Analisis Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Kelas X Pada Materi Ekologi di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungpinang. Keterampilan proses ilmiah meliputi aspek: (1) mengamati, (2) mengklasifikasikan, (3) menafsirkan, (4) memprediksi, (5) mengomunikasikan, (6) mengajukan pertanyaan, (7) mengajukan hipotesis, (8) merancang eksperimen, (9).
Rumusan Masalah
“Analisis Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Kelas X Pada Materi Ekologi SMA Kota Tanjungpinang.” Hal ini diharapkan dapat dijadikan gambaran dan informasi mengenai keterampilan proses sains dasar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja Aspek Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar siswa kelas X pada materi Ekologi di SMA Negeri Kota Tanjungpinang.
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
- Keterampilan Proses Sains Dasar
- Ekologi
- Keterampilan Proses Sains
- Tinjauan Pembelajaran Sub Materi Ekologi
Keterampilan proses ilmiah (SPS) merupakan kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dalam pemahaman, pengembangan dan penemuan ilmu pengetahuan Rahayu (2012: 23). Hal ini sesuai dengan pandangan Tanwil & Liliasari yang menyatakan “Keterampilan proses sains adalah suatu proses yang didalamnya.
Penelitian Relevan
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 254 siswa SMA kelas XI Kota Tegal yang diambil dengan menggunakan random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi persentase keterampilan proses ilmiah siswa SMA kelas X di Kecamatan Seberang Ulu I dan Kertapati Kota Palembang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses ilmiah, 2) Keterampilan akademik tidak berpengaruh terhadap keterampilan proses ilmiah, 3) Terdapat interaksi antar model pembelajaran.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi persentase keterampilan proses ilmiah siswa SMA di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian random sampling dengan menggunakan instrumen tes deskripsi yang terdiri dari lima soal yang diajukan kepada salah satu kelas IPA SMA XI di Bandung. Hasil yang diperoleh adalah 24% siswa mempunyai keterampilan proses ilmiah dalam kategori sedang, dan 76% siswa dalam kategori sedang, rendah. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan tes deskripsi essay dan yang membedakan adalah peneliti menggunakan teknik cluster random sampling namun penelitian ini menggunakan random sampling.
Dalam batasan penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian terhadap siswa IPA pada kelas tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri Kota Tanjungpinang yang berjumlah 200 orang, dimana setiap sekolah hanya mencatat satu kelas saja untuk menentukan populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah Kota Tanjungpinang Siswa SMA Negeri yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Besar atau kecilnya sampel sangat bergantung pada tingkat presisi atau toleransi kesalahan yang diinginkan peneliti. Semakin besar ukuran sampel (dekat dengan populasi), maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalahan generalisasi, dan sebaliknya, semakin kecil ukuran sampel (lebih jauh dari populasi), maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya kesalahan generalisasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Slovin untuk mengambil margin of error sebanyak 80 siswa dari populasi 200 siswa.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat post-positivisme, digunakan untuk menyelidiki keadaan benda-benda alam, dimana peneliti sebagai instrumen utamanya Sugiyono (2010:15). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains dasar siswa kelas X di SMA Negeri Kota Tanjungpinang. Penelitian deskriptif berupaya menggambarkan peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Noor.
Rancangan Penelitian
Tahap Persiapan
Selain itu, mereka juga ditanya tentang pemahaman mereka tentang keterampilan proses sains dan apakah mereka pernah mengikuti tes kemampuan proses sains. Setelah melakukan survei pendahuluan dan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada siswa SMA di Kota Tanjungpinang, peneliti menyusun proposal penelitian. Judul penelitian ini adalah “Analisis Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Kelas X Pada Materi Ekologi di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungpinang”. a) Persiapan tes penelitian.
Tes penelitian yang digunakan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes yang mengandalkan aspek keterampilan proses sains dasar pada materi ekologi yang akan digunakan selama proses pengajaran.
Tahap Pelaksanaan a) Pengambilan Data
Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengacu pada aspek keterampilan proses ilmiah dasar.
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Dokumentasi
Terkait dengan validitas alat ukur, Arikunto membedakan validitas menjadi 2 jenis yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis adalah validitas yang dicapai melalui metode yang benar sehingga menurut logika tercapai tingkat yang diinginkan. Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh dengan menguji instrumen terhadap ukuran-ukuran yang sesuai dengan tujuan peneliti.
Berpedoman pada uraian di atas, maka pengujian validitas logika dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan item-item instrumen yang telah disiapkan kepada para ahli, untuk mendapatkan penilaian apakah makna kalimat-kalimat dalam instrumen ini dapat dipahami oleh responden dan item-item tersebut dapat dipahami. jelaskan indikator perubahan apa pun. Pengujian empiris dapat menggunakan teknik analisis item yaitu mengkorelasikan skor item (X) terhadap total skor instrumen (Y), dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut. Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono (2013:27).
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang sama atau dengan kata lain instrumen tersebut menunjukkan hasil yang konsisten bila digunakan sebagai alat ukur dengan menggunakan rumus Alpha Cronbac. Berdasarkan nilai interpretasi r, reliabilitas instrumen penilaian keterampilan proses ilmiah siswa berada pada kisaran yang berarti instrumen mempunyai reliabilitas yang cukup.
Teknik Analisis Data
Analisis Data Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa
Hasil Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Kota Tanjungpinang tahun ajaran 2021/2022 untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar pengolahan sains siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga sekolah menengah di Negeri Kota Tanjungpinang yang diperoleh dari populasi sebanyak 200 siswa, dan jumlah sampel sebanyak 80 siswa. Keempat aspek tersebut diperiksa dengan menggunakan uji kelayakan yaitu uji validitas sebelum memasuki tahap penelitian.Uji validitas dilakukan oleh validator untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat layak digunakan dalam proses penelitian.
Hasil uji coba instrumen tes keterampilan proses sains yang diujikan dinyatakan valid, dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil yang diperoleh dinyatakan reliabel karena memperoleh skor sebesar 0,219 dengan kategori sangat tinggi seperti terlihat pada Lampiran 6. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s alpha melalui uji r yaitu rhitung > rtabel dengan tabel signifikansi 5% didukung software 25.0.
Jadi dapat disimpulkan reliabilitasnya kuat atau tinggi, sehingga dapat dikatakan instrumen yang baik dalam penelitian.
Hasil Penelitian Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains Dasar
Histogram Skor Soal Persentase Kinerja KPS Dasar Berdasarkan Aspek Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa SMA Negeri di Kota Tanjungpinang. Tes yang dilakukan berupa soal esai sebanyak 10 soal mengacu pada Keterampilan Proses Sains pada materi ekologi. Indikator yang digunakan ada 4 indikator yang terdiri dari : Perumusan masalah, Pengembangan hipotesis, Prediksi Berdasarkan tabel gambar dibawah ini terlihat bahwa rata-rata skor per indikator adalah sebesar 64,68% yang dapat dikategorikan cukup tinggi.
Berdasarkan persentase di atas, dalam menjawab soal tes rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 64,68% dengan kategori sangat tinggi. Setiap butir soal menggunakan aspek Keterampilan Proses Sains Dasar sehingga berdasarkan jawaban soal diharapkan anda mengetahuinya. Selain itu, penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat Keterampilan Prosedural Sains Dasar siswa dalam menjawab instrumen tes yang diberikan.
Pembahasan
Keterampilan Proses Sains Dasar merumuskan masalah. Pada aspek pertama persentase ketercapaian Keterampilan Proses Sains Dasar sebesar 65,15% berada pada kategori cukup tinggi. Hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan hasil penelitian serupa yang sebelumnya dilakukan di lokasi lain. Pada aspek pertama ini diberikan 2 soal yaitu soal nomor 1 dan 6. Untuk soal nomor 1 diperoleh hasil persentase sebesar 67,18% dengan kategori “Tinggi”, untuk soal nomor 6 diperoleh hasil persentase sebesar 63,12% diperoleh pada kategori “Cukup”. Panjang”. Selanjutnya aspek keterampilan proses ilmiah dasar yang kedua adalah mengembangkan hipotesis, artinya merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang disajikan.
Pada aspek ketiga diperoleh hasil pencapaian Keterampilan Proses Sains Dasar sebesar 65,78% dengan kategori “Cukup Tinggi”. Untuk soal nomor 3 persentase skor yang diperoleh sebesar 58,75% dengan kategori Cukup Tinggi, kemudian untuk soal nomor 4 persentase skor yang diperoleh sebesar 69,06% dengan kategori Tinggi. Pada soal nomor 8 hasil persentasenya adalah 67,18%. dalam kategori "Tinggi". Panjang". Pada aspek keempat, persentase ketercapaian Keterampilan Proses Sains Dasar sebesar 59,68% dengan kategori “Cukup.
Pada nomor 5 nilai prestasinya sebesar 61,87% dengan kategori “Cukup Tinggi”, nomor 10 nilai prestasinya sebesar 57,5% dengan kategori “Cukup Tinggi”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa Kategori Keterampilan Proses IPA dasar kelas 0,15% dalam kategori cukup tinggi, Aspek pengembangan hipotesis sebesar 67,03% dalam kategori tinggi, kemudian dari segi prediksi sebesar 65,78% dengan kategori cukup tinggi, dari segi kesimpulan sebesar 59,68% dengan kategori cukup tinggi.
Implikasi
Saran
Pemahaman guru tentang keterampilan proses sains (SPS) dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SMP di Salatiga. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA di Kecamatan Seberang Ulu I dan Kertapati Palembang. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan akademik siswa SMA Negeri 5 Surakarta.
Analisis Keterampilan Proses Ilmiah dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Biologi di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Saintifik (KPS) pada Buku Teks Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Konsep Fluida. Analisis keterampilan proses ilmiah siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran learning cycle 5E pada bidang larutan asam basa.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan ilmuwan untuk meneliti fenomena alam dalam Samatowa (2016:39). Selanjutnya untuk melihat keterampilan proses sains dasar siswa pada kelas satu). P Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan disimpulkan bahwa 22 soal yang digunakan untuk menguji keterampilan proses sains dasar siswa kelas X IPA SMA Negeri Kota Tanjungpinang dinyatakan valid.
Implikasi Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat Keterampilan Proses Sains Dasar kelas