PCI(s) = PCI untuk setiap unit segmen atau unit penelitian CDV = Nilai deduksi terkoreksi dari setiap unit sampling. Unit sampel adalah bagian atau sebagian dari perkerasan yang ditentukan hanya untuk tujuan inspeksi. Untuk jalan dengan perkerasan aspal (termasuk aspal pada perkerasan beton) dan jalan tanpa perkerasan, sampel unit didefinisikan sebagai luas sekitar sq.ft (Shahin, 1994).
Menurut Shahin (1994), pemeriksaan setiap unit sampel pada suatu bagian perkerasan memerlukan usaha ekstra, terutama jika bagian tersebut besar. Jika tujuannya adalah untuk membuat keputusan tingkat proyek, seperti perencanaan biaya proyek, maka survei dengan jumlah unit sampel yang terbatas sudah cukup. Berikut ini adalah hasil penilaian masing-masing jenis kerusakan pada setiap unit sampel pada ruas jalan Kranggan – Pringsurat Sampel pada STA 24+500 sampai dengan 17+000 ini dibagi menjadi 25 unit ruas.
Pengukuran untuk setiap jenis kerusakan dilakukan terhadap 17 sampel yang dipilih secara acak, dimana lokasi pengukurannya ditunjukkan pada tabel 4.2. Penghitungan nilai kerapatan merupakan langkah awal dalam menghitung Pavement Condition Index (PCI) yang didasarkan pada data review untuk masing-masing jenis kerusakan. Seluruh nilai diskon yang diterima kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total nilai diskon atau Total Discount Value (TDV).
Besaran kerusakan perkerasan lentur dalam satuan m2 dan m1 untuk setiap tingkat keparahan dikelompokkan dalam setiap unit sampel.
Data Kerusakan Metode Bina Marga
DATA LHR
PEMBAHASAN
Mengetahui Kondisi Kerusakan Jalan Menurut Metode PCI
24 Kerusakan Retakan kulit buaya yang terjadi di lapangan 33,43% disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas yang berulang. Retakan dimulai di bagian bawah permukaan aspal (atau dasar yang distabilkan), di mana tegangan dan tegangan tarik terlalu besar di bawah beban roda dan menyebar ke permukaan yang awalnya berupa serangkaian retakan memanjang. 0,89% dari kerusakan yang terjadi adalah keruntuhan yang disebabkan oleh jatuhnya perkerasan yang terjadi pada area terbatas yang dapat diikuti dengan retak.
Pendaratan tersebut ditandai dengan adanya genangan air di permukaan perkerasan jalan yang membahayakan lalu lintas yang melintas. Kerusakan yang terjadi di lapangan sebesar 0,03% dari total kerusakan yang ada, yaitu kerusakan lubang yang disebabkan oleh beban lalu lintas yang menggerus sebagian kecil permukaan perkerasan sehingga air dapat masuk, yang melemahkan lapisan dasar atau kualitas pencampuran permukaan yang buruk. lapisan. . 0,50% dari kerusakan yang terjadi adalah retakan yang meluas yang disebabkan oleh temperatur rendah atau penuaan aspal, atau siklus temperatur diurnal, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
51,79% dari kerusakan yang terjadi adalah bintik-bintik yang menyebabkan distorsi, pembubaran, retakan, atau pengelupasan antara tambalan dan permukaan lapisan asli. Apabila kerusakan terjadi pada suatu tambalan, maka kerusakan tersebut belum tentu disebabkan oleh lapisan yang utuh. Kerusakan tersebut sebesar 1,71% disebabkan karena sebagian atau seluruh agregat dalam campuran tertutup oleh aspal yang terlalu tebal, salah satunya karena kelebihan persentase aspal dalam campuran, atau sebab lainnya.
7,64% kerusakan disebabkan oleh tindakan lalu lintas dan permukaan perkerasan atau lapisan pondasi yang tidak stabil karena kadar aspal terlalu tinggi, agregat halus terlalu banyak, semen aspal terlalu lembek, kadar air terlalu tinggi. 3,74% kerusakan yang terjadi adalah pelapukan dan butiran lepas yang disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antara partikel agregat dengan butiran.
Mengetahui Faktor Penyebab Kerusakan Ruas Jalan
Untuk menentukan kelas lalu lintas dilakukan dengan menghitung nilai total LHR yang berada pada ruas jalan Kranggan – Pringsurat STA dari pukul 06.00 sampai dengan 18.00 WIB dengan jumlah total 17102 kendaraan, yang berarti jumlah kelas lalu lintas adalah 6.
Menentukan Nilai Kondisi Jalan
Menentukan Urutan Prioritas
Metode Perbaikan Ruas Jalan Kranggan-Pringsurat
Dari sini dapat disimpulkan bahwa jalan tersebut memiliki angka prioritas > 7 dalam program pemeliharaan rutin. Kondisi ruas jalan STA Kranggan – Pringsurat dilakukan dengan metode Pavement Condition Index (PCI) diperoleh nilai 68,7 yang menunjukkan kondisi perkerasan dalam kondisi baik, sedangkan dengan metode Bina Marga nilai urutan prioritas adalah > 7 yang berarti jalan tersebut termasuk dalam program pemeliharaan. Gambar di atas menunjukkan bahwa PCI 0-40 untuk jalan raya peningkatan jalan, PCI 41-69 untuk jalan raya pemeliharaan sesekali, dan PCI 70-100 untuk jalan raya pemeliharaan rutin.
Perbedaan Metode PCI dan Bina Marga
Penanganan Kerusakan Jalan dan RAB
Perataan (P6) Kerusakan yang diperbaiki dengan perataan adalah amblesan, lubang sedalam 10-50 cm, alur < 30 mm. Berdasarkan data cbr yang diperoleh dari instansi terkait sebesar 13,2%, daya dukung tanah (ddt) diperoleh dari nomogram DDT dan CBR% = 6,47. Direncanakan jenis lapisan tambah akan menggunakan Lapen dengan kekasaran > 300 mm/Km, berdasarkan Manual Analisis Komponen (Jalan Raya 1987) Indeks permukaan awal UR (IP.
Untuk menghitung rencana anggaran biaya (RAB) dari tebal lapis permukaan jalan yang direncanakan, yang dilakukan adalah perhitungan volume pekerjaan, setelah itu anggaran dihitung dengan cara mengalikan volume pekerjaan dengan harga per unit pekerjaan menurut analis Bina Marga tahun 2019. Dari perhitungan pada tabel 4.34 dibawah ini, Luas selimut untuk Lapisan Perekat Aspal (Tack Coat) = 18,11 m2. 37 Dengan kata-kata: Lima belas miliar tujuh ratus tiga puluh lima juta dua ratus tiga puluh ribu delapan ratus.
Dengan kata lain: lima belas milyar tujuh ratus tiga puluh lima juta dua ratus tiga puluh ribu delapan ratus delapan puluh sembilan rupiah.
PENUTUP 1 Kesimpulan
Saran
Dinas Rehabilitasi Jalan Raya Provinsi Jawa Tengah harus melakukan pemeriksaan rutin agar kerusakan dapat segera diketahui dan usulan perbaikan dapat segera dilakukan agar kerusakan tidak semakin parah. Semua jalan, rusak atau tidak rusak, memerlukan penelitian tambahan untuk mendapatkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA