ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM LQ45 DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN PADA PERIODE JANUARI 2019 - DESEMBER 2022
Isnanda Anas Sahridlo1, Sri Dwi Ari Ambarwati2, Aryono Yacobus3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta
e-mail: [email protected]1, [email protected]2 ABSTRACT
This study aims to determine the performance of stock portfolios in companies listed in the LQ45 index as measured using the Sharpe, Treynor, and Jensen methods during the period January 2019 - December 2022. The population in this study are stocks included in the LQ45 index in the period January 2019 - December 2022. The data used is secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange (IDX) and Yahoo Finance. The method used in sampling is purposive sampling. The data obtained from the sampling method are 24 companies. The data analysis technique used is the Kruskall Wallis Difference Test with the SPSS application. The results concluded that there is no difference in the Sharpe, Treynor, and Jensen methods in measuring portfolio performance. Of the three methods, it is recommended for investors and potential investors to use the Jensen method in measuring portfolio performance.
Keywords: Portofolio, LQ45, Sharpe, Treynor, Jensen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja portofolio saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 yang diukur dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen selama periode Januari 2019 – Desember 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 pada periode Januari 2019 – Desember 2022. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Yahoo Finance. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Data yang diperoleh dari metode sampling tersebut adalah 24 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Beda Kruskall Wallis dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada metode Sharpe, Treynor, dan Jensen dalam mengukur kinerja portofolio. Dari ketiga metode tersebut, dianjurkan bagi investor dan calon investor untuk menggunakan metode Jensen dalam mengukur kinerja portofolio.
Kata kunci: Portofolio, LQ45, Sharpe, Treynor, Jensen
1. Pendahuluan
Dewasa ini semakin banyak masyarakat yang mulai tertarik pada investasi, khususnya pada saham. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah investor yang dapat diketahui dari SID (Single Investor Identification). Dilansir dari IDXChannel, SRO (Self Regulatory Organization) pasar modal Indonesia telah melaporkan satu juta investor saham baru selama tahun 2021. Per 31 Agustus 2021, SID saat ini telah mencapai angka 2.697.832.
Jumlah tersebut meningkat secara cepat hanya dalam kurun waktu delapan bulan pada tahun 2021, dimana peningkatan tersebut hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya pada tahun 2020 dengan 590.568 SID baru.
Pencapaian tersebut merupakan hal yang positif untuk keberlangsungan pasar modal di Indonesia. Disisi lain, hal tersebut membuktikan stabilitas dan kekuatan pasar modal Indonesia ketika menghadapi pandemi COVID-19 yang berdampak pada segala aspek kehidupan. Tentunya, dengan bertumbuhnya angka investor di Indonesia menunjukkan kesadaran berinvestasi pada masyarakat meningkat.
Meningkatnya kesadaran berinvestasi pada masyarakat tentu bukan tanpa sebab. Kinerja saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu pengaruh, tumbuhnya kesadaran berinvestasi masyarakat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks yang dapat dijadikan sebagai acuan kinerja saham yang ada di Indonesia.
Penelitian ini secara garis besar berfokus untuk menguji apakah terdapat perbedaan hasil atau menunjukkan hasil yang sama antara pengukuran kinerja yang diukur melalui pengembalian portofolio yang disesuaikan dengan risiko. Teori utama dalam penelitian ini adalah Capital Asset Price Model (CAPM) yang dikemukakan oleh Jones (2014) yang menyatakan bahwa CAPM ini memungkinkan kita untuk menilai risiko yang relevan dari keamanan individu serta untuk menilai hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari investasi.
Penelitian ini dilakukan karena terdapat inkonsistensi pada penelitian terdahulu dan juga menarik untuk diteliti kembali karena penelitian dilakukan pada tahun yang mencakup peristiwa pandemi COVID-19 dan menggunakan data harian dalam menganalisis kinerja portofolio. Pemilihan objek penelitian portofolio saham LQ45, yaitu Indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik
2. Tinjauan Literatur Portofolio
Portofolio merupakan sekumpulan investasi dalam bentuk sekuritas (financial assets).
Financial asset, merupakan selembar kertas yang menunjukkan hak investor, sebagai pemilik kertas tersebut, untuk memperoleh bagian dari kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya (Musthafa, 2017).
Capital Asset Pricing Model
Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah seperangkat prediksi tentang pengembalian yang diharapkan ekuilibrium atas aset berisiko. Harry Markowitz meletakkan dasar manajemen portofolio modern pada tahun 1952. CAPM diterbitkan 12 tahun kemudian dalam artikel oleh William Sharpe, John Lintner, dan Jan Mossin. Waktu untuk penyusunan ini menunjukkan bahwa terdapat lompatan dari model pemilihan portofolio Markowitz untuk CAPM (Bodie et. al, 2018).
Risiko dan Pengembalian
Risiko didefinisikan oleh Kamus Webster sebagai “bahaya; bahaya; paparan terhadap kehilangan atau cedera.” Jadi, risiko mengacu pada kemungkinan bahwa beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan akan terjadi. Risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara:
(1) atas dasar yang berdiri sendiri, di mana aset dianggap sendiri dan (2) berdasarkan portofolio, di mana aset tersebut disimpan sebagai salah satu dari sejumlah aset dalam suatu portofolio (Brigham dan Houston, 2018).
Pengembalian yang direalisasikan adalah pengembalian yang benar-benar diperoleh dari suatu investasi dan pada dasarnya merupakan jumlah aliran pendapatan yang dihasilkan oleh aset dan keuntungan modal. Pengembalian yang direalisasikan mungkin, dan sering kali, berbeda dari pengembalian yang diharapkan dan disyaratkan (Mayo, 2014).
Sharpe Ratio
Rasio Sharpe merupakan ukuran kinerja yang disesuaikan dengan risiko yang menstandarisasi pengembalian yang melebihi tingkat bebas risiko dengan standar deviasi pengembalian portofolio (Mayo, 2014).
Treynor Ratio
Rasio Treynor adalah ukuran kinerja yang disesuaikan dengan risiko yang menstandarisasi pengembalian yang melebihi tingkat bebas risiko dengan risiko sistematis portofolio (Mayo, 2014).
Jensen Ratio
Jensen Alpha merupakan ukuran kinerja manajer portofolio, didasarkan pada CAPM. Hal tersebut merupakan perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan yang ditentukan secara independen pada saham dan tingkat pengembalian yang diperlukan pada saham itu (Jones, 2014).
3. Metode Penelitian
Pemilihan dan Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dari suatu penelitian dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu. Kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45, perusahaan yang secara konsisten tergabung dalam Indeks LQ45 selama periode Januari 2019 – Desember 2022. Terdapat 24 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis uji beda dengan menggunakan SPSS. Uji normalitas dilakukan sebelum uji beda, hal ini bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 <
0,05. Hasil tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu Kruskall-Wallis. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yaitu Sharpe, Treynor, dan Jensen memiliki karakteristik berbeda. Ketiga rasio tersebut memiliki perbedaan pada komponen penyusun dalam mengukur kinerja. Oleh karena itu, nilai yang dihasilkan oleh masing-masing rasio tidak dapat dilakukan perbandingan satu sama lain. Standarisasi nilai diperlukan, sehingga ketiga metode pengukuran tersebut dapat dibandingkan.
4. Hasil dan Diskusi
Pengukuran kinerja portofolio saham dalam penelitian ini menggunakan data harian dengan periode waktu bulan Januari 2019-Desember 2022. Data yang digunakan adalah data
harian IHSG dan data harian saham-saham yang termasuk ke dalam kategori saham LQ45 selama periode tersebut, yang kemudian dikelompokkan dalam portofolio bulanan.
Hasil Analisis Kinerja Portofolio Tabel 1 Kinerja Portofolio LQ45 Periode 2019-2022
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa nilai rasio Sharpe tertinggi pada emiten ANTM sebesar -0.0320 dan nilai terendah pada emiten HMSP sebesar -0.7975. Jika nilai rasio Sharpe positif dan nilainya semakin besar maka kinerja portofolio semakin baik. Kinerja portofolio yang diukur dengan rasio Sharpe selama periode 2019-2022 menunjukkan hasil underperformed.
N
o Kode Sharpe Treyno
r Jensen
1 ADRO
-
0.0697 -0.0120 0.0416
2 ANTM
-
0.0320 -0.0244 0.0386
3 ASII
-
0.4497 2.4676 0.0408
4 BBCA
-
0.4902 -1.9035 0.0396
5 BBNI
-
0.4354 -0.1442 0.0331
6 BBRI
-
0.3718 1.4279 0.0406
7 BBTN
-
0.2435 -0.1850 0.0314
8 BMRI
-
0.3394 1.6689 0.0405
9 EXCL
-
0.3053 -0.3822 0.0372
10 HMSP -
0.7975 -0.1784 0.0149
11 ICBP
-
0.5703 -0.1168 0.0272
12 INCO
-
0.1150 -0.0261 0.0314
13 INDF
-
0.6099 -0.1399 0.0286 14 INKP
-
0.2523 -0.0586 0.0179 15 INTP
-
0.5229 -0.6812 0.0365
16 ITMG
-
0.0990 0.0665 0.0436
17 KLBF
-
0.4806 -0.0556 0.0224 18
MNC N
-
0.2171 -4.5311 0.0398
19 PGAS
-
0.2275 -0.0466 0.0165
20 PTBA -
0.3675 -0.7130 0.0385
21 SMGR
-
0.4137 -0.1293 0.0239
22 TLKM
-
0.5609 -0.2299 0.0338
23 UNTR
-
0.3608 -0.3092 0.0357
24 UNVR
-
0.7059 -0.0511 - 0.0111 Rata-rata -
0.3765
-0.1793 0.0309
Metode pengukuran kinerja dengan rasio Treynor pada portofolio LQ45 periode 2019- 2022 menunjukkan nilai tertinggi sebesar 2.4676 pada emiten ASII dan nilai terendah pada emiten MNCN sebesar -4.5311. Nilai rasio Treynor yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja portofolio baik, dan layak untuk investasi.
Penilaian kinerja dengan rasio Jensen menunjukkan hasil nilai tertinggi pada emiten ITMG sebesar 0.0436 dan nilai terendah sebesar -0.0111 pada emiten UNVR. Nilai yang positif menunjukkan bahwa investasi tersebut telah melampaui imbal hasil yang diharapkan dengan mempertimbangkan pada tingkat risiko yang ada.
Hasil Analisis Kuantitatif
Test Statisticsa,b Nilai
Chi-Square .195
df 2
Asymp. Sig. .907
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable:
Metode
Hasil uji beda pada metode Sharpe, Treynor, dan Jensen dengan uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai probabilitas pengujian (0.907) > Tingkat signifikasi (0.05). Hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak adanya perbedaan diantara metode ketiga metode yaotu Sharpe, Treynor, dan Jensen pada Indeks LQ45 periode 2019-2022, dengan demikian hipotesis ( H0 ) diterima, ( Ha ) ditolak.
Diskusi
Hasil Uji Beda Kruskall-Wallis yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada ketiga metode yaitu, Sharpe, Treynor, dan Jensen. Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga metode tersebut dapat digunakan oleh investor dalam melakukan penilaian kinerja portofolio. Oleh karena itu, calon investor maupun investor tidak perlu meragukan metode apa yang akan dipilih untuk digunakan dalam penilaian kinerja portofolio.
Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suryani dan Herianti (2015), Zakarias dan Tumewu (2015) dan Claransia & Sugiharto (2021) yang menunjukkan hasil tidak adanya perbedaan antara metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Sehingga, penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anggara dan Yulianto (2017), Qur’anitasari et. al (2019), Hertina et. al (2021), Jaradat (2021) dan juga penelitian oleh Murthy et. al (2022).
Rata-rata dari ketiga rasio pengukuran pada portofolio selama periode tersebut memiliki hasil yang berbeda. Ketiga metode pengukuran menunjukkan hasil Sharpe sebesar -0.33765, Treynor sebesar -0.1793, dan Jensen dengan nilai sebesar 0.0309. Treynor memiliki hasil positif jika dibandingkan kedua rasio pengukuran Sharpe dan Treynor.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan hasil kinerja portofolio LQ45 pada metode Sharpe, Treynor, dan Jensen selama periode Januari 2019 hingga Desember 2022 berdasarkan uji beda Kruskall Wallis yang telah dilakukan. Kinerja portofolio saham pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 mengalami kenaikan dan penurunan
sepanjang bulan Januari 2019 hingga Desember 2022. Kenaikan dan penurunan ini terjadi pada ketiga metode pengukuran yaitu Sharpe, Treynor, dan Jensen.
Bagian ini menyediakan simpulan, keterbatasan dan kontribusi penelitian 6. Daftar Pustaka
Adit. (2021, September 2). Tumbuh Pesat, Jumlah Investor Saham di BEI Bertambah Satu Juta di 2021. Diambil kembali dari IDX Channel:
https://www.idxchannel.com/market-news/tumbuh-pesat-jumlah-investor-saham-di- bei-bertambah-satu-juta-di-2021
Anggara, A. W., & Yulianto, A. (2017). Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Management Analysis Journal, 21.
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2018). Investment (11th Edition). New York:
McGraw-Hill Education.
Claransia, O. S., & Sugiharto, T. (2021). Analisis Kinerja Portofolio Saham yang Tergabung di IDX30 Menggunakan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Tahun 2016-2020.
Enrichment: Journal of Management, 236-242.
Hertina, D., Destriani, N., Naufal, M. D., Dauliaj, R. D., Sinaga, D. S., Nursapriti, A. W., &
Saudi, M. H. (2021). Sharpe, Treynor and Jensen Methods in Doing Stock Portfolio Performance Analysis. Review of International Geographical Education, 834.
IDX. (2022, Februari 22). Indeks Saham. Diambil kembali dari Bursa Efek Indonesia:
https://www.idx.co.id/produk/indeks/
Jaradat, M. S. (2021). Evaluation the Performance of the Financial Portfolio: Evidence from Emerging Stock Exchange Market. Academy of Accounting and Financial Studies Journal, 1-13.
Jones, C. P. (2014). Investment Principles and Concepts (12th). Singapore: John Wiley &
Sons Singapore Pte. Ltd.
Murthy, J., Anjaneyulu, M., Bhatt, H., & Kumar, D. S. (2022). Performance Evaluation Of Mutual Funds: A Study On Selected Equity Mutual Funds In India. Journal of Positive School Psychology, 1125-1132.
Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Publisher.
Qur'anitasari, Nuzula, N. F., & Darmawan, A. (2019). Critical Analysis of Sharpe, Treynor and Jensen Methods in Analyzing Stock Portfolio Performance LQ-45 Stock Studies.
Asia-Pacific Management and Business Application, 100.
Suryani, A., & Herianti, E. (2015). Analisis Risk Adjusted Return Kinerja Portofolio Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Procedia - Social and Behavioral Science, 636..
Zakarias, V. A., & Tumewu, F. (2015). Evaluating Portfolio Performance of Companies Stock Listed in LQ45 Based on Sharpe, Treynor, and Jensen Method . Jurnal EMBA, 64.