• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMUDURURAN BUSANA TRADISIONAL dalam MODERNISASI

N/A
N/A
006A@Nila Ubaidah

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS KEMUDURURAN BUSANA TRADISIONAL dalam MODERNISASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMUDURURAN BUSANA TRADISIONAL dalam MODERNISASI

Nila Dhuha Izah Ubaidah

Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Abstrak

Perkembangan busana tradisional dalam konteks modernisasi menjadi topik yang menarik dalam kajian mode dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan dan adaptasi busana tradisional dalam menghadapi tantangan modernisasi. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali informasi tentang transformasi busana tradisional dari sudut pandang sejarah, budaya, dan desain.Metode penelitian yang digunakan melibatkan studi literatur, wawancara dengan ahli busana dan pengrajin, serta observasi langsung terhadap busana tradisional yang telah mengalami modernisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan busana tradisional terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk penggunaan bahan dan teknik baru, pengaruh tren mode global, serta dorongan untuk mempertahankan identitas budaya.Dalam konteks modernisasi, busana tradisional mengalami perubahan dalam desain, pola, dan pemilihan warna. Penggunaan teknologi baru dan teknik produksi yang lebih efisien telah mempengaruhi proses pembuatan busana tradisional. Selain itu, pengaruh budaya populer, media massa, dan industri fashion global juga berperan dalam memperkenalkan busana tradisional kepada khalayak yang lebih luas.

Namun, modernisasi busana tradisional juga menimbulkan beberapa perdebatan.

Kata kunci: Modernisasi, Busana Tradisional,

Abstract

The development of traditional clothing in the context of modernization is an interesting topic in the study of fashion and culture. This study aims to analyze changes and adaptations of traditional clothing in facing the challenges of modernization. Through a qualitative approach, this study explores the transformation of traditional clothing from the perspectives of history, culture and design. The research method used involves literature studies, interviews with fashion experts and craftsmen, as well as direct observation of traditional clothing that has undergone modernization. The results of the analysis show that the development of traditional clothing occurs through several mechanisms, including the use of new materials and techniques, the influence of global fashion trends, and the encouragement to maintain cultural identity.In the context of modernization, traditional clothing undergoes changes in design, pattern and color selection. The use of new technologies and more efficient production techniques has influenced the process of making traditional clothes. In addition, the influence of popular culture, mass media and the global fashion industry also played a role in introducing traditional clothing to a wider audience. However, the modernization of traditional clothing also raises some debates.

Keywords: Dress Tradition, Modernization, Social Change.

PENDAHULUAN

Busana tradisional telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya suatu masyarakat. Busana tradisional mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan kekayaan sejarah suatu bangsa. Namun, dalam era modern yang terus berkembang, busana tradisional menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga relevansinya dan menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi. Menurut Dharmika ( 1998 : 16 ) Pakaian adat tradisional adalah pakaian yang sudah dipakai secara turun temurun dan merupakan salah satu identitas yang dapat dibanggakan oleh sebagian besar pendukung kebudayaan.

(2)

Modernisasi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena modernisasi merupakan salah satu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat tidak bisa menghindarinya karena setiap masyarakat manusia selalu mengalami perubahan dan selalu ingin berubah. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunya kepentingan yang tak terbatas. 12. PerubahanModernisasi, yang diiringi oleh perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial, telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap busana tradisional.

Modernisasi menghadirkan perubahan dalam pola pikir, gaya hidup, dan preferensi konsumen, yang berdampak pada transformasi dalam desain, produksi, dan pemakaian busana tradisional.

Dalam konteks ini, analisis perkembangan busana tradisional dalam konteks modernisasi menjadi relevan dan penting untuk dipahami.

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami perubahan yang terjadi pada busana tradisional dalam konteks modernisasi. Melalui pendekatan analitis, kami akan melihat bagaimana busana tradisional mengalami transformasi dalam desain, teknik produksi, bahan, dan penggunaan dalam menghadapi tantangan modern. Dalam analisis ini, kami akan mengeksplorasi berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan busana tradisional. Faktor- faktor tersebut mencakup pengaruh tren mode global, perubahan gaya hidup, perkembangan teknologi tekstil, serta dorongan untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya dalam desain busana tradisional.

Melalui analisis ini, diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan tentang perubahan yang terjadi pada busana tradisional dan memahami bagaimana busana tradisional dapat tetap relevan dan memenuhi kebutuhan konsumen di era modern. Selain itu, artikel ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para perancang busana dan pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam memodernisasi busana tradisional dengan tetap memperhatikan dan menghargai nilai-nilai budaya yang melekat di dalamnya.

Dengan demikian, mari kita mulai melihat analisis perkembangan busana tradisional dalam konteks modernisasi dan menggali bagaimana keberlanjutan dan inovasi dapat menjadi kunci dalam menjaga keberagaman budaya dan menghormati warisan tradisional yang berharga.

1. METODE

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang dipakai untuk menyusun penjelasan mengenai pengetahuan berdasarkan sudut pandang konstruktif, atau sudut pandang perspektif partisipatori, atau keduannya (Creswell, 2010). Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran mengenai fenomena yang dikaji. Penelitian menggunakan teori modernisasi. Dimana teori tersebut Teori modernisasi menganggap bahwa negara keterbelakangan akan meniru negara industri sehingga dapat berkembang, hal tersebut dicapai melalui modernisasi. Teori ini memandang masyarakat berkembang harus mengatasi semua masalah dan kekurangannya sehingga dapat menuju tahap “tinggal landas” ke arah perkembangan ekonomi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder dan data primer. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan. segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca literasi terhadap penelitian terdahulu, jurnal yang serupa, dan literasi lainnya.3

1 Ellya Rosana and Modernisasi Dalam, ‘Ellya Rosana, Modernisasi Dalam,...’, 2015, 67–82.

2 Rosana and Dalam.

3 Dian Fatihatur Rohmah and Martinus Legowo, ‘Fenomena Lunturnya Tradisi Jawa Dalam Bidang Fashion Akibat Modernisasi’, Jurnal Ilmu Sosial Humaniora Indonesia, 2.2 (2022), 69–74

<https://doi.org/10.52436/1.jishi.40>.

Jurnal Tata Busana

2

(3)

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis perkembangan busana tradisional dalam konteks modernisasi mencakup

peninjauan tentang bagaimana busana tradisional mengalami perubahan dan adaptasi dalam era modern. Dalam analisis ini, penting untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan ini, seperti globalisasi, urbanisasi, teknologi, dan pengaruh budaya asing.

Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa busana tradisional telah mengalami

transformasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Di era modern, budaya dan gaya hidup telah mengalami perubahan drastis, dan busana tradisional telah beradaptasi dengan perubahan tersebut. Beberapa aspek yang dapat dilihat dalam perkembangan ini adalah:

1. Pengaruh globalisasi: Globalisasi telah membawa pengaruh dari budaya-budaya lain ke dalam busana tradisional. Desain dan motif dari budaya lain kadang-kadang diadopsi dalam busana tradisional untuk menciptakan tampilan yang lebih modern dan menarik bagi generasi muda.

2. Teknologi dan inovasi: Perkembangan teknologi telah memungkinkan perubahan dalam proses produksi busana tradisional. Misalnya, mesin jahit modern

memungkinkan produksi yang lebih cepat dan efisien. Teknologi juga digunakan dalam pengembangan bahan baru, seperti kain dengan sifat tahan air atau anti- bakteri.

3. Urbanisasi dan gaya hidup modern: Perubahan pola hidup dan urbanisasi telah mempengaruhi busana tradisional. Pada banyak kasus, busana tradisional diadaptasi agar lebih sesuai dengan gaya hidup yang sibuk dan praktis. Misalnya, baju kurung tradisional di Malaysia telah mengalami perubahan menjadi baju kurung moden yang lebih simpel dan mudah digunakan.

4. Pelestarian warisan budaya: Di tengah modernisasi, upaya pelestarian warisan budaya melalui busana tradisional juga terjadi. Orang-orang mulai menghargai dan menggunakan kembali busana tradisional sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Ini sering terjadi dalam acara-acara budaya, pernikahan tradisional, atau festival.

Perkembangan busana tradisional mencerminkan perubahan yang terjadi dalam gaya, desain, dan penggunaan busana yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam suatu budaya. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perkembangan busana tradisional:

1. Evolusi Gaya dan Desain: Busana tradisional mengalami evolusi dalam gaya dan desain seiring waktu. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh faktor seperti pengaruh budaya asing, perkembangan mode global, atau perubahan sosial dan ekonomi dalam

masyarakat.

2. Modernisasi dan Adaptasi: Busana tradisional sering mengalami adaptasi untuk memenuhi tuntutan gaya hidup modern. Desainer atau pengrajin busana tradisional berusaha untuk memadukan unsur-unsur tradisional dengan elemen modern, sehingga menciptakan busana yang tetap relevan dalam konteks saat ini

3. Penggunaan Bahan dan Teknik Baru: Perkembangan teknologi dan akses ke bahan- bahan baru telah memberikan pengaruh signifikan pada perkembangan busana tradisional. Misalnya, penggunaan bahan sintetis atau penggunaan teknik produksi modern dapat memperluas pilihan desain dan memperbarui tampilan busana tradisional.

(4)

4. Peningkatan Kesadaran Budaya: Dalam beberapa dekade terakhir, ada peningkatan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya dan busana tradisional. Ini

mendorong revitalisasi dan pelestarian busana tradisional sebagai bagian penting dari identitas budaya suatu komunitas.

5. Komersialisasi dan Pasar Global: Busana tradisional telah memasuki pasar global dengan meningkatnya minat orang-orang di luar budaya aslinya. Hal ini telah

mendorong pengembangan busana tradisional menjadi industri yang komersial dengan adanya produksi massal, promosi, dan distribusi di tingkat internasional.

6. Revitalisasi dan Penyadaran Masyarakat: Dalam beberapa kasus, komunitas lokal atau kelompok masyarakat berusaha untuk merevitalisasi dan mempromosikan kembali busana tradisional mereka. Ini dapat melibatkan program pendidikan, pelatihan, dan acara budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya melalui busana tradisional.

Perkembangan busana tradisional juga menghadapi beberapa tantangan, seperti

kehilangan pengetahuan dan keterampilan tradisional, perubahan sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi praktik pembuatan busana tradisional, serta risiko komersialisasi yang dapat mengaburkan makna dan autentisitas busana tersebut.

Kemunduran busana tradisional di jelaskan atas kejadian busana Rimpu Mbojo, adalah pakaian adat Bima sebagai identitas wanita muslim mojo pada zaman dahulu, Rimpu adalah cara berpakaian kaum wanita di Bima-Dompu (Dou Mbojo), yaitu menggunakan kain sarung untuk menutupi kepala dan badan, sehingga yang terlihat hanya wajah, atau bahkan hanya bagian mata.

Sekarang hidup dalam modernisasi mengubah cara berpakaian wanita musLim bima karena dianggap Rimpu Mbajo merupakan pakaian yang tidak relevan dengan pekerjaan saat ini,

kemudian fungsi pakaian sudah tidak terbatas lagi melainkan dapat dijadikan suatu penghias diri.

Anggapan kaum muda bahwa rimpu adalah pakaian tradisional yang ketinggalan zaman.

Anggapan seperti ini menimbulkan keengganan bagi kaum muda untuk menggunakan rimpu.

Modernisasi dan perkembangan teknologi. Tak dapat dipungkiri, kebaikan modernisasi yang berpenetrasi memasuki hampir seluruh lini kehidupan manusia tidak hanya member dampak positif bagi kehidupan masyarakat, namun juga menyebabkan banyak kearifan lokal terabaikan bahkan ditinggalkan.4

Kemudian selain itu disebutkan bahwa tradis jawa yang makin meluntur. Pada masa kerajaan Majapahit, pakaian berfungsi sebagai penanda stratifikasi sosial masyarakat Jawa. Pada masa ini pakaian wanita Jawa menggunakan kemben. Wanita Jawa yang merupakan kerabat dekat raja atau keturunan bangsawan menggunakan kain kemben wulang emas. Pada masa ini juga, pakaian raja, para pejabat dan rakyat biasa berbeda-beda. Namun seiring perkembangan zaman, pakaian yang digunakan masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari adalah jarik dan kebaya.

Seiring dengan adanya teknologi yang semakin modern di era modernisasi, tradisi berpakaian remaja Jawa semakin berubah dengan pesat. Tradisi berpakaian masyarakat Jawa yang dulunya menggunakan jarik dan kebaya, kini sudah mulai menggunakan gamis, kemeja, celana jeans, dan lain sebagainya. Para remaja di Jawa kini lebih memilih menggunakan tradisi berpakaian yang sedang marak di media sosial. Remaja-remaja tersebut meniru tradisi

berpakaian dari negara lain sehingga tradisi berpakaian masyarakat Jawa sendiri semakin luntur.

5

4 Studi Dengan, Menggunakan Pendekatan, and Muhammad Irfan, ‘Perkembangan Budaya Rimpu Dalam Menghadapi Modernisasi Dan Globalisasi’, 6.2 (2022), 163–73.

5 Fatihatur Rohmah and Legowo.

Jurnal Tata Busana

4

(5)

modernisasi menunjukkan bahwa busana tradisional telah mengalami transformasi yang signifikan dalam era modern. Faktor-faktor seperti globalisasi, teknologi, urbanisasi, dan pelestarian budaya berkontribusi pada perubahan ini. Modernisasi dalam aspek tradisi berpakaian menyebabkan menghilangkan tradisi berpakaian tradisional. Akibat adanya modernisasi, masyarakat Jawa yang dulunya memakai jarik dan kebaya, kini mulai memakai kemeja, celana jeans, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Dengan, Studi, Menggunakan Pendekatan, and Muhammad Irfan, ‘Perkembangan Budaya Rimpu Dalam Menghadapi Modernisasi Dan Globalisasi’, 6.2 (2022), 163–73

Fatihatur Rohmah, Dian, and Martinus Legowo, ‘Fenomena Lunturnya Tradisi Jawa Dalam Bidang Fashion Akibat Modernisasi’, Jurnal Ilmu Sosial Humaniora Indonesia, 2.2 (2022), 69–74

<https://doi.org/10.52436/1.jishi.40>

Rosana, Ellya, and Modernisasi Dalam, ‘Ellya Rosana, Modernisasi Dalam,...’, 2015, 67–82

Referensi

Dokumen terkait

Pemanasan global (global warming) belakangan ini ramai diperbincangkan. Hal tersebut mendorong berbagai pihak termasuk para desainer untuk mencipta busana yang bersahabat

Dari berbagai macam perkembangan busana dalam dunia mode, busana ready to wear priabiasanya paling banyak diminatidi kalangan para pria remaja karena, busana ready to

Karakter busana androgini diekspresikan dalam penciptaan media tekstil dengan bentuk sambungan dan potongan yang menarik sesuai dengan tren mode saat ini ataupun motif batik

Melihat fenomena tersebut sebagai generasi muda yang berkecimpung dalam dunia mode, perlu adanya penciptaan suatu karya busana pesta yang berinovasi dengan menggunakan bahan

Keunikan dari kreativitas seniman Bali terdahulu akan penggunaan kain-kain tradisional, yang menjadi identitas budaya pada busana pengantin Agung Ningrat Buleleng,

Bahan Busana Tradisional Pasumandan Padang yang digunakan oleh Pasumandan terdiri dari baju bajaik yang terbuat dari bahan beludru dan bahan saten, sarung terbuat dari

Sejalan perkembangan zaman, baju Bodo kemudian bertahan dan berkembang sebagai busana tradisional Indonesia yang mencerminkan kebudayan dari Sulawesi

Proses modernisasi yang mengubah masyarakat tradisional kearah modern mendapat dorongan kuat dari komersialisasi hasil-hasil pertanian, transportasi, dan komunikasi baru yang