Analisis Kinerja Logika Boolean untuk Pencarian Informasi pada Online Public Access Catalog (OPAC) Perpustakaan
Syifaun Nafisah
Prodi Ilmu Perpustakaan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Jalan Marsda Adi Sutjipto Yogyakarta
Email: [email protected] Riwayat artikel:
Received: 03-01-2022 Revised: 14-02-2022 Accepted: 24-03-2022 Abstract
OPAC is the main feature that will help users get the information provided by the library to fulfill their information needs. In the information retrieval process, It is necessary to analyze the feasibility of Boolean logic as a basic logic in the OPAC. This research uses quantitative research with an experimental approach—data obtained from the results of experiments using keywords. Eligibility value is determined based on Precision by comparing the retrieved document with the Recall variable's relevant one. The feasibility of Boolean logic for information retrieval in the library's OPAC shows an average Precision value of 38.50% for AND and 24.37% for the OR operator. This value shows the less feasible category as a feature that bridges users with the system to meet their information needs. Boolean logic in OPAC will be possible in a simple search using the AND operator with a Precision value of 70.02%.
Keywords: OPAC, recall, precision, Boolean logic Abstrak
OPAC merupakan fitur utama yang akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang disediakan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam proses temu kembali informasi, perlu dilakukan analisis kelayakan logika Boolean sebagai logika dasar dalam OPAC. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen—data diperoleh dari hasil eksperimen dengan menggunakan kata kunci. Nilai kelayakan ditentukan berdasarkan presisi dengan membandingkan dokumen yang diambil dengan yang relevan dari variabel Recall. Kelayakan logika Boolean untuk temu kembali informasi pada OPAC perpustakaan menunjukkan nilai presisi rata-rata sebesar 38,50% untuk AND dan 24,37% untuk operator OR. Nilai ini menunjukkan kategori kurang layak sebagai fitur yang menjembatani pengguna dengan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Logika boolean dalam OPAC akan dimungkinkan dalam pencarian sederhana menggunakan operator AND dengan nilai presisi 70,02%.
Kata kunci: OPAC, recall, precision, logika Boolean
Pendahuluan
Informasi merupakan kebutuhan setiap manusia untuk memenuhi suatu hal.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan informasi untuk ilmu dan pengetahuan, rekreasi, menjalin interaksi sosial, maupun untuk hiburan. Perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IPTEK) yang semakin masif pada dasawarsa terakhir, berdampak pada perkembangan informasi yang semakin luas penyebarannya dan semakin beragam bentuknya. Terlebih pada era digital yang saat ini tengah menjadi sebuah era yang sedang dialami oleh umat manusia. Teknologi dan informasi menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern. Penggunaan teknologi digital berpengaruh terhadap pertukaran data ataupun dalam hal pencarian informasi.
Kebutuhan informasi setiap individu tidak pernah berkurang, bahkan cenderung bertambah. Hal ini disebabkan setiap individu dihadapkan pada permasalahan- permasalahannya sendiri, yang dalam proses pemecahan masalahnya membutuhkan informasi.
Setiap individu memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Kebutuhan informasi tiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: dorongan atau motivasi yang ditunjang oleh aspek psikologis dari individu itu sendiri, kecepatan individu dalam mencari informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas penunjang, termasuk teknologi, akses informasi tersedia dan ketepatan dalam pencarian informasi dipengaruhi oleh keterampilan tiap individu. Selain itu penggunaan teknologi juga berpengaruh terhadap pencarian informasi. Penggunaan teknologi mempengaruhi motivasi individu dalam pencarian informasi. Jenis kegiatan atau pekerjaan yang digeluti antar individu juga akan mempengaruhi kebutuhan informasinya. Tidak menutup kemungkinan kebutuhan informasi antar individu sama dikarenakan faktor yang sama. Misalkan individu yang memiliki minat yang sama dalam hobi, maka akan membutuhkan informasi yang sama dengan individu lainnya. Untuk itu perlu adanya pemenuhan informasi untuk memenuhi kebutuhan setiap individu.
Dalam memenuhi kebutuhan akan informasinya, setiap individu melakukan suatu kegiatan yang disebut dengan pencarian informasi. Kegiatan ini meliputi proses inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi dan presentasi. Inisiasi merupakan situasi dan kondisi dimana seseorang mulai merasakan kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi muncul ketika ada gap dalam struktur manusia.
Dari gap ini, individu mulai melakukan proses seleksi, yaitu memilah dan memilih informasi mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Setelah proses seleksi, dilakukanlah proses eksplorasi, yaitu proses mencari ke sumber-sumber informasi.
Setelah proses eksplorasi, setiap individu akan membuat formula bagaimana informasi disimpan dalam memori. Selanjutnya informasi inilah yang akan mempengaruhi tingkat intelektualitas seseorang [1]. Sistem yang digunakan untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pencari infomasi disebut dengan sistem temu kembali informasi (information retrieval system) [2]. Kegiatan
temu kembali yang banyak dilakukan oleh pencari informasi adalah dengan memanfaatkan teknologi bantu, seperti search engine. Search engine adalah sebuah program untuk membantu pengguna komputer mencari berbagai hal berkaitan dengan informasi yang ingin diketahuinya. Program ini yang diakses melalui internet. Search engine berfungsi sebagai pintu gerbang atau portal sebelum pengguna memasuki sumber informasi tertentu [3].
Dalam memenuhi kebutuhan informasinya, sumber informasi yang sering dimanfaatkan oleh pengguna adalah informasi yang disediakan oleh perpustakaan.
Hal ini disebabkan perpustakaan merupakan sebuah lembaga yang memiliki tugas dan fungsi penyimpanan bahan koleksi yang disusun secara sistematis, sehingga memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sebagai sumber informasi, pengguna memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi, baik sumber infomasi primer, sekunder maupun tersier [4]. Perpustakaan juga dijadikan sebagai media antara pengguna dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan untuk mengembangkan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar bagi masyarakat. Untuk itu perpustakaan perlu mengembangkan komunikasi antara pengguna dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya [5]. Dalam usahanya mengembangkan komunikasi, perpustakaan memfasilitasi pengguna dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan menyediakan teknologi bantu dalam pencarian informasi di perpustakaan. Salah satu teknologi bantu untuk pencarian informasi yang tersimpan di perpustakaan yaitu dengan menyediakan katalog berbasis online, atau yang lazim disebut Online Access Public Catalog (OPAC).
OPAC adalah evolusi kartu katalog online yang memiliki fitur pengambilan sumber daya perpustakaan seperti buku, jurnal, majalah, surat kabar, audio-visual, pemerintah publikasi, tesis, dan sumber daya elektronik baik dalam bentuk koleksi cetak dan non-cetak. Dengan menggunakan OPAC di perpustakaan, pengguna perpustakaan dapat mengakses catatan bibliografi dari semua sumber informasi yang tersedia secara mandiri [6]. Fungsi OPAC adalah sebagai sarana temu kembali informasi. OPAC juga dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam penelusuran informasi. Penelusuran informasi melalui OPAC dapat membantu pengguna untuk mengetahui lokasi atau tempat penyimpanan bahan pustaka/koleksi [7]. Sebagai alat bantu penelusuran informasi koleksi yang tersimpan di perpustakaan, kinerja dari OPAC akan menentukan kualitas layanan informasi yang diberikan oleh perpustakaan sebagai sumber informasi. Berdasarkan sebuah penelitian, kinerja OPAC sebagai alat bantu penelusuran informasi memiliki Customer Satisfaction Index (CSI) cukup baik, yaitu sebesar 64% [8]. Jika nilai tersebut berada pada rentang 100%, maka index ini meskipun berada pada kategori cukup baik, harus dilakukan analisis yang menyeluruh untuk mengetahui penyebab CSI hanya berada
pada kategori penilaian cukup baik. Salah satu analisis yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja OPAC adalah melalui analisis terhadap logika pencarian yang digunakan pada OPAC.
Logika pencarian yang digunakan pada OPAC adalah logika sederhana menggunakan logika Boolean. Informasi yang tersimpan di perpustakaan akan disimpan dalam sebuah repositori atau basis data perpustakaan. Logika Boolean inilah yang akan terhubung dengan basis data dalam OPAC. Proses temu kembali informasi menggunakan logika ini dapat menemukan informasi berdasar kata kunci yang dimasukkan oleh pengguna. Logika ini menggunakan logika pencarian AND, OR dan NOT [9].
Sebagai ujung tombak layanan informasi di perpustakaan, maka kinerja OPAC ini perlu terus ditingkatkan. Merujuk pada CSI yang masih pada rentang cukup, maka upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan analisis yang mendalam terhadap elemen-elemen dalam OPAC, salah satunya yaitu logika yang digunakan dalam proses penelusuran informasi. Analisis terhadap logika pencarian ini, dalam hal ini adalah logika Boolean penting dilakukan mengingat logika inilah yang menjadi penghubung antara pengguna dengan informasi yang tersimpan di sistem basis data perpustakaan. Untuk itu penelitian ini melakukan analisis terhadap kinerja logika Boolean untuk pencarian informasi pada OPAC di perpustakaan.
Kajian Pustaka
Penelitian terkait analisis kelayakan logika Boolean sebagai logika yang digunakan pada penelusuran informasi di OPAC perpustakaan didasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh penelitian lain. OPAC merupakan sarana penelusuran dalam Library Management System yang diperuntukkan bagi pemustaka untuk melakukan penelusuran informasi yang tersimpan di perpustakaan. Agar koleksi di perpustakaan dapat ditelusur melalui sistem temu kembali menggunakan fitur OPAC, informasi koleksi tersebut disimpan dalam sebuah repositori. Repositori merupakan struktur data yang menyimpan metadata dari sekumpulan struktur berkas atau direktori. Metadata dalam repositori bukan saja menyimpan informasi koleksi dalam bentuk koleksi digital saja, tetapi koleksi dalam bentuk tercetak yang dimiliki oleh perpustakaan [10]. Logika Boolean merupakan logika tradisional yang banyak digunakan pada OPAC. Dalam proses penelusuran dokumen pada dokumen yang tersimpan dalam basis data perpustakaan atau yang lazim disebut repositori, logika Boolean disisipkan dalam program menggunakan Bahasa Structured Query Language (SQL). Query itu sendiri ditempatkan dalam bentuk pengkodean yang terdapat dalam sistem OPAC. Penyisipan logika Boolean dalam SQL bertujuan agar pengguna dapat menemukan dokumen sesuai dengan apa yang ingin dicari melalui [11].
Secara umum, logika Boolean digunakan pada OPAC yang digunakan di perpustakaan. Hasil penelusuran dokumen melalui OPAC pada beberapa perpustakaan menunjukkan kinerja OPAC berbasis logika Boolean yang nilainya jauh dari ideal. Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan oleh sebuah penelitian menunjukkan nilai Precision OPAC Perpustakaan Universitas Indonesia sebesar 2,16%. Nilai ini tentu saja menunjukkan nilai yang jauh dari ideal apabila logika Boolean ini digunakan sebagai logika pencarian dokumen yang disisipkan pada hahasa SQL dalam fitur OPAC. Hal ini dikuatkan dengan nilai Precision OPAC di Perpustakaan National University of Singapore (NUS). Meskipun menunjukan nilai Precision yang lebih baik dari OPAC Perpustakaan UI, namun nilai Precision OPAC NUS sebesar 5,75 menunjukkan nilai yang jauh dari ideal sebagai fitur yang menuntun pengguna untuk dapat memanfaatkan informasi yang ada di perpustakaan [12].
Terkait kinerja OPAC, ada beberapa fitur yang mempengaruhi efektifitas OPAC sebagai fitur yang membantu pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan. Fasilitas searching pada OPAC perpustakaan masih belum sepenuhnya lengkap. Selain itu tidak semua OPAC memiliki fasilitas frase dan Boolean untuk pencarian dokumen pada sistem temu kembali informasi. Fasilitas ini memberikan pengaruh pada nilai ketepatan dalam proses penelusuran informasi baik dengan pencarian frase maupun dengan operator Boolean. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan efektifitas OPAC sendiri ada yang menunjukkan nilai Precision sebesar 33,3%, yang artinya pada rentang penilaian yang kurang sebagai fitur yang menjadi ujung tombak dalam layanan informasi di perpustakaan [13].
Berdasar penelitian-penelitian ini maka perlu kiranya dilakukan analisis yang mendalam pada logika yang digunakan pada proses penelusuran informasi menggunakan OPAC di perpustakaan. Analisis ini diperlukan untuk memberikan masukan kepada pengelola-pengelola perpusakaan agar fitur yang disediakan dapat lebih berdaya guna.
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan logika deduktif pengujiannya. Subjek penelitian adalah OPAC pada website UIN Sunan Kalijaga. Sedangkan objek penelitiannya adalah penelusuran informasi dengan memberikan berbagai kata kunci berdasar indeks judul dan subjek. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja logika Boolean pada proses pencarian informasi di OPAC perpustakaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang dapat diakses melalui website https://digilib.uin- suka.ac.id/index.
Pencarian infomasi melalui OPAC di website Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dilakukan dengan memanfaatkan prinsip kerja Search
Engine. Search engine merupakan fasilitas untuk melakukan penelusuran terhadap informasi yang dibutuhkan pengguna, dengan tujuan untuk menemukan dokumen dan mengeksekusi algoritma untuk menampilkan dokumen yang relevan dengan kata kunci yang diberikan. Komunikasi antara pengguna informasi dan search engine dilakukan melalui User Interface (UI). Adapun tampilan UI OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 User Interface OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Sumber: https://digilib.uin-suka.ac.id/index, diakses 29 Desember 2021 pukul 22:25 WIB.
Melalui UI OPAC, pengguna melakukan proses temu kembali informasi dengan memasukkan kata kunci informasi yan ingin ditemukan. Sistem selanjutnya akan menampilkan query berupa dokumen yang relevan berdasar kata kunci yang diberikan. Selanjutnya, berdasar dokumen yang relevan pengguna dapat melakukan browsing ke sumber informasi yang tersimpan dalam institutional repositori. Secara garis besar proses penilaian kelayakan pada penelitian ini diilustrasikan seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur Penilai Kelayakan
Kata kunci
Kumpulan Dokumen Kebutuhan Infomasi Pengguna
Kumpulan dokumen ditemukan
Indeks Mesin Pencarian
Penilaian Kelayakan
Logika boolean
Berdasar alur yang digambarkan pada Gambar 2, maka disusun algoritme pencarian dokumen. Algoritme pencarian informasi menggunakan algoritme Boolean Retrieval. Boolean Retrieval merupakan proses pencarian informasi dari query dengan menggunakan ekspresi Boolean dengan operator logika AND, OR dan NOT. Algoritme ini menggunakan perhitungan dengan hasil perhitungan berupa nilai binary, satu atau nol. Dokumen yang relevan dengan kata kunci akan diberi nilai bobot satu atau True, sedangkan yang tidak relevan nilai bobotnya adalah nol atau False. Hasil dari Boolean Retrieval terdiri dari dua hasil, relevan atau tidak relevan. Sehingga hasil pencarian tidak akan mengalami redudansi hasil, atau tidak menampilkan dokumen yang sama secara berulang. Dalam pencarian informasi, operasi Boolean akan mengerjakan proses pencarian berdasar operator precedence, yang akan memprioritaskan operator yang berada dalam ().
Selanjutnya jika sudah tidak ditemukan operator dalam (), prioritas operator dikerjakan berdasar urutan NOT, AND dan OR. Selanjutnya dokumen akan ditampilkan dengan sistem perankingan berdasar urutan dokumen bernilai True yang ditemukan terlebih dulu oleh sistem 0 [14].
Dalam pencariannya, dokumen terlebih dahulu disimpan dalam repositori, selanjutnya dokumen dalam repositori akan membentuk jaringan dokumen.
Jaringan dokumen menyimpan metadata dokumen. Selanjutnya metadata disimpan dalam berkas pembalikan dokumen. Berkas pembalikan dokumen melalui tahapan Indexing. Indexing merupakan proses pemilihan istilah sebagai penciri dokumen, yan selanjutnya penciri dokumen disebut dengan index atau kata kunci. Tahapan indexing dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Parsing
Parsing merupakan proses pemilihan kata-kata yang mewakili isi dokumen.
b. Stemming
Setelah melewati tahan parsing, dilakukan proses stemming. Stemming merupakan proses pemenggalan imbuhan kata pada kata-kata yang terpilih pada tahap parsing untuk mendapatkan kata dasar.
c. Stoplist
Tahap terakhir yaitu proses stoplist, yang merupakan proses membuang kata- kata tertentu seperti yang, untuk, dari, ke, pada, jika, maka, dan, di, dan lain- lain.
Berdasar algoritme tersebut, maka source code pencarian dokumen dengan logika Boolean diperlihatkan pada kode program berikut.
Kode Program 1 Algoritme Pencarian dengan Logika Boolean
Selanjutnya setelah proses pencarian informasi, dilakukan proses evaluasi terhadap hasil yang ditampilkan oleh sistem. Evaluasi ini dirancang untuk mengetahui sejauh mana efektifitas sistem dalam memberikan informasi kepada pengguna. Efektifitas sistem temu-kembali pada penelitian ini menggunakan metode Recall-Precision. Recall adalah proporsi atau jumlah dokumen yang dianggap relevan oleh sistem berdasar kata kunci yang terambil, sedangkan Precision adalah proporsi dokumen terambil yang digunakan oleh pengguna.
Berdasar kata kunci yang dimasukkan, berkas dokumen yang terambil dari query tersebut bernilai satu jika dokumen yang bersangkutan dianggap relevan dan bernilai nol jika sebaliknya. Kata kunci digunakan pada penelitian ini untuk proses temu Kembali informasi dikarenakan kata kunci merupakan salah satu metadata yang disimpan dalam basis data perpustakaan. Selanjutnya akan dihitung nilai Recall berdasar dokumen yang terambil oleh sistem. Untuk menghitung nilai Recall menggunakan rumus sebagai berikut [15].
𝑅𝑅 =[𝐚𝐚/(𝐚𝐚+𝐜𝐜)]𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱%) (1) Dengan a merupakan dokumen yang bernilai relevan dan c adalah dokumen dalam
koleksi tidak ditemukan. Setelah nilai Recall didapatkan, akan dihitung nilai Precision. Untuk menghitung nilai Precision, dokumen terambil akan dikelompokkan dalam skala dikotomis, yaitu dokumen relevan dan dokumen kurang/ tidak relevan. Kriteria dikotomis yang digunakan untuk menghitung Precision disesuaikan dengan nilai logika Boolean yang digunakan dalam algoritme pencarian dalam OPAC, dengan nilai True atau False. Untuk menganalisis kelayakan sistem, jumlah dokumen yang sangat relevan dapat digabungkan dengan yang kurang relevan. Selanjutnya akan dihitung nilai kelayakan dengan formula persamaan sebagai berikut [15].
𝑃𝑃 =[𝐚𝐚/(𝐚𝐚+𝐛𝐛)]𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱𝐱%) (2) dengan a merupakan dokumen yang bernilai relevan dan b adalah dokumen tidak
relevan.
PROGRAM Pencarian DEKLARASI const Nmaks = 100
type ArrStr: array[1..Nmaks] of string
L : ArrStr; x : integer; ketemu : boolean; n : integer procedure BacaL
arik(output L: ArrStr, input n: integer)
procedure SeqSearch1(input L : ArrStr, input n : integer, input x : string, output ketemu : Boolean) ALGORITMA :
read(n) BacaLarik(L, n) read(x)
SeqSearch1(L, n, x, ketemu) {i = n or L[i] = x}
If ketemu then write(x, ‘ ditemukan’) Else write(x, ‘ tidak ditemukan’) endif
Hasil dan Pembahasan
Analisis kelayakan terhadap logika Boolean dilakukan dengan eksperimen pencarian dokumen yang tersimpan dalam repositori Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melalui fitur pencarian OPAC. Pencarian dilakukan dengan teknik pencarian simple dan advanced search dengan menggunakan kata kunci yang dipilih secara acak. Kata kunci yang dipilih adalah kata kunci yang subjeknya berada pada domain perpustakaan. Eksperimen dilakukan dengan 2 operator Boolean yang sering digunakan oleh pengguna, yaitu AND dan OR. Untuk mengkonsistenkan hasil pencarian, dipilih 5 kata kunci, yaitu perpustakan sekolah, otomasi/automasi/otomatisasi perpustakaan, minat baca, literatur anak dan perpustakaan masjid. Kata kunci ini dipilih berdasar subjek-subjek yang ada dalam domain perpustakaan.
Pada proses eksperimen yang dilakukan untuk menganalisis kelayakan logika Boolean, dilakukan percobaan untuk mengukur kinerja sistem dengan memberikan kata kunci. Berdasar kata kunci yang diberikan, sistem akan menampilkan dokumen yang dianggap relevan oleh sistem. Selanjutnya berdasar dokumen yang terambil oleh sistem (c), pengguna akan memilih dokumen yang relevan (a). Berdasar dokumen yang terambil dan dokumen yang relevan, maka akan dihitung nilai Recall (R). Selanjutnya dihitung nilai Precision, berdasar dokumen yang relevan (a) dan dokumen yang tidak relevan (b). Adapun hasil eksperimen yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.
Hasil Pencarian Informasi pada OPAC dengan Mode Pencarian Simple Search Tampilan pencarian simple search pada OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ditunjukkan oleh Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3 Penelusuran Informasi OPAC dengan Simple Search dengan Operator AND
Gambar 4 Penelusuran Informasi OPAC dengan Simple Search dengan Operator OR Dari hasil penelusuran, didapat hasil seperti pada Tabel 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Pencarian dengan Simple Search Menggunakan Operator AND No. Kata Kunci Simple Search Operator AND
Relevan
(a) Tidak
Relevan (b) Dokumen
ditemukan (c) R
(%) P (%) 1 Perpustakaan
Masjid 6 4 10 37,50 60,00
2 Minat Baca 129 7 136 48,68 94,85
3 Literatur Anak 5 2 7 41,67 71,43
4 otomasi
Perpustakaan 29 10 39 42,65 74,36
5 Perpustakaan
Sekolah 74 16 90 45,12 82,22
Rata-rata pencarian 48,6 7,8 56,4 43,12 76,57
Tabel 2 Hasil Pencarian dengan Simple Search Menggunakan Operator OR No. Kata Kunci Simple Search Operator OR
Relevan
(a) Tidak
Relevan (b) Dokumen
ditemukan (c) R
(%) P (%) 1 Perpustakaan
Masjid 289 1575 1864 13,42 15,50
2 Minat Baca 135 739 874 13,38 15,45
3 Literatur Anak 301 1818 2119 12,44 14,20
4 otomasi
Perpustakaan 203 1332 1535 11,68 13,22
5 Perpustakaan
Sekolah 219 2181 2400 8,36 9,13
Rata-rata pencarian 229,4 1529 1758,4 11,86 13,50
Berdasar hasil percobaan penelusuran yang dilakukan oleh pengguna sebagaimana tertampil pada Tabel 1 dan Tabel 2, hasil yang didapatkan dipaparkan sebagai berikut. Pencarian dokumen dalam repositori di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan mode pencarian simple search yang dilakukan oleh pengguna menggunakan operator AND, rerata dokumen yang terambil sebanyak 56,4 dokumen. selanjutnya setiap dokumen akan dianalisis untuk didapatkan dokumen yang relevan menurut pengguna. Dokumen yang relevan ditentukan berdasar kesesuaian subjek dokumen. Berdasar hasil analisis yang dilakukan, sebanyak 48,6 dokumen merupakan dokumen yang relevan. Berdasar hasil ini, maka rerata Recall pencarian dokumen pada repositori UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggunakan logikia Boolean AND adalah 43,12% dan precicion sebesar 76,57%.
Berdasar hasil penelusuran dengan operator AND yang telah dilakukan, memiliki nilai R dan P menunjukkan persentase yang lebih baik dibandingkan dengan penelusuran dengan operator OR sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
Penelusuran dokumen yang dilakukan pada proses percobaan menggunakan logika OR didapatkan rerata dokumen terlacak sebanyak 1758,4 dokumen. Dari sebanyak 1758,4 dokumen terlacak, rerata dokumen yang relevan menurut pengguna adalah sebanyak 229,4 dokumen. Hal ini menunjukan rerata nilai Recall sebesar 11,86 % dan rearata persentase variabel P sebesar 13,5%.
Berdasar percobaan yang dilakukan, hasil percobaan, pencarian dokumen menunjukkan pencarian menggunakan logika AND menghasilkan nilai R dan P yang lebih baik dibandingkan logika OR. Hal ini dikarenakan logika AND mempersempit quaeri pencarian dengan menampilkan dokumen yang relevan dengan kata kunci. Sedangkan pada logika OR, hasil pelacakan akan menghasilkan jumlah dokumen yang lebih banyak, karena pencarian dokumen berdasar pada setiap kata pembentuk pada kata kunci.
Hasil Pencarian Informasi pada OPAC dengan Mode Pencarian Advanced Search
Selain mode penelusuran informasi dengan simple search, OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga menyediakan fitur pencarian dengan mode advanced search. Advanced Search merupakan mode pencarian informasi pada OPAC berdasarkan kategori tertentu. Tampilan OPAC untuk mode pencarian dengan fitur advanced search ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Penelusuran Informasi OPAC dengan Advanced Search
Dalam OPAC dengan mode pencarian advanced search, disediakan kategori pencarian, yaitu pencarian berdasarkan subjek, tipe dokumen dan tipe media. Pilihan masing-masing kategori diperlihatkan oleh Gambar 6.
(a) (b)
(c)
Gambar 6 Kategori Pencarian Informasi pada Mode Advanced Search
Pada pencarian dokumen yang telah dilakukan pada OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggunakan mode advanced search dengan 5 kata kunci dengan mode pencarian dibatasi untuk kategori subjek, didapatkan hasil penelusuran seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Penyetingan Pencarian Informasi Mode Advanced Search Kategori Subjek
Gambar 8 Hasil Penelusuran Dokumen dengan Kategori Berdasar Subjek Dari hasil percobaan, hasil penelusuran seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Pencarian dengan Advanced Search Berdasarkan Subjek No. Kata kunci
Advanced Search Boolean Logic AND/OR Relevan
(a)
Tidak Relevan
(b)
Dokumen
ditemukan (c) R
(%) P (%)
1 Perpustakaan Masjid 1 5 6 14,29 16,67
2 Minat Baca 4 7 8 33,33 36,36
3 Literatur Anak 13 82 83 13,54 13,68
4 Automasi/otomasi
Perpustakaan 1 24 25 3,85 4,00
5 Perpustakaan Sekolah 3 23 26 10,34 10,71
Rerata Hasil pencarian 4,40 25,20 29,60 15,07 16,29
Untuk mengetahui kelayakan logika Boolean menggunakan mode pencarian advanced search dilakukan eksperimen pencarian menggunakan kelima kata kunci berdasar kategori subjek. Dari hasil percobaan penelusuran dokumen pada OPAC UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, didapatkan rerata dokumen terlacak sebanyak 29,60 dokumen. Dengan menggunakan logika AND dan OR, dokumen yang dianggap relevan oleh pengguna yaitu sebanyak 4,40 dokumen. Berdasar hasil ini maka nilai Recall penelusuran dokumen baik menggunakan logika AND maupun OR menghasilnya nilai yang sama, yaitu 15,07%, sedangan nilai Precision sebesar 16,29%.
Pada percobaan kedua penelusuran informasi menggunakan teknik advanced search, dilakukan eksperimen penelusuran dokumen berdasar kategori book section dan book. Dari hasil penelusuran, dokumen dengan kata kunci yang diujicobakan diperlihatkan oleh Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Pencarian dengan Advanced Search Berdasarkan Jenis Koleksi No. Kata kunci
Advanced Search Boolean Logic AND/OR Relevan
(a)
Tidak Relevan
(b)
Dokumen
ditemukan (c) R
(%) P (%)
1 Perpustakaan Masjid 2 1 3 40,00 66,67
2 Minat Baca 0 1 1 0,00 0,00
3 Literatur Anak 17 51 68 20,00 25,00
4 Automasi/otomasi
Perpustakaan 0 0 0 0,00 0,00
5 Perpustakaan Sekolah 0 0 0 0,00 0,00
Rerata Hasil pencarian 3,80 10,60 14,4 12,00 18,33 Penelusuran informasi menggunakan advanced search dengan kategori jenis koleksi yang dibatasi pada koleksi book section dan book pun menunjukkan hasil yang sama dengan pencarian dengan kategori subjek, baik menggunakan logika AND maupun OR. Rerata hasil pencarian berdasar kategori book section dan book menghasilkan rerata dokumen terambil sebesar 14,4 dokumen. Variabel R yang menunjukkan dokumen relevan memiliki rerata sebesar 3,8 dokumen.
Sedangkan nilai Precision untuk pencarian advanced search dengan pembatasan pencarian berdasar jenis koleksi adalah sebesar 18,33% dan nilai Recall sebesar 12%.
Tabel 5 Hasil Pencarian dengan Advanced Search Berdasarkan Jenis Media No. Kata kunci
Advanced Search Boolean Logic AND/OR Relevan
(a)
Tidak Relevan
(b)
Dokumen
ditemukan (c) R
(%) P (%)
1 Perpustakaan Masjid 2 4 6 25,00 33,33
2 Minat Baca 4 4 8 33,33 50,00
3 Literatur Anak 13 65 78 14,29 16,67
4 Automasi/otomasi
Perpustakaan 1 24 25 3,85 4,00
5 Perpustakaan Sekolah 17 9 26 39,53 65,38
Rerata Hasil pencarian 7,40 21,20 28,60 23,20 33,88 Percobaan berikutnya adalah pencarian dokumen berdasar jenis media.
Dalam percobaan ini digunakan media teks sebagai media yang mendominasi koleksi dokumen di perpustakaan dibandingkan media non teks. Hasil percobaan menunjukkan hasil yang sama dengan kategori lainnya, yaitu tidak ada perbedaan hasil antara penggunaan logika AND dan OR. Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai yang sama, yaitu rerata dokumen terambil sebanyak 14,4 dokumen dengan dokumen relevan sebanyak 7,40. Dari angka ini didapatkan hasil Recall sebesar 23,20 dan Precision pencarian berdasar kategori media sebesar 33,88%.
Rekapitulasi hasil pencarian menggunakan logika Boolean diperlihatkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Pencarian No. Teknik Pencarian
Boolean
AND OR
Jumlah
dokumen R
(%) P
(%) Jumlah
dokumen R
(%) P 1 Simple search 56,4 43,12 76,57 1758,4 11,86 13,5 (%) 2 Advanced search
berdasar subjek 29,6 15,07 16,29 29,6 15,07 16,29 3 Advanced search
berdasar jenis koleksi
14,44 12 18,33 14,44 12 18,33
4 Advanced search
berdasar media 28,6 23,2 33,88 28,6 23,2 33,88 Rerata 32,26 23,35 36,27 457,76 15,53 20,50 Berdasar tabel rekapitulasi hasil penelurusan OPAC pada website UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagaimana terlihat pada Tabel 6, terlihat penelusuran dokumen teknik simple search menggunakan logika Boolean AND menghasilkan rerata nilai Recall sebesar 43,12% dan Precision sebesar 76,57%. Sedangkan penggunaan logika OR, nilai Recall adalah sebesar 11,86% and Precision sebesar 13,5%. Pada pencarian menggunakan advanced search tidak ada perbedaan hasil antara penggunaan logika AND dan OR. Penelusuran dokumen berdasar kategori media menunjukkan nilai Recall sebesar 23,2% dan Precision sebesar 33,88%.
Persentase ini menunjukkan persentase tertinggi jika dibandingkan dengan kategori lainnya, yaitu berdasar subjek dengan nilai Recall sebesar 15,07% dan Precision sebesar 16,29% dan jenis koleksi dengan Recall sebesar 12% dan Precision sebesar 18,33%. Secara keseluruhan, nilai Recall dan Precision menggunakan logika Boolean dengan operator AND adalah 23,35% dan 36,27%. Sedangkan penggunaan operator OR menghasilkan nilai Recall sebesar 15,53% dan Precision seebesar 20,50%. Perbandingan ini terlihat lebih jelas pada diagram yang ditunjukkan oleh Gambar 9 (a) dan (b).
(a) Logika AND
(b) Logika OR
Gambar 9 Perbandingan Hasil Penelusuran Dokumen dengan Logika Boolean
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simple Search Advanced Search by subjek Advanced search by type Advanced search by media RERATA
RECALL DAN PRECISION LOGIKA AND
Logika AND P Logika AND R
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Simple Search Advanced Search by subjek Advanced search by type Advanced search by media RERATA
RECALL DAN PRECISION LOGIKA OR
Logika OR P Logika OR R
Untuk menilai kelayakan penggunaan logika Boolean pada proses pencarian informasi di OPAC perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta diperlihatkan oleh Gambar 10 dan Gambar 11.
Gambar 10 Nilai Recall Pencarian Informasi pada OPAC UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Gambar 11 Nilai Precision Pencarian Informasi pada OPAC UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Apabila rentang penilaian kelayakan berada pada kisaran 0 hingga 100, maka kelayakan logika Boolean pada penelusuran informasi di OPAC UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berada pada rentang berada pada kategori tidak dan kurang layak. Hal ini terlihat pada Gambar 10 dan Gambar 11 yang menunjukkan kelayakan logika Boolean untuk pencarian informasi pada OPAC UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rentang nilai Recall berada pada angka 15,33 - 23,35 dan berada pada rentang tidak layak, sedangkan nilai Precision. Rentang ini berada pada rentang interval 20,5 – 36,27. Rentang ini berada pada kategoritidak dan kurang layak. Hasil ini menguatkan penelitian yang dilakukan pada OPAC Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, yang melaporkan bahwa sistem temu Kembali pada OPAC tersebut kurang efektif. Hasil penelitian tersebut disimpulkan berdasar hasil yang tidak menunjukkan perbandingan yang sama dan Precision lebih rendah dari pada Recall [16].
Simpulan
Penelusuran informasi di perpustakaan merupakan kegiatan utama yang akan menuntun pengguna memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam proses ini perpustakaan menyediakan fasilitas OPAC untuk memudahkan pengguna melakukan penelusuran informasi yang tersimpan di repositori perpustakaan. Fitur ini menjadi fitur penting sebagai upaya perpustakaan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Dalam proses penelusurannya, OPAC menggunakan logika Boolean yang disisipkan pada bahasa pemrograman SQL. Logika ini masuk dalam kategori logika dasar. Untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakannya pada proses pencarian informasi di OPAC perpustakaan.
Sangat Layak Layak
Kurang Layak Tidak Layak
0 25 50 75 100
15,33 - 23,35
Sangat Layak Layak
Kurang Layak Tidak Layak
0 25 50 75 100
20,5 - 36,27
Berdasar hasil percobaan yang dilakukan, nilai Precision menunjukkan rentang nilai 76,57% dan nilai Recall sebesar 43,12% pada penggunaan dengan mode simple search dengan operator AND. Nilai ini masuk dalam kategori baik. Tetapi pada penggunaan operator OR dengan mode yang sama menunjukkan nilai Precision yang rendah 13,5% dan Recall sebesar 11,86%. Dengan teknik pencarian yang lebih advanced, rerata nilai Precision yang dihasilkan berdasar kategori subjek adalah sebesar 16,29% dan Recall sebesar 15,07%. Pencarian berdasar jenis koleksi menghasilkan rerata Recall sebesar 12% dan Precision sebesar 18,33%, sedangkan berdasar jenis media nilai Recall sebesar 23,30% dan nilai Precision sebesar 33,88%. Nilai Precision pada advanced search untuk semua kategori pencarian menunjukkan nilai yang sama baik menggunakan operator AND maupun AND. Dari hasil ini maka rerata nilai Precision penggunaan logika Boolean untuk pencarian informasi di OPAC, untuk operator AND adalah sebesar 36,27 dan operator OR sebesar 20,50. Sedangkan nilai Recall untuk logika AND sebesar 23,35 dan logika OR sebesar 15,53. Nilai ini menunjukkan nilai kelayakan pada kategori kurang layak sebagai fitur yang menjembatani pengguna dengan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Untuk itu perlu sebuah inovasi pengembangan logika baru pada OPAC yang dapat menghasilkan nilai Precision yang lebih baik. Inovasi yang dapat dikembangkan adalah inovasi pencarian menggunakan teknik pencarian elastic search berbasis Artificial Intelligent, yang dapat menampilkan prediksi kata yang dianggap relevan berdasar kata kunci. Jika logika Boolean ini akan tetap digunakan maka penggunaan operator AND lebih disarankan agar pengguna mendapatkan informasi relevan lebih banyak sehingga kebutuhan informasinya dapat terpenuhi melalui perpustakaan.
Daftar Pustaka
[1] U. Proboyekti, “Pencarian Informasi Dan Navigasi,” J. Eksplor. Karya Sist. Inf. Dan Sains, vol. 8, no. 1, 2015.
[2] K. D. Putung, A. S. M. Lumenta, and A. Jacobus, “PENERAPAN SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI PADA KUMPULAN DOKUMEN SKRIPSI,” J. Tek.
Inform., vol. 8, no. 1, Art. no. 1, May 2016, doi: 10.35793/jti.8.1.2016.12227.
[3] Y. A. Halim, “ANALISIS KEMAMPUAN SEARCH ENGINE GOOGLE, YAHOO DAN ALTAVISTA,” J. N.a, vol. 1, 2013.
[4] N. Latifah, “PERPUSTAKAAN SEBAGAI SENTRAL SERVIS BENIH (SUMBER) INFORMASI,” Nusant. J. Inf. Libr. Stud. N-JILS, vol. 1, no. 2, Art. no.
2, Dec. 2018, doi: 10.30999/n-jils.v1i2.369.
[5] M. Wahyuni, “Peran pustakawan sebagai penyedia informasi,” IQRA J. Ilmu Perpust. Dan Inf. E-J., vol. 9, no. 2, Art. no. 2, Sep. 2016, doi: 10.30829/iqra.v9i2.73.
[6] D. A. Cabonero, R. M. Austria, J. M. L. Bayang, and R. P. Bumanghat, “Knowledge, Satisfaction and Challenges on Online Public Access Catalog in an Academic Library in Northern Philippines,” p. 24.
[7] I. R. Hidayati, “Analisis Kinerja Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Media Temu Kembali Informasi: Studi Deskriptif tentang Kinerja OPAC
perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Berdasarkan Analisis PIECES,”
PhD Thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015.
[8] A. Haq, A. S. Bayuningsih, and V. Verry, “Analisis Kualitas Layanan Online Public Access Catalogue Terhadap Kepuasan Pengguna,” INTECOMS J. Inf. Technol.
Comput. Sci., vol. 3, no. 2, pp. 346–353, Dec. 2020, doi:
10.31539/intecoms.v3i2.1879.
[9] I. Rahman, “PENCARIAN INFORMASI SKRIPSI PADA PUSTAKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LANCANG KUNING,” Digit. Zone J.
Teknol. Inf. Dan Komun., vol. 7, no. 1, Art. no. 1, Feb. 2016, doi:
10.31849/digitalzone.v7i1.529.
[10] H. Hayatuddiniyah, “Perpustakaan Digital Berdasarkan Perspektif Lucy A. Tedd Dan Andrew Large (Studi Kasus Di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM Yogyakarta),” Pustaka Karya J. Ilm. Ilmu Perpust. Dan Inf., vol. 9, no. 1, pp. 1–9, Jan. 2021, doi: 10.18592/pk.v9i1.5141.
[11] A. O. P. Dewi, “Pencarian Katalog dalam Online Public Access Catalog Menggunakan Boolean Logic,” Anuva J. Kaji. Budaya Perpust. Dan Inf., vol. 2, no.
3, Art. no. 3, Nov. 2018.
[12] T. Prabowo, “Perbandingan OPAC Perpustakaan Universitas Indonesia dan National University of Singapore Library,” Visi Pustaka, vol. 18, Dec. 2016.
[13] M. Marwiyah and L. Labibah, “Evaluasi Kapabilitas Dan Efektivitas Online Public Access Catalog (OPAC) Sebagai Sarana Temu Kembali Di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Di Indonesia,” Pustakaloka, vol. 12, no. 1, Art. no. 1, Jun. 2020, doi:
10.21154/pustakaloka.v12i1.1950.
[14] B. Yulianto, W. Budiharto, and I. H. Kartowisastro, “The Performance of Boolean Retrieval and Vector Space Model in Textual Information Retrieval,” CommIT Commun. Inf. Technol. J., vol. 11, no. 1, Art. no. 1, Aug. 2017, doi:
10.21512/commit.v11i1.2108.
[15] M. Martin and L. Nilawati, “Recall dan Precision Pada Sistem Temu Kembali Informasi Online Public Access Catalogue (OPAC) di Perpustakaan,” Paradig. - J.
Komput. Dan Inform., vol. 21, no. 1, Art. no. 1, Mar. 2019, doi:
10.31294/p.v21i1.5064.
[16] D. Dwiyantoro, “Sistem Temu Kembali dengan Keyword (Deskriptif Menggunakan Recall dan Precision pada Judul, Subjek OPAC Perpustakaan Universitas Gadjah Mada),” Khizanah Al-Hikmah J. Ilmu Perpust. Inf. Dan Kearsipan, vol. 5, no. 2, Art.
no. 2, Dec. 2017, doi: 10.24252/kah.v5i2a4.