PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Rama Yuliawan*)
*) Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the students was passive and apathetic in the learning process of mathematics and mathematical problem solving ability of students is still low. The purpose of the research is to see whether problem solving ability of the students which using cooperative learning model with the change pairs tehnique will be better than problem solving of the students by conventional teaching and learning. This type of the research is experimental research and design of the research is random by the subject. The population in this study were senior high school students who sit in the second grade . The sampling technique is done randomly. The instrument used in this study is the final test. Finally the conclusion of the research is the mathematical problem solving ability of students to apply Cooperative Learning with the change pairs technique is better than mathematical problem solving ability of students using conventional teachingand learning.
Keywords: Problem Solving Ability, Models of Cooperative Learning Change Pairs Technique
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2015 di SMAN 1 Batang Anai terlihat pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centred) dan berlangsung secara konvensional,Hasil wawancara yang
dilakukan terhadap guru tentang bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menunjukkan bahwa ternyata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih sangat rendah. Guru menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam hal mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Siswa kurang mampu berfikir kreatif dalam menemukan berbagai macam
alternatif dalam memecahkan masalah, serta lebih memilih diam ketika ada soal yang tidak bisa diselesaikan.
Berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih sangat rendah, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berujung pada hasil belajar siswa yang masih sangat jauh dari kata memuaskan. Kemampuan pemecahan masalah adalah kecakapan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum diketahui. Pemecahan masalah merupakan alat penting dalam mempelajari matematika, pemecahan masalah dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan alat sehingga siswa dapat memformulasikan, mendekati, dan menyelesaikan masalah sesuai dengan yang telah mereka pelajari di sekolah. Adapun indikator kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. menunjukkan pemecahan masalah
2. mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah
3. menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk
4. memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat 5. mengembangkan strategi
pemecahan masalah
6. membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah 7. menyelesaikan masalah yang
tidak rutin
Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis di atas, indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang diamati dalam penelitian ini adalah menunjukkan
pemecahan masalah,
mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, serta membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan.
Teknik bertukar pasangan merupakan teknik belajar kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain”. Dimana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan harus kembali ke pasangan semula. Belajar dalam kelompok berpasangan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat meningkatkan partisipasi siswa, serta lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok dan interaksi anggota kelompok akan lebih mudah”.
Pertukaran pasangan dapat membuat siswa banyak mendapatkan informasi dan pengalaman dalam menyelesaikan suatu persoalan atau permasalahan. Teknik bertukar pasangan mempunyai lima langkah yaitu :
1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan,
2. guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya,
3. setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan yang lain,
4. kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka 5. temuan baru yang didapat dari
pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai yaitu mulai dari tanggal 25 Januari s/d 3 Februari 2016. Kelas XI IPA 1 dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan adalah lembar tes akhir yang memuat indikator kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 4 item soal berbentuk essai. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t satu pihak. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dideskripsikan melalui hasil tes akhir dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu : (a) Menunjukkan pemecahan masalah, (b) Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, (c) Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
Berdasarkan Skor hasil belajar siswa pada kedua kelas ini kemudian dilakukan perhitungan rata-rata(
___
X ), simpangan baku (S), skortertinggi (X maks)dan skor terendah (Xmin).Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan Rata-rata (
___
X ), Simpangan Baku (S), SkorTertinggi (X maks) dan Skor Terendah (X min) Pada Kelas Sampel
Kelas
Sampel S Xmaks Xmin
Eksperimen 79,89 11,53 93,33 53,33 Kontrol 63,55 14,82 93,33 36,66
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil
dibandingkan dengan simpangan baku kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan pada umumnya nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.
Mengacu pada ketiga indikator pemecahan masalah pada penelitian ini, berikut adalah beberapa jawaban siswa yang menunjukkan masing- masing indikator tersebut.
Gambar 1. Jawaban siswa kelas eksperimen yang menunjukkan pemecahan masalah serta mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 1, siswa terlihat sudah mampu memenuhi indikator menunjukkan pemecahan masalah serta mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, dimana siswa sudah mampu mengarahkan pemecahan masalah soal dengan
membuat diagram fungsi dengan benar, bahwa ada salah satu anggota pada kodomain yang tidak memiliki pra peta pada domain.
Gambar 2. Jawaban siswa kelas eksperimen pada indikator membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah
Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 2 siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik, yaitu dengan membuat model matematika dari permasalahan tersebut kemudian menafsirkannya dan membuat penyelesaian soal dengan tepat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai. . DAFTAR PUSTAKA
Dianti, Elvira. (2013). Pengaruh
Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 2 Bayang
Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat (Vol 2 No 1 tahun 2013)
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Putri, Neka.A. (2014). Pengaruh
Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas XI IPA Di SMA N 1 Pariaman.
Jurnal Pendidikan MatematikaUniversitas
Negeri Padang (Nomor 3 tahun2014). Hlm. 11-16 Yuanari Novita.2011. Penerapan
Strategi TTW (Think Talk Write) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan PemecahanMasalah dan Disposisi Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta