• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perpaduan antara berpikir rasional dan lateral dengan naluri, namun dalam keadaan sadar, dapat disebut juga dengan proses berpikir kreatif (Pehkonen, 1997). Selain hasil observasi peneliti, berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu terkait kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada siswa yang tingkat berpikir kreatifnya tinggi dan ada pula siswa yang tingkat berpikir kreatifnya rendah.

Kemampuan berpikir kreatif dikatakan lemah karena sebagian besar siswa tidak mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang tinggi. Menurut Munandar, berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk memikirkan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh individu lain, sehingga seseorang dapat melakukan sesuatu tersebut. Berdasarkan berbagai pemikiran para ilmuwan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan inovatif atau berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang dalam memunculkan ide-ide baru untuk mencapai tujuannya.

Menurut Siswono (2005), indikator kemampuan berpikir kreatif ada tiga, yaitu indikator kelancaran, indikator fleksibilitas dan indikator kebaruan. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Terbuka Pola Bilangan Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.”

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Istilah

Pola bilangan adalah suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan lain yang kemudian membentuk suatu pola.

KAJIAN TEORI

Kajian pustaka

  • Berpikir Kreatif
  • Kemampuan Berpikir Kreatif
  • Soal Open Ended
  • Materi Penelitian

Dari hasil pengujian 𝑆1 memenuhi indikator fleksibilitas karena dapat memberikan lebih dari satu gagasan atau jawaban yang berbeda. 𝑆1 memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆1 memberikan jawaban yang berbeda dengan orang lain dan benar. Pada soal nomor satu, subjek 𝑆2 dapat memenuhi indikator fleksibilitas karena 𝑆2 mampu menampilkan jawaban yang berbeda-beda dan mempunyai nilai yang benar.

Subjek 𝑆2 tidak dapat memenuhi indikator kebaruan karena telah memberikan jawaban yang benar, namun pola bilangan yang dibuatnya masih menyerupai contoh pada soal. Dari hasil tes dan wawancara 𝑆2 memahami maksud pertanyaan dan dapat memberikan jawaban yang berbeda-beda, namun perhitungannya kurang akurat. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek 𝑆3 belum memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆3 memberikan jawaban yang masih banyak digunakan orang lain.

Pada setiap pertanyaan, subjek tidak memenuhi indikator kebaruan karena subjek tidak dapat memberikan jawaban yang tidak sama dengan jawaban orang lain. Siswa tidak memenuhi indikator kebaruan karena tidak mampu memberikan jawaban yang berbeda dengan jawaban individu lainnya.

Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif

Penelitan Relevan

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek 𝑆2 memenuhi indikator kelancaran karena 𝑆2 mampu menjawab soal nomor 1 dengan beberapa cara, meskipun 𝑆2 tidak dapat menjelaskan jawaban yang ditulisnya. Subjek 𝑆2 pada soal nomor dua memenuhi indikator fleksibilitas walaupun 𝑆2 memberikan jawaban yang berbeda, namun cara mencari 𝑈𝑛 salah karena kesulitan menemukan 𝑈𝑛. Hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa 𝑆3 memenuhi indikator kelancaran karena 𝑆3 mengetahui maksud pertanyaan dan memberikan beberapa alternatif jawaban, namun 𝑆3 hanya memberikan satu jawaban yang dianggap benar.

Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek mampu memahami maksud dari setiap pertanyaan dan dapat memberikan jawaban yang berbeda dan benar. Fakta tersebut sesuai dengan indikasi kemampuan berpikir kreatif lancar, yaitu mampu memberikan jawaban dengan lancar dan memberikan beberapa jawaban yang benar. Jadi topik tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator kebaruan, meskipun masih terdapat jawaban yang masih umum digunakan oleh orang lain.

Berdasarkan data skor tes dan wawancara setiap soal, subjek NA belum memenuhi indikator fleksibilitas karena tidak dapat memberikan jawaban yang berbeda/berbeda. Dikatakan tidak memenuhi fleksibilitas karena tidak mampu memberikan jawaban berbeda dan tidak memenuhi indikator inovasi karena tidak mampu memberikan jawaban berbeda dengan individu lain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Dikatakan memenuhi indikator fleksibilitas karena subjek dapat memberikan banyak jawaban dan menjelaskan jawabannya sendiri. Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada subjek 𝑆1 memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆1 memberikan jawaban dengan caranya sendiri dan berbeda dengan jawaban orang lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 𝑆1 dapat memberikan berbagai macam jawaban yang berbeda-beda dan benar.

Berdasarkan hasil pengujian, 𝑆1 masih belum memenuhi indikator kebaruan karena 𝑆1 memberikan jawaban yang benar, namun metode tersebut masih sering digunakan oleh orang lain. Dengan melihat hasil tes dan hasil wawancara, subjek 𝑆1 sudah memenuhi indikator kelancaran karena 𝑆1 mampu menjawab soal dengan menampilkan lebih dari satu jawaban dan mendapat nilai yang benar. Dikatakan 𝑆2 memenuhi indikator kelancaran karena 𝑆2 masih memahami maksud pertanyaan dan dapat memberikan jawaban yang berbeda walaupun tidak mengikuti prosedur penyelesaian yang benar.

Untuk soal nomor dua, 𝑆2 tidak sesuai dengan indikator keterkinian karena 𝑆2 memberikan jawabannya tetapi tidak memahaminya, dan 𝑆2 tidak mengetahui jawaban selain yang tertulis. Dari hasil tes dan wawancara, 𝑆2 menjawab lebih dari satu gagasan yang relevan dengan pertanyaan, namun ada pula yang masih salah. Melihat hasil tes, 𝑆2 memberikan jawabannya tetapi tidak sepenuhnya benar dan 𝑆2 tidak tahu selain jawaban bahwa dia jujur.

Indikator fleksibilitas tidak tuntas untuk subjek 𝑆3 karena 𝑆3 memberikan jawaban yang berbeda, namun salah satu jawaban yang diberikan sudah ada di dalam soal. Subjek 𝑆3 tidak memenuhi indikator kebaruan karena pada hasil tes 3 hanya memberikan 2 jawaban yang salah satunya sudah ada pada soal dan tidak menemukan ide selain jawaban tertulis. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, 𝑆3 memahami maksud pertanyaan dengan baik dan dapat memberikan beberapa jawaban yang berbeda namun kurang akurat.

Dari hasil pengujian terlihat bahwa 𝑆3 memberikan jawaban yang berbeda tetapi salah dan 𝑆3 tidak dapat memberikan jawaban yang berbeda. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, 𝑆3 mampu memenuhi indikator kelancaran, walaupun 𝑆3 memahami maksud soal, namun 𝑆3 hanya memberikan satu jawaban dan juga 𝑆3 kesulitan mengerjakan soal. Pada hasil tes soal nomor 3, subjek 𝑆3 belum memenuhi indikator fleksibilitas karena 𝑆3 hanya memberikan satu jawaban yang relevan dengan soal dan tidak mempunyai ide lain selain jawaban tersebut.

Gambar  4.10  Dialog wawancara dengan subjek 𝑆 2
Gambar 4.10 Dialog wawancara dengan subjek 𝑆 2

Pembahasan

Pada setiap nomor soal, subjek sudah menunjukkan indikator fleksibilitas, karena subjek dapat memberikan lebih dari satu jawaban yang sesuai dengan permasalahan (pertanyaan) dan mampu menjelaskan jawabannya secara lisan. Berdasarkan pembahasan di atas, maka mata pelajaran NA dengan kemampuan matematika tinggi telah memenuhi tiga indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan. Karena subjek telah memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif, maka subjek dapat dikatakan sangat kreatif atau termasuk dalam (TKBK) 4.

Subjek IF mampu memahami soal dengan baik dan memberikan jawaban yang berbeda-beda, meskipun jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian. Subjek IF mampu memberikan ide/jawaban berbeda yang relevan dengan soal, walaupun mengalami kesulitan namun subjek tetap mampu menjelaskan jawaban yang ditulisnya. Dari pembahasan di atas, mata pelajaran IF dengan kemampuan matematika sedang hanya memenuhi indikator fleksibilitas dan kelancaran.

Hal ini terlihat dari penjelasan subjek pada saat wawancara dan dari jawaban yang diberikan NA, padahal jawaban yang diberikan belum berbeda dan belum mempunyai nilai pasti. Subjek NA tidak melengkapi indikator kebaruan dari ketiga soal yang diberikan karena NA tidak dapat memberikan jawaban yang berbeda dengan orang lain dan tidak mempunyai gagasan lain selain jawaban yang diberikan. Siswa dengan kemampuan matematis sedang dalam menjawab soal terbuka pada materi pola bilangan dikatakan kreatif karena mampu mencapai dua dari tiga indikator yang ditentukan, yaitu indikator fleksibilitas dan indikator kelancaran.

Guru mata pelajaran diharapkan banyak memberikan latihan soal yang mendorong siswa berpikir lebih kreatif sehingga kemampuan berpikir kreatifnya dapat lebih ditingkatkan. Disarankan bagi peneliti tingkat lanjut yang ingin menggali kemampuan berpikir kreatif siswa sebaiknya lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan peneliti agar hasilnya jauh lebih optimal dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Peneliti juga menyarankan penelitian lebih lanjut, karena kemampuan berpikir kreatif merupakan kompetensi yang sangat diperlukan bagi semua siswa.

Implementasi Teori Tingkat Berpikir Kreatif dalam Seminar Matematika pada Konferensi Nasional Matematika XIII dan Kongres Ikatan Matematikawan Indonesia Semarang: FMIPA UNS. Indikator kompetensi dasar kemampuan berpikir kreatif.. berkaitan dengan pola barisan dan deret angka. konfigurasi objek. Siswa memberikan jawaban yang berbeda/baru dengan menggunakan idenya sendiri, bukan dari guru atau buku.

Tujuan: Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan masalah materi yang melibatkan pola bilangan, dengan menggunakan 3 indikator kemampuan berpikir kreatif. Siswa memberikan jawaban yang berbeda/baru berdasarkan gagasannya sendiri, bukan dari guru atau dari buku.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Disarankan agar siswa lebih rajin berlatih dalam mengerjakan soal-soal yang mengarah pada cara berpikir yang unik, misalnya soal terbuka, lebih memperhatikan pelajaran di kelas, dan aktif mengajukan pertanyaan bila ada materi yang disediakan oleh guru. . Setiap jawaban harus mempunyai jumlah pertanyaan yang jelas dan menanyakan pertanyaan yang dianggap paling mudah terlebih dahulu. Jika setiap sangkar hanya berisi sepasang burung, maka: .. a) Buatlah pola penataan sangkar yang berbeda-beda yang dapat dilakukan Adi!

Wawancara dilakukan secara tatap muka, yaitu terjadi kontak langsung antara peneliti dan informan. disesuaikan dengan kondisi saat ini).

Gambar

Tabel 2.1. Penjengjangan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ...............  10
Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar  4.10  Dialog wawancara dengan subjek 𝑆 2
Gambar 4.13 Hasil Tes Subjek 𝑆 3  Soal Nomor 2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil triangulasi, dapat dilihat bahwa jawaban subjek perempuan dengan kemampuan matematika tinggi cenderung konsisten, sehingga dapat dikatakan bahwa