, membuat gambar dan memiliki gambar, hingga pemberitahuan kepemilikan.
Saran
Sedangkan pada tataran formalisasi, observasi, dan penataan hanya sedikit siswa yang menguasainya, sedangkan pada tataran inventing tidak ada siswa yang menguasainya dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian aktif terhadap penjelasan pada saat proses pembelajaran daring dan minimnya literasi/pemahaman membaca dalam memahami soal. Jika ingin menggunakan teori yang sama, Anda dapat lebih detail dalam mengkritisi jalur perkembangan pemahaman konsep siswa dalam pemecahan masalah.
Misalnya menambahkan uraian singkat dan jelas setelah menemukan alur perkembangan pemahaman konsep siswa. Selain itu, penelitian juga dapat dikembangkan dengan menggali lebih dalam unsur-unsur pelengkap yang membentuk setiap tingkatan teori PirieKieren. Profil pemahaman konsep teoritis Pirie dan Kieren dalam pemecahan masalah dilihat dari pemahaman konsep geometri di SMA.
Pemahaman mahasiswa terhadap konsep gelanggang pada mata kuliah struktur Aljabar 2 dilihat dari pemikiran kreatif mahasiswa kelompok atas. TEORI PIRIE-KIEREN: Lapisan pemahaman siswa sekolah menengah yang mempunyai kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah pembentukan ruang. Profil Sifat Siswa Memperhatikan Lapisan Pemahaman pada Materi Logaritma Ditinjau dari Perbedaan Gender”, MATHedunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1:5, 22.