• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Limestone Crusher 231.CR

N/A
N/A
Rima Dayantri Rima

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Kinerja Limestone Crusher 231.CR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kinerja Limestone Crusher 231.CR

Alvera Apridalianti Melkias

1

, Moch Raffy Soekarno

2

1Jurusan Teknik Konversi Energi,Politeknik NegeriBandung,Bandung 40012 E-mail : alveramelkias@polban.ac.id

2Jurusan Teknik Konversi Energi,Politeknik Negeri Bandung 40012 E-mail : mochamadraffy@gmail.com

ABSTRAK

Pada proses pembuatan semen terdapat suatu proses peremukan material batu kapur dari area penambangan, tahapan peremukan ini sangat penting pada proses penyediaan bahan baku dalam proses selanjutny. Alat yang di gunakan dinamakan adalah Limestone Crusher. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu menganalisis kinerja pada mesin Limestone Crusher dengan perhitungan Reduction ratio, efisiensi kerja, nilai produktivitas, konsumsi energi spesifik. Tujuan penelitian adalah untuk menghitung nilai kinerja alat Limestone Crusher. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu alat yang diteliti adalah Limestone Crusher pada PT Semen Indonesia di Pabrik Tuban 1 dan data yang diperoleh adalah data actual. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis diperoleh bahwa efisiensi kerja dari Limestone Crusher Tuban 1 adalah sebesar 56,56 % dengan laju produktivitas atau kapasitas produksi sebesar 1532,40 ton/jam. Faktor yang mempegaruhi efektivitas produksi adalah nilai kesediaan mekanis adalah sebesar 91,07 %, nilai kesediaan fisik adalah sebesar 93 %, dan nilai kesediaan penggunaan adalah sebesar 70 %. Konsumsi energi spesifik Limestone Crusher Tuban 1 PT Semen Indonesia sebesar 1,18 kWh/ton produk

.

Kata Kunci : Semen,Limestone Crusher, Kinerja I. PENDAHULUAN

Kebutuhan energi nasional hingga tahun 2050 terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi, dan kebijakan pemerintah.

Kebutuhan energi final di sektor industri diperkirakan tetap dominan untuk jangka panjang dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,1% per tahun selama tahun 2016-2050. Sektor industri merupakan sektor produktif yang didorong perkembangannya agar meningkatkan perekonomian nasional. Pangsa kebutuhan energi final sektor industri meningkat dari 35,5% pada tahun 2016 menjadi 46,8% pada tahun 2050.

Pada Gambar 1 menunjukan jumlah kebutuhan energi pada masing-masing sektor yang diantaranya sektor industri, rumah tangga, transportasi, komersial, pada diagram tersebut sektor industri merupakan sector yang paling banyak membutuhkan energi dan diperkirakan akan terus meningkat.

Gambar 1. Diagram Kebutuhan energi final menurut sector

(Sumber: Kementrian ESDM “Outlook Energi Indonesia 2018”)

Pada sektor indutri yang salah satu yang paling berkembang adalah industri semen.

Semen merupakan salah satu bahan material yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan. Beberapa tahun terakhir ini pembangunan infrastruktur di Indonesia kerap digancangkan sebagai bentuk pembangunan nasional dalam memperkuat sektor ekonomi. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), permintaan semen domestik meningkat 7,6% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada tahun 2017, menjadi 66,35 juta ton.

(2)

Gambar 2. Konsumsi Semen Domestik ( Sumber : Asosiasi Semen Indonesia )

Peningkatan konsumsi semen tersebut mendorong meningkatnya produksi semen di Indonesia. Dalam memproduksi semen, sebuah industri membutuhkan energi yang cukup besar baik energi listrik maupun energi thermalnya. Intensitas energi listrik hingga tahun 2016 adalah 100 kWh/kg semen dan penggunaan panas mencapai 705 kkal/kg semen. (Ringkasan Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan,2016),

Proses pembuatan semen terdapat suatu kegitan peremukan material batu kapur yang telah diangkut dari area penambangan.Tahapan peremukan ini merupakan aspek penting dalam proses penyediaan bahan baku yang sesuai untuk digunakan dalam proses selanjutnya alat yang di gunaka untuk menghancurkan batu kapur sebagai komponen utama pembuatan semen adalahLimestone Crusher.

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu menganalisis kinerja pada mesin Limestone Crusher dengan perhitungan Reduction ratio,, efisiensi kerja, nilai produktivitas, konsumsi energi spesifik.

Tujuan penelitian adalah untuk menghitung nilai kinerja alatLimestone Crusher. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu alat yang diteliti adalah Limestone Crusher pada PT Semen Indonesia di Pabrik Tuban 1 dan data yang diperoleh adalah data actual.

Gambar 3. Diagram Alur Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 yaitu pada diagram alur penelitian. Alat yang diteliti yaitu Limestone Crusheryang ada pada PT Semen Indonesia di Pabrik Tuban 1.

Metode Perhitungan

1) Reduction ratio sangat menentukan keberhasilan suatu peremukan, karena besar kecilnya nilai reduction ratio ditentukan oleh kemampuan alat peremuk untuk mengecilkan ukuran material yang akan diremuk.

RRteoritis = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

(1)

RRaktua l =

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 (2)

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

2) Laju produktivitas = Total produk : waktu efektif produksi (3)

3) Efisiensi kerja (Eff) unit crushing plant di Tuban 1, dapat dihitung dengan Pers.

(4) :

Eff = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

(4)

4) Nilai Produktivitas suatu alat dipengaruhi juga oleh besarnya nilai kesediaan alat. Nilai kesediaan alat ini terdiri dari nilai kesediaan mekanik (mechanical availability), nilai kesediaan fisik (physical availability), dan nilai

(3)

kesediaan penggunaan (use of availability).

Nilai Kesediaan Mekanik (Mechanical Availability)

●Nilai ini dapat dihitung menggunakan Pers. (5)

MA = 𝑊+𝑅𝑊 x 100%

(5)

Keterangan:

MA = Mechanical availability / kesediaan mekanik (%)

W = Workinghour / jumlah waktu kerja efektif

R = Repairhour / jumlah waktu hambatan mekanis

●Nilai Kesediaan Fisik (Physical Availability)

Nilai ini dapat dihitung menggunakan Pers.

(6) :

PA = 𝑊+𝑅+𝑆𝑊+𝑆 x 100%

(6) Keterangan:

PA = Physical availability / kesediaan fisik (%)

W = Workinghour / jumlah waktu kerja efektif

R = Repairhour / jumlah waktu hambatan mekanis

S = Standby hour/ jumlah hambatan non-mekanis

●Nilai Kesediaan Penggunaan (Use of Availabilty)

Nilai ini dapat dihitung menggunakan Pers.

(7) :

UA = 𝑊+𝑆𝑊 x 100%

(7)

Keterangan:

UA = Use of availability / kesediaan penggunaan (%)

W = Workinghour / jumlah waktu kerja efektif

S = Standby hour/ jumlah hambatan non-mekanis

6. Konsumsi Energi Spesifik

Perhitunang Konsumsi Energi Spesifik (KES) dapat dilihat pada persamaan berikut:

Konsumsi Energi Spesifik = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

(8)

Jika ada data oprasi motor kita juga bisa mengukur konsumsi energi yang digunakan dengan menghitung daya inputnya untuk.

2. IDENTIFIKASI ALAT

2.1 ProsesCrusherdi PT Semen Indonesia pabrik Tuban 1

Alat utama untuk menghancurkan bahan baku adalah crusher. Bahan baku hasil penambangan diangkut menggunakandump truck dan kemudian dicurahkanke dalam hopper. Dimana fungsi dari hopper adalah sebagai alat penampung awal untuk memasukaan ke dalam crusher.Crusher yang digunakan untuk mengancurkan batu kapur terdiri dari duabagian. Bagian yang pertama disebut vibrator, yang fungsinya untuk mengayakatau menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukurannya lebih kecil akanlangsung jatuh menuju belt conveyor. Batu kapur yang tertinggal akan secaralangsung menuju bagian yang kedua, yaitu bagian yang memiliki alat penghancuryang dinamakan hammer.

Setelah mengalami penghancuran, batu kapur tersebutakan jatuh menuju belt conveyoryang sama.

Gambar 4 FlowsheetLimestone Crushers Sumber:DisplayCCR Tuban 1 Batu kapur berukuran diameter maksimul 1200 x 1200 mm dengan kandungan air 18% diambil dari storage, kemudian diangkut dengan menggunakan dump truck di tumpahkan ke dalamhopper berkapasitas 75 ton. Akibat adanya gravitasi, batu kapur jatuh diataswobbler feederyang berfungsi sebagai penyaring (ayakan) dan pengumpan batu kapur kecrusher.

Batu kapur yang lolos dari ayakanwobbler feeder jatuh kedalam belt conveyor untuk dicampur dengan bahan baku lain, sedangkan batu kapur yang mempunyai diamter >90 mm akan diumpankanwobbler feeder kedalam lime stone crusher untuk dihancurkan dengan enam buahhammer mill

(4)

yang mempunyai kapasitas 1400 ton/jam menjadi bongkahan lebih halus dengan diameter <90 mm, kemudian dijatuhkan ke dalambelt conveyoryang sama dan bertemu dengan batu kapur yang lolos dari ayakan.

Campuran batu kapur ini dibawa belt conveyor menuju ke penampungan, surge bin, yang berkapasitas 500 ton. Surge binberfungsi sebagai penampung sementara agar suplay tidak terhambat saatdump truck terlambat. Untuk mengendalikan emisi debu pada saat pengangkutan ke surge bin, bag filter diatas belt conveyor yang mampu menarik debu dan batu kapur dengan bantuanfan. Debu yang tertarik akan masuk ke dalam bag filter melaluiinlet pipe yang melekat padafilter bags, selanjutnya dengan jet pulse dihembuskan udara yang mampu mengguncangkan filter bagssecara berkala, dengan demikian debu terlepas dan jatuh melalui down pipe menuju ke surge bin untuk ditampung. Gas yang masuk bersamaan dengan debu, setelah melewati fillter bag keluar ke lingkungan melalui oulet pipe. Batu kapur dari surge bin diumpankan ke belt conveyor untuk dicampur dengan tanah liat hasil produkclay cutter membentuk limestone clay mix.

Digunakan mesin Limestone Crusheruntuk mempersiapkan bahan baku dengan kapasitas ± 1.400 ton/jam. Sementara itu, 1 mesin Limestone Crusher yang lain digunakan bila terdapat gangguan pada mesin lainnya.

2.2 Limestone Crusher PT Semen Indonesia

pabrik Tuban 1

Gambar 5.Hammer mill Crusher Sumber: PT Semen Indonesia (Persero), Tbk Tipe Limestone Crusher yang digunakan adalah hammer mill crusher Tiap plant di

pabrik Tuban memiliki dua unithammer mill untuk batu kapur (limestone) hammer mill memiliki kapasitas 1400 ton/jam Masing-masing dilengkapi dengan hopper yang berkapasitas 75ton yang berfungsi menerima material daridump truck ke dalam crusher hammer mill batu kapur akan mengalami size reduction (pengecilan ukuran) dimana batu kapur yang bongkahan besar 80 cm akan di hancurkan dengan hammer millyang laju alirnya 1400 ton/jam menjadi produk crusher yang berukuran 10 cm.. Hammer mill bekerja baik untuk menghancurkan batu kapur berdiameter maksimal 80 cm material yang diterima oleh hopper kemudian dengan gerakan wobble feeder material akan bergerak menuju hammer mill.

Limestone Crusher yang ada di Pabrik Tuban menggunakan Crusher jenis Single Shaft Hammer Crusher. Crusher ini memecah batu kapur dari ukuran umpan maksimum 1200 mm x 1200 mm menjadi ukuran produk dengan ukuran maksimum 75 mm.

Tabel 1. SpesifikasiLimestone Crusher( 231.CR )

Fungsi : Memperkecil ukuran batu kapur Type :Non-Clog Hammer millmodel 7270 Merek : Bulldog

Motor : 1.072 hp, 990 rpm, 6.000 volt Kapasitas : 1400 ton/jam

Bahan :Steel plat(ASTM 47) Jumlah

hammer : 18 pcs

Jumlah alat : 2 buah (231.CR-1) dan (231.CR-2) Ukuran

produk : 100 mm Ukuran rotor : 72 in Diameter

shaft rotor : 16 in

Type kopling :Rubberdengen momen insersia 137,4 lb/ft²

Kadar air

maksimum : 18 % (drybasis )

Tabel 2. Spesifikasi MotorLimestone Crusher Tuban 1

Merk ABB

Type 3 phasa Motor

Power (Kw) 1072

Rpm 990

IP IP 54

Freq 50

V 6000

I 151

Cos Φ 0,84

(5)

Berat 1100 KG Bearing Depan D-NU240/CMA Bearing Belakang N-NU234MA/C3

Carbon Brush 30 20 x 50

2.3 Bagian-bagian Utama Peralatan Limestone Crusher

2.3.1 Hopper

Hopperadalah tempat penampung material ( Batu Kapur ) dari Dump Truck sebelum di Crushing diHammer millyang dibawahnya terdapatwobbler Fedder.

2.3.2 Wobbler Feeder

Peralatan ini berfungsi sebagai pembawa material ke Hammer mill serta berfungsi sebagai penyaring material. Jadi material halus dengan ukuran dibawah 100 mm bias langsung menjadi produk jatuh ke Belt conveyor di bawahnya melalui sela-sela wobbler bar, Sedangkan material yang berukuran lebih besar akan masuk ke Hammer milluntuk dihancurkan

Transmisi dariReducerke poros penggerak Wobbler :P

Roller Chain : 2 ½ P x 94 pitches ( RC 200double)

Sprocket : 16 Tooth , 2 ½ pitch ( sisi motor penggerak ).

hear sprocket : 40Tooth , 2 ½ pitch ( sisishaft wobbler).

Transmisi dari poros penggerak wobbler sampaiwobbler bar:

Triple Roller Chain : RC 160 H3 , 2 ½ P Triple sprocket : 15tooth, 2 ½ P ( sisi penggerakwobbler)

Triple sprocket : 17tooth, 2 ½ P ( sisi wobbler bar)

2.3.3 Hammer Mill

Hammer mill merupakan bagian utama pemecah batu kapur yang telah disaring oleh wobbler feeder. Hammer mill Crusher terdiri dari 3 ( tiga ) baris dan masing masing baris terdiri 6 buahhammer.

Hammer Crusherini mempunyai tipe –Non Clog Hammer mill dengan spesifikasi 7270 HMIS – 07 – NC – CB.

2.3.4 Breaker Plate

Breaker Plate adalah bagian yang berada didepan hammer yang berupa lempengan logam yang disambung menyerupai antai dan berputar searah jatuhnya material.

Bagian ini berfungsi sebagai penahan batu kapur yang dihentakkan atau dilemparkan oleh hammer mill agar dapat menjadi

pecahan material yang lebih kecil dan untuk mencegah terjadinya penimbunan material.

2.3.5Celaning Bar

Cleaning bar merupakan bagian yang hampir sama dengan Breaker Plate, tapi berada di belakang hammer mill berfungsi sebagai pembersih sisa-sisa batuan.

Penggerak cleaning bar ini motor 10 HP dengan rpm 1430 yang direkduksi oleh reducer menjadi 30 rpm. Selanjutnya ditransmisikan kembali melaluiroller chain dengan reduksisprocketmenjadi 12.9 Rpm.

2.3.6Fly Wheel

Fly whell berupa roda gila yang terpasang pada poros hammer untuk menjaga putaran poroshammermenjadi stabil.

3. DATA PENELITIAN

Berikut ini data yang diperoleh dari pengambilan data Limestone Crusher Unit Tuban 1

Tabel 4. Data ukuran sampel umpan dan produkhammer crusher No. Sampel

Ukuran Umpan (cm)

P L T

Rata-rata 71,20 61,60 49,53 Maksimum 138 135 105

Minimum 43 32 26

No. Sampel

Ukuran Produk (cm)

P L T

Rata-rata 14,23 11,80 9,03

Maksimum 21 17 13

Minimum 9 8 6

Tabel 5. Produksi dariLimestone Crusher TGL

JAM OPERASI

(Jam)

PRODUKSI (Ton)

KAPASITAS (Ton/Jam)

1. 2,96 4.350 1469,59

2. 0 0 0

3. 0 0 0

4. 3,19 4.520 1416,92

5. 14,21 22.050 1551,72

6. 0 0 0

7. 7,87 12.300 1562,89

8. 4,21 6.200 1472,68

9. 9,75 15.740 1614,35

10. 0 0 0

11. 5,29 9.060 1712,66

12. 0 0 0

13. 5,66 8.770 1549,46

(6)

14. 0 0 0

15. 4,32 7.470 1729,16

16. 14,27 21.870 1532,58

17. 0 0 0

18. 5,27 8.060 1529,41

19. 7,91 10.620 1342,60

20. 9,02 13.580 1505,54

21. 0 0 0

22. 9,14 13.220 1446,38

23. 9,79 14.680 1499,48

24. 0 0 0

25. 5,12 7.770 1517,57

26. 13,55 21.290 1571,21

27. 5,35 8.170 1527,10

28. 3,39 5.230 1542,77

29. 0 0 0

30. 0 0 0

31. 0 0 0

140,27 214.950 Rata-Rata=

1532,40

Tabel 6. Data Konsumsi Energi Spesifik Limestone Crusherunit Tuban 1

KONSUMSI ENERGILIMESTONE CRUSHER

BULAN kWh/ton. PROD

Jan 1,17

Feb 1,16

Mar 1,17

April 1,18

Mei 1,13

Juni _-

Juli 1,16

Agustus 1,18

Rata-Rata 1,16 4. DISKUSI

4.1. Reduction Ration (RR) Unit Limestone CrusherTuban 1

Nilai reduction ratio atau rasio reduksi ini menunjukkan kemampuan alat peremuk dalam mereduksi ukuran umpan yang masuk menjadi produk dengan ukuran yang sesuai target. Alat peremuk yang digunakan pada unit Limestone Crusher Tuban 1 adalah Hammer Crusher Single Shaftyang secara desain alat ini dapat menerima umpan dengan ukuran sekitar 1.200 mm dan menghasilkan produk berukuran 100 mm.

Maka nilai RR teoritis dihitung dengan Pers.

(1) adalah 12. Beberapa jenis crusher memiliki nilai reduction ratio yang

berbeda-beda. Nilai RR teoritis hammer crusher ini sangat tinggi yaitu 12.

Kemampuan mereduksi ukuran ini hanya mungkin dapat dicapai jika kondisi alat masih baru dimana kinerja tiap komponen alat peremuk masih sangat baik.

Hasil pengambilan sampel menunjukkan bahwa ukuran rata-rata tertinggi umpan sebesar 71,20 cm dan ukuran rata-rata tertinggi produk sebesar 14,23 cm. Sehingga nilai RR actual yang dihitung dengan Pers. (2) adalah 5.

Perbedaan nilai RR teoritis dengan nilai RR aktual yang sangat besar ini menunjukkan kinerja alat peremukhammer crusherdalam mereduksi ukuran mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah umur pakai alat.

4.2. ProduktivitasLimestone Crusher

Gambar 6. Grafik Kapasitas atau Produktivitas Limestone Crusher

Total produksi Limestone Crusher tuban 1 adalah 214.950 ton selama dengan waktu kerja efektif sebesar 8416,2 menit/bulan atau setara 140,27 jam/bulan dengan laju produktivitas atau kapasitas dari alat ini adalah sebesar 1532,40 ton/jam nilai ini lebih besar dengan spesifikasi dari alat ini yang hanya 1400 ton/jam . Laju produktifitas (kapasitas) alat ini Fluktuatif dari hari ke hari, hal ini di sebabkan jumlah batu kapur yang di umpankan setiap hari ke alat limestone crusher saat produksi itu tidak tetap.

4.3. Efisiensi kerjaLimestone Crusher Tuban 1

Nilai Efisiensi menunjukan besar persentase waktu yang dimanfaatkan untuk kegiatan operasi yang efektif pada unit Limestone Crusher tuban 1 dengan memperhatikan jumlah kehilangan waktu yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Waktu kerja tersedia adalah 8 jam kerja/hari

(7)

selama 31 hari yaitu 14.880 menit/bulan, dengan waktu kerja efektif yang terpakai adalah 8416,2 menit/bulan. Berdasarkan data tersebut diperoleh persentase efisiensi kerja (Eff) sebesar 56,56 %, rendahnya nilai efisiensi kerja unitLimestone CrusherTuban 1 menunjukkan kondisi yang tidak baik, hal ini disebabkan karena waktu yang telah disediakan kurang dimanfaatkan secara efektif semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan karena adanya downtime atau hambatan saat proses produksi.

Gambar 7 Grafik Downtime

Grafik pada Gambar 7 menunjukan jumlah downtime atau hambatan yang terjadi pada Limestone Crusher tuban 1. 2 jenis hambatan yaitu hambatan mekanis dan non mekanis hambatan mekanis adalah hambatan seperti akibat masalah mekanikal, elektrikal, dan proses sedangkan hambatan non mekanis adalah hambatan akibat kesalahan di lapangan seperti pergantian shift yang mengakibatkan waktu produksi terhambat dan lain lain. Nilai dari hambatan non mekanis lebih tinggi di bandingkan dengan hambatan mekanis. Rendahnya waktu efektif tersebut disebabkan kondisi alat atau kondisi di luar alat yang dapat diketahui dengan perhitungan terhadap nilai kesediaan alat.

4.4. Pengaruh Kesediaan Alat (availability)Terhadap Efektivitas

Nilai kesediaan alat merupakan salah satu faktor ketercapaian target produksi suatu alat dengan memperhatikan waktu yang hilang atau waktu hambatan. Adapun lamanya waktu hilang akibat hambatan-habatan yang terjadi ketika operasional unitcrushing plant berlangsung. Berdasarkan data pengamatan diperoleh nilai-nilai kesediaan alat unit

Limestone Crusher Tuban 1 dengan menggunakan Pers. (5-7).

● Nilai kesediaan mekanis

(mechanical availability) adalah sebesar 91,07 %.

● Nilai kesediaan fisik (physical availability) adalah sebesar 93 %.

● Nilai kesediaan penggunaan (use of availability) adalah sebesar 70 %.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapat grafik nilai-nilai kesediaan yang dimiliki unit crushing plant Tuban 1, nilai kesediaan mekanik (MA) sebesar 91,07 %, nilai kesediaan fisik (PA) sebesar 93 %, nilai kesediaan penggunaan (UA) sebesar 70 %, dan nilai kesediaan rata-rata sebesar 84,69%.

Gambar 8 Grafik Nilai-Nilai kesediaan alat

Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa kesediaan alat baik segi fisik ataupun mekanis adalah baik. Namun pemanfaatan alat yang kurang maksimal inilah yang dianggap tidak baik. Rendahnya nilai efisiensi dan nilai kesediaan penggunaan menyebabkan rendahnya produktifitas alat hammer crusher.

4.5. Konsumsi Energi Spesifik

Pada Gambar 9 menunjukan Konsumsi Energi Spesifik Limestone Crusher yaitu energi yang di konsumsi untuk menghasilkan 1 ton produk yang mana dalam hal ini produknya merupakan batu kapur. Dapat di lihat pada lampiran perhitungan dan grafik di atas konsumsi energi Limestone Crusher sebesar 1,18 kWh/ton produk yang artinya untuk menghasilkan 1 ton produk (Batu Kapur) di butuhkan energi listrik sebesar 1,18 kWh.

Nilai Konsumsi energi spesifik ini juga

(8)

menunjukan seberapa efisien crusher yang di gunakan semakin kecil nilai konsumsi energi spesifiknya maka semakin efisien crushernya.

Gambar 9 Grafik Konsumsi EnergiLimestone Crusher

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan data operasi yang diperoleh dan hasil pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa efisiensi mesin Limestone Crusher Tuban 1 adalah sebesar 56,5% dengan laju produktivitas atau kapasitas produksi sebesar 1532,40 ton/jam.

Faktor yang mempegaruhi efektifitas produksi adalah nilai kesediaan mekanis (mechanical availability) adalah sebesar 91,07%, nilai kesediaan fisik (physical availability) adalah sebesar 93%, dan nilai kesediaan penggunaan (use of availability) adalah sebesar 70 %. Konsumsi energi spesifik Limestone Crusher Tuban 1 PT Semen Indonesia sebesar 1,18 kWh/ton produk

.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan berikut saran yang diberikan oleh penulis:

1. Pemakaian mesin Limestone Crusher sesuai dengan spesifikasi kapasitas alat sebesar 1400 ton/jam.

2. Kinerja alat peremuk hammer crusher dalam mereduksi ukuran mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah umur pakai alat.

3. Meningkatkan waktu kerja efektif yang hilang sehingga nilai-nilai pada unit crushing plant dapat ditingkatkan dan meningkatkan produktifitas produksi.

4. Penelitian selanjutnya dapat melakukan evaluasi efektivitas pada mesin

Limestone Crusher

menerapkan Metode Overall Equipment Effectiveness(OEE).

DAFTAR PUSTAKA

1. Andrew, L.M. and Roshan, B. (1980).

Mineral Processing Plant Design. 2nd Edition

2. Harahap, A.I. (2014).Kajian Kominusi Limestone Pada Area Pertambangan PT. Semen Padang (Persero) Tbk. Bukit Karang Putih Indarung Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Teknik:

Universitas Sriwijaya

3. Currie, J. M. (1973). Unit Operation Mineral Processing. British Colombia:Department of Chemical and Metallurgical Technology Burnaby 4. Dahni, Saismana, U., dan

Andre.(2016).Evaluasi Kinerja Alat Crushing Plant dan Alat Muat Dalam Rangka Peningkatan Target Produksi Batubara Pada PT Mandiri Citra Bersama. Jurnal Himasapta Vol. 1 Peurifoy, R.L. (1970). Construction, Planning, Equipment and Methods. 2nd Edition. Texas: McGraw-Hill, Ltd 5. Taggart, A.F. (1967). Hand Book of

Mineral DressingOres and Industrial Minerals.Columbia: Willey Handbook Series

6. Wiils, B.A. and Napier-Munn, T.J.

(2006).Mineral Processing Technology 7thEdition: An Introduction to the Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral Recovery. Australia: Elsevier Science and Technology Books.

Referensi

Dokumen terkait