• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESELAMATAN JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA RUAS CAWANG- TANJUNG PRIOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KESELAMATAN JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA RUAS CAWANG- TANJUNG PRIOK "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESELAMATAN JALAN TOL DALAM KOTA JAKARTA RUAS CAWANG- TANJUNG PRIOK

Muhammad Yuriansyah Putra1 NIM. 15008031

1Institut Teknologi Bandung Jalan Ganeca No. 10 Bandung

ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di dunia. Angka kecelakaan lalu lintas memiliki hubungan yang erat antar faktor penyebab yaitu faktor pengemudi, faktor kendaraan, dan faktor kondisi geometrik dan lingkungan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil kecelakaan lalu lintas, menentukan kriteria segmen berbahaya, dan menentukan segmen-segmen berbahaya pada jalan tol dalam kota Jakarta ruas Cawang-Tanjung Priok.

Penentuan kriteria segmen jalan berbahaya didasarkan pada frekuensi kecelakaan rata-rata dan biaya kecelakaan rata- rata. Ukuran kinerja yang digunakan untuk memeringkatkan segmen berbahaya antara lain frekuensi kecelakaan rata- rata, frekuensi kecelakaan rata-rata EPDO (Equivalent Property Damage Only), indeks fatalitas relatif, frekuensi rata-rata kecelakaan dengan menggunakan metoda momen, probabilitas tipe kecelakaan secara spesifik dengan menggunakan batasan proporsi, dan kelebihan proporsi tipe kecelakaan secara spesifik. Analisis terhadap data kecelakaan memberikan kriteria segmen berbahaya adalah segmen yang memiliki frekuensi kecelakaan rata-rata lebih besar dari 12 kecelakaan dalam tiga tahun dan/atau biaya kecelakaan rata-rata selama tiga tahun melebihi Rp 331.778.721,00.

Dengan menggunakan kedua kriteria tersebut didapatkan 14 segmen berbahaya pada jalan tol dalam kota Jakarta ruas Cawang-Tanjung Priok. Hasil pemeringkatan terhadap segmen-segmen berbahaya tersebut secara umum memberikan tiga segmen yang paling berbahaya pada jalan tol dalam kota Jakarta yaitu KM 13-14 jalur B (Tanjung Priok-Cawang), KM 3-4 jalur A (Cawang-Tanjung Priok), dan KM 3-4 jalur B. Untuk kasus kecelakaan tabrakan depan-belakang, segmen berbahaya yang teridentifikasi yaitu segmen KM 7-8 jalur B, KM 3-4 jalur B, dan KM 4-5 jalur B. Untuk kasus kecelakaan menabrak guard-rail, segmen berbahaya yang teridentifikasi yaitu segmen KM 7-8 jalur A, KM 6-7 jalur A, dan KM 5-6 jalur A.

Kata kunci: Kecelakaan lalu lintas, penentuan kriteria segmen berbahaya, identifikasi segmen berbahaya

LATAR BELAKANG

Pada zaman sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah ilmu pengetahuan mengenai transportasi. Hal ini dapat dilihat dari sarana transportasi yang semakin lama semakin canggih.

Dimana salah satu perkembangan teknologi yang paling berkembang adalah kendaraan pribadi. Hal ini berbanding lurus dengan adanya peningkatan yang pesat dalam hal permintaan kendaraan pribadi. Akan

tetapi, permintaan kendaraan pribadi tersebut tidak didukung dengan performa sarana transportasi yang mumpuni. Jalan yang berlubang atau yang terlalu licin merupakan contoh dari kurangnya performa sarana transportasi. Selain itu, terdapat beberapa fasilitas pendukung yang tidak lengkap seperti tidak adanya lampu lalu lintas atau rambu lalu lintas. Hal ini dapat memicu masalah lalu lintas seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

(2)

Diperlukan penanganan yang serius untuk mengatasi masalah kecelakaan lalu lintas. Untuk menangani masalah kecelakaan lalu lintas di Indonesia, aparat hukum diturunkan secara langsung untuk mengatur kelancaran lalu lintas dan memberikan sanksi untuk para pelanggar aturan lalu lintas. Namun penanganan tersebut masih terbilang belum efektif dan efisien karena adanya keterbatasan dalam pelaksanaannya.

Hal ini dikarenakan aparat hukum tersebut hanya bertugas pada area tertentu dan pada waktu tertentu sehingga kecelakaan lalu lintas masih dapat terjadi pada selang waktu yang tidak diawasi oleh aparat hukum. Dari keadaan tersebut, maka diperlukan adanya suatu pengaturan yang bersifat permanen dan memiliki pengaruh kepada pengguna sarana transportasi.

Sehingga perlu dianalisis hal-hal yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.

METODE

Tahapan dalam penelitian ini diawali dengan mengetahui kajian pustaka dalam definisi kecelakaan lalu lintas, metode penyaringan jaringan jalan, dan standar jalan tol dalam kota. Lalu, pengumpulan data berupa data jumlah dan detail kecelakaan lalu lintas untuk periode 2009-2011, data kondisi geometrik dan lingkungan jalan, dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas.Langkah ketiga yaitu analisa data kecelakaan dari pengumpulan data sebelumnya. Dalam penelitian ini, dilakukan penentuan kriteria segmen berbahaya yang tergolong menjadi dua bagian yaitu frekuensi kecelakaan rata-rata dan biaya kecelakaan rata-rata.

Dari kedua kriteria tersebut, maka dapat ditentukan segmen jalan mana saja yang akan ditinjau lebih lanjut.

Berikutnya adalah menentukan segmen berbahaya berdasarkan total peringkat terendah dari keenam metode ukuran kinerja yaitu frekuensi kecelakaan rata- rata, EPDO (Equivalent Property Damage Only) average crash frequency, relative severity index (Indeks fatalitas relatif), frekuensi rata-rata kecelakaan dengan menggunakan Methods of Moments, probabilitas tipe kecelakaan secara spesifik dengan menggunakan batasan proporsi, dan kelebihan proporsi tipe kecelakaan secara spesifik. Dan langkah terakhir

adalah mengambil kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

KEUNGGULAN TEKNOLOGI

Keunggulan dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu penanganan permanen dalam mengatasi kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada jalan tol dalam kota Jakarta. Dari hasil segmen yang paling berbahaya pada jalan tol dalam kota Jakarta akan diteruskan ke dalam penganan yang lebih mendetail.

HASIL

frekuensi kecelakaan rata-rata dan biaya kecelakaan rata-rata pada jalan tol ini adalah sebesar 12 kejadian dan Rp 331.778.721. Kriteria segmen berbahaya untuk jalan tol dalam kota Jakarta adalah segmen yang memiliki frekuensi kecelakaan melebihi 12 kecelakaan dalam 3 tahun dan biaya kecelakaan selama 3 tahun lebih besar dari Rp 331.778.721. Oleh karena itu, dari 30 segmen yang ditinjau terdapat 14 segmen yang termasuk ke dalam kategori segmen berbahaya. Dari 14 segmen tersebut, dipilih tiga segmen paling berbahaya yaitu KM13-14 jalur B (Tanjung Priok- Cawang), KM 3-4 jalur A (Cawang-Tanjung Priok), dan KM 3-4 jalur B. Untuk kasus kecelakaan tabrakan depan-belakang, segmen berbahaya yang teridentifikasi yaitu segmen KM 7-8 jalur B, KM 3-4 jalur B, dan KM 4- 5 jalur B. Untuk kasus kecelakaan menabrak guard-rail, segmen berbahaya yang teridentifikasi yaitu segmen KM 7-8 jalur A, KM 6-7 jalur A, dan KM 5-6 jalur A.

PROSPEK APLIKASI

Prospek aplikasi dalam penelitian ini dapat dikembangkan oleh masyarakat dalam hal mengetahui segmen jalan mana saja yang berbahaya baik untuk jalan antar kota ataupun perkotaan. Oleh karena itu kedepannya, aplikasi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui segmen jalan berbahaya di objek penelitian yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

LOKASI RAWAN Black-spot kecelakaan  Suatu lokasi kecelakaan biasanya di persimpangan, atau segmen ruas jalan 200-300m yang memiliki angka kecelakaan dalam dua digit selama dua tahun

LEMBAR PERSETUJUAN Nama : Riski Putri Amalia NIM : 1962201065 Prodi / Konsentrasi : S1 Akuntansi / Akuntansi Perpajakan Judul Skripsi : Analisis Penerapan Transfer Pricing dan