• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATIONTERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Fitria Ulva Syafrida1), Sofia Edriati2), Ainil Mardiyah2)

1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was conducted based on the facts indicating that, in class XI IPA of SMA Negeri 5 Padang in Academic Year 2015/2016, the students’ mathematics problem solving ability was still low. The purpose of this research was to reveal whether the application of Group Investigation cooperative learning model could increase the students’ mathematics problem solving ability better than the use of conventional learning in class XI IPA of SMA Negeri 5 Padang in Academic Year 2015/2016. This was an experimental research which applied random toward the subject design. By using random sampling technique, the student in class XI IPA 2 were chosen as the experimental class and those in class XI IPA 1 were taken as the control class. The instrument of the research was a posttest about problem solving ability. The test was in form of an essay test which had been tested its reliability. The students’ learning achievement was analyzed by using -test. The value of was 2.68 and = 1.7025. As , The hypothesis was accepted on the significance level 95%. Based on this result, it was concluded that the use of Group Investigation cooperative learning model could increase the students’ mathematics problem solving ability better than the use of conventional learning in class XI IPA of SMA Negeri 5 Padang.

Key Terms: Mathematics Problem Solving Ability, Group Investigation Learning Model

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika adalah bagian dari mata pelajaran wajib bagi semua siswa yang menempuh pendidikan mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat sarjana. Salah satu tujuan pembelajaran matematika SMA adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

mema-hami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang dipero-leh. Masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan manjadi masalah hanya jika pertanyaan itu

(2)

menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur yang tidak rutin yang sudah diketahui siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 5 Padang pada tanggal 12 s/d 14 Februari 2015, terlihat bahwa proses pembelajaran masih terpusat pada guru dan ditemukan kasus yang menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari kondisi siswa yang masih kesulitan jika diberikan soal-soal yang menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecah-kan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui siswa.

Berdasarkan wawancara yang dilaku-kan dengan guru matematika SMA Negeri 5 Padang bahwa guru sudah mencoba melakukan pembelajaran kelompok tetapi belum efektif. Selain itu pada proses pembelajaran dalam menyelesaikan suatu masalah, siswa yang pandai lebih suka berdiskusi dengan siswa yang pandai saja. Sementara siswa yang kurang pandai lebih suka mencontek kepada temannya yang telah menyelesaikan latihan tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan terse-but, guru perlu melakukan variasi dalam penyampaian materi yaitu dengan pemilihan model pembelaja-ran yang tepat dan menarik. Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran mate-matika adalah model pembelajaran kooperatif.

Salah satu model pembelajan koope-ratif yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah model pembelajaran koopera-tif tipe Group Investigation. Siswa dapat menginvestigasi masalah yang diberikan untuk meningkatkan ke-mampuan pemecahan masalah mate-matis siswa. Setiap kelompok akan mendiskusikan sub topik yang ingin mereka diskusikan, menyiapkan informasi dan kemudian melaporkan-nya kepada kelas. Siswa dapat menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri, berkesempatan untuk ber-diskusi dengan teman, bertanya, dan membagi pengetahuan yang di perolehnya untuk menyiapkan lapo-ran kelompoknya.

Tahapan-tahapan pada model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ada 6 tahapan yaitu

(3)

mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, meren-canakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiap-kan laporan akhir, mempresentasimenyiap-kan laporan akhir, dan evaluasi merujuk kepada Slavin (2005: 218).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembe-lajaran kooperatif tipe Group Inves-tigation lebih baik daripada kemam-puan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan pembela-jaran konvensional.

Penelitian yang relevan dengan pene-litian ini adalah penepene-litian oleh Safitra (2013) dengan judul “penga-ruh penerapan cooperative learning

tipe group investigation disertai media tree chart terhadap pemaha-man konsep matematis siswa kelas VII SMPN 2 Ranah Batahan” dan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Astuti (2013) dengan judul “penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok untuk mening-katkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIIIG SMP

Negeri 1 Batu bahasan luas per-mukaan kubus, balok, prisma dan limas”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 5 Padang pada tanggal 08 sampai 28 September 2015. Jenis penelitian adalah penelitian ekspe-rimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek merujuk kepada Arikunto (2010: 126).

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang yang terdaftar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan sampel kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Tes akhir digunakan untuk melihat ke-mampuan pemecahan masalah mate-matis siswa dengan 4 butir soal esai. Pedoman penilaian menggunakan rubrik analitik merujuk kepada Iryanti (2004: 14). Berdasarkan hasil analisis uji coba soal tingkat kesuka-ran diperoleh bahwa semua soal ter-golong sedang. Daya pembeda yang diperoleh untuk semua soal, soal

(4)

diterima/baik dan reliabilitas dengan

= 0,88merujuk kepada Arikunto

(2010: 239).

Teknik analisis data menggunakan uji- satu arah merujuk kepada Sudjana (2005: 241-243) untuk tes akhir kemampuan pemecahan masa-lah matematis siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh nilai rata-rata ( )̅, skor tertinggi ( ), skor terendah ( ) tes akhir kelas sampel sesuai dengan Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Kelas Sampel

Kelas Xmaks Xmin S

Eksperi

men 75,81 92,06 63,49 6,36

Kontrol 69,67 84,13 38,10 10,37

Tabel 1 menunjukkan pembelajaran kelas eksperimen lebih baik di-bandingkan kelas kontrol.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil tes akhir pada kedua kelas sampel ber-distribusi normal dan tidak memiliki variansi homogen, selanjutnya di-lakukan uji satu pihak. Diperoleh

= 2,68 dan = 1,7025

karena maka hipotesis diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas eksperimen ter-lihat bahwa secara keseluruhan siswa mampu memenuhi ketiga indikator dalam kemampuan pemecahan masa-lah matematis. Seperti yang terlihat pada soal no 3 berikut.

Soal No.3

Dony ingin membuat sup dengan tepat 5 jenis sayuran yang berbeda dan 3 jenis tanaman herbal. Jika Dony mempunyai 12 jenis sayuran dan 6 jenis herbal untuk dipilih. Berapa banyak jenis sup berbeda yang dapat dibuat oleh Dony?

Gambar 1: Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

(5)

Hasil jawaban siswa pada Gambar 1, terlihat siswa sudah bisa menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari masalah yang diberikan. Berarti siswa sudah bisa memahami indikator menunjukan pemahaman masalah.

Gambar 2: Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Hasil jawaban siswa pada Gambar 2, terlihat siswa sudah bisa memilih metode yang tepat untuk menye-lesaikan masalah yang diberikan. Siswa memilih kombinasi untuk menyelesaikan masalah yang di-berikan dan siswa bisa menyelesai-kannya dengan benar. Berarti siswa sudah bisa memahami indikator memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah. Siswa juga sudah bisa mengembangkan kombi-nasi untuk menyelesaikan masalah

yang diberikan. Siswa mengembang-kan kombinasi dengan cara meng-kalikannya. Berarti siswa sudah bisa memenuhi indikator mengembang-kan strategi pemecahan masalah. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran koopertatif tipe Group Investigation

lebih baik dari kemampuan peme-cahan masalah matematis siswa de-ngan menerapkan pembelajaran kon-vensional pada kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang tahun pelajaran 2015/2016.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: PT Rineka Cipta Astuti, Ririn Puji. 2013. Penerapan

Pembelajaran Model Pembe-lajaran Kooperatif Tipe In-vestigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIIIG SMP Negeri 1 Batu Bahasan Luas Permu-kaan Kubus, Balok, Prisma dan Limas. Jurnal. Universi-tas Negeri Malang

(6)

Safitra, Armi. 2013. Pengaruh Penerapan Cooperative Lear-ning Tipe Group Investiga-tion Disertai Media Tree Chart Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMPN 2 Ranah Batahan. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Narulita Yusron. Terjemahan). Bandung: Nusa Media

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Gambar

Gambar  2:  Lembar  Jawaban  Siswa  Kelas Eksperimen Hasil jawaban siswa pada Gambar 2,  terlihat siswa  sudah  bisa  memilih  metode  yang  tepat  untuk   menye-lesaikan  masalah  yang  diberikan

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan sebuah piranti server terdedikasi kurang efisien apabila hanya digunakan untuk sistem operasi tunggal dengan kebutuhan sumberdaya kecil. Mesin

Namun demikian penggunaan sistem kredit di SMA/MA saat ini tampaknya masih mengalami banyak kendala teknis; Hal lain yang dapat dilakukan ialah mengubah sistem

Tujuan perencanaan riset pasar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat.. dan tepat untuk menjadi agen/reseller dari produk Sampo Herbal tersebut. Menyusun Biaya Perencanaan

Penelitian sifat pemesinan kayu kelapa sawit terkompregnasi menunjukkan bahwa jenis cacat yang muncul pada masing-masing proses pemesinan adalah serat patah.. (torn

Selanjutnya label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang- undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum pada label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan

Hasil perhitungan dengan pendekatan data hasil kajian keseimbangan nitrogen tubuh (kebutuhan protein dari data review berbagai kajian klinis) tidak konsisten dengan hasil

Fakta bahwa Perancis merupakan negara dengan kapabilitas serangan nuklir tentunya menguatkan argumen bahwa Perancis memang memerlukan untuk mengembangkan sendiri

The purpose of this research is to know the factors that influence the number of children that is wife age, family income and the value of the child through the