• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan pemecahan masalah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan pemecahan masalah"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

i

DARUL HUKUMAINI JONGGAT

Oleh Dian Safitri NIM 160103009

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2020

(2)

ii

DARUL HUKUMAINI JONGGAT

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai Gelar Sarjana

Oleh Dian Safitri NIM 160103009

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2020

(3)

iii

(4)

iv Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram

Assalamu‟alaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, Kami berpendapat bahwa skripsi Saudari :

Nama Mahasiswa : Dian Safitri

NIM : 160103009

Jurusan/Prodi : Tadris Matematika

Judul :Analisis Kemampuan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas Viia Smp Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat.

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamu‟alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Saimun, M.Si

NIP. 197508272002122001

Lalu Sucipto, M.Pd

NIP. 198106222009121004

(5)

vi

Dan Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah ayat 282).1

LOVE YOURSELF”

1 Departemen Agama RI, The Holy Qur‟an AL-FATIH, Al-Qur‟an dan terjemahan: Juz 1- 30, (Bekasi, PT.Ikrar Mandiriabadi, 2016). hlm. 48.

(6)

vii

dan bumi. Dzat yang menganugerahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa merindui akan kemahabesaran-Nya. Lantunan sholawat serta salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduan pada nabi besar kita Muhammad SAW.

Alhamdulillah, pada akhirnya tugas akhir (skripsi) dapat terselesaikan dengan baik, dengan kerendahan hati yang tulus dan hanya mengharap ridho kepada Allah SWT . penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti cintaku kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nurman dan Ibunda Rasim yang telah bersusah payah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, mendidikku dengan penuh kesabaran, membiayai selama menuntut ilmu.

Terimakasih untuk doa yang senantiasa mengiringi langkah kaki dan detak jantungku. Terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tak terhingga.

2. Adikku tersayang Inggit Nurhidayati yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, perhatian, dukungan, dan canda tawa sebagai penghapus penat dan lelahku.

3. Keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi agar menjadi anak yang sukses.

(7)

viii

5. Sahabatku Deer Sri Parwati, Maharani, Yuni Astuti, Latifa Septiana dan Zohriah.

6. Sahabat-sahabatku TMA16 terima kasih atas kebersamaan dalam perjuangan menuntut ilmu.

7. Almamaterku Universitas Islam Negeri Mataram.

(8)

ix

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah Rabbul „Alamin, serta pemahaman akan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari sebagai hamba Allah dan khalifatullah fil ardhi.

Keberhasilan penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Saimun, M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Lalu Sucipto, M.Pd.

sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan Skrips ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Dr. Alkusairi, M.Pd. sebagai ketua jurusan.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Matematika atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.

(9)

x

mendapat imbalan di sisi Allah SWT dan terhitung sebagai amal ibadah. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan.

Mataram, 8 Juni 2020 Penulis

Dian Safitri

(10)

xi

HALAMAN JUDUL ... ii

ABSTRAK ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

1. Tujuan ... 5

2. Manfaat ... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

1. Ruang lingkup penelitian ... 6

2. Setting penelitian ... 6

(11)

xii

2. Kemampuan pemecahan masalah ... 17

1) Memahami masalah ... 17

2) Menyusun strategi penyelesaian pemecahan masalah ... 17

3) Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan ... 18

4) Memeriksa kembali hasil yang diperoleh ... 18

3. Pemecahan masalah matematika ... 20

4. Kedisiplinan siswa ... 24

G. Metode Penelitian... 27

1. Pendekatan penelitian... 27

2. Kehadiran peneliti ... 27

3. Sumber data ... 28

4. Prosedur pengumpulan data ... 28

5. Teknik analisis data ... 30

6. Pengecekan keabsahan data ... 32

H. Sistematika Pembahasan ... 33

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 34

A. Deskripsi pelaksaan penelitian ... 34

B. Paparan data hasil tes dan wawancara subjek inisial AH dalam memecahkan masalah persamaan linier satu variabel ... 35

(12)

xiii

memecahkan masalah persamaan linier satu variabel ... 52 E. Tringulasi Data ... 58

1. Tringulasi Kemampuan pemecahan masalah subjek tingkat kedisiplinan tinggi inisial AH ... 58 2. Tringulasi Kemampuan pemecahan masalah subjek tingkat

kedisiplinan sedang inisial IN ... 60 3. Tringulasi Kemampuan pemecahan masalah subjek tingkat

kedisiplinan rendah inisial FW... 61 BAB III PEMBAHASAN ... 63

A. Kemampuan pemecahan masalah matematika yang diperoleh siswa tingkat kedisiplinan tinggi ... 65 B. Kemampuan pemecahan masalah matematika yang diperoleh siswa

tingkat kedisiplinan sedang ... 66 C. Kemampuan pemecahan masalah matematika yang diperoleh siswa

tingkat kedisiplinan rendah ... 68 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiv Tabel 1.2

Tabel 1.3

Tabel 2.1 Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 3.1

Indikator langkah-langkah pemecahan masalah Polya

Cara penyajian data kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang Valid dengan tingkat kedisiplinan sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat kurang Daftar nama subjek penelitian

Triangulasi Data Tahap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Persamanaan Linier Satu Variabel Tingkat Kedisiplinan Tinggi Inisial AH.

Triangulasi Data Tahap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Persamanaan Linier Satu Variabel Tingkat Kedisiplinan Sedang Inisial IN.

Triangulasi Data Tahap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Persamanaan Linier Satu Variabel Tingkat Kedisiplinan Rendah Inisial FW.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang Valid dengan tingkat kedisiplinan tinggi, sedang, dan rendah

23 31

33 57

58

59

61

(14)

xv Gambar 2.2

Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13

Gambar 2.14

Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami masalah soal Nomor 2

Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami masalah soal Nomor 3

Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyusun perencanaan soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyusun perencanaan soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyusun perencanaan soal Nomor 3 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 3 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memeriksa kembali soal Nomor 1

Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memeriksa kembali soal Nomor 2

Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memeriksa kembali soal Nomor 3

Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap memahami masalah soal Nomor 1

Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap memahami masalah soal Nomor 2

35

35 37 37 37 39 39 40 41 42 42 43

43

(15)

xvi Gambar 2.17

Gambar 2.18 Gambar 2.19 Gambar 2.20 Gambar 2.21 Gambar 2.22 Gambar 2.23 Gambar 2.24 Gambar 2.25 Gambar 2.26 Gambar 2.27 Gambar 2.28

Gambar 2.29

Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyusun perencanaan soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyusun perencanaan soal Nomor 3 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap memeriksa kembali soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap memeriksa kembali soal Nomor 2

Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap memahami masalah soal Nomor 1

Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyusun perencanaan soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyusun perencanaan soal Nomor 3 Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyusun perencanaan soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyusun perencanaan soal Nomor 2 Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 1 Hasil jawaban tes subjek inisial FW tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 2

46

46 48 48 49 49 51 51 51 53 53 54

54

(16)

xvii

(17)

xviii Lampiran 2

Lampiran 3 Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8 Lampiran 9

Lampiran 10

Analisisis uji validitas dan reabilitas angket uji coba tentang kedisiplinan siswa

Lembar angket Kedisiplinan Siswa

Daftar nama siswa kelas VII A tahun ajaran 2019/2020 tes angket tingkat kedisiplinan

Lembar validasi soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika materi persamaan linier satu variabel dan pedoman wawancara teory polya oleh validator

Lembar soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Smp Persamaan Linier Satu Variabel Alternative jawaban soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika

Pedoman wawancara

Lembar jawaban tes pemecahan masalah subjek tingkat kedisiplinan tinggi

Lembar jawaban tes pemecahan masalah subjek tingkat kedisiplinan sedang

(18)

xix Lampiran 13

Surat izin penelitian

(19)

xx

JONGGAT Oleh Dian Safitri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tiga orang siswa dari kelas VIIA SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Pengambilan subjek berdasarkan angket kedisiplinan siswa. Teknik analisis data meliputi: (1) Data deskripsi hasil tes tertulis dan hasil wawancara; (2) dianalisis dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara; (3) kemudian ditarik kesimpulan. Pengecekan keabsahan data yang digunakan adalah teknik Triangulasi.

Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa adalah siswa dengan tingkat kedisiplinan tinggi mampu melewati setiap tahap pemecahan masalah matematika dengan baik, siswa dengan tingkat kedisiplinan sedang tidak mampu menyusun perencanaan dengan baik, namun mampu melewati tahap yang lain dengan baik, sedangkan siswa dengan tingkat kedisiplinan rendah tidak mampu melewati tahap memahami masalah dan menyusun perencanaan dengan baik, karena masih sering melakukan kesalahan.

Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, Kedisiplinan Siswa, Polya.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang untuk mengubah pola berpikirnya sehingga dapat melakukan perubahan yang lebih baik terhadap segala aspek kehidupan. Terutama pendidikan bagi siswa bertujuan untuk untuk meningkatkan kualitas hidupnya agar lebih baik untuk masa depannya.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional pasal 3 menyatakan bahwa

“Pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahe Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam Islam di jelaskan dalam QS.Al-Mujadilah,58:11, sebagai berikut:































































Artinya :” Wahai orang-orang beriman ! apabila dikatakan kepadamu,

„berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,‟ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,

„berdirilah kamu‟, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat

2Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional pasal 3

(21)

(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”.3

Dijelaskan dalam ayat di atas bahwa makhluk ciptaan Allah harus memiliki ilmu pengetahuan. Sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran, manusia dituntut agar berpikir dan menggali ilmu karena Islam sendiri telah mewajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Karena itu pendidikan harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, sehingga diperlukan mutu pendidikan yang baik sehingga tercipta proses pendidikan yang cerdas, terbuka, kompetitif dan demokratis untuk mengembangkan kemampuan siswa, diantaranya dalam bidang matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat efektif untuk digunakan dalam proses pemecahan suatu masalah.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam pendidikan, karena matematika sebagai mata pelajaran yang dipelajari di semua jenjang pedidikan. Selain itu, seiring perkembanganya matematika di akui sebagai “Tolok ukur utama untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang”.4 Salah satu tujuan dari mata pelajaran matematika dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 adalah agar siswa mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

3Departemen Agama RI, The Holy Qur‟an AL-FATIH, Al-Qur‟an dan terjemahan: Juz 1- 30, (Bekasi, PT.Ikrar Mandiriabadi, 2016). Hlm. 543.

4Nanang priatna, “pembelajaran Matematika” hal. 2

(22)

memahami masalah matematika, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang di peroleh.5

Kemampuan pemecahan masalah dalam pengajaran Matematika berarti “Serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.”6 Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ditekankan pada berfikir tentang cara memecahkan masalah dan memproses informasi matematika.

Salah satu penelitian penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2017) menyatakan bahwa :

“kedisiplinan dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa. Semakin baik dan tinggi kedisiplinan siswa maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah kedisiplinan siswa maka semakin rendah pula tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa.”7

Peneliti melakukan observasi awal di SMP Islam Darul Hukumaini jonggat. Dalam obeservasi awal ini, peneliti mengambil kelas VII sebanyak 53 siswa untuk diberikan tes awal, menunjukkan ada empat orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah matematika. Keempat siswa ini terdapat pada kelas VIIA. Keempat siswa

5 peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

6 Runtukahu, dkk, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta:Arr-Ruz Media,2014), hlm. 192.

7 Yuliana A, Roida E, “Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”, Jurnal Kajian Pendidikan Matematika, Vol. 3, Nomor 1, Oktober 2017, hlm. 30.

(23)

ini mampu menyelesaikan masalah matematika dilengkapi dengan langkah-langkah penyelesaiannya.8

Wawancara dengan guru matematika yaitu Ibu Kartini Yuliani, S.Pd, diperoleh bahwa :

“Kemampuan siswa dalam proses pemecahan masalah matematika masih terbilang rendah. Sebagian besar siswa menjawab soal matematika tidak dilengkapi dengan langkah-langkah penyelesaiannya, melainkan langsung menuliskan jawaban saja. Salah satu factor penyebabnya adalah kurangnya minat belajar matematika untuk sebagian besar siswa.

Kedisiplinan belajar siswa secara umum sudah dikatakan baik. Siswa tidak melakukan keributan saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan sebagian besar siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.”9

Agar deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa diketahui dengan baik, maka peneliti melakukan analisis pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah Polya. Menurut Polya terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah, antara lain: 1) Memahami masalah, 2) Menyusun rencana peneyelesaian, 3) Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan 4) Melihat kembali hasil yang diperoleh.10 Dalam penelitian selanjutnya peneliti melakukan analisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan teori Polya.

8Dokumentasi 17 Desember 2019.

9Dokumentasi 17 Desember 2019.

10Ita chairun nisa, Pemecahan Masalah Matematik, (Surabaya:Duta Pustaka Ilmu,2015), hlm. 19.

(24)

Dari uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA di SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat?

C. Tujuan dan manfaat 1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat.

2. Manfaat

a. Manfaat teoritis

1) Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi guru dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika serta meningkatkan tingkat kedisiplinan belajar siswa.

(25)

2) sebagai sumber pustaka bagi peneliti selanjutnya agar lebih banyak cakupan penelitiannya.

b. Manfaat praktis 1) Guru

Sebagai sebuah informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kediplinan siswa sehingga dapat digunakan oleh guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa agar kemampuan pemecahan matematika siswa meningkat pula.

2) Sekolah

Sebagai acuan informasi bagi sekolah mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan.

D. Ruang lingkup dan setting penelitian

Sebagai ruang lingkup penelitian, peneliti melakukan pembatasan masalah yang meliputi objek penelitian yaitu persamaan linier satu variabel, agar peneliti dapat menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti sendiri. Peneliti mempersiapkan setting penelitian berupa keterangan lokasi penelitian yaitu SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat, Jl. TGH Lalu Muhammad Hukum, Desa Bonjeruk kec. Jonggat Kabupaten Lombok tengah.

(26)

Pada bagian ini memuat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pertimbangan peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul subjek Persamaan Perbedaan Hasil temuan

Yuliana

ayundhaningrum, Roida eva flora Siagian

Pengaruh kedisiplinan dan

kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Siswa kelas X SMA Tulus Bhakti sebanyak 153 siswa

Menunjukkan hubungan antara kedisiplinan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Penelitian kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis didapatkan

maka terbukti bahwa terdapat pengaruh kedisiplinan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa X SMA Tulus Bhakti. Semakin baik dan tinggi kedisiplinan peserta didik maka akan semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalah siswa dan begitu juga sebaliknya.

(27)

pemecahan masalah matematika ditinjau dari karakteristik cara berpikir siswa melalui pembelajaran STAD di kelas VIII Mts Al jamiatul washliyah tembung T.A 2017/2018

VIII MTs Al jamiyatul Washliyah dengan masing- masing karakteristik cara berpikir yang berbeda.

menggunakan langkah polya dalam analisis kemampuan pemecahan masalah matematika, menggunakan angket, tes kemampuan pemecahan masalah matematika, dan pedoman wawancara, menggunakan teknik

bangun sisi datar, pemilihan subjek berdasarkan dari

karakteristik cara berpikir siswa melalui pembelajaran STAD.

konkret sudah memenuhi indicator berfikir sistematis dalam menyelesaikan masalah berdasarkan teory polya.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan karakteristik cara berfikir tipe sekuensil

abstrak belum memenuhi indicator sistematis, karena siswa SA masih belum lengkap dalam menuliskan informasi soal.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan karakteristik cara berfikir tipe Acak konkrit (AK) belum memenuhi indicator sistematis dalm pemecahan maslah karena belum bisa memahami masalah dengan baik.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan karakteristik cara berfikir tipe Acak abstrak

(28)

pengecekan keabsahan data.

bisa memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan penyelesaian, dan melihat kembali penyelesaian.

Elvira riska harahap, Edy Surya

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas vii dalam

menyelesaikan persamaan linear satu variabel.

Tiga siswa kelas VII SMP Harapan 3 Medan.

Penelitian kualitatif, menggunakan Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah, dan pedoman wawancara.

Menngunakan materi

persamaan linier satu variabel, Dan

pemilihan siswa dilakukan secara random.

Kemampuan pemecahan masalah siswa yang tergolong dalam kemampuan sangat tinggi adalah subjek S1. Dimana subjek S1memiliki kemampuan memahami masalah, kemampuan merencanakan pemecahan masalah,

kemampuan pemecahan masalah dan

kemampuan menafsirkan solusi yang diperoleh dengan baik. Sehingga S1 memperoleh skor 7 dengan persentase skor 100.Kemampuan pemecahan maslah siswa yang tergolong dalam kemampuan cukup adalah S2 dan S3.

Dimana S2 tidak memahami konsep yang digunakan, tidak merencanakan penyelesaian masalah sehingga tidak menyelesaikan

(29)

dalam analisis kemampuan pemecahan masalah matematika.

Sedangkan S3 memahami konsep apa yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun S3 tidak merencanakan pemecahan masalah, tidak menyelesaiakan masalah secara tepat dan menafsirkan solusi yang salah.

Sehingga S2 dan S3 memperoleh skor 3 dengan persentase skor 60.

Urip Trisngati Proses berpikir kreatif mahasiswa dalam pemecahan masalah pada materi

himpunan ditinjau dari

Dua orang mahasiswa semester 1 dengan masing- masing gaya kognitif FI dan FD.

Penelitian kualitatif, menggunakan instrument tes pemecahan masalah dan wawancara, menggunakan teknik

triangulasi

Subjek mahasiswa, pemilihan subjek berdasarkan gaya kognitif, dan

menggunakan materi

himpunan.

Pertama, mahasiswa dengan gaya kognitif Field Independent(FI) menggunakan proses berpikir reflektif pada empat langkah pemecahan masalah (Polya) dengan karakteristik, yaitu: a) tahap memahami masalah, menyerap informasi dengan baik dari permasalahan yang

diberikan,mengorganisasikan informasi dari permasalahan dengan baik, menyeleksi ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk

(30)

langkah polya. keabsahan data, dan menggunakan langkah polya dalam

pemecahan masalah matematika.

b) tahap merencanakan pemecahan masalah, menyeleksi ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk digunakan dalam merencanakan pemecahan masalah, aktif membuat

pertimbangan dalam merencanakan pemecahan masalah; c) tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, mengaitkan informasi yang diperolehnya dengan masalah yang dihadapi, aktif melakukan pertimbangan- Pertimbangan tertentu pemecahan masalah yang dipilihnya, menyadari kesalahan pada saat mengerjakan soal dan

kemudian memperbaikinya, meyakini kebenaran solusi pemecahan masalah yang sudah dipilih, mampu menjelaskan pemecahan masalah yang sudah dipilih; d) tahap melihat kembali, memeriksa ulang jawaban pada setiap

(31)

melihat kembali jawaban, memperbaiki kesalahan yang ditemukan, meyakini kebenaran pemecahan masalahnya. Kedua, mahasiswa dengan gaya kognitif Field Dependent(FD)

menggunakan proses berpikir reflektif pada empat langkah pemecahan masalah (Polya) dengan karakteristik: a) tahap memahami masalah,

menyerap informasi dengan baik dari permasalahan yang diberikan.; b) tahap

merencanakan pemecahan masalah menyeleksi ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk

digunakan dalam merencanakan pemecahan masalah;c) tahap melaksanakan

rencana pemecahan masalah, Mengaitkan informasi yang diperolehnya dengan masalah

(32)

mampu menjelaskan pemecahan masalah yang sudah dipilih; d) tahap melihat kembali

memeriksa ulang jawaban pada setiap langkah pemecahan masalah.

Zainuddin, Zainal Abidin, Susanti

Profil pemecahan masalah persamaan garis lurus siswa SMP berdasarkan jenis kelamin

Dua orang siswa kelas VIII pada SMPN 6 Banda Aceh sebanyak 2 orang yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.

Penelitian kualitatif, menggunakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dan wawancara, dan

menggunakan langkah polya dalam analisis kemampuan

Pemilihan subjek berdasarkan jenis kelamin dan

menggunakan materi

persamaan garis lurus.

Subjek laki-laki dan perempuan

mengidentifikasi masalah dengan membaca berkali-kali tanpa suara dan mampu

menceritakan kembali soal yang telah

dibacakan menggunakan bahasa sendiri sambil membaca teks. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, subjek laki-laki dan perempuan sudah dapat menuliskan apa yang diketahui ditanya dan mengubah bentuk soal cerita menjadi model matematika. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian masalah, subjek laki-laki dan perempuan masih keliru dalam menggunakan rumus atau konsep

(33)

matematika. melakukan pengecekan kembali terhadap hasil penyelesaian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa subjek laki dan perempuan dengan kemampuan matematika tinggi memiliki profil yang tidak berbeda dalam menyelesaikan masalah PGL.

(34)

F. Kerangka teori 1. Analisis

Terdapat pada KBBI yang menjelaskan bahwa analisis merupakan

“Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.11

Menurut Spradley (Sugiono,2015) mengungkapkan bahwa

“Analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola”. Selain itu analisis cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan. Sejalan dengan Satori dan Komariyah(2015) mengemukakan bahwa “Analisis suatu usaha untuk mengurai suatu masalah menjadi bagian-bagian sehingga susunan bentuk sesuatu yang di urai itu tampak dengan jelas sehingga maknanya lebih mudah dimengerti”.12

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa analisis merupakan penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan bagian, hubungan antar bagian serta hubungannya secara menyeluruh untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.

11Kamus Besar Bahasa Indonesia

12Ardillah, Yervy, “Analisis Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif FD Dan FI Pada Siswa Kelas X Materi System Persamaan Linier Tiga Variable di SMAN 1 Batanghari”, (Skripsi.FKIP Universitas Jambi). hlm 10.

(35)

2. Kemampuan pemecahan masalah

Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting sebagai hasil utama dari suatu proses pembelajaran. Menurut Polya terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah matematika, antara lain: 13

1) Memahami masalah

Tahap ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta-fakta, menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah.Setiap masalah yang tertulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dengan bahasanya sendiri.Pada tahap ini siswa di katakana dapat memahami masalah matematika apabila mampu menyebutkan apa yang diketahui dan di tanyakan dalam soal pemecahan masalah.

2) Menyusun strategi atau perencanaan penyelesaian pemecahan masalah,

Tahap ini perlukan rasa percaya diri ketika masalah sudah dapat dipahami. Penyusunan rencana dengan mempertimbangkan struktur masalah serta pertanyaan yang harus di jawab.

13 Ummi Habibatul A‟liyah,(2016). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matemtika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pair-Share Squre (Medan:Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

(36)

3) Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan

Tahap ini adalah tahap solusi yang telah diremcakan pada tahap sebelumnya. Diagram, tabel atau urutan dibangun secara seksama sehingga siswa pemecah masalah matematika tidak akan bingung.

4) Melihat kembali hasil yang diperoleh.

Selama tahap ini berlangsung, rencana penyelesaian masalah harus dipertimbangkan. Perhitungan harus dicek kembali. Melakukan pengecekan kebelakang akan melibatkan penentuan ketepatan perhitungan dengan cara menghitung ulang dan melihat kembali jawaban dan proses pengerjaan.

Menurut Sumarno (Fauzan: 2011) indicator pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang diperlukan.

b. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.

c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam atau luar matematika

d. Menjelaskan dan menginterprestasikan hasil permasalahan menggunakan matematika secara bermakna.

(37)

Berdasarkan beberapa uraian di atas Ayu Yaryamani dalam penelitiannya mengemukakan bahwa indicator kemampuan pemecahan masalah matematis adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan

b. Merumuskan masalah matematika

c. Menjelaskan hasil permasalahan menggunakan matematika.

Ketiga indicator tersebut dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan baik. Melalui ketiga indicator tersebut

“secara langsung siswa telah melatih cara berpikir secara tepat dalam penyelesaian soal-soal matematika.”14

Begitu pula Surya (2013) mengemukakan bahwa :

“Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa untuk dapat memahami masalah melalui identifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, membuat atau menyusun strategi penyelesaian dan merepresentasikan (berupa simbol, gambar, grafik, tabel diagram model dll), memilih atau menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dan memeriksa kebenararan solusi dan menafsirkanya.”15

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan dalam memahami masalah dengan melakukan indentifikasi terhadap unsur-unsur yang ada, mampu menemukan solusi penyelesaian yang memuat prosedur untuk

14Ayu Yaryamani, “Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI Mipa SMA Negeri 1 Kota Jambi”, Jurnal Ilmiah DIKDAYA, Hlm. 15-16.

15Asep Aman, Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”, .Jurnal Teori Dan Riset Matematika (Teorema), September 2017.Vol 2.No. 1, hlm.42.

(38)

mendapatkan jawaban, mampu menerapkan solusi penyelesaian, dan melihat kembali prosedur penyelesaiannya secara detail.

3. Pemecahan masalah matematika

Menurut Gough (2003) Masalah berarti “Suatu tugas yang apabila kita membacanya, melihatnya, atau mendengarnya pada waktu tertentu, dan kita tidak mampu untuk segera menyelesaikannya pada waktu itu.”16 Memecahkan masalah termasuk dalam metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya (Discovery) tanpa bantuan khusus, memberi hasil yang lebih unggul, yang digunakan dalam situasi-situasi lain.17

Runtukkahu dalam bukunya mengungkapkan bahwa “Dalam pengajaran matematika, kemampuan pemecahan masalah berarti serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”18 Berdasarkan beberapa pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika merupakan proses menemukan jawaban dari masalah matematika.

16Syahruddin, “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kela VIII SMP 4 Binamu Kabupaten Jeneponto”, (Skripsi, Universitas Negeri Makasar, 2016) , hlm. 38.

17Nasution.Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara,2008). Hlm. 170-173.

18Runtukahu, dkk, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta:Arr-Ruz Media,2014), hlm. 192.

(39)

Hudgson dan Sullivan dalam Nurman (2008) membagi masalah matematika berdasarkan jenjang kesulitan, sebagai berikut:

1) Jenis soalVery easy problem-exercise (masalah sederhana- latihan). Soal yang tergolong dalam masalah ini adalah semua jenis soal yang penyelesaiannya menggunakan algoritma yang sudah jelas dan sudah dipelajari. Jadi suatu soal dapat diklasifikasikan sebagai latihan, bergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian suatu soal bisa menjadi masalah bagi siswa, namun bagi siswa yang lain mungkin hanya sebagai latihan, atau sebagai masalah untuk hari ini, tetapi besok mungkin tidak jadi masalah lagi.

2) Jenis soalProblem with a clear context (masalah dengan konteks yang jelas). Masalah dengan konteks yang jelas memerlukan kemampuan untuk melihat algoritma sesuai untuk menyelesaikannya. Pada umumnya masalah dengan konteks yang jelas banyak ditemui pada bagian akhir setiap bahasan di dalam buku teks matematika. Dikatakan masalah dengan konteks yang jelas, karena masalah tersebut hanya dalam konteks materi pada bahasan tersebut.

Pemecahan masalah jenis ini hanya menggunakan konsep, operasi, atau prinsip yang terdapat pada topik bahasan tersebut.

(40)

3) Jenis SoalProblems without a clear context (masalah tanpa konteks yang jelas). Masalah seperti ini bisa timbul dari berbagai situasi, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Pemecahan masalah seperti ini tidak tertentu algoritma yang harus digunakan dan tidak kepada konteks matematika yang harus digunakan. Untuk memecahkan masalah seperti ini, siswa harus memiliki kemampuan tertentu untuk melihat konsep matematika yang perlu dan cocok digunakan. Masalah tanpa konteks yang jelas banyak dipergunakan sebagai alat bantu untuk penemuan maupun pengembangan konsep matematika baru.19

Pemecahan masalah dapat dibedakan atas dua jenis berikut:

1) Pemecahan rutin atau masalah abstrak adalah soal yang menyerupai soal nyata. Dalam pemecahan masalah rutin, siswa mengaplikasikan penyelesaian matematika yang hampir sama dengan penyelesaian yang telah dijelaskan oleh guru, contohnya adalah soal cerita.

2) Pemecahan masalah non-rutin atau pemecahan masalah nyata yaituSoal dimulai dari situasi nyata dan penyelesaiannya ialah dengan penerjemahan masalah dengan model matematika dan selanjutnya masalah dikembalikan kepada masalah dunia nyata. Berlainan

19Syahruddin, “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kela VIII SMP 4 Binamu Kabupaten Jeneponto”, (Skripsi, Universitas Negeri Makasar, 2016) , hlm. 38-40.

(41)

dengan soal cerita rutin, soal ini membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi untuk memilih prosedur pemecahannya.20 Indikator-indikator yang digunakan dalam menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa disesuaikan dengan langkah-langkah pemecahan masalah berdasarkan teori polya dapat di lihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Indikator Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Polya No Langkah-Langkah

Pemecahan Masalah Polya

Indikator

1 Memahami Masalah 1. Siswa dapat menentukan hal yang diketahui

2. Siswa dapat menentukan hal yang ditanyakan dari soal

2 Menyusun rencana peneyelesaian

1. Siswa dapat menentukan syarat lain yang tidak diketahui dari soal seperti rumus atau informasi lainnya jika ada.

2. Siswa dapat menggunakan semua informasi yanga ada pada soal.

3. Siswa dapat membuat rencana atau langkah-langkah penyelesaian dari soal yang diberikan.

3 Meneyelesaikan 1. Siswa dapat menyelesailan soal

20Runtukahu, dkk, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta:Arr-Ruz Media,2014), hlm. 193.

(42)

masalah sesuai perencanaan

ada sesuai dengan langkah-langkah yang telah dibuat sejak awal.

2. Siswa dapat menjawab soal dengan tepat.

4 Melihat kembali 1. Siswa dapat melihat kembali jawaban yang telah diperoleh dengan menggunakan langkah yang benar.

2. Siswa dapat meyakini kebenaran dari jawaban yang telah dibuat.

4. Kedisiplinan siswa

Disiplin berasal dari kata “disipcilan” yang berarti ajaran dari guru yang mengandung pengertian positif dan membangun bagi siswa. Disiplin diartikan sebagai “Penataan perilaku dan peri kehidupan, maksudnya seseorang yang dikatakan disiplin apabila setia dan patuh terhadap aturan- aturan yang berlaku.”21

Asy Mas‟ud mengemukakan bahwa disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun.22 Keith Davis mengemukakan bahwa

“Disiplin diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk

21Puji rahmawati, “pengembangan buku kendali disiplin tata tertib siswa SD triharjo sleman.(Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan universitas negeri Yogyakarta). Hlm.12.

22 Sugeng Haryono.“Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 3, No. 3, November 2016, hlm 264.

(43)

melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung jawab.”23

Soegeng Prijodarminto mengatakan bahwa disiplin adalah “Suatu kondisi yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.”24 Menurut Ho (2009) kedisiplinan adalah “Sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar- benarmenghargai waktu.”25

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi sadar untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, serta menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab.

Terdapat beberapa macam kedisiplinan sebagai wujud dari nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan keteraturan sebagai bentuk tanggung jawab, macam-macam kedisiplinan tersebut sebagai berikut:

a. Disiplin dalam Belajar

Belajar juga membutuhkan kedisiplinan dan keteraturan. Dengan disiplin belajar setiap hari, lama kelamaan kita akan menguasai bahan

23Santoso Sastropoetra, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, DanDisiplin Dalam Pengembangan Nasional, (Bandung: Penerbit Alumni, Tt),hlm. 747.

24Soegeng Prijodarminto,Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta:Pradnya Pratama,1994), hlm. 23.

25Sopia Ratna Alawiyah Fitri, Nilai-Nilai Pendidikan Kedisiplinan Dalam Al-Qur‟an Surat Al-„Ashr Ayat 1-3 Menurut Tafsir Al-Maraghi. Jurnal Tarbiyah Al-Aulad, Vol. 2, No.1, 2017. Hlm. 8.

(44)

itu. Keteraturan ini hasilnya akan lebih baik daripada belajar hanya pada saat akan ujian saja.

b. Disiplin Waktu

Disiplin waktu menjadi sorotan utama terhadap kepribadian seseorang, sehingga menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Waktu yang kita miliki itu terbatas hanya 24 jam dalam satu hari satu malam. “Jika waktu itu tidak kita gunakan dengan sebaik- baiknya, maka tidak terasa waktu itu telah habis dan terbuang sia- sia.”26

c. Disiplin Ibadah

Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan dan menjadi bagian penting bagi setiap insan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketaatan seseorang kepada Tuhannya dapat dilihat dari “seberapa besar ketaatan mereka dalam menjalankan ibadah.”27

d. Disiplin Sikap

Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak marah, tergesa-gesa dan gegabah dalam bertindak.28

26Jamal Ma‟mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, danInovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), hlm. 94.

27 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadits-haditsHukum 1, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 283-284.

28Jamal Ma‟mur Asmani, op.cit. hlm. 95.

(45)

G. Metode penelitian 1. Pendekatan penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Di dalam Moloeng, Bogdan dan Taylor mendefiisikan peelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis orang-orang maupun perilaku yang diamati dari feomena yang terjadi, dan menekankan pada kata- kata dan gambar sebagai penerapan dari penelitian kualitatif.

Hubungan penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada obyek tertentu secara jelas dan sistematis, melakukan eksplorasi untuk menerangkan dan memprediksi suatu gejala yang terjadi atas dasar data kualitatif yang diperoleh,29 sehingga mengidentifikasi dan menganalisis pemecahan masalah matematika yang dilihat dari tingkat kedisiplinan siswa.

2. Kehadiran peneliti

Instrument utama dalam penelitian adalah kehadiran peneliti.

Kelebihan peneliti sebagai instrument utama adalah, pertama peneliti dapat langsung melihat dan merasakan apa yang terjadi pada subjek penelitiannya. Kedua, peneliti mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi dan penelitian diberhentikan.

29Nanang Supriyadi,dkk, “Analisis keMampuan Komunikasi Matematis Siswa Lamban Belajar Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar,” (Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 7, no. 1 2016), hal.2

(46)

Peneliti sebagai instrument utama pada penelitian ini mampu menggali berbagai data yang diperlukan selama penelitian. Peneliti melaksanakan prosedur pegumpulan data dengan cara memberikan angket dan tes, wawancara, dan observasi, kemudian menganalisis data dan mengecek keabsahan data.

3. Sumber data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang di dapatkan dari pihak lain.

a. Dalam penelitian ini data primer adalah hasil jawaban angket siswa kelas VIIA SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat yang mewakili Tingkat kedisiplinan siswa. Responden ini didapatkan dari hasil pemberian angket untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa, tes kemampuan pemecahan masalah, dan wawancara dengan siswa mengenai proses menjawab soal tes.

b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah absensi kelas VII SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat. Data ini digunakan untuk mengetahui nama-nama siswa kelas VII SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat.

4. Prosedur pengumpulan data

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pada penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung lainnya yaitu:

(47)

a. Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA di SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat, sehingga peneliti dapat memilih beberapa siswa sebagai subjek penelitian.Angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan empat pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang- kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Angket ini diambil dari skripsi dari Intan Ayuningtyas yang berjudul “Studi korelasi antara hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran aqidah akhlaq dengan kedisiplinan siswa kelas VIII di MTs Negeri Ketanggungan Brebes tahun ajaran 2016/2017”.30 Uji Validasi dilakukan di MTs Nahdlatul Mujahidin Jempong, sehingga didapatkan 24 butir pertanyaan valid atau diterima dari 39 butir pertanyaan.

b. Tes kemampuan pemecahan masalah. Tes diberikan untuk tiga orang siswa yang sudah terpilih sebagai subjek penelitian. Tes yang diberikan berupa soal uraian yang terdiri dari tiga soal materi system persamaan linier satu variabel yang disesuaikan dengan

“buku siswa Matematika kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017”.31 Soal tes yang digunakan dikembangkan oleh peneliti sendiri.

c. Pedoman wawancara. Instrument pedoman wawancara ini disusun berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya. Pedoman

30Intan Ayuningtyas, “Studi Korelasi Antara Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VIII Di Mts Negeri Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2016/2017”. (Skripsi, FITK UIN Walisongo,2016).

31Abdur Rahman As‟ari, dkk. Buku Siswa Matematika Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017.(Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, Kemendikbud, 2017). Hal. 249.

(48)

wawancara yang digunakan bersifat tak berstruktur diambil dari skripsi Miftahul Ilmiyana yang berjudul “Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA ditinjau dari tipe kepribadian dimensi Myer Briggs Type Indicator ( MBTI )”.32 Wawancara dilakukan setelah siswa menyelesaikan tes.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika, sehingga peneliti mengetahui gambaran kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika sesuai dengan tingkat kedisiplinan siswa.

d. Rekaman suara siswa pada saat wawancara.

5. Teknik analisis data

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

a. Reduksi Data

Tahap reduksi data yang dilakukan disini adalah proses analisis data secara mendalam mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan dari tingkat kedisiplinan, analisis data secara mendalam terhadap hasil tes soal pemecahan masalah matematika dan rekaman hasil wawancara berdasarkan langkah-langkah Polya, Memahami masalah, Menyusun

32Miftahul Ilmiyana, “ Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA ditinjau dari tipe kepribadian dimensi Myer Briggs Type Indicator ( MBTI )”, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 199-201.

(49)

perencanaan, Menggunakan strategi untuk pemecahan masalah, dan Melihat kembali terhadap solusi yang diperoleh.

b. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan adalah menggunakan tabel seperti tabel 1.3 bawah ini:

Tabel 1.3

Data kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang Valid dengan tingkat kedisiplinan tinggi, sedang, dan rendah.

Tingkat kedisiplinan siswa

Tahapan pemecahan masalah Polya 1. Tahap memahami masalah

Siswa disiplin Tinggi

 …

Siswa disiplin sedang

 Siswa disiplin

rendah

2. TahapMenyusun perencanaan Siswa disiplin tinggi  …

Siswa disiplin sedang

 …

Siswa disiplin rendah

 …

3. Tahap menyelesaikan masalah sesuai strategi

Siswa disiplin tinggi  … Siswa disiplin

sedang

 …

Siswa disiplin rendah

 …

4. Tahap melihat kembali Siswa disiplin tinggi  …

Siswa disiplin  …

(50)

sedang

Siswa disiplin rendah

 …

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sesuai dengan isi tabel pada tahap penyajian data. Kesimpulan yang didapatkan adalah hasil analisis kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa kelas VIIA di SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat dan tahap pemecahan masalah sesuai dengan tahap polya.

6. Pengecekan keabsahan data

Untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pengecekan data, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Tringulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data yang bersangkutan.33

Jenis teknik Tringulasi yang digunakan peneliti adalah tringulasi metode. Tringulasi metode adalah tringulasi yang dapat ditempuh dengan cara menggali data yang sejenis.34 Tringulasi metode pada penelitian ini dilakukan dengan caramengecek dan membandingkan data yaitu dengan membandingkan jawaban dari tes soal yang diberikan dengan hasil wawancara sehingga mendapatkan data yang

33Farida nugrahani, “Metode penelitian kualitatif dalam metode penelitian bahasa”, (Surakarta,2014). hlm.115.

34Ibid. hlm. 116

(51)

valid untuk kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan tingkat kedisiplinan siswakelas VIIA di SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat.

H. Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan pada penelitian ini meliputi pendahuluan, paparan data, pembahasan dan penutup.

(52)

BAB II

Paparan Data dan Temuan A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pemaparan temuan dilakukan terhadap data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplianan siswa kelas VIIA. Data yang diberikan dalam bab ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan kepada tiga subjek. Satu subjek mewakili tiap tingkat kedisiplinan siswa.

Penentuan subjek penelitian berdasarkan pada hasil penyebaran angket tingkat kedisiplinan siswa yang telah diisi oleh siswa kelas VIIA di SMP Islam Plus Darul Hukumaini Jonggat yang terdiri dari 26 siswa. Namun akibat pandemic virus korona, peneliti hanya dapat melakukan penyebaran angket kepada 9 orang siswa yang dapat di jangkau.

Subjek penelitian terpilih kemudian diminta untuk mengerjakan tes tertulis untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, kemudian setelah tes tertulis dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara pada masing-masing subjek. Hasil pengerjaan tes tertulis dan hasil wawancara peserta didik yang menjadi data untuk dianalisis pada bab ini. Data kemudian diuraikan menurut langkah pemecahan masalah matematika menurut teori polya yang meliputi memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan melihat kembali. Kemampuan pemecahan masalah matematika dilakukan berdasarkan langkah-langkah penyelesaian soal.

Selanjutnya data tersebut dianalisis berdasarkan kedisiplinan subjek dan kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberikan.

(53)

Adapun subjek penelitian yang diperoleh dari angket tingkat kedisiplinan siswa adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Daftar nama subjek penelitian

No. Nama Subjek Kode Subjek Tingkat kedisiplinan

1 Afipah Hasani AH Tinggi

2 Inggit Nurhidayati IN Sedang

3 Fatma wati FW Rendah

Tabel 2.1 merupakan tampilan nama subjek, inisial subjek dan masing- masing dari tingkat kedisiplinan yang dimiliki oleh subjek AH adalah tingkat kedisipinan tinggi, subjek IN adalah tingkat kedisiplinan sedang, dan subjek FW adalah tingkat kedisiplinan rendah. Pengelompokan subjek dengan ketiga kategori didasarkan atas hasil angket yang telah diisi oleh Sembilan orang siswa kelas VIIA, dimana dari angket tersebut menunjukkan 5 siswa dengan tingkat kedisiplinan tinggi, 3 siswa dengan tingkat kedisiplinan sedang dan 1 siswa dengan tingkat kedisiplinan rendah sesuai dengan hasil persentase perhitungan angket tingkat kedisiplinan siswa.

Pada BAB ini dideskripsikan, dianalisis, dan disimpulkan data kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kedisiplinan siswa.

(54)

B. Paparan data hasil tes dan wawancara subjek inisial AH dalam memecahkan masalah persamaan linier satu variabel.

1. Tahap memahami masalah

Pada tahap memahami masalah, kemampuan pemecahan masalah yang diungkap ialah siswa dapat menentukan apa yang diketahui dari soal, dan dapat menentukan hal apa yang ditanyakan dari soal. Berikut adalah gambar hasil tes tertulis dan wawancara subjek AH pada tahap memahami masalah dari no.1 sampai 3:

Gambar 2.1Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami masalah soal Nomor 1

Gambar 2.2 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami masalah soal Nomor 2

Gambar 2.3 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami masalah soal Nomor 3

(55)

Keterangan : P : Peneliti

AH : Afipah Hasani (Subjek dengan tingkat kedisiplinan tinggi) P : “ Silahkan di baca dulu soalnya “

AH : “ Sudah “

P : “ Apakah kamu memahami maksud dari kalimat dalam soal ini ?”

AH : “ paham ”

P : “ Berapa kali kamu membacanya ?”

AH :“ beberapa kali karenano. 3 saya sulit memahaminya “ P :“apakah kamu kesulitan menuliskan apa yang diketahui

dan ditanyakan dari soal ini ?”

AH :“ tidak ”.

P :“ Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakandalam soal?”

AH :” iya saya menulisnya dari no. 1 sampai no.3”

P :“Coba sebutkan apa saja yang diketahui untuk soal no.3?”

AH :”diketahui keliling tanah sama dengan 860 m dan lebar tanah tersebut 46 m lebih pendek daripada panjangnya.

Ditanyakan luas tanah petani”

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa subjek membaca soal terlebih dahulu beberapa kali terutama no. 3. Subjek dapat menyebutkan hal apa saja yang diketahui dan ditanyakan di dalam soal

(56)

menggunakan bahasanya sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek memahami soal terlebih dahulu sebelum menyusun perencanaan.

2. Tahap Menyusun perencanaan

Tahap menyusun perencanaan dalam memecahkan suatu masalah siswa dapatmenentukan syarat lain yang tidak diketahui pada soal atau informasi yang lainnya, siswa dapat menggunakan semua informasi jika ada, dan siswa dapat membuat rencana langkah-langkah penyelesaian dari soal yang diberikan, atau bisa membuat model matematikanya terlebih dahulu sebelum menyelesaikan masalah. Berikut hasil tes dan wawancara subjek inisial AH dalam tahap menyusun perencanaan dari soal no. 1 sampai 3 :

Gambar 2.4 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyusun perencanaan soal Nomor 1

Gambar 2.5 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyusun perencanaan soal Nomor 2

(57)

Gambar 2.5 Hasil jawaban tes subjek inisial IN tahap menyusun perencanaan soal Nomor 3

P :“kemudian setelah kamu memahami apa yang diketahui dan yang ditanyakandalam soal, apakah kamu menemukan sebuah perencanaan atau strategi sebelum menyelesaikan soal tersebut ?”

AH :“mmm maksudnya bagaimana kak. “

P :“ Dalam menyelesaikan soal tersebut, sebelum menghitung hasilnya apakah kamu ingat langkah petama yang harus kamu kerjakan ?. seperti menggunakan rumus atau yang lainnya”

AH :“ oh iya, saya menggunakan rumus “ P :“rumusapa saja yang kamu gunakan ?”

AH :“ no. 1 saya menggunakan rumus pembagian, no. 2 saya langsung menuliskan rumusnya juga“

P :“rumus seperti apa?”

AH :“ seperti membuat persamaan ” P :“ Coba jelaskan langkahnya ?”

AH :“ karena diketahui uang budi 50.000 dan uang kembaliannya 11.000 maka harga 3 kg gula pasir sama

(58)

dengan 50.000 dikurangi 11.000.

P :“ bagaimana dengan no. 3 ?”

AH :“ karena pada soal disebutkan tanah berbentu persegi panjang, jadi saya mengetahui, menggunakan rumus luas dan kelilingnya”

P :“ rumus luas digunakan untuk apa ?”

AH :“ untuk menentukan hasilnya”

P :“ oke karena itu yang ditanyakan. Kalau rumus keliling digunakan untuk apa ?”

AH :“ untuk menentukan panjang dan lebar”

Berdasarkan hasil wawancara, Subjek terlihat masih kebingungan dengan tahap menyusun perencanaan, namun subjek dapat menceritakan bagaimana ia membuatperencanaan terlebih dahulu dan menggunakannya sebelum mengerjakan soal atau menghitung hasil akhir.

3. Tahap Menyelesaikan masalah menggunakan strategi

Tahap penyelesaian masalah menggunakan startegi yaitu tahap dimana siswa dapat menyelesaikan soal yang sesuai dengan langkah- langkah yang telah dibuat, siswa dapat menjawab soal dengan benar.

Berikut ini adalah gambar hasil tes dan wawancara subjek AH tahap penyelesaian masalah menggunakan strategi dari no. 1 sampai no. 3:

(59)

Gambar 2.7 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 1

Gambar 2.8 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 2

Gambar 2.9 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap menyelesaikan masalah soal Nomor 3

(60)

P :“ Setelah kamu menyusun perencanaan, apakah kamu bisa menyelesaikan atau menjawab soal yang diberikan ?”

AH. :” iya”

P :“ Bagaimana cara menyelesaikan soal no.1”?

AH :“ saya membagi 24 koin seribuan kepada 3 anak, jadi satu anak mendapat 8 koin seribuan.

P :“ kemudian no. 2 ?”

AH :“ karena 50.000 di kurangi 11.000 sama dengan 39.000.

jadi 39.000 di bagi 3 sama dengan 12.000. jadi harga 1 kg gula pasir sama dengan 13.000”

P :” kemudian coba jelaskan yang no. 3 ?”

AH :“ pertama saya menngunakan rumus keliling yaitu 2(p+l).

kemudian saya masukkan panjang adalah y dan lebar adalah y-46. Sehingga hasilnya 860 sama dengan 4y-46.

4y=860-46. 4y=814. Terus y=814 dibagi 4 sama dengan 203,5”

P :” kamu yakin?”

AH :“ yakin”

Berdasarkan tes dan hasil wawancara, subjek menceritakan bagaimanalangkah-langkahnya selama mengerjakan soal menggunakan rumus.Subjek bisa menyelesaikan tahap menyelesaikan masalah yang sesuai perencanaan atau strategi. Subjek dapat menyelesaikan dua soal

Gambar

Gambar 2.3  Gambar 2.4  Gambar 2.5  Gambar 2.6  Gambar 2.7  Gambar 2.8  Gambar 2.9  Gambar 2.10  Gambar 2.11  Gambar 2.12  Gambar 2.13
Tabel 1.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami  masalah soal Nomor 1
Gambar 2.2 Hasil jawaban tes subjek inisial AH tahap memahami  masalah soal Nomor 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

JurnalGammath,Volume 03 Nomor 02, Agustus 2018 1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN