• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Membaca Puisi pada Anak Retardasi Mental Ringan - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kemampuan Membaca Puisi pada Anak Retardasi Mental Ringan - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

78

BAB V PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan. Diambil kesimpulan tentang analisis kemampuan membaca puisi pada anak retardasi mental ringan sebagai berikut:

1. Anak retardasi mental ringan ketika berada pada sekolah umum, mereka tidak memperoleh perlakuan khusus dari guru kelas, dikarenakan kondisi sekolah dan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi guru kelas yang menunjukkan bahwa guru kelas tidak terfokus kepada anak retardasi mental ringan saja, dikarenakan Jika guru hanya terfokus kepada anak retardasi mental ringan saja, maka proses pembelajaran akan terhambat, dan itu akan merugikan anak-anak normal lainnya, yang sedang belajar bersama di dalam kelas.

2. Anak retardasi mental ringan (VAM) hanya dapat memenuhi beberapa kriteria dalam fona. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi fona yang menunjukkan bahwa dalam tiga kriteria yang diamati yaitu, Vokal, Diftong, dan Konsonan, anak hanya dapat membaca dengan vokal rendah sampai sedang saja. Yang kedua, anak dapat membaca diftong (ai) dan (au) dengan benar, namun hanya pada dua suku kata saja, berbeda dengan yang mempunyai beberapa suku kata, anak tidak dapat membacanya dengan benar. Yang ketiga, anak tidak dapat membedakan bunyi huruf B dengan

(2)

79

D, L dengan R, dan M dengan N. Namun anak retardasi mental ringan dapat membedakan bunyi huruf P dengan q, dan V dengan W.

3. Anak retardasi mental ringan (VAM) hanya dapat memenuhi beberapa kriteria dalam kata. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kata yang menunjukkan bahwa anak dapat membaca vokal (au), (ai), dan huruf (ng) dengan benar, namun hanya pada dua suku kata saja, berbeda dengan kata yang mempunyai 4 suku kata atau lebih, anak masih salah dalam membaca huruf- huruf tersebut. Pada saat anak membaca huruf (ny) juga anak belum mampu dalam membacanya dengan benar, walau hanya dua suku kata. Dan pada membaca yang mempunyai pola seperti (KVK), (VKK), dan (KVKK), anak juga belum mampu membacanya dengan benar. Dan harus ada perhatian khusus, agar anak dapat membacanya dengan benar.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kemampuan membaca puisi pada anak retardasi mental ringan, peneliti dapat mengemukakan saran kepada orang-orang yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas oleh peneliti, dan pihak-pihak yang dinilai mempunyai tanggung jawab besar dalam dunia pendidikan yaitu:

1. Guru Kelas

Dalam proses belajar mengajar, guru kelas harus lebih variatif dalam menggunakan strategi agar dapat dimengerti oleh anak normal maupun anak retardasi mental ringan. Selain itu guru juga diharapkan dapat memberikan treatment khusus terhadap anak retardasi mental ringan.

(3)

80

2. Wali Siswa

Untuk meningkatkan kesadaran bagi wali siswa agar tidak menyerah pada kondisi si anak. Wali siswa harus memiliki kesadaran akan pendidikan pada anak berkebutuhan khusus (retardasi mental ringan). Pendidikan yg baik pada anak retardasi mental ringan dapat memberikan pemahaman lebih baik disetiap aspek.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya kajian tentang retardasi mental ringan, maupun anak yang berkebutuhan khusus.

(4)

81

Referensi

Dokumen terkait

pada fase baseline dilakukan untuk mngetahui kelancaran subjek dapat membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana sehingga mampu menyusun kata menjadi kalimat

baru dapat membaca huruf vokal dan konsonan, serta anak tersebut dapat membaca kata akan tetapi masih terbata-bata. Hal ini kemampuan yang dimiliki anak,

Berdasarkan kondisi awal, kemampuan membaca anak dalam membedakan kata- kata yang mempunyai suku kata awal yang sama masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari

Hal ini ditandai dengan anak yang belum mengenal huruf, serta lambang huruf, belum bisa membaca suku kata, cara anak meletakkan buku yang masih terbalik dan

Permainan pola suku kata adalah metode permainan membaca yang dilakukan dengan pemakaian kartu huruf sebagai sarana pembelajaran untuk menarik minat baca anak yang

Sebaliknya untuk kelompok kontrol dalam kemampuan membaca awal berdasarkan dari dua capaian perkembangan anak dapat mengidentifikasi simbol bahasa (huruf) vokal dan

Dengan demikian kemampuan anak merangkai huruf menjadi suku kata di kelompok B berada di kategori baik dengan persentase 80%, yang artinya 6 dari 15 anak

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain A-B-A dengan metode single subject reaserch (SSR) dan target behavior yaitu merangkai huruf menjadi suku kata