• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan pemecahan masalah dan disposisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan pemecahan masalah dan disposisi"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Proses pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode pemberian penjelasan tentang konsep dan materi, kemudian penjelasan menggunakan contoh soal, pemberian soal latihan dan penyelesaiannya secara langsung. Pembelajaran tetap dilakukan dengan tahapan pemberian informasi materi dan konsep, pemberian contoh, pemberian latihan, namun guru belajar menyelesaikannya secara langsung.

Pembatasan Masalah

Materi yang digunakan adalah mata pelajaran Sistem Persamaan Linear Variabel Kelas VIII dengan Kompetensi Dasar sesuai Kurikulum 2013. Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang memuat dua variabel dimana pangkat/nilai masing-masing variabel sama dengan satu.

Rumusan Masalah

Disposisi matematis adalah sikap siswa dalam memecahkan masalah dan belajar matematika, yang timbul dari sikap minat, percaya diri, keterbukaan, luwes, matematis, timbul dari sikap minat, percaya diri, keterbukaan, luwes, tegas dan refleksi.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai pedoman untuk menciptakan kondisi santai dan nyaman sehingga siswa dapat menghadapi matematika dengan tenang.

LANDASAN TEORI

Kemampuan Pemecahan Masalah

Disposisi Matematis

Sedangkan Montague (2007) menyatakan bahwa pemecahan masalah matematika merupakan aktivitas kognitif kompleks yang disertai dengan sejumlah proses dan strategi. Dari beberapa pernyataan tersebut, penyelesaian masalah matematika merupakan suatu aktivitas kognitif yang kompleks, karena proses mengatasi suatu masalah yang dihadapi dan menyelesaikannya memerlukan sejumlah strategi. Pemecahan masalah sebagai tujuan berkaitan dengan pertanyaan mengapa matematika diajarkan dan apa tujuan pengajaran matematika.

Pemecahan masalah matematis merupakan pendekatan pembelajaran yang menggambarkan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah kontekstual. 17 Baroody & Niskayuna (1993) dalam Syarifah Fadillah Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dalam Pembelajaran Matematika.. melalui penalaran induktif siswa menemukan kembali konsep-konsep yang dipelajari dan kemampuan matematika lainnya. Pengukuran kemampuan pemecahan masalah matematis siswa harus didasarkan pada indikator yang sesuai, hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti mengetahui apa yang akan dicapai pada setiap pertemuan.

Disarankan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika diperlukan beberapa indikator sebagai berikut: a) Identifikasi kesesuaian data untuk menyelesaikan masalah. Disposisi matematis merupakan bagian dari kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini dikatakan disposisi matematis siswa berkembang ketika mempelajari aspek kompetensinya.

Kajian Penelitian Terdahulu

Jurnal Syarifah Fadillah (2009 tentang “Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika dalam Pembelajaran Matematika” Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Fakultas Matematika dan Sains MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 menunjukkan bahwa keterampilan pemecahan masalah diperlukan untuk melatih siswa agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupannya yang semakin hari semakin kompleks, tidak hanya pada permasalahan matematika itu sendiri, tetapi juga pada permasalahan bidang kajian lain dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. memecahkan masalah harus terus-menerus dilatih, sehingga seseorang mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Amanda Rossi Pratiwi (2016) Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Disposisi Matematis Siswa dalam Membangun Model Mathematics-Anchored instruction, Fakultas Matematika dan Sains Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan (1) mutu pembelajaran pada setting model Anchored Teaching mencapai perencanaan pembelajaran dengan kriteria baik, pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria sangat baik, dan penilaian hasil belajar menunjukkan lebih dari 75% siswa memenuhi minimal yang ditentukan. bertemu. kriteria penguasaan (MMC); (2) siswa yang memiliki pola pikir matematis tinggi melalui tahapan memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali dalam menyelesaikan masalah; (3) siswa yang mempunyai pola pikir. Namun kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali tergantung pada disposisi matematis yang dimiliki siswa. Padillah Akbar (2018) Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Pola Pikir Matematis Siswa Kelas XI SMA Putra Juang pada Materi Peristiwa.

Berdasarkan analisis, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi tentang peluang terjadi pada proses pencapaian dan kompetensi memahami masalah 48,75% (rendah), merencanakan penyelesaian 40% (rendah), menyelesaikan masalah 7,5%. (sangat rendah) , melakukan pemeriksaan 0% (sangat rendah). Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui sejauh mana tercapainya indikator kemampuan pemecahan masalah, dan untuk mengetahui tingkat kategori disposisi matematis pada setiap item klaim.

Kerangka Pikir

Kerangka Penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 01 Seluma.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi  Matematis Kelas VIII SMP Negeri 01 Seluma
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 01 Seluma

Jenis Pengembangan

Setting Penelitian

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan data

Grid yang dibuat pada penelitian ini merupakan salah satu grid kemampuan pemecahan masalah dan bakat matematis, seperti terlihat pada tabel berikut. Tujuan dari tes ini adalah untuk memperoleh data tingkat kemampuan pemecahan masalah dan bakat matematika untuk mengklasifikasikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan masalah persamaan linear dua variabel. Tabel diatas dapat menjelaskan bahwa untuk materi persamaan linear dua variabel tentang pemahaman masalah pada soal pertama berjumlah 17 siswa, dan pada soal kedua terdapat 17 siswa yang sudah memahami permasalahan tersebut, untuk membuat rencana (merencanakan penyelesaian) siswa sebanyak 22 orang, sedangkan pada soal penyelesaian rencana (implementasi rencana) berjumlah 12 siswa, dan 12 siswa yang dapat melihat ke belakang (meninjau kembali proses dan mencermati hasilnya).

Diperkuat dari teori penelitian sebelumnya, siswa mempelajari persamaan linier dua variabel melalui ciri-ciri atau sifat-sifatnya. Lampiran hasil jawaban siswa menunjukkan bahwa mereka hanya menjawab persamaan linear dua variabel x,y saja. 3 Keliling suatu persegi panjang adalah 64 cm. jika diubah menjadi persamaan linier dua variabel, persamaannya menjadi:

Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP 01 Seluma pada materi persamaan linear dua variabel termasuk dalam kategori rendah. Kemampuan pola pikir siswa kelas VIII SMP 01 Seluma pada soal persamaan linier dua variabel termasuk dalam kategori sangat rendah.

Teknik Analisi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, peneliti ingin mengetahui bagaimana menganalisis kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa VII. kelas SMP Negeri 01 Seluma pada proses pembelajaran pada mata pelajaran Persamaan Linier Dua Variabel dan apa saja faktor penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Soal Tes Analisis Profil Bakat dan Bakat Matematika Pemecahan Masalah Kelas VIII; SMP Negeri 01 Seluma Senin 19-31 Mei 2021, di kelas VIII C dengan jumlah siswa 26 orang yang disurvei. Dengan demikian kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan siswa masih sangat rendah dalam rangka menjawab pertanyaan, pertanyaan yang diajukan dan indikator memeriksa kembali jawaban atau penyelesaian yang diperoleh.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang memiliki disposisi matematika tinggi mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Sumarno (2013) bahwa seseorang yang memiliki disposisi matematika yang tinggi akan membentuk individu yang tangguh, gigih, bertanggung jawab dan membantu individu mencapai hasil terbaiknya. Hasil penelitian melalui tes wawancara, peneliti menemukan bahwa sebagian siswa sering melakukan kesalahan karena sebagian siswa menjawab langsung atau tidak menuliskan apa yang diketahui atau informasi yang ada pada soal, apa yang ditanyakan, bagaimana kondisinya dan sebagian besar. Siswa mengisi soal secara langsung karena siswa beranggapan tidak perlu menulis diketahui dan dihentikan karena menyebabkan banyak waktu terbuang.

Selain itu, pada saat pengecekan jawaban, sebagian siswa belum terbiasa menggunakan langkah-langkah sistematis pada LKS yang digunakan. Siswa langsung mengerjakan soal tanpa membuat rencana terlebih dahulu dan tidak mampu membuat rencana karena siswa belum terbiasa, selain itu sebagian besar siswa kesulitan memasukkan data ke dalam rumus yang telah ditulis, dan siswa tidak hati-hati dalam perhitungan yang mereka lakukan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Gambar di bawah menunjukkan bahwa siswa dapat mengubah soal cerita menjadi persamaan linier dua variabel, serta mendeskripsikan dan menyatakan persamaan linier dua variabel. Hasil wawancara dengan beberapa siswa menjawab : “Dari sifat-sifat persamaan linier dua variabel dan bentuk persamaan linier dua variabel. Dan pada saat tes wawancara ada beberapa siswa yang tidak dapat menjelaskan, melengkapi dan membuktikan, serta tidak dapat melakukan langkah-langkah menentukan nilai X dan Y pada persamaan linear dua variabel. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan soal tes dan wawancara dijelaskan bahwa siswa tidak dapat membuktikan bahwa bentuk persamaan linear dua variabel dan dua persamaan diselesaikan dengan dua variabel. variabel dan tidak dapat menentukan nilai X dan Y pada dua persamaan linear dua variabel.

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah penguatan proses belajar dan mengajar matematika khususnya persamaan linear dua variabel. Guru harus mempunyai kemampuan atau cara mengajar yang benar dan menghibur agar siswa dapat menikmati pembelajaran serta menikmati dan memahami pembelajaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika dan disposisi matematis pada materi persamaan linear dua variabel yaitu. Sebelum memulai materi baru dalam pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel, guru diharapkan meninjau materi sebelumnya agar siswa dapat memahami dengan baik materi baru yang akan dijelaskan.

Dari penelitian tersebut pembelajaran matematika khususnya persamaan linear dua variabel harus menggunakan model atau metode yang tepat agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan memerlukan fasilitas atau alat bantu belajar yang sesuai. Agar ada pengembangan lain dari penelitian ini, maka penelitian ini akan mendalami lebih dalam mengenai kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa kelas VIII SMP dalam pembelajaran persamaan linear dua variabel.

Gambar 2 soal tes dan hasil pengerjaan siswa   1. Perhatikan persamaan berikut !
Gambar 2 soal tes dan hasil pengerjaan siswa 1. Perhatikan persamaan berikut !

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Sementara itu, siswa harus mampu memahami konsep sistem persamaan linear dua variabel tadi, dan menghilangkan pemikiran negatif terhadap sistem persamaan linear dua variabel yang sulit menurunkan rasa percaya diri. Karena siswa masih memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah, maka guru harus mampu menyusun strategi. Oleh karena itu penelitian ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya, sehingga perlu adanya kelanjutan penelitian ini lebih lanjut untuk menyempurnakannya dalam kondisi yang sesuai dan tidak terhalang oleh mewabahnya penyakit virus COVID-19, semoga dapat bermanfaat. segera berakhir.

Endardini, U (2017) Pengaruh model pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematis. Marliani 2015, Kemampuan pemecahan masalah matematika persamaan diferensial dilihat dari pembelajaran konflik kognitif terintegrasi dengan soft skill, “jurnal formatif. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran generatif (generative learning) di SMA.

Padillah Akbar1abdul Hamid, dkk. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Kelas XI SMA Putra Juang Tahun 2018 pada Materi Peluang Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2 No. 2014), Pemecahan Masalah Matematika Tipe Pisa Tengah Berisi. Sugiyono, 2016 Metode penelitian pendidikan dengan pendekatan kuantitatif kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta Menumbuhkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa SMA Melalui Model Pembelajaran Investigasi.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi  Matematis Kelas VIII SMP Negeri 01 Seluma
Gambar 2 soal tes dan hasil pengerjaan siswa   1. Perhatikan persamaan berikut !
Gambar 3 soal tes dan hasil pengerjaan siswa
Gambar 5 soal tes dan hasil pengerjaan siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa adalah siswa dengan tingkat kedisiplinan tinggi mampu