• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan pemecahan masalah matematis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan pemecahan masalah matematis"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sunguinasa dalam Menyelesaikan Masalah Cerita Pola Bilangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dalam menyelesaikan masalah cerita pola bilangan berdasarkan langkah-langkah Polya. Hasil diskusi menunjukkan bahwa siswa kategori atas mampu menyelesaikan penyelesaian masalah dengan benar dari setiap tahapan pemecahan masalah.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari banyak pihak, skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa” ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Tn. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Tn. Ma'rup, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

PENDAHULUAN

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dalam Menyelesaikan Masalah Cerita Pola Bilangan”. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: Keterampilan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dalam menyelesaikan masalah cerita pola bilangan. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa yang berada pada kategori sedang.

Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dalam kategori rendah? Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dalam menyelesaikan masalah cerita pola bilangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi peneliti lain khususnya yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Gambar 1.1  Lembar Jawaban Siswa
Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa

KAJIAN TEORI

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian yang sangat penting dalam kurikulum matematika atau bisa dikatakan kemampuan pemecahan masalah merupakan hasil utama dari suatu proses pembelajaran. Ruseffendi dalam Effendi (2012:3) menyatakan bahwa keterampilan pemecahan masalah sangat penting dalam matematika, tidak hanya bagi mereka yang kelak akan belajar atau mempelajari matematika, tetapi juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Tatang dalam Gumilang mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah melibatkan suatu aktivitas kognitif dimana siswa tidak hanya harus mampu tetapi juga yakin bahwa dirinya mampu memecahkan masalah tersebut.

Pada dasarnya kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan matematis yang penting dan wajib dikuasai oleh siswa yang mempelajari matematika. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan individu dalam menentukan strategi yang digunakan untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapinya guna memperoleh solusi atau gagasan terkait dengan tujuan yang ingin dicapainya. Dalam memahami masalah, siswa perlu mengetahui secara pasti apa masalahnya jika ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang belum diketahui tentang suatu masalah, sehingga memahami masalah juga tujuan pemecahan masalah tersebut.

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Perbedaan aktivitas baik mental maupun fisik yang menandai setiap tahapan Polya terlihat jelas, misalnya: apa yang dipikirkan dan dilakukan siswa ketika memahami suatu masalah dapat dibedakan dengan ketika membuat rencana.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menggunakan indikator menurut Polya. Langkah-langkah yang digunakan Polya digunakan khusus untuk menyelesaikan masalah matematika. Oleh karena itu, guru yang ingin meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswanya harus mempunyai sikap positif terhadap matematika dan pemecahan masalah. Menggunakan metode pengajaran yang mengintegrasikan pemahaman konsep-konsep penting dari penggunaan masalah di kelas dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Untuk meningkatkan motivasi siswa, guru harus mempunyai cara untuk memotivasi siswanya dalam memecahkan masalah. e) Efikasi Diri. Efikasi diri merupakan penilaian siswa terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai prestasi yang telah ditentukan. Dengan demikian, guru dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa secara sering dan berkesinambungan dengan memberikan siswa berbagai pengalaman pemecahan masalah.

Penelitian yang relevan

Penelitiannya juga menyatakan bahwa efikasi diri merupakan faktor signifikan yang memprediksi pembelajaran dan kinerja. f) Keahlian.

Pola Bilangan

  • Pola Bilangan Genap
  • Pola Bilangan Segitiga
  • Pola Bilangan Persegi
  • Pola Bilangan Persegi Panjang
  • Pola Bilangan Fibonacci

Pola bilangan genap adalah susunan yang terdiri dari bilangan genap (bilangan asli yang habis dibagi dua atau kelipatannya). Pola bilangan Fibonacci adalah bilangan yang setiap sukunya merupakan penjumlahan dua suku sebelumnya. Terdapat 15 kursi pada baris pertama, 18 kursi pada baris kedua, dan seterusnya, setiap baris bertambah 3 dari kursi di depan.

Baris pertama ada 15 tempat, baris kedua ada 18 tempat, dan seterusnya tiap baris bertambah 3 tempat. S U Barisan dan Deret Geometri. a) Barisan geometri adalah barisan bilangan yang berbentuk suku (satuan) atau satuan (U) dan ditulis berurutan, dimana perbandingan antara dua suku yang berurutan adalah tetap (tetap) dan disebut perbandingan, yang dilambangkan dengan " r". b) Deret geometri adalah suatu barisan yang disusun menurut kaidah bahwa suku-sukunya merupakan hasil kali suku-suku tertentu sebelumnya dengan pengali yang tetap (r).

Kerangka Pikir

Data yang diperoleh akan berupa kata-kata atau pernyataan yang diperoleh dari wawancara dan tulisan, atau angka-angka yang diperoleh dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah.

Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini sebanyak 3 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa yang terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah rendah atau sangat rendah (kategori rendah), sedang (kategori sedang) dan tinggi atau sangat tinggi (kategori tinggi). . Subjek terdiri dari 1 orang siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis rendah atau sangat rendah, 1 orang siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis sedang, dan 1 orang siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi atau sangat tinggi.

Sumber Data

Prosedur Penelitian

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tes diberikan kepada siswa berupa soal esai yang masing-masing mampu mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Dalam proses wawancara terdapat pedoman wawancara yang sangat umum, yaitu memuat hal-hal dan pertanyaan-pertanyaan penting yang akan dikembangkan dan disesuaikan sendiri di lapangan.

Teknik Analisis Data

  • Pemeriksaan Keabsahan Data
    • Deskripsi kemampuan pemecahan masalah subjek Kategori Tinggi (KT) dalam menyelesaikan soal cerita pola bilangan
    • Deskripsi kemampuan pemecahan masalah subjek Kategori Sedang (KS) dalam menyelesaikan soal cerita pola bilangan

Deskripsi kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran kategori tinggi (KT) dalam menyelesaikan soal cerita berpola numerik. Bagian ini akan menguraikan data hasil tes pengetahuan tertulis kemampuan menyelesaikan tugas matematika dan data hasil wawancara siswa dengan kategori tinggi untuk 3 (tiga) soal. Subjek KT dipilih mewakili 17 siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan kategori tinggi.

Di bawah ini kami akan menganalisis hasil tes tertulis kemampuan pemecahan masalah dan hasil wawancara yang dilakukan pada mata pelajaran KT. Mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Kategori Sedang (KS) dalam menyelesaikan soal cerita pola bilangan. Pada bagian ini data hasil tes tertulis kemampuan pemecahan masalah matematis dan data wawancara siswa akan disajikan dalam kategori sedang untuk 3 (tiga) soal.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dipilih mewakili 7 siswa dengan kemampuan pemecahan masalah dalam kategori sedang. Di bawah ini kami akan menganalisis hasil tes tertulis kemampuan pemecahan masalah dan hasil wawancara yang dilakukan pada mata pelajaran CS. Subjek KR dipilih mewakili 10 siswa dengan kemampuan pemecahan masalah pada kategori tinggi.

Di bawah ini kami akan menganalisis hasil tes tertulis keterampilan pemecahan masalah dan . hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek KR.

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematis Siswa  Aspek  yang
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematis Siswa Aspek yang

Pembahasan Hasil Penelitian

Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII. kelas SMP Negeri 2 Sungguminas yang kemampuan pemecahan masalahnya berada pada kategori tinggi, mengerjakan soal cerita pola bilangan sesuai langkah pemecahan masalah Polya. Sebagaimana dijelaskan dalam Roebyant dan Harmini, langkah-langkah penyelesaian masalah menurut Polya adalah: memahami masalah (siswa mampu mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui), membuat rencana (siswa menghubungkan unsur-unsur yang diketahui dan pertanyaan yang diajukan kemudian dirancang dalam bentuk model matematika), eksekusi rencana (siswa mengerjakan ulang rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan solusi) dan evaluasi ulang (siswa meninjau kembali hasil pekerjaannya dengan memperhatikan kesesuaian jawaban). pertanyaan). Siswa yang mempunyai sikap positif dan sering berlatih pemecahan masalah akan lebih mampu menyelesaikan masalah.

Pemahaman subjek kategori tinggi bahwa matematika sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari menjadi motivasi bagi siswa dan merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II, salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah adalah intensitas latihan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Berdasarkan uraian data yang diuraikan menunjukkan bahwa subjek kategori rendah belum mampu memberikan respon sesuai indikator pemecahan masalah pada setiap langkahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa subjek kurang latihan mengerjakan soal, sehingga berimplikasi pada rendahnya keterampilan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Berdasarkan kajian teori pada BAB II, keahlian dalam menyelesaikan masalah pemecahan masalah diperoleh dari proses praktik. Beberapa penelitian relevan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pembelajaran.

Kesimpulan dari hasil penelitian yang relevan di atas memberikan informasi bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dapat dibagi ke dalam beberapa kategori. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian yang telah diuraikan yaitu bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa meliputi kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan siswa pada kategori sedang dan rendah tidak menyelesaikan soal cerita pola bilangan sesuai dengan langkah pemecahan masalah Polya.

Secara umum kemampuan pemecahan masalah matematis mata pelajaran kategori tinggi, mata pelajaran kategori sedang, dan mata pelajaran kategori rendah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.20 Kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran kategori tinggi, sedang, dan rendah mata pelajaran kategori.

Kesimpulan

Sedangkan siswa kategori rendah belum mampu memahami permasalahan cerita pola bilangan, belum mampu merencanakan dan melaksanakan penyelesaian, serta belum mampu mengevaluasi dan menafsirkan jawaban yang diperoleh. Pemahaman siswa terhadap manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari menjadi motivasi utama dalam belajar matematika. Siswa yang berada pada kategori rendah melatih dirinya kurang intensif dalam memecahkan masalah yang berarti kemampuan pemecahan masalahnya kurang baik.

Siswa kelas rendah kurang termotivasi karena kurang memahami dengan baik manfaat belajar matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Saran

Penelitian ini hanya berfokus pada upaya mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memperluas hasil penelitian ini. Proses berpikir reflektif calon mahasiswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya kognitif dan gender. Pembelajaran Matematika Discovery Terbimbing untuk Meningkatkan Representasi Matematis dan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMA, (Online).

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Persamaan Linier dengan Strategi Problem Based Learning Kelas X MAN Lima Puluh TP. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelompok Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IIS) kelas XI MAN 1 Bandar Lampung ditinjau dari minat belajar matematika. Pengaruh berpikir logis dan keterampilan verbal terhadap kemampuan menyelesaikan masalah cerita matematika melalui kemampuan penalaran dan komunikasi pada siswa SMP Muhammadiyah kelas VII di kota Makassar.

Gambar

Gambar 1.1  Lembar Jawaban Siswa
Tabel 2.1  Indikator pemecahan masalah matematika  Langkah  Pemecahan
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematis Siswa  Aspek  yang
Tabel 3.2 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

152 Aspek yang Dinilai Sanguinis Koleris Melankolis Phlegmatis Merencanakan Penyelesaian Bingung, sulit menentukan rumus yang digunakan Dapat menyebutkan dengan benar