• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kinerja keuangan dengan metode altman z

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kinerja keuangan dengan metode altman z"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z –

SCORE DAN SPRINGATE PADA INDUSTRI KONSTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BEI

--- Murwani Wulansari

Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta

(Naskah diterima: 1 Maret 2022, disetujui: 28 April 2022) Abstract

The purpose of this study was to determine whether the financial condition of PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk and PT. Adhi Karya Tbk is experiencing financial difficulties. The method used is Altman Z Score and Springate S Score. The results of this study indicate that PT.

Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk and PT. Adhi Karya Tbk is in financial distress using the Altman Z Score and Springate S Score methods.

Keywords: performance analysis, Altzman z-score method, springate, construction industry

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kondisi keuangan PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk dan PT. Adhi Karya Tbk sedang mengalami kesulitan keuangan.

Metode yang digunakan adalah Altman Z Score dan Springate S Score. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk dan PT. Adhi Karya Tbk dalam kondisi financial distress menggunakan metode Altman Z Score dan Springate S Score.

Kata Kunci: analisis kinerja, Metode Altzman z-score, springate, industri konstruksi

I. PENDAHULUAN

unia bisnis masih dipengaruhi dampak wabah covid 19. Sejak bulan Desember 2019 hingga kini masih banyak perusahaan yang berusaha mempertahankan eksistensinya dalam rangka melanjutkan kegiatan bisnisnya.

D

Akibatnya berbagai sektor usaha harus menerapkan strategi dan terobosan yang inovatif agar dapat mempertahankan eksisten-

si bisnisnya. Efisiensi salah satunya yang saat ini banyak diterapkan oleh perusahaan di berbagai sektor. Perusahaan mempertahankan eksistensinya dengan tujuan tidak akan mengalami kebangkrutan.

Konstruksi merupakan salah satu sektor industri penopang terhadap peningkatan PBD nasional. Beberapa tahun terakhir kinerja sektor konstruksi mengalami fluktuasi, terle- bih lagi dengan adanya penyebaran Covid-19

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) sektor konstruksi tidak mengalami peningka-

tan kinerja (Efi Resfitasari, Taofik, Andini, Nina, 2021.

Kebangkrutan merupakan suatu keadaan perusahaan yang mengalami ketidakcukupan dana untuk melakukan kegiatan perusahaan, dan tidak mampu melunasi kewajiban-kewaji- ban yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaku- kan oleh perusahaan tersebut.

Salah satu cara untuk mengidentifikasi apakah bisnis yang dijalankan oleh pelaku bis- nis akan mengalami kebangkrutan atau tidak adalah dengan melakukan analisis kebangkru- tan. Analisis kebangkrutan dapat dilakukan dengan memanfaatkan informasi yang terda- pat pada laporan keuangan. Alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kebang- krutan berupa metode Altman Z Score dan Springate S Score.

II. KAJIAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan

Menurut (PSAK, 2014) Laporan keua- ngan bertujuan untuk :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

2. Laporan keuangan tidak menyediakan se- mua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan eko- nomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan infromasi non keuangan

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (steward- ship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Komponen laporan keuangan:

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada Standar Akuntani Keuangan (2014), komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir perio- de

2. Laporan laba rugi dan penghasilan kompre- hensif lain selama periode

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode 4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. La- poran keuangan bertujuan memberikan infor- masi tentang kinerja manajemen perusahaan

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) dalam suatu periode untuk memenuhi kepenti-

ngan berbagai pihak yang berkepentingan ter- hadap perusahaan.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sangat pen- ting bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan mem- berikan informasi menganai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

Analisis laporan keuangan adalah me- nguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk me- ngetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2002)

2.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2018:70), teknik anali- sis terhadap laporan keuangan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis perbandingan laporan keuangan

Merupakan analisis yang dilakukan de- ngan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi seperti kenaikan atau penurunan dari masing- masing komponen analisis.

2. Trend atau tendensi

Posisi dan kemajuan keuangan perusa- haan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) analisis ini dilakukan dari peiode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yai- tu naik, turun atau tetap, serta besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.

3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement

Adalah suatu metode analisis untuk me- ngetahui prosentase investasi pada masing- masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan kompisisi perongkosan yang terjadi dihubung- kan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja

Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) atau sebab-sebab berubahnya modal kerja

dalam periode tertentu.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)

Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta peng- gunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio

Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)

Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode de- ngan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisis Break-even

Adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh sua- tu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum mempe- roleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keun-

tungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.4 Prengertian Kebangkrutan

Menurut Hanafi (2014:638) menyatakan perusahaan dapat dikatakan bangkrut apabila perusahaan itu mengalami kesulitan yang ringan (seperti masalah likuiditas) dan sampai kesulitan yang lebih serius yaitu solvable (hutang lebih besar dibandingkan dengan aset).

Faktor-faktor kebangkrutan menurut Munawir (2010:289) antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi internal perusahaan adalah terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada de- bitur / langganan, manajemen yang tidak efisien melipui hasil penjualan yang tidak memadai, kesalahan dalam menetapkan harga jual, pengelolaan utang piutang yang kurang memadai, struktur biaya (produksi, administrasi, pemasaran dan finansial) yang tinggi, tingkat investasi dalam aset tetap dan persediaan yang melampaui batas (overinvestment), kekurangan modal kerja, ketidakseimbangan dalam struktur permo- dalan, aset tidak diasuransikan atau asuran- si dengan jumlah pertanggungjawaban yang tidak cukup untuk menutup kemung-

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) kinan rugi yang terjadi, system dan prose-

dur akuntansi yang kurang memadai.

2. Kondisi eksternal yang bersifat umum.

Faktor politik, ekonomi, social dan budaya serta tingkat campur tangan pemerintah di- mana perusahaan tersebut berbeda. Disam- ping itu penggunaan teknologi yang keliru akan mengakibatkan kerugian dan akhirnya mengakibatkan bangkrutnya perusahaan dan factor eksternal yang bersifat khusus adalah factor-faktor luar yang berhubungan langsung dengan perusahaan antara lain factor pelanggan (perubahan selera atau ke- jenuhan konsumen yang tidak terdeteksi oleh perusahaan mengakibatkan menurun- nya penjualan dan akhirnya merugikan perusahaan), pemasok dan factor pesaing.

2.5 Metode Altman Z Score

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan ana- lisis prediksi kebangkrutan Altman Z Score dengan mengkombinasikan 5 rasio keuangan yang umum. Rasio diolah menggunakan meto- de analisis diskriminasi. Formula yang digu- nakan Altman ZScore perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

Zi = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Rasio keuangan yang digunakan dalam menghitung nilai Altman Z Score adalah sebagai berikut :

1. Rasio modal kerja tehadap total aset (Working Capital to Total Assets) (X1)

WCTA = Working Capital / Total Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan peru- sahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Modal kerja bersih merupakan hasil pengurangan aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

2. Rasio laba ditahan terhadap total aset (Retained Earnings to Total Assets) (X2)

RETA = Retained Earnings / Total Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan peru- sahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Semain besar rasio ini maka semakin besar laba ditahan yang dibentuk oleh suatu perusahaan dan sebaliknya.

3. Rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets ) (X3)

EBITTA = Earning Before Interest and Taxes / Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan peru- sahaan untuk menghasilkan laba usaha de- ngan mengelola aktiva yang dimiliki perus-

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) ahaan. Laba usaha yang dihasilkan sebelum

dikurangi laba dan pajak. Laba sebelum bunga dan pajak dapat diperoleh dalam laporan laba rugi.

4. Rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai buku total hutang (Market Value of Equity to Book Value of Debt )(X4)

MVEBVL = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt

Rasio ini menunjukkan kemampuan peru- sahaan untuk memenuhi kewajiban-kewaji- ban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa).

5. Rasio penjualan terhadap total aset (Sales to Total Assets) (X5)

STA= Sales / Total Assets

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktiva- nya.

Kriteria untuk memprediksi kebangkru- tan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel Kriteria titik cut off Model Z-Score

Kriteria Nilai Z

Tidak Bangkrut jika Z >

Daerah rawan bangkrut (grey area) Bangkrut jika Z <

2,99 1,81 – 2,99 1,81

Setelah memperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan metode Altman Z Score maka langkah berikutnya adalah klasifikasi

penilaian perusahaan yang sehat, rawan dengan kebangkrutan dan bangkrut.

2.6 Metode Springate (S-Score)

Model Springate (S-Score) merupakan model prediksi kebangkrutan suatu perusaha- an yang dikembangkan oleh seorang ahli ber- nama Gordon L.V Springate (1978). Pada awalnya metode Springate menggunakan 19 rasio keuangan untuk memprediksi kondisi fi- nancial distress suatu perusahaan, kemudian setelah melakukan uji statistic multiple dis- criminant Springate mengemukakan model ini menggunakan empat jenis rasio.(Peter &

Yoseph 2011) Rumus dari S-Score adalah sebagai berikut :

S = 1,03 X1 + 3,07X2 + 0,66X3 + 0,4X4 X1= Working Capital To Total Assets

Rasio WCTA digunakan untuk mengeta- hui kinerja suatu perusahaan dengan cara membagi modal kerja bersih dengan keseluru- han aset yang dimiliki oleh perusahaan.

X2 = Net Profit Before Interest and Taxes to Total Assets

Rasio NPBIT digunakan untuk mengeta- hui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) X3 = Net Profit Before Taxes to Current

Liabilities

Rasio NPBTCL digunakan untuk meni- lai kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendeknya.

X4 = Sales to Total Assets

Rasio STA digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dengan menggu- nakan seluruh aset yang dimiliki.

Tabel 12 Kriteria Model Springate

Cut Off Klasifikasi S > 0,862 Non financial distress

S < 0,862 Distress

III. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya disebut populasi (Sugyono, 2015)

Populasi yang digunakan dalam peneliti- an ini adalah perusahaan yang termasuk dalam sektor konstruksi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2020.

Sampel yang digunakan dalam peneliti- an adalah perusahaan yang berada pada sektor konstruksi yang terdaftar pada Bursa Efek Indnesia (BEI) yaitu PT. Wijaya Karya Tbk,

PT. Wakita Karya Tbk dan PT. Adhi Karya Tbk.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (Annual Report) PT. Wijaya Karya Tbk, PT.

Wakita Karya Tbk dan PT. Adhi Karya Tbk dari tahun 2018 – 2020 yang diperoleh dari www.idx.co.id.

IV. HASIL PENELITIAN

Rumus metode Altman Z Score yang digunakan dalam analisis kebangkrutan PT.

Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk, dan PT. Adhi Karya Tbk adalah sebagai berikut:

Z = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) + 3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1,0 (X5)

Hasil perhitungan Z Score dari PT.

Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk, dan PT. Adhi Karya Tbk adalah sebagai beri- kut:

Tabel 6 Hasil perhitungan metode Altman Z Score

Tahun PT. Wijaya Karya Tbk

PT. Waskita Karya Tbk

PT. Adhi Karya Tbk

2018 0,65 0,54 1,18

2019 0,54 0,30 0,55

2020 0,37 (0,38) (0,56)

Sumber: Laporan keuangan tahunan (Data Diolah).

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) Penilaian Kondisi Keuangan Perusahaan

Tabel 7

Tahun

PT. Wijaya Karya Tbk

PT. Waskita Karya Tbk

PT. Adhi Karya Tbk

2018 Distress Distress Distress

2019 Distress Distress Distress

2020 Distress Distress Distress

Hasil Perhitungan Metode Springate Tabel 13 Hasil Perhitungan S – Score

Tahun PT. Wijaya

Karya Tbk PT. Waskita

Karya Tbk PT. Adhi Karya Tbk

2018 0,173 (0,508) (0,770)

2019 0,375 0,189 0,654

2020 0,403 0,442 1,627

Sumber: Laporan keuangan tahunan (Data diolah)

Tabel 14 Hasil S- Score

Tahun

PT. Wijaya Karya Tbk

PT. Waskita Karya Tbk

PT. Adhi Karya Tbk

2018 Distress Distress Distress

2019 Distress Distress Distress

2020 Distress Distress Non Financial

Distress

Grafik hasil perhitungan Z Score tahun 2018 – 2020

Grafik hasil perhitungan S Score tahun 2018 – 2020

Berdasarkan hasil analisis dan pembaha- san, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan ketiga perusahaan konstruksi PT.

Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk dan PT. Adhi Karya Tbk mengalami kesulitan keuangan (financial distress) pada tahun 2019 hingga 2020. Hal ini dapat dilihat dari grafik hasil perhitungan Z score dan S Score yang cenderung mengalami penurunan.

PT. Adhi karya Tbk pada tahun 2020 masih dalam area financial distress. Hal ini ditunjukkan dengan nilai minus Z Score dan S Score. Nilai Z Score pada tahun 2020 sebesar - 0,56 dan S Score pada tahun 2020 sebesar - 0,77. Nilai minus tersebut menunjukkan bah- wa PT. Adhi Karya Tbk tidak mampu meluna- si kewajiban-kewajibannya dengan aset yang dimilikinya. Nilai hutang lancar PT. Adhi Karya Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2018 hingga 2020 dari Rp 18.934.699.477.368

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (204-212) tahun 2018 menjadi Rp 24.493.176.968.328

pada tahun 2019 dan meningkat menjadi Rp 27.069.198.362.836 pada tahun 2020. Pening- katan hutang lancar tersebut tidak diikuti de- ngan peningkatan aset lancar. Kondisi ini juga terjadi pada PT. Wijaya Karya Tbk yang me- ngalami peningkatan hutang lancar dari tahun 2018 sejumlah Rp 28.251.951.385 menjadi Rp 30.349.456.945 di tahun 2019 dan Rp 44.168.467.736 di tahun 2020. Hal ini juga tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan menggu- nakan metode Altman Z Score (Z-Score) mau- pun metode Springate (S – Score) PT. Wijaya Karya Tbk, PT. Waskita Karya Tbk dan PT.

Adhi karya Tbk masih berada pada kondisi financial distress dari tahun 2018 hingga tahun 2019. Kondisi financial distress masih menye- limuti industri konstruksi yang disebabkan ka- rena terjadinya pandemic covid 19 di seluruh dunia sehingga mempengaruhi pendapatan pe-

rusahaan. Sebaiknya perusahaan melakukan efisiensi untuk menjaga keberlangsungan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

IAI, Standar Akuntansi Keuangan (2014). PT.

Salemba Empat.

Laporan Keuangan Tahunan PT. Astra

Otoparts Tbk. Jakarta.

Website.http://www.idx.co.id

Laporan Keuangan Tahunan PT. Astra Internasional Tbk. Jakarta.

Website.http://www.idx.co.id

Laporan Keuangan Tahunan PT. Indomobil Sukses Makmur Tbk. Jakarta.

Website.http://www.idx.co.id

Harahap, Sofyan Syafri. (2002). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, 190.

Hermanto, Bambang dan Mulyo Agung 2015.

Analisa Laporan Keuangan.

Jakarta.Lentera Ilmu Cendekia

Munawir, 2016. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta. Liberty. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode laporan keuangan saja. Analisis ini dilakukan antara pos-pos yang ada dalam laporan

Shahin, M.A., Jaksa, M.B., and Maier, H.R.2001, Artificial Neural Network Application IN Geotechnical Engineering, Australian Geomechanics, pp.49-62 Shahin, M.A., Jaksa, M.B., and