• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis ketinggian matahari islamic science

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis ketinggian matahari islamic science"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Namun di Kementerian Agama, nilai ketinggian matahari dalam rumusan waktu sholat untuk semua wilayah yaitu; -18° untuk waktu Isya' dan -20° untuk waktu Subuh. 7 Sofwan Jannah, Menentukan waktu Maghrib, Isya dan Sholat Subuh dari perspektif fikih dan astronomi, (Disertasi, FIAI Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2020), hlm. Analisis Islamic Scientific Research Network (ISRN) ketinggian matahari dalam penentuan waktu sholat Isya di Indonesia.

Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas, perlu diulas dan digarap secara khusus konsep berpikir dan menggunakan data dalam mencari nilai ketinggian matahari untuk penentuan waktu sholat. Hal ini pula yang membuat peneliti tertarik untuk menggarap dan menganalisis pemikiran serta metode yang digunakan oleh ISRN dalam menentukan waktu sholat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian metode pemikiran Islamic Science Research Network (ISRN) dalam menentukan waktu shalat Isya dengan ketinggian matahari sebagai bahan pertimbangan dan acuan masyarakat umum dalam prosesnya dapat digunakan. penentuan waktu shalat secara umum dan waktu shalat Isya khususnya.

Telaah Pustaka

11 Laela Fitri Handayani, Tinjauan Fikih dan Astronomi Pemikiran Tono Saksono dan Penetapan Awal Shalat Subuh di Indonesia, (Skripsi, FS UIN Mataram, Mataram, 2020). Skripsi ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu pembahasan penentuan waktu sholat. 12 Sofwan Jannah, Penentuan Waktu Sholat Maghrib, Isya dan Subuh Ditinjau dari Perspektif Fikih dan Astronomi, (Disertasi, FIAI, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2020).

Kerangka Teori

Empat waktu sholat lainnya; Sabahu, Zhuri, Ashar dan Isya' dihitung berdasarkan dampak sinar matahari terhadap benda-benda di sekitar kita. Untuk awal shalat Zuhur dan Ashar umat Islam tidak mengalami kendala yang berarti, karena mereka menentukan waktu matahari masih berada di langit tempat kita berada, agar pengaruh sinar matahari terhadap benda-benda langit di sekitar kita dapat terlihat. 24 Arino Bemi Sado, “Waktu sholat dalam perspektif astronomi; Integrasi antara sains dan agama”, Mu'amalat, Vol.

Metode Penelitian

Dasar teori dari suatu masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi literatur. Studi pustaka yang peneliti lakukan sehubungan dengan pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan buku-buku terpenting yang berhubungan dengan topik penelitian. Penelitian kepustakaan atau dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembahasan yang penulis gunakan dalam skripsi yaitu buku-buku, hasil penelitian seperti skripsi dan sebagainya.

Sistematika Pembahasan

Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan segala informasi dan pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan Tono Saksono, ketua Islamic Science Research Network (ISRN), untuk mendapatkan informasi kunci tentang cara berpikir ISRN tentang ketinggian matahari saat menentukan waktu sholat. Penulis menggunakan metode ini untuk dapat menjawab pengaruh ketinggian matahari terhadap penentuan waktu sholat awal.

Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis.Peneliti terlebih dahulu mendeskripsikan data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas kemudian menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan tertentu.Pernyataan yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pada bagian ini penulis memberikan kesimpulan dengan menjawab rumusan masalah terkait ketinggian matahari menurut ISRN dalam menentukan waktu sholat Isya di Indonesia bagi hasil dan beberapa saran yang bermanfaat terkait hasil penelitian.

PEMIKIRAN ISLAMIC SCIENCE RESEARCH NETWORK

Profil Islamic Science Research Network (ISRN)

37 Tono Saksono, Evaluasi Dini Waktu Sholat Subuh dan Maghrib Perspektif Sains, Teknologi dan Syariah, ed. Analisis Pemikiran Islamic Science Research Network (ISRN) dalam Menentukan Waktu Sholat Isya di Indonesia Menentukan Waktu Sholat Isya di Indonesia. Tono Saksono tentang pandangannya secara khusus dan ISRN secara umum terkait penentuan waktu shalat Isya.

Berikut rincian perhitungan penurunan waktu sholat Isya di Indonesia yang dibuat oleh ISRN wilayah Depok; Sedangkan perhitungan waktu sholat Isya awal menggunakan ISRN dip dengan waktu sholat Isya 11,5° adalah sebagai berikut. Lihat saja pernyataan Ton Saxon selaku Presiden ISRN pada awal waktu shalat yang menunjukkan waktu Isya'.

Islamic Science Research Network (ISRN) dalam mengoreksi waktu sholat Isya menyatakan bahwa penurunan -18 derajat yang digunakan di Indonesia sudah terlambat, sedangkan menurut ISRN dengan metode. Handayani, Laela Fitri, Tinjauan Fikih dan Astronomi Pemikiran Tono Saksono dalam Menentukan Awal Waktu Sholat Subuh di Indonesia, (Skripsi, FS UIN Mataram, Mataram, 2020). Sofwan, Jannah, Penentuan Waktu Maghrib, Isya dan Sholat Subuh Ditinjau dari Perspektif Fiqih dan Astronomi, (Skripsi, FIAI, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2020).

TINJAUAN FIKIH DAN ASTRONOMI PEMIKIRAN TONO SAKSONO DALAM MENENTUKAN WAKTU SHOLAT HARI YANG BISA DITERIMA DI INDONESIA." UIN MATARAM. Awal Waktu Sholat Isya Menurut Imam Syafi'i Dalam Kita Al-Umm | Anglelegal.Com." Sudut Hukum, 2018. Sofwan, Jannah, Penentuan Waktu Sholat Maghrib, Isya, dan Subuh Perspektif Fikih dan Astronomi, (Disertasi, FIAI, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2020).

Pemikiran Islamic Science Research Network (ISRN) Waktu Isya‟

Analisis Pemikiran Islamic Science Research Network (ISRN)

dr. Dalam penelitiannya tentang waktu-waktu sholat Isya dalam buku Premature Dawn The Global Twilight Pattern, Tono Saksono menjelaskan bahwa dirinya dan tim ISRN sebagaimana dijelaskan di atas, setidaknya menggunakan dua alat utama yaitu Sky Quality Meter (SQM) yang digunakan untuk pengukuran magnitudo (nilai kecerahan) di langit) yang dinyatakan dalam satuan magnitudo per detik busur kuadrat (MPSAS). 39 Laela Fitri Handayani, “FIKIH DAN TINJAUAN ASTRONOMI PEMIKIRAN TON SAXON DALAM MENENTUKAN MULA WAKTU SHOLAT SUBUH DI INDONESIA”, UIN MATARAM (UIN MATARAM, 2020). Fakta ilmiah ini menjadi anjuran kuat agar umat Islam segera mempertimbangkan bahkan mengubah nilai dip untuk menentukan waktu shalat Isya.

Berkaitan dengan pengamatan waktu shalat Isya, dan menanggapi polemik penelitian waktu Isya yang diduga timpang, hasil penelitian ISRN sendiri sudah sampai ke Kementerian Agama RI. Misalnya ketika menentukan shalat Isya, para ulama mengambil istinbath atau menyepakati bahwa waktu shalat Isya dimulai saat awan menghilang atau asy syafaq. Al Bukhari pernah menjelaskan dalam Nailul Authar bahwa hadits ini adalah hadits yang paling shahih mengenai waktu sholat.

ISRN berpendapat bahwa hilangnya Syafaq al Ahmar menjadi tolak ukur masuknya waktu shalat Isya, yaitu saat matahari terbenam berada pada -11,5 derajat. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat terakhir Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm tentang waktu shalat. 54 Sudut Hukum, “Permulaan Waktu Sholat Isya”, Menurut Imam Syafi'i Dalam Kita Al-Umm | Angle Hukum.Com, Angle Hukum, 2018, https://angle Hukum.com/2018/08/awal-time-shalat-isya-menurut-imam.html.

Dari perkembangan penggunaan alat tersebut, ISRN kemudian menambahkan hasil atau bukti mengenai waktu shalat Isya yang berdasarkan kesimpulan turun hingga -11,5 derajat, langsung dikoreksi waktu shalat Isya yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama yakni pada penurunan -18 derajat.

METODE PENENTUAN KETINGGIAN MATAHARI

Ketinggian Matahari Sebagai Tanda Waktu Isya‟ Di Indonesia . 31

Jadi, panjang bayangan suatu benda pada awal waktu shalat Ashar tidak selalu tetap, tetapi bergantung pada panjang bayangan matahari saat mencapai puncaknya. Biasanya untuk mencari tinggi matahari di awal sholat isya menggunakan rumus h+- (s.d.+ref+dip) h; Ini tinggi. Ada banyak metode untuk menghitung waktu dimulainya sholat di masyarakat, seperti metode tradisional, klasik, dan kontemporer.

Tono Saksono menegaskan waktu Isya lebih lambat 6,9 derajat dari waktu yang seharusnya” yang berarti waktu shalat Isya terlalu lambat, sekitar 28 menit. 70 Fuji E Permana/Red: Teguh Firmansyah, “ISRN: Waktu Subuh dan Isya Shalat Perlu Dievaluasi” (Jakarta, 2017), https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-. Metode yang digunakan ISRN untuk menghitung ketinggian matahari untuk menentukan waktu Isya -bean , adalah dengan menggunakan metode Solar Dip, yang diukur menggunakan instrumen SQM Sky Quality Meter dan all sky camera.

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa perhitungan sundip ISRN sangat mempengaruhi dimulainya waktu sholat Isya karena hasilnya menggunakan nilai sundip -18°. Padahal, penentuan waktu salat sangat penting karena berkaitan dengan syarat sahnya salat. Islamic Science Research Network (ISRN) sebagai lembaga penelitian ilmiah di bidang astronomi menawarkan temuan penelitian baru untuk penentuan waktu sholat, terutama pada waktu-waktu krusial yang sering dibicarakan, salah satunya adalah waktu sholat Isya.

Hasil di atas tentu saja masih menjadi kontroversi di kalangan mahasiswa astronomi di Indonesia, terutama oleh Kementerian Agama selaku badan resmi pengatur penentuan waktu sholat di Indonesia yang masih beroperasi setelah turun -18 derajat untuk waktu Isya. . Ismail, Metode Penentuan Awal Waktu Sholat dari Aspek Astronomi, Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. Rifa'i, Ahmad Fajar, Menguji ketepatan penggunaan pendapat Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm tentang awal waktu sholat isya dengan ketinggian matahari di Pantai Tegalsambi Jepara, (Skripsi, FS IAIN Walisongo, Semarang, 2012).

Gambar diatas merupakan ilustrasi ketinggian matahari dilihat  melalui  lintang  10°  di  sudut  Utara  Khatulistiwa  ketika  keadaan  matahari  sedang  terbit,  kulminasi,  terbenam,  dan  ketika  matahari  berada  pada  titik  nadir  di  pertengahan  mal
Gambar diatas merupakan ilustrasi ketinggian matahari dilihat melalui lintang 10° di sudut Utara Khatulistiwa ketika keadaan matahari sedang terbit, kulminasi, terbenam, dan ketika matahari berada pada titik nadir di pertengahan mal

Analisis Metode Ketinggian Awal Waktu Isya‟ ISRN

PENUTUP

Kesimpulan

Tono Saxono memberikan kritik atau koreksi untuk Isya, cahaya Syafaq menghilang hanya pada titik deklinasi -18 derajat (= 72 menit setelah matahari terbenam). Thomas Jamaluddin jelas membantah hasil pengamatan ISRN di atas secara ilmiah juga, bahwa ISRN terlalu matematis dalam hal ini, meskipun secara fisik shafak pada waktu Isya -11,5 derajat masih terlihat, dan untuk pengamatan yang dilakukan di Depok misalnya . , penggunaan alat SQM dinyatakan tidak tepat karena untuk wilayah Jawa sendiri tingkat pencemaran udara, cahaya sangat kronis dan dapat mengganggu hasil pengamatan secara signifikan. Untuk mengoreksi masuknya awal waktu Isya, ISRN sendiri telah melakukan pengumpulan data observasi yang dilakukan secara memadai untuk memastikan keabsahan data tersebut.

Dalam fikih dan astronomi, metode yang digunakan sebenarnya tidak dikotomis dengan apa yang diprediksi oleh lembaga-lembaga seperti Kementerian Agama di Indonesia, yang juga menggunakan SQM dan All-Sky Camera untuk mengamati hilangnya Syafaq (akhir waktu Maghrib). Dengan proyek penelitian skripsi yang minimalis, mengenai analisis ISRN waktu sholat Isya di Indonesia, maka peneliti mengajukan usulan apabila terjadi perbedaan pendapat khususnya dalam penentuan waktu sholat setidaknya dapat dijadikan sebagai bahan untuk pertimbangan para akademisi, ilmuwan atau ahli falak dalam perhitungan (perhitungan) waktu shalat, mengingat logika yang dijadikan dasar ISRN dalam menyimpulkan waktu shalat isya adalah pembatasan waktu dan tempat yang bersifat sementara dan penuh. pengamatan. KEMENAG RI, Praktek Astronomi, (Jakarta: Sub Direktorat Pengembangan Syariah dan Hisab Rukyat Direktorat Agama Islam & Direktorat Jenderal Pengembangan Syariah Pembinaan Umat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013).

Rakhmadi Butar-Butar, Arwin Juli, Pengantar Astronomi: Teori, Praktek dan Fikih, (Depok: Rajawali Press, 2018). Saksono, Tono, Kajian Awal Waktu Matahari Terbit dan Sore, (Jakarta: UHAMKA Press & LPP AIKA UHAMKA, 2017), Cet. Husniyah, Zahrotul, Analisis Pengaruh Perhitungan Sun Dip Tono Saksono Terhadap Awal Shalat Isya dan Subuh, (Skripsi PhD, FSH UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2019).

LAPORAN PRAKTIK KERJA ISRN UHAMKA (Jaringan Riset Ilmu Islam UHAMKA) TEKNIK PENENTUAN WAKTU KERJA DENGAN.

Gambar

Gambar diatas merupakan ilustrasi ketinggian matahari dilihat  melalui  lintang  10°  di  sudut  Utara  Khatulistiwa  ketika  keadaan  matahari  sedang  terbit,  kulminasi,  terbenam,  dan  ketika  matahari  berada  pada  titik  nadir  di  pertengahan  mal

Referensi

Dokumen terkait

The sentiment that prevailed during the 1950s AOG was the ministerial formation through theological training in the indigenous context: Beyond mere lip service to local initiative and