• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF UMKM SEKTOR FASHION DI KOTA MEDAN DENGAN PENDEKATAN MEDIASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF UMKM SEKTOR FASHION DI KOTA MEDAN DENGAN PENDEKATAN MEDIASI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Perusahaan dengan kemampuan pemasaran dasar sekalipun mampu menciptakan nilai bagi pelanggan, memperoleh keunggulan kompetitif dan memberikan kinerja keuangan yang lebih baik (Morgan et al, 2012). Davcik dan Sharma (2016) yang berpendapat bahwa perusahaan dengan kemampuan pemasaran yang dikembangkan dengan baik dapat menciptakan nilai lebih bagi pelanggan, memperoleh keunggulan kompetitif dan memiliki kinerja keuangan yang baik. Kemampuan inovasi dapat membantu UKM di pasar negara berkembang mengembangkan keunggulan kompetitif dan memulai kegiatan ekspor (Love et al., 2016).

Menentukan dan menganalisis pengaruh kapabilitas pemasaran terhadap keunggulan bersaing melalui orientasi pasar sebagai mediasi. Menentukan dan menganalisis pengaruh inovasi terhadap keunggulan bersaing melalui orientasi pasar sebagai mediasi.

Dimensi Kemampuan Pemasaran

Keterampilan pemasaran adaptif adalah peningkatan kemampuan untuk secara proaktif merasakan dan bertindak berdasarkan sinyal pasar, untuk terus belajar dari eksperimen pasar, dan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan sumber daya jaringan sosial untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengantisipasi tren industri. Dalam membangun teori kompleksitas (Day dalam Guo dkk, 2018) mengajukan kapabilitas pemasaran adaptif yang terdiri dari tiga komponen: (1) kapabilitas pasar waspada, yaitu menggunakan sistem peringatan dini dan teknologi baru untuk mendapatkan gambaran pasar yang mendalam dan untuk mengantisipasi perubahan dan kebutuhan pasar. terpenuhi; (2) kemampuan, eksperimen pasar adaptif yang melibatkan pembelajaran berkelanjutan dari eksperimen pasar; dan (3) kemampuan pemasaran terbuka, yang membantu perusahaan menciptakan dan memelihara hubungan dengan mitra menggunakan media baru dan teknologi jejaring sosial untuk memperluas jangkauan mereka. Dimensi yang dikemukakan oleh Day dalam Guo et al, (2018), akan digunakan sebagai indikator untuk mengukur variabel kapabilitas pemasaran dalam penelitian ini.

Kemampuan Inovasi

Inovasi merupakan suatu hal yang dianggap baru, misalnya suatu ide baru, teori baru, hipotesis baru, atau metode manajemen baru dalam suatu organisasi atau perusahaan. Berdasarkan teori inovasi yang ada, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah kemampuan menerapkan ide-ide baru (ide kreatif) pada peluang yang ada yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah terhadap sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan. Wirausahawan inovatif adalah wirausaha yang mempunyai kemampuan untuk mengimplementasikan setiap ide kreatif yang terlintas dalam pikirannya.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan ide-ide kreatif menciptakan peluang yang disebut inovasi. Inovasi didefinisikan sebagai pengenalan dan penerapan ide, teknologi, proses, produk, dan prosedur baru secara sengaja pada entitas yang menerapkannya (Ancok, 2012). Sesuatu dapat dikatakan suatu inovasi apabila pembaharuan itu terjadi karena adanya proses berpikir atau tindakan manusia yang menggunakan atau memanfaatkan kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia.

Kombinasi baru ini bisa berupa menghasilkan sesuatu yang baru dengan teknologi atau proses yang sama, atau menghasilkan sesuatu yang sama dengan teknologi atau proses yang baru.

Dimensi Kemampuan Inovasi

Kemampuan suatu perusahaan untuk mengubah informasi dan pengetahuan menjadi kreasi atau pengembangan baru dikenal sebagai kapasitas inovasi. Untuk inovasi produk, organisasi harus menggunakan pengetahuan, data, atau teknologi baru atau menggabungkannya dengan pengetahuan dan otomatisasi yang sudah ada. Inovasi proses yang dicapai dan penerapan metode penyampaian atau penggunaan metode produksi yang ditingkatkan harus berupa perubahan mendasar dalam pendekatan, teknologi, peralatan atau perangkat lunak.

Inovasi proses adalah elemen baru yang diperkenalkan pada operasi produksi atau layanan perusahaan, input bahan mentah, spesifikasi tugas, tenaga kerja dan informasi, serta peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk atau menciptakan layanan (Lee, 2017). Jadi bisa dikatakan bahwa inovasi dalam proses dapat meningkatkan tingkat layanan, mengurangi tugas manusia dan meningkatkan kualitas produk. Inovasi pelayanan merupakan suatu bentuk pelayanan baru yang diberikan oleh perusahaan, metode kerja baru yang diterapkan oleh perusahaan dan pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang diberikan kepada pelanggan untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Inovasi pelayanan dimaksudkan untuk mengubah metode dan cara melayani pelanggan serta menghasilkan nilai dan manfaat yang lebih besar bagi pelanggan dan organisasi. Dimensi yang dikemukakan oleh Serna dkk (2016) akan digunakan sebagai indikator untuk mengukur variabel kapabilitas inovasi dalam penelitian ini.

Orientasi Pasar

Studi Talaja dkk (2017), serta Lekmat dan Selvarajah (2018) telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penelitian orientasi pasar, terutama bagaimana menyelidiki hubungan antara pengembangan pengetahuan tentang kebutuhan pelanggan, pengetahuan dan distribusi lintas sektoral, respons strategis dan implikasi dan dampak terhadap kinerja.bisnis. Talaja et al (2017), Gruber-Muecke dan Hofer (2015) serta Lekmat dan Selvarajah (2018) menunjukkan bahwa orientasi pasar suatu bisnis penting untuk kinerja bisnis. Menurut Acikdilli et al., (2020) dan Hern-andez-Linares et al (2020), orientasi pasar merupakan faktor kunci dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang ada.

Literatur yang dominan memandang orientasi pasar sebagai pengaruh utama untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pemahaman kebutuhan pelanggan, struktur persaingan, dan lingkungan bisnis secara keseluruhan. Sementara sebagian besar literatur pemasaran menganggap orientasi pasar sebagai tulang punggung keberhasilan implementasi program pemasaran (Talaja et al., 2017). Orientasi pasar merupakan konstruksi multidimensi yang terdiri dari berbagai aspek (Crik, 2019) yang terdiri dari penemuan, pemahaman dan kepuasan kebutuhan yang diungkapkan konsumen (orientasi reaktif) dan kebutuhan tersembunyi mereka (orientasi proaktif).

Dari kedua orientasi tersebut ditentukan bagaimana dan kapan orientasi pasar berperan sebagai kapabilitas dinamis (Barrales-Molina et al., 2014). Orientasi pasar adalah aset yang berharga, langka, tidak dapat ditiru secara sempurna, dan tidak tergantikan yang mampu menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi bisnis (Fernandes et al., 2020). Orientasi pasar sangat penting bagi perusahaan wirausaha karena mengarah pada pembelajaran, adaptasi lingkungan, respon cepat terhadap peluang dan ancaman lingkungan.

Orientasi pasar juga merupakan salah satu bentuk budaya organisasi yang paling efektif dan efisien, yang memungkinkan penciptaan nilai unggul bagi pelanggan.

Dimensi Orientasi Pasar

Berdasarkan teori orientasi pasar di atas, dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar adalah kecenderungan aktivitas perusahaan untuk menciptakan nilai pelanggan yang unggul dengan cara menggali informasi pasar untuk memberikan manfaat lebih kepada pelanggan. Dimensi yang dikemukakan oleh Narver dan Slater dalam Yakin (2020), akan digunakan sebagai indikator untuk mengukur variabel orientasi pasar dalam penelitian ini.

Telaah Penelitian Terdahulu

Integrasi antar fungsi dalam suatu perusahaan memerlukan sumber daya khususnya pengetahuan dan keahlian dari setiap karyawan sehingga dapat mendukung organisasi dalam memberikan nilai terbaik kepada pelanggan. Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing pada tingkat sumber daya VRIN yang lebih tinggi.

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Hubungan Antara Kemampuan Pemasaran dan Kemampuan Inovasi Terhadap Keunggulan Kompetitif

Kemampuan inovasi mampu membantu UMKM mengembangkan ide-ide baru dan mengubah produk, proses, dan sistem manajemen yang memungkinkan pelaku usaha memiliki peluang lebih baik untuk bertahan dalam pasar industri (Serna dkk, 2016). Saridakis et al., (2019) menemukan bahwa UMKM Inggris yang memiliki kemampuan inovasi tinggi lebih sering melakukan ekspor barang (internasionalisasi) dibandingkan UMKM yang memiliki kemampuan inovasi rendah. Kemampuan inovatif usaha UMKM mampu mendukung inovasi teknologi dan meningkatkan kinerja ekspor (Azar dan Ciabuschi, 2017).

Dan Silva dkk (2017) menekankan bahwa inovasi teknologi berdampak positif terhadap ekspor dan kinerja strategis perusahaan. Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, dimana para pengelola UMKM yang menjadi pemasok perusahaan besar fokus pada pengembangan kapabilitas pemasaran dan kapabilitas inovasi perusahaan, maka mereka dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang lebih baik (Asikdilli et al., 2020), sehingga kapabilitas pemasaran dan kemampuan inovasi menjadi dasar daya saing UMKM.

Hubungan Kemampuan Pemasaran dan Kemampuan Inovasi Terhadap Orientasi Pasar

Tooksoon dan Mohamad (2016), kapabilitas pemasaran adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan berbagai fungsi pemasaran sebagai proses integrasi yang dirancang untuk menerapkan kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya perusahaan yang terkait dengan kebutuhan pasar saat ini. Sumber daya dalam hal ini adalah aset, keterampilan, kemampuan, proses organisasi, koordinasi, informasi atau pengetahuan yang berada di bawah kendali perusahaan dan dapat digunakan untuk mengembangkan strategi bersaing. Kapabilitas pemasaran adalah kemampuan perusahaan dalam menjalankan berbagai fungsi pemasaran (Tzokas dalam Halim dan Hadiwidjojo, 2012).

Menurut Makmur & Thahier (2015), Inovasi adalah penciptaan dan penerapan sesuatu yang sudah ada dalam suatu kombinasi baru.

Orientasi Pasar sebagai Mediasi

Orientasi pasar adalah kemampuan pemasaran yang dinamis karena diakui sebagai alat pemasaran yang membantu mengembangkan sumber daya dan kemampuan perusahaan terkini melalui koordinasi lintas fungsi dalam organisasi (Barrales-Molina et al., 2014). Analisis dan pertimbangan dalam konteks UMKM merupakan bidang yang menarik untuk memperluas literatur orientasi pasar (Raju et al, dalam Hernandez-Linares et al, 2018).

Gambar 2.1  Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Rumusan Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Jenis Dan Sifat Penelitian
  • Tempat dan Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel .1 Populasi
    • Sampel
  • Jenis Data 1. Data Primer
    • Data Sekunder
  • Pengumpulan Data
  • Defenisi Operasional Variabel
  • Teknik Analisis Data
    • Model Pengukuran atau Outer Model .1 Uji Validitas
    • Model Struktural atau Inner Model
    • Pengujian Hipotesis

Sampel dalam penelitian ini adalah UMKM yang memulai usaha di bidang fashion (pakaian, alas kaki, tas, aksesoris, dll). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah besar responden dengan menggunakan Google Docs yang disediakan oleh Google, dan kuesioner disebar secara online dan offline. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keunggulan kompetitif berkelanjutan, kapabilitas pasar, kapabilitas inovasi dan orientasi pasar sebagai variabel tidak langsung.

SEM mempunyai tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penelitian yang menghubungkan teori dan data, serta mampu melakukan analisis jalur dengan variabel laten, sehingga sering digunakan oleh peneliti yang berfokus pada ilmu-ilmu sosial. Partial Least Square (PLS) tidak hanya dapat mengkonfirmasi teori, tetapi juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten. Selain itu PLS juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, sehingga pada penelitian berbasis prediksi PLS lebih cocok untuk menganalisis data.

Partial Least Square (PLS) juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.Pemilihan metode Partial Least Square (PLS) didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini dibentuk 3 variabel laten dengan indikator refleksif dan variabel diukur dengan pendekatan refleksif faktor orde kedua Model refleksif mengasumsikan bahwa konstruk atau variabel laten mempengaruhi indikator, dimana arah hubungan sebab akibat dari konstruk ke indikator atau manifes (Ghozali, 2012) oleh karena itu konfirmasi hubungan tersebut antar variabel laten diperlukan.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil studi literatur dengan penyesuaian yang diperlukan untuk menghindari kecenderungan responden terhadap preferensi tertentu. Model batin (hubungan batin, model struktural dan teori substantif) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substantif. Perubahan nilai R-squared dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apakah mempunyai pengaruh substantif (Ghozali, 2012).

Tabel 3.1 Defenisi Variabel Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Variabel Operasional

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No
Gambar 2.1  Kerangka Penelitian
Tabel 3.1 Defenisi Variabel Operasional

Referensi

Dokumen terkait

The degradation rate of hemicellulose and cellulose of torrefied EFB increased when the torrefaction temperature increased from 225°C to 300°C, leading to lower char yield and overall