• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kompetensi Ahli Keselamatan Konstruksi Guna Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja Konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kompetensi Ahli Keselamatan Konstruksi Guna Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja Konstruksi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kompetensi Ahli Keselamatan Konstruksi Guna Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja Konstruksi

Rafika Fitriah1*, R. Eka Murtinugraha2, Irika Widiasanti3

1,2,3Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

*Koresponden email: rafikafitriah_1503619069@mhs.unj.ac.id

Diterima: 8 Juli 2023 Disetujui: 22 Juli 2023

Abstract

The high number of work accidents in the construction industry and the lack of competent construction safety experts is an urgency to improve work safety in this industry. This study aims to analyze the need for construction safety experts in order to improve work safety, reduce work accident rates, and increase the number of competent construction safety experts in the industry. The data used in this research is secondary data from 34 journal articles related to K3 construction with the year of publication 2020-2021.

Data were analyzed using content analysis through five stages, namely data collection stage, data storage stage, data preprocessing stage, classification stage, and data presentation stage. Based on the results of the content analysis, 32 indicators of competence for construction safety experts were obtained which were further divided into knowledge, skills and attitude competencies. The results of the coding of knowledge, attitudes and skills competencies in Nvivo obtained the most frequently interpreted competency levels, namely knowledge competencies in the form of hazard knowledge, skill competencies in the form of risk management, and attitude competencies in the form of positive safety behavior.

Keywords: competence, occupational safety and health, construction, content analysis

Abstrak

Tingginya angka kecelakaan kerja di industri konstruksi serta kurangnya jumlah tenaga ahli keselamatan konstruksi menjadi urgensi dalam peningkatan keselamatan kerja pada industri ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi ahli keselamatan konstruksi guna meningkatkan keselamatan kerja, mengurangi tingkat kecelakaan kerja, dan meningkatkan jumlah tenaga ahli keselamatan konstruksi yang kompeten di industri tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari artikel jurnal terkait K3 konstruksi dengan tahun terbit pada 2020-2021. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis konten dengan melalui lima fase yaitu, pengumpulan data, fase penyimpanan data, fase preprocessing data, fase klasifikasi, dan fase presentasi data. Berdasarkan hasil analisis konten didapatkan 32 indikator kompetensi ahli keselamatan konstruksi yang dibagi lagi ke dalam kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil pengkodingan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan di Nvivo didapatkan tingkat kompetensi yang paling sering dibahas yaitu kompetensi pengetahuan berupa hazard knowledge, kompetensi keterampilan berupa risk management, dan kompetensi sikap berupa positive safety behavior.

Kata Kunci: kompetensi, keselamatan dan kesehatan kerja, konstruksi, analisis konten

1. Pendahuluan

Industri konstruksi adalah industri yang memiliki banyak aktivitas dengan berbagai potensi risiko kecelakaan kerja yang memengaruhi keberlangsungan pengerjaan proyeknya [1]. Menurut [2], industri ini dianggap sebagai salah satu industri yang paling berbahaya. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di industri konstruksi. Dalam penelitian Murtinugraha & Anisah (2021) [3] dinyatakan bahwa industri konstruksi menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan kerja di Indonesia.

Berdasarkan Laporan Tahunan BPJS Ketenagakerjaan tahun 2022 terlihat bahwa jumlah KK/PAK mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2019 KK/PAK sebesar 210.789 orang, kemudian mengalami kenaikan di tahun 2020 yaitu menjadi 221.740 orang, data tersebut kembali naik pada tahun 2021 menjadi 234.370 orang. Tetapi jumlah pekerja yang mengalami kematian/fatality pada 2019 hingga 2020 mengalami penurunan yaitu dari 4.007 menjadi 3.410 orang. Pada tahun 2021, jumlah pekerja yang mengalami kematian naik kembali yaitu menjadi 6.552 orang. KK ataupun PAK dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya semakin rendah tingkat pengetahuan pekerja, maka angka kecelakaan kerja akan

(2)

bertambah [4]. Hal tersebut berarti tingkat pengetahuan pekerja memiliki hubungan dengan angka kecelakaan kerja. Selain itu, kecelakaan kerja juga terjadi karena rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di kalangan industri dan masyarakat [5]. Perilaku keselamatan pekerja berhubungan dengan perilaku pengawasnya, pengawas yang memberikan contoh baik membuat pekerja meniru perilakunya.

Secara tidak langsung, peran pengawas yang baik dapat mengontrol kejadian kecelakaan di tempat kerja [6].

Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, menyatakan bahwa setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaan, perlu terjamin keselamatannya dan sumber produksi harus dipakai dan dipergunakan dengan aman dan efisien. Berdasarkan peraturan tersebut, maka ahli keselamatan konstruksi yang kompeten dibutuhkan guna menjamin keselamatan pekerja dan mengurangi KK/PAK. Jumlah ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)/Keselamatan Konstruksi hingga Januari 2021 sebanyak 17.706 Ahli K3 Konstruksi Muda, 11.420 Ahli K3 Konstruksi Madya, dan 867 Ahli K3 Konstruksi Utama [8].

Jumlah ahli K3 konstruksi tersebut belum mencapai 1% dari 7,9 juta tenaga kerja konstruksi nasional.

Jumlah tersebut terbilang masih sangat kurang, mengingat setiap pengawasan atau pekerjaan konstruksi dibutuhkan satu atau lebih ahli K3 konstruksi atau ahli keselamatan konstruksi [8]. Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja dan menambah jumlah ahli keselamatan konstruksi yang kompeten diperlukan adanya analisis terkait kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh ahli keselamatan konstruksi. Kompetensi tersebut dapat diperoleh dari jurnal relevan tahun 2020 – 2021 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang didefinisikan oleh [9] sebagai penelitian yang menekankan kedalaman berpikir formal dalam memecahkan suatu masalah dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis isi (Content Analysis) yang berisi pembahasan detail terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam sumber yang digunakan dalam penelitian kualitatif [10]. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur yang hasilnya menjadi data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder berupa artikel jurnal terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan tahun terbit 2020-2021. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak (software) berbasis komputer yaitu Nvivo 12 [11].

Analisis isi menurut [12] menggunakan lima fase yaitu fase pengumpulan data, fase penyimpanan data, fase preprocessing data, fase klasifikasi, dan fase presentasi data. Penelitian ini mempresentasikan hasil analisis data dengan visualisasi berupa word frequency, hierarchy visualize, dan chart visualize.

3. Hasil dan Pembahasan

Dalam mengukur kompetensi terdapat tiga indikator yang mempengaruhi yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan (Knowledge), merupakan kompetensi pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan diantaranya mengetahui dan memahami peraturan, prosedur, dan teknik yang baru sesuai dengan bidangnya. Keterampilan (Skill), meliputi kemampuan yang baik dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan, fisik, dan mental dalam melaksanakan pekerjaan. Sikap (Attitude), meliputi karakteristik seseorang dalam berkomunikasi, berkreativitas, bekerja dan atau cara merespon.

Pada fase preprocessing data didapatkan kompetensi-kompetensi ahli keselamatan konstruksi dari artikel jurnal tentang K3. Kemudian pada fase klasifikasi data, kompetensi tersebut ditafsirkan menjadi 32 indikator kompetensi ahli keselamatan konstruksi dan dikelompokkan menjadi kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil klasifikasi data dapat dilihat pada Tabel 1. Indikator kompetensi tersebut kemudian dikembangkan menggunakan kata operasional dari taksonomi Bloom.

(3)

Tabel 1. Fase Klasifikasi data

No. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap Nama & Tahun Penulis

Jumlah artikel

tahun 2020

Jumlah artikel tahun

2021

Jumlah artikel 1. Peraturan keselamatan

konstruksi

Menguasai peraturan keselamatan konstruksi

Menerapkan peraturan keselamatan konstruksi dalam setiap pekerjaan konstruksi

Mematuhi peraturan keselamatan konstruksi

(Meng et al. 2020) [13] 1 - 1

2. Penggunaan teknologi digital dalam

pengelolaan

keselamatan di lokasi konstruksi

Memahami

penggunaan teknologi digital dalam

pengelolaan

keselamatan di lokasi konstruksi

Menerapkan

penggunaan teknologi digital dalam

pengelolaan

keselamatan di lokasi konstruksi dengan baik

-

(Akinlolu et al. 2020) [14], (Jiang et al. 2020) [15], (Nath et al. 2020) [16]

3 - 3

3. Penggunaan teknologi digital dalam

melakukan inspeksi keselamatan konstruksi

Memahami

penggunaan teknologi digital dalam

melakukan inspeksi keselamatan konstruksi

Menggunakan

teknologi digital dalam melakukan inspeksi keselamatan konstruksi

dengan baik -

(Zhang et al. 2020) [17], (Jiang et al. 2020) [15], (Y.

J. Chen, Lai, Lin. 2020) [18], (Fang et al. 2020) [19], (Nath et al. 2020) [16], (Tang et al. 2020) [20], (Chung et al. 2020) [21], (Martinez et al. 2021) [20]

7 1 8

4. Perilaku positif keselamatan pekerja dengan pendekatan yang tepat

Mengidentifikasi perilaku positif dalam keselamatan konstruksi

Mengembangkan perilaku positif keselamatan pekerja dengan pendekatan yang tepat

Memiliki perilaku positif

keselamatan konstruksi

(Newaz et al. 2021) [22], (Zhang et al. 2020) [17], (Meng et al. 2020) [13], (Zhang et al. 2020) [23], (Fang et al. 2020) [19]

4 1 5

5. Insentif keselamatan konstruksi pekerja

Menyusun insentif keselamatan konstruksi pekerja

Mengelola insentif keselamatan konstruksi pekerja dengan baik

Mengatur insentif keselamatan konstruksi pekerja dengan adil

(Newaz et al. 2021) [22],

(Wong et al. 2020) [24] 1 1 2

6. Pelatihan terkait penggunaan APD

Menyusun pelatihan terkait penggunaan APD

Mendemonstrasikan penggunaan APD,

Memberikan pelatihan terkait penggunaan APD

(Sanni-Anibire et al., 2020) [25], (Wong et al. 2020) [24], (Meng et al. 2020) [13]

3 - 3

7. Mengelola tempat kerja, peralatan, dan mesin secara efektif

Menentukan pengelolaan tempat kerja, peralatan dan mesin yang efektif

Mengelola tempat kerja, peralatan, dan

mesin secara efektif -

(Sanni-Anibire et al., 2020) [25], (Zhang et al. 2020) [26], (Han et al. 2020) [27]

3 - 3

(4)

No. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap Nama & Tahun Penulis

Jumlah artikel

tahun 2020

Jumlah artikel tahun

2021

Jumlah artikel 8. Pengawasan

keselamatan secara ketat kepada pekerja konstruksi terutama pada penggunaan alat keselamatan kerja dan APD

Memahami prosedur pengawasan pekerja konstruksi sesuai prosedur

Menunjukkan penggunaan alat keselamatan kerja dan APD yang benar

Melakukan pengawasan keselamatan secara ketat kepada pekerja konstruksi

(Sanni-Anibire et al., 2020) [25], (Zhang et al. 2020) [23], (Wong et al. 2020) [24], (Chen et al. 2020) [28]

4 - 4

9. Mengukur kondisi lokasi untuk memastikan tingkat debu, asap, dan partikel lainnya berada dalam nilai ambang batas

Menentukan nilai ambang batas debu, asap dan partikel lain di tempat kerja

Mengatur tingkat debu, asap, dan partikel lain berada dalam nilai

ambang batas - (Sanni-Anibire et al., 2020)

[25], (Chen et al. 2020) [28] 2 - 2 10. Menegakkan penerapan

keselamatan konstruksi dengan tepat

Memahami penerapan keselamatan konstruksi yang benar

Mendemonstrasikan penerapan keselamatan konstruksi dengan tepat

Menegakkan penerapan keselamatan konstruksi dengan tepat

(Sanni-Anibire et al., 2020)

[25] 1 - 1

11. Pengelolaan bahaya keselamatan konstruksi dengan metode yang tepat

Mengidentifikasi bahaya yang ada di konstruksi dengan baik

Mengelola bahaya keselamatan konstruksi dengan metode yang tepat

-

(Sanni-Anibire et al., 2020) [25], (Jeelani et al. 2020) [29], (Albert et al. 2020) [30], (Zhang et al. 2020) [23], (Chan et al. 2020) [31], (Chen et al. 2020) [28], (Mohammadi et al.

2020) [32]

7 - 7

12. Penilaian risiko keselamatan konstruksi menggunakan metode yang tepat

Memahami penilaian risiko keselamatan konstruksi dengan baik

Menilai risiko

keselamatan konstruksi menggunakan metode yang tepat

- (Sanni-Anibire et al., 2020)

[25] 1 - 1

13. Mengomunikasikan risiko dan bahaya di konstruksi secara efektif

Memahami risiko dan bahaya di konstruksi

Mengomunikasikan risiko dan bahaya di konstruksi secara efektif

Menyampaikan risiko dan bahaya di konstruksi secara menyeluruh

(Sanni-Anibire et al., 2020)

[25] 1 - 1

(5)

No. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap Nama & Tahun Penulis

Jumlah artikel

tahun 2020

Jumlah artikel tahun

2021

Jumlah artikel 14. Analisis insiden K3

dengan memperkirakan tingkat keparahan insiden pada seluruh tahapan konstruksi

Menentukan insiden K3 pada seluruh tahapan konstruksi

Menganalisis insiden K3 dengan

memperkirakan tingkat keparahan insiden pada seluruh tahapan konstruksi

- (Ayhan et al. 2020) [33] 1 - 1

15. Tindakan pencegahan kecelakaan konstruksi dengan tepat waktu

Menentukan tindakan pencegahan kecelakaan konstruksi yang tepat

Mengembangkan tindakan pencegahan kecelakaan konstruksi dengan memperhatikan kasus yang telah diprediksi

Menerapkan tindakan pencegahan kecelakaan konstruksi dengan tepat waktu

(Ayhan et al. 2020) [33],

(Lee et al. 2020) [34] 2 - 2

16. Penilaian faktor keamanan konstruksi

Memahami hubungan sebab akibat antara faktor keselamatan

Menilai faktor

keselamatan konstruksi - (Chan et al. 2020) [31] 1 - 1

17. Regulasi terkait sistem poin pelanggaran keselamatan konstruksi

Memahami tindakan yang melanggar keselamatan konstruksi

Membuat peraturan terkait sistem poin pelanggaran

keselamatan konstruksi

Melaksanakan peraturan terkait sistem poin pelanggaran keselamatan konstruksi

(Wong et al. 2020) [24] 1 - 1

18. Pertemuan terkait keselamatan konstruksi

Memahami cara membuat penjadwalan yang baik

Mengelola pertemuan terkait keselamatan konstruksi dengan efektif

Melakukan pertemuan terkait keselamatan konstruksi secara teratur

(Wong et al. 2020) [24], 1 - 1

19. Rencana tanggap darurat terhadap faktor keselamatan konstruksi

Memahami faktor- faktor yang mempengaruhi keselamatan konstruksi

Menyusun rencana tanggap darurat terhadap faktor keselamatan konstruksi

Memiliki Tindakan yang cepat tanggap

(Chen et al. 2020) [28],

(Zhang et al. 2020) [23] 2 - 2

20. Sikap kerja sama dalam

bekerja - -

Memiliki sikap kerja sama dalam bekerja

(Meng et al. 2020) [13] 1 - 1

21. Mengontrol diri dalam

bekerja - - Memiliki kontrol

diri dalam bekerja (Meng et al. 2020) [13] 1 - 1

(6)

No. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap Nama & Tahun Penulis

Jumlah artikel

tahun 2020

Jumlah artikel tahun

2021

Jumlah artikel 22. Menjalin hubungan

yang baik dengan

seluruh pekerja - -

Memiliki hubungan yang baik dengan seluruh pekerja

(Meng et al. 2020) [13],

(Choe et al. 2020) [2] 2 - 2

23. Sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK)

Menyusun SMKK Mengelola SMKK dengan efektif

Membantu memberi saran dalam

penyusunan SMKK

(Meng et al. 2020) [13], (Abueisheh et al. 2020) [35]

2 - 2

24. Penggunaan teknologi digital dalam

melaksanakan pelatihan keselamatan konstruksi

Memahami

penggunaan teknologi digital dalam

keselamatan konstruksi

Melaksanakan pelatihan keselamatan konstruksi berbasis teknologi digital dengan baik

Menerapkan penggunaan teknologi digital dalam pelatihan keselamatan konstruksi

(Eiris et al. 2020) [36] 1 - 1

25. Menjalin komunikasi yang positif secara menyeluruh

Memahami cara berkomunikasi yang positif dengan baik

Melakukan komunikasi dengan baik pada seluruh pekerja

Menjalin komunikasi yang positif secara menyeluruh

(Pandit et al.2020) [37], (Zamani et al. 2020)[38], (Zhang et al. 2020) [23], (Zhang et al. 2020) [39], (Choe et al. 2020) [2]

5 - 5

26. Budaya keselamatan konstruksi yang kuat dan positif

Memahami budaya keselamatan konstruksi yang baik

Mengembangkan budaya keselamatan konstruksi yang kuat dan positif

Melaksanakan budaya keselamatan konstruksi yang kuat dan positif

(Pandit et al.2020) [37],

(Trinh et al. 2020) [40] 2 - 2

27. Anggaran khusus dalam SMKK dengan pendekatan yang tepat

Memahami pembuatan anggaran khusus dalam SMKK yang efektif

Mengelola anggaran khusus dalam SMKK dengan pendekatan yang tepat

Menyusun anggaran khusus dalam SMKK dengan jujur

(Pareira et al. 2020) [41],

(Zhang et al. 2020) [42] 2 - 2

28. Kemampuan keselamatan terkait komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik

Mengidentifikasi kemampuan keselamatan yang kurang terkait komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik

Mengembangkan kemampuan keselamatan terkait komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik

Melakukan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik dengan baik

(He et al. 2020) [43] 1 - 1

(7)

No. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap Nama & Tahun Penulis

Jumlah artikel

tahun 2020

Jumlah artikel tahun

2021

Jumlah artikel 29. Kepribadian pekerja Memahami kepribadian

pekerja dalam bekerja - - (Gao et al. 2020) [44] 1 - 1

30. Manajemen

keselamatan konstruksi secara efektif dan menyeluruh

Menyusun manajemen keselamatan konstruksi dengan efektif

Mengaplikasikan manajemen

keselamatan konstruksi dengan efektif dan menyeluruh

- (Zhang et al. 2020) [42] 1 - 1

31. Menghilangkan bahaya yang terdeteksi secara cepat dan efektif dengan mengikuti prosedur hukum

Memahami prosedur hukum dalam

menghilangkan bahaya di tempat kerja

Mengoperasikan penghilangan bahaya di tempat kerja

berdasarkan prosedur hukum dengan cepat dan efektif

- (Zhang et al. 2020) [42] 1 - 1

32. Sistem manajemen risiko dengan efektif

Memahami penyusunan sistem manajemen risiko yang baik

Menyusun sistem manajemen risiko

dengan efektif - (Zhang et al. 2020) [42] 1 - 1

Tabel 1 menunjukkan bahwa beberapa jurnal membahas tentang kompetensi ahli keselamatan konstruksi yang sama, tetapi tidak semua indikator kompetensi tergolong dalam semua jenis kompetensi. Selanjutnya analisis lebih lanjut dilakukan menggunakan Nvivo 12 dimulai dengan import file artikel jurnal, lalu dilakukan koding pada teks yang membahas tentang kompetensi ahli keselamatan konstruksi. Setelah proses pengkodingan selesai, dilakukan analisis tingkat teks atau kata yang sering muncul dari hasil pengkodingan tersebut. Hasil analisis tersebut divisualisasikan dalam bentuk word cloud yang tersedia pada software Nvivo. Kata-kata yang sering muncul dapat dilihat pada gambar 1, kata yang dominan muncul dapat dilihat berdasarkan ukuran hurufnya. Jika ukuran huruf pada kata tersebut menjadi paling besar, artinya kata tersebut dominan dibahas dalam koding yang dilakukan, begitupun sebaliknya.

(8)

6528

Gambar 1. Word Cloud

Gambar 1 yaitu word cloud diatas menunjukkan bahwa kata “Safety” memiliki frekuensi yang paling banyak digunakan dalam pengkodingan. Kata tersebut umumnya menjelaskan tentang keselamatan di lingkungan konstruksi, terdapat beberapa kata yang sering muncul dalam word cloud tersebut yaitu construction, workers, dan management. Ketiga kata tersebut paling banyak muncul dan memiliki keterkaitan satu sama lain dengan kata “Safety”, dimana kata “construction” atau yang berarti konstruksi sangat penting untuk memperhatikan aspek keselamatan. Aspek keselamatan di konstruksi berpengaruh kepada “workers” atau pekerja guna membantu mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit maupun kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut membuktikan bahwa diperlukan adanya “management” atau manajemen pada keselamatan di lingkungan konstruksi yang menjadi salah satu kompetensi yang penting untuk dimiliki ahli keselamatan konstruksi.

Kompetensi ahli keselamatan konstruksi dikelompokkan menjadi kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi pengetahuan ahli keselamatan konstruksi divisualisasikan menggunakan hierarchy visualize pada Nvivo yang dapat dilihat pada Gambar 2. Tingkat pembahasan kompetensi dalam artikel jurnal dapat dilihat berdasarkan ukuran bentuknya, semakin besar ukuran bentuknya maka semakin dominan kompetensi tersebut dibahas dalam artikel jurnal.

Gambar 2. Hierarchy Visualize Knowledge Competence

Kompetensi pengetahuan yang didapatkan dari analisis jurnal artikel tentang K3, dikategorikan dalam Nvivo menggunakan fitur koding diantaranya hazard knowledge, construction safety digital technology, communication, project resource management, positive safety behavior, worker supervisor, implementation of construction safety, construction safety training, work safety incentives, safety climate, emergency plan, construction safety regulations, construction safety management, dan construction safety budget. Berdasarkan hasil pengkodingan di Nvivo, kompetensi hazard knowledge merupakan kompetensi

(9)

6529

yang paling banyak dibahas dalam kompetensi pengetahuan. Hazard knowledge atau pengetahuan terkait bahaya berisi tentang pemahaman bahaya pada seluruh tahapan konstruksi.

Selanjutnya kompetensi keterampilan ahli keselamatan konstruksi dapat dilihat pada Gambar 3.

Kompetensi keterampilan yang didapatkan dari analisis artikel jurnal tentang K3 dikategorikan menjadi risk management, application on construction safety, communication, construction safety budget, construction safety digital technology, construction safety management, construction safety training, emergency response plan, implementation of construction, positive safety behavior, project resource management, safety climate, work safety incentives dan worker supervisor.

Gambar 3. Hierarchy Visualize Skill Competence

Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa kompetensi yang paling sering dibahas dalam kompetensi keterampilan adalah risk management. Risk management adalah keterampilan yang baik dan efektif dalam mengelola risiko dan mengendalikan bahaya pada seluruh kegiatan konstruksi. Berdasarkan hasil analisis artikel jurnal tentang K3, kompetensi sikap ahli keselamatan konstruksi dibagi menjadi quick response, communication, construction safety requlations, construction safety training, positive safety behavior, responsive, safety climate, work safety incentives, dan worker supervisor.

Gambar 4. Hierarchy Visualize Attitude Competence

Dari Gambar 4 di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi positive safety behavior menjadi kompetensi yang dominan dibahas diantara kompetensi sikap yang lain. Positive safety behavior berupa menjalin hubungan yang baik antar seluruh pekerja, saling membantu dalam pekerjaan, memiliki sikap kepemimpinan, dan dapat mengontrol diri.

Selain menggunakan word cloud dan hierarchy visualize, penelitian ini menggunakan chart visualize untuk menganalisis tingkat pembahasan tiap kompetensi di dalam artikel jurnal tentang K3.

(10)

6530

Gambar 5. Chart Visualize Knowledge Competence

Berdasarkan Gambar 5 di atas terlihat bahwa penelitian yang dilakukan oleh [25] Click or tap here to enter text. menjadi penelitian yang paling dominan membahas kompetensi pengetahuan. Kompetensi yang dibahas berupa communication, construction safety training, hazard knowledge, implementation of construction safety, project resource management, dan worker supervisor.

Gambar 6. Chart Visualize Skill Competence

Penelitian yang dilakukan oleh [25] juga menjadi penelitian yang paling banyak membahas tentang kompetensi keterampilan. Kompetensi tersebut dapat dilihat berdasarkan Gambar 7 diantaranya risk management, communication, construction safety training, implementation of construction, project resource management, dan worker supervisor.

(11)

6531

Gambar 7. Chart Visualize Knowledge Competence

Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh [13] merupakan penelitian yang banyak membahas tentang kompetensi keterampilan dibanding penelitian yang lain. Kompetensi sikap tersebut berupa communication, construction safety regulations, construction safety training, positive safety behaviour, dan responsive.

4. Kesimpulan

Berdasarkan analisis konten yang dilakukan pada 34 artikel jurnal terntang K3 didapatkan 32 indikator kompetensi ahli keselamatan konstruksi yang kemudian dilakukan pengkodingan dalam Nvivo sehingga dikelompokkan ke dalam kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi yang paling sering dibahas diantaranya kompetensi pengetahuan berupa hazard knowledge, kompetensi keterampilan yaitu risk management, dan kompetensi sikap berupa positive safety behavior. Selain itu Nvivo juga menghasilkan jumlah referensi pengkodean atau jumlah artikel jurnal yang membahas kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil yang didapatkan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sanni-Anibire et al, (2020) adalah penelitian yang paling dominan membahas tentang kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi sikap paling banyak dibahas dalam penelitian yang dilakukan oleh Meng & Chan, (2020).

5. Referensi

[1] S. Hansen, “Identifikasi Jenis Bahaya dan Parameter Penilaian Bahaya Pada Pekerjaan Konstruksi,”

Paduraksa: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, vol. 11, no. 1, pp. 94–102, May 2022, doi:

10.22225/pd.11.1.4356.94-102.

[2] S. Choe, W. Seo, and Y. Kang, “Inter- and intra-organizational safety management practice differences in the construction industry,” Safety Science, vol. 128. Elsevier BV, p. 104778, 2020.

doi: 10.1016/j.ssci.2020.104778.

[3] R. E. Murtinugraha and Anisah, “Peningkatan Pemahaman K3 Pekerjaan Konstruksi bagi Tukang Bangunan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi,” Jurnal Abditek, vol. 1, no. 1, pp.

60–70, 2021, doi: http://doi.org/10.21009/ABDITEK.

[4] A. Helmianto, Akas, and Yekti Pulih Asih, “Literatur Review: Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat,” Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), vol. 3, no. 1, pp. 1–10, 2023.

[5] C. D. Yuliandi and E. Ahman, “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Lingkungan Kerja Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang,” Manajerial, vol. 18, no. 2, pp. 98–109, 2019, [Online]. Available: http://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/

[6] Z. R. Hanifah, I. Wahyuni, and B. Kurniawan, “Kajian Pustaka Faktor Stress Kerja, Perilaku Keselamatan dan Supervisi dengan Kejadian Minor Injury Pada Sektor Konstruksi,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 8, no. 6, pp. 787–792, 2020, [Online]. Available:

http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(12)

6532

[7] Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia tentang Keselamatan Kerja.

1970, pp. 1–20.

[8] M. Natsir et al., Era Baru Konstruksi Berkarya Menuju Indonesia Maju, vol. 2. 2021.

[9] S. Priadana and D. Sunarsi, Metode Penelitian Kuantitatif. Tangerang Selatan: Pascal Books, 2021.

[10] R. Franzosi, “Content Analysis: Objective, Systematic, and Quantitative Description of Content,”

pp. 21–51, 2008.

[11] C. O. F. Zamawe, M. Banda, and A. N. Dube, “The impact of a community driven mass media campaign on the utilisation of maternal health care services in rural Malawi,” BMC Pregnancy Childbirth, vol. 16, no. 1, p. 21, Dec. 2016, doi: 10.1186/s12884-016-0816-0.

[12] J. R. Ragini, P. M. R. Anand, and V. Bhaskar, “Big data analytics for disaster response and recovery through sentiment analysis,” Int J Inf Manage, vol. 42, pp. 13–24, Oct. 2018, doi:

10.1016/j.ijinfomgt.2018.05.004.

[13] X. Meng and A. H. S. Chan, “Demographic influences on safety consciousness and safety citizenship behavior of construction workers,” Saf Sci, vol. 129, Sep. 2020, doi:

10.1016/j.ssci.2020.104835.

[14] M. Akinlolu, T. C. Haupt, D. J. Edwards, and F. Simpeh, “A bibliometric review of the status and emerging research trends in construction safety management technologies,” International Journal of Construction Management, vol. 22, no. 14, pp. 2699–2711, 2022, doi:

10.1080/15623599.2020.1819584.

[15] W. Jiang, L. Ding, and C. Zhou, “Cyber physical system for safety management in smart construction site,” Engineering, Construction and Architectural Management, vol. 28, no. 3.

Emerald, pp. 788–808, 2020. doi: 10.1108/ecam-10-2019-0578.

[16] N. D. Nath, A. H. Behzadan, and S. G. Paal, “Deep learning for site safety: Real-time detection of personal protective equipment,” Automation in Construction, vol. 112. Elsevier BV, p. 103085, 2020. doi: 10.1016/j.autcon.2020.103085.

[17] M. Zhang, R. Shi, and Z. Yang, “A critical review of vision-based occupational health and safety monitoring of construction site workers,” Safety Science, vol. 126. Elsevier BV, p. 104658, 2020.

doi: 10.1016/j.ssci.2020.104658.

[18] Y.-J. Chen, Y.-S. Lai, and Y.-H. Lin, “BIM-based augmented reality inspection and maintenance of fire safety equipment,” Automation in Construction, vol. 110. Elsevier BV, p. 103041, 2020. doi:

10.1016/j.autcon.2019.103041.

[19] W. Fang et al., “Computer vision applications in construction safety assurance,” Automation in Construction, vol. 110. Elsevier BV, p. 103013, 2020. doi: 10.1016/j.autcon.2019.103013.

[20] J. G. Martinez, G. Albeaino, M. Gheisari, R. R. A. Issa, and L. F. Alarcón, “iSafeUAS: An unmanned aerial system for construction safety inspection,” Automation in Construction, vol. 125.

Elsevier BV, p. 103595, 2021. doi: 10.1016/j.autcon.2021.103595.

[21] W. W. S. Chung, S. Tariq, S. R. Mohandes, and T. Zayed, “IoT-based application for construction site safety monitoring,” International Journal of Construction Management, vol. 23, no. 1. Informa UK Limited, pp. 58–74, 2020. doi: 10.1080/15623599.2020.1847405.

[22] M. T. Newaz, D. Wang, P. Davis, X. Wang, M. Jefferies, and Z. Sheng, “A cross-cultural validation of the psychological contract of safety on construction sites,” Saf Sci, vol. 141, Sep. 2021, doi:

10.1016/j.ssci.2021.105360.

[23] R. P. Zhang, H. Lingard, and D. Oswald, “Impact of Supervisory Safety Communication on Safety Climate and Behavior in Construction Workgroups,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 8. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi:

10.1061/(asce)co.1943-7862.0001881.

[24] T. K. M. Wong, S. S. Man, and A. H. S. Chan, “Critical factors for the use or non-use of personal protective equipment amongst construction workers,” Safety Science, vol. 126. Elsevier BV, p.

104663, 2020. doi: 10.1016/j.ssci.2020.104663.

[25] M. O. Sanni-Anibire, A. S. Mahmoud, M. A. Hassanain, and B. A. Salami, “A risk assessment approach for enhancing construction safety performance,” Saf Sci, vol. 121, pp. 15–29, Jan. 2020, doi: 10.1016/j.ssci.2019.08.044.

[26] W. Zhang, S. Zhu, X. Zhang, and T. Zhao, “Identification of critical causes of construction accidents in China using a model based on system thinking and case analysis,” Safety Science, vol. 121.

Elsevier BV, pp. 606–618, 2020. doi: 10.1016/j.ssci.2019.04.038.

[27] Y. Han, Z. Yin, J. Zhang, R. Jin, and T. Yang, “Eye-Tracking Experimental Study Investigating the Influence Factors of Construction Safety Hazard Recognition,” Journal of Construction

(13)

6533

Engineering and Management, vol. 146, no. 8. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020.

doi: 10.1061/(asce)co.1943-7862.0001884.

[28] F. Chen, H. Wang, G. Xu, H. Ji, S. Ding, and Y. Wei, “Data-driven safety enhancing strategies for risk networks in construction engineering,” Reliability Engineering & System Safety, vol. 197.

Elsevier BV, p. 106806, 2020. doi: 10.1016/j.ress.2020.106806.

[29] I. Jeelani, K. Han, and A. Albert, “Development of virtual reality and stereo-panoramic environments for construction safety training,” Engineering, Construction and Architectural Management, vol. 27, no. 8. Emerald, pp. 1853–1876, 2020. doi: 10.1108/ecam-07-2019-0391.

[30] A. Albert, B. Pandit, and Y. Patil, “Focus on the fatal-four: Implications for construction hazard recognition,” Safety Science, vol. 128. Elsevier BV, p. 104774, 2020. doi:

10.1016/j.ssci.2020.104774.

[31] A. P. C. Chan, F. K. W. Wong, C. K. H. Hon, and T. N. Y. Choi, “Construction of a Bayesian network model for improving the safety performance of electrical and mechanical (E&M) works in repair, maintenance, alteration and addition (RMAA) projects,” Safety Science, vol. 131.

Elsevier BV, p. 104893, 2020. doi: 10.1016/j.ssci.2020.104893.

[32] A. Mohammadi and M. Tavakolan, “Identifying safety archetypes of construction workers using system dynamics and content analysis,” Safety Science, vol. 129. Elsevier BV, p. 104831, 2020. doi:

10.1016/j.ssci.2020.104831.

[33] B. U. Ayhan and O. B. Tokdemir, “Accident Analysis for Construction Safety Using Latent Class Clustering and Artificial Neural Networks,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 3. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi: 10.1061/(asce)co.1943- 7862.0001762.

[34] Y.-C. Lee, M. Shariatfar, A. Rashidi, and H. W. Lee, “Evidence-driven sound detection for prenotification and identification of construction safety hazards and accidents,” Automation in Construction, vol. 113. Elsevier BV, p. 103127, 2020. doi: 10.1016/j.autcon.2020.103127.

[35] Q. Abueisheh, P. Manu, A.-M. Mahamadu, and C. Cheung, “Design for safety implementation among design professionals in construction: The context of Palestine,” Safety Science, vol. 128.

Elsevier BV, p. 104742, 2020. doi: 10.1016/j.ssci.2020.104742.

[36] R. Eiris, M. Gheisari, and B. Esmaeili, “Desktop-based safety training using 360-degree panorama and static virtual reality techniques: A comparative experimental study,” Automation in Construction, vol. 109. Elsevier BV, p. 102969, 2020. doi: 10.1016/j.autcon.2019.102969.

[37] B. Pandit, A. Albert, and Y. Patil, “Developing construction hazard recognition skill: leveraging safety climate and social network safety communication patterns,” Construction Management and Economics, vol. 38, no. 7. Informa UK Limited, pp. 640–658, 2020. doi:

10.1080/01446193.2020.1722316.

[38] V. Zamani, S. Y. Banihashemi, and A. Abbasi, “How can communication networks among excavator crew members in construction projects affect the relationship between safety climate and safety outcomes?,” Safety Science, vol. 128. Elsevier BV, p. 104737, 2020. doi:

10.1016/j.ssci.2020.104737.

[39] R. P. Zhang, H. Lingard, and D. Oswald, “Impact of Supervisory Safety Communication on Safety Climate and Behavior in Construction Workgroups,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 8. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi:

10.1061/(asce)co.1943-7862.0001881.

[40] M. T. Trinh and Y. Feng, “Impact of Project Complexity on Construction Safety Performance:

Moderating Role of Resilient Safety Culture,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 2. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi:

10.1061/(asce)co.1943-7862.0001758.

[41] E. Pereira, M. Ali, L. Wu, and S. Abourizk, “Distributed Simulation–Based Analytics Approach for Enhancing Safety Management Systems in Industrial Construction,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 1. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020.

doi: 10.1061/(asce)co.1943-7862.0001732.

[42] W. Zhang, S. Zhu, X. Zhang, and T. Zhao, “Identification of critical causes of construction accidents in China using a model based on system thinking and case analysis,” Safety Science, vol. 121.

Elsevier BV, pp. 606–618, 2020. doi: 10.1016/j.ssci.2019.04.038.

(14)

6534

[43] C. He, B. McCabe, G. Jia, and J. Sun, “Effects of Safety Climate and Safety Behavior on Safety Outcomes between Supervisors and Construction Workers,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 1. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi:

10.1061/(asce)co.1943-7862.0001735.

[44] Y. Gao, V. A. González, and T. W. Yiu, “Exploring the Relationship between Construction Workers’ Personality Traits and Safety Behavior,” Journal of Construction Engineering and Management, vol. 146, no. 3. American Society of Civil Engineers (ASCE), 2020. doi:

10.1061/(asce)co.1943-7862.0001763.

Referensi