• Tidak ada hasil yang ditemukan

20

Gambar 1. Alur Materi Ekologi

21

mengenai Keterampilan Proses sains Siswa kelas XI IPA Se-Kota Tegal.

Sampel dalam penelitian ini 254 siswa SMA kelas XI Se-Kota Tegal yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Metode pengambilan data menggunaka metode tes, wawancara, observasi. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa di SMA Se-Kota Tegal tergolong pada kategori “baik dan cukup” dengan persentase yaitu 47% dan 46%. Jika dilihat dari segi aspek keterampilan proses sains siswa, aspek dengan persentase tertinggi yaitu aspek mengklasifikasikan dengan nilai 89, sedangkan yang terendah yaitu aspek menerapkan konsep dengan nilai 37.

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu metode pengambilan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes. Perbedaannya adalah peneliti menggunakan sampel kelas XI sedangkan penulis menggunakan sampel kelas X.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Mawar Rani (2019) yang berjudul

“Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik SMA Kelas X di Kecamatan Seberang Ulu I Dan Kertapati Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi persentase keterampilan proses sain speserta didik SMA kelas X di Kecamatan Seberang Ulu I dan Kertapati Palembang. Menggunakan teknik purposive sampling, sampel penelitian ini 4 sekolah yang memiliki akreditasi A dan B dengan nilai akreditasi di atas 80, jumlah respondennya 306 siswa, instrumen penelitian menggunakan soal pilihan ganda beralasan dengan 7 indikator, hasil penelitian menunjukkan persentase tiap indikator yaitu keterampilan mengamati

22

59,80% (tinggi), mengelompokkan 61,37% (tinggi), menafsirkan 53,23%

(sedang), berhipotesis 38,03% (rendah), melaksanakan percobaan 35,58%

(rendah), dan berkomunikasi 27,45% (rendah). Penelitian ini memiliki persamaan pendekatan deskriptif kuantitatif dan sampel penelitiannya yaitu kelas X. Perbedaannya adalah peneliti menggunakan instrument penelitian menggunakan soal pilihan ganda beralasan sedangkan penulis menggunakan soal essay.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulanningsih (2012) yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Di tinjau Dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta”. Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design dengan menggunakan kelas eksperimen (penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing) dan kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Sampel penelitian ini adalah kelas X4 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan antara dua jalan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh nyata terhadap keterampilan proses sains, 2) Kemampuan akademik tidak berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, 3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran. Penelitian ini memiliki persamaan teknik

23

pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan tes, dan teknik pengambilan sampel yang sama yaitu Cluster Random Sampling.

perbedaannya peneliti menggunakan tiga kelas untuk melakukan penelitian sedangkan penelitian ini hanya menggunakan satu kelas.

4. Penelitian ini dilakukan oleh Ifa Rifatul Mahmudah (2019) yang berjudul

“Profil Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa SMA di Kota Bandung”.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dekriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi persentase keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian Random sampling, dengan menggunakan instrumen tes uraian yang berjumlah lima soal yang diberikan pada salah satu kelas XI IPA di SMA Kota Bandung, diperoleh hasil bahwa 24% siswa memiliki keterampilan proses sains dengan kategori sedang, dan 76% berada pada kategori rendah.

Penelitian ini menggunakan 4 aspek keterampilan proses sains dalam melakukan penelitian. Yaitu, aspek membuat hipotesis, menentukan variabel, membuat prosedur percobaan, dan aspek menentukan alat/bahan.

Hasil penelitian dari keempat aspek tersebut tergolong rendah tetapi hanya satu aspek yang tergolong cukup pada aspek menentukan alat/bahan.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan tes uraian essay dan perbedaannya peneliti menggunakan teknik cluster random sampling tetapi penelitian ini menggunakan random sampling.

24

Perlu dilihat dari keterampilan proses sains dasar siswa sekolah menengah atas kota

Tanjungpinang

Analisis Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota

Tanjungpinang 1. Aspek observasi

2. Aspek klasifikasi 3. Aspek prediksi 4. Aspek pengukuran 5. Aspek inferensi 6. Aspek komunikasi C. Kerangka Berpikir

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Siswa harus memiliki keterampilan proses sains dasar yang baik

Manfaat keterampilan proses sains dasar bagi siswa 1. Ilmu pengetahuan siswa dapat berkembang

dengan pendekatan keterampilan proses 2. Pembelajaran melalui keterampilan proses

akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan 3. Keterampilan proses dapat digunakan oleh

siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan

4. Siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam batas penelitian ini peneliti melakukannya hanya kepada siswa-siswa IPA kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3, 6, dan 7 Kota Tanjungpinang, Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun 2021/2022.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018: 130) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dilihat dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa populasi bukan hanya perangkat, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek tersebut. Populasi pada penelitian ini berjumlah 200 Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Tanjungpinang dimana setiap sekolah hanya satu kelas yang didata untuk menentukan jumlah populasi, Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Tanjungpinang dapat dilihat dari tabel berikut ini.

26

Tabel 2. Data Nama SMA Negeri Kota Tanjunginang

No Sekolah Kelas Jumlah Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

SMA Negeri 1 Tanjungpinang SMA Negeri 2 Tanjungpinang SMA Negeri 3 Tanjungpinang SMA Negeri 4 Tanjungpinang SMA Negeri 5 Tanjungpinang SMA Negeri 6 Tanjungpinang SMA Negeri 7 Tanjungpinang

X IPA X IPA X IPA X IPA X IPA X IPA X IPA

35 Siswa 30 Siswa 28 Siswa 28 Siswa 27 Siswa 27 Siswa 25 Siswa

Total 200 Siswa

Sumber: SMA Negeri Kota Tanjungpinang 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang bersifat representatife (Sugiyono, 2016: 81). Selanjutnya menurut Sugiyono (2018:

131) sampel penelitian adalah faktor dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus bentuk-bentuk representatif (mewakili). Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode slovin. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin Sevilla et.al (1960:182), sebagai berikut:

27

Dimana

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance).

Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau toleransi kesalahan (error tolerance) yang diinginkan peneliti. Pada penelitian ini tingkat toleransi kesalahan penelitian maksimal adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil toleransi kesalahan sebesar 15% (0,15), sehingga pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin berjumlah 80 siswa dari populasi sebesar 200 siswa.

n = 200

1+200(0,05)2

n= 200

2.5 = 𝟖𝟎

Dokumen terkait