• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DI TAMAN NASIONAL BROMO

TENGGER SEMERU

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Nivia Miranda Wandani 165020107111025

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

Yang disusun oleh :

Nama : Nivia Miranda Wandani

NIM : 165020107111025

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 29 Mei 2020

Malang, 29 Mei 2020 Dosen Pembimbing,

Atu Bagus Wiguna., SE., ME

NIP 2016079101181001

(3)

ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

Nivia Miranda Wandani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: niviamrnd@gmail.com

ABSTRAK

Pariwisata di Indonesia sedang menjadi salah satu sektor yang di utamakan oleh pemerintah.

Dengan mengeluarkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang salah satu pariwisatanya adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kekuatan dan kelemahan yang ada di TNBTS. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed- methods dengan analisis sentimen. Informan dalam penelitian ini adalah pemberi ulasan pada platform TripAdvisor. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa permintaan dalam pariwisata tidak bergantung pada harga saja, melainkan ada faktor lain seperti waktu libur, kondisi atraksi, kondisi aksesibilitas dan kondisi amenitas. Pada kategori atraksi, kekuatannya adalah pemandangan alam yang ada, sedangkan kelemahannya adalah lokasi melihat pemandangan yang terlalu ramai. Pada kategori aksesibilitas, kekuatannya adalah akses TNBTS yang dapat ditempuh dengan banyak pilihan, sedangkan kelemahannya adalah jalannya yang bergelombang. Pada kategori amenitas, kekuatannya ada pada tempat menginap dan tempat makan, sedangkan kelemahannya terdapat pada toilet yang ada.

Kata kunci : Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kekuatan dan Kelemahan , TripAdvisor.

.

A. PENDAHULUAN

Pariwisata di berbagai negara telah menjadi salah satu sektor yang mulai di perhitungkan, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini didukung dengan devisa Indonesia yang meningkat dan membuat pemerintah semakin gencar dalam mempromosikan pariwisata yang ada. Menurut data dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, jumlah wisman di tahun 2018 mencapai 15,81 Juta wisman dengan penerimaan devisa sebanyak Rp. 229,5 Triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya yaitu tahun 2017 dengan 14,04 juta wisman dan devisa sebesar Rp. 198,89 Triliun. (Kementerian Pariwisata, 2018)

Konsep pariwisata berkelanjutan atau sustainibility mulai digunakan untuk meningkatkan peluang pariwisata di masa depan. Selain itu pengembangan berkelanjutan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melestarikan budaya daerah, serta perlindungan dan kepuasan wisatawan. Aspek ekonomi sendiri terdiri dari beberapa indikator termasuk pemasaran, pembangunan infrastruktur, integrasi jaringan industri pariwisata, hak dan kewajiban yang sama bagi semua orang dalam pengembangan pariwisata. Sedangkan aspek sosial terdiri dari identitas budaya, keterlibatan aktif dari masyarakat, mempromosikan pandangan positif dari masyarakat.

Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada.

Sebagai salah satu industri utama, pariwisata memiliki unsur-unsur pokok terhadap layanan yang diberikan kepada wisatawan. Hal ini meliputi atraksi, amenitas dan aksesibilitas yang merupakan unsur yang paling menonjol dan diperhatikan jika berkunjung ke sebuah pariwisata.

Aspek ini perlu ada untuk menarik wisatawan berkunjung ke Indonesia. Pariwisata yang paling terkenal di Indonesia adalah Bali, maka dari itu untuk mengenalkan Priwisata Indonesia ke ranah dunia sesuai dengan amanat Presiden tahun 2015, Kementerian Pariwisata RI membuat program 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi satu-satunya Taman Nasional yang dipilih untuk menjadi destinasi prioritas bagi Indonesia. Dibawah kelola Balai Besar TNBTS potensi yang ada akan terus dikembangkan demi meningkatkan kualitas dan kenyamanan wisatawan saat berkunjung. Di Indonesia sendiri promosi objek wisata masih dipegang kuat oleh pemerintah, namun promosi yang dilakukan masih belum mendapatkan pengaruh yang besar. Di era digital seperti saat ini tentunya semua orang menggunakan internet untuk mengakses suatu hal.

Tidak terkecuali dalam bidang pariwisata dimana masyarakat akan terpengaruh oleh hasil ulasan yang diberikan oleh wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke tempat tersebut secara Electronic Word Of Mouth (EWOM).

Dengan memanfaatkan EWOM masyarakat dapat mengetahui ulasan, foto, lokasi hingga harga paket perjalanan tempat pariwisata. Pemberian ulasan yang dilakukan lewat EWOM memiliki dampak yang lebih luas karena dapat dilihat dengan mudah oleh siapa saja dari berbagai tempat yang berbeda. Ulasan yang baik dapat menarik wisatawan untuk datang mengunjungi pariwisata.ukan hanya ulasan yang baik saja yang dapat beredar di dunia digital, melainkan ulasan buruk hingga hoax dapat disebarkan dengan mudah. Ulasan buruk menjadi penting karena dapat

(4)

menjadi evaluasi hal apa saja yang harus dibenahi di kemudian hari guna mengembangkan pariwisata tersebut. Namun yang harus diantisipasi dan dihilangkan adalah hoax atau berita bohong.. Keberadaan situs tersebut dapat membuat ulasan yang sebenarnya tidak ada, tetapi hal itu akan sangat berpengaruh bagi wisatawan yang ingin berkunjung dan membaca hal tersebut.

Melihat potensi yang besar pada Pariwisata Indonesia khususnya TNBTS, maka perlu dilakukan analisis terhadap big data guna menunjang pariwisata TNBTS kedepannya sehingga dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh TNBTS melalui ulasan dari pengunjung yang pernah melakukan perjalanan ke kawasan TNBTS. Atas dasar uraian diatas maka penulis menetapkan penelitian dengan judul ANALISIS KONDISI KEKUATAN DAN KELEMAHAN PARIWISATA DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU”.

Berdasarkan latar belakang di tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah kondisi kekuatan dan kelemahan TNBTS berdasarkan ulasan pengunjung? Adapun tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan yang ada di TNBTS berdasarkan ulasan pengunjung.

B. TINJAUAN PUSTAKA Daya Saing

Daya saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan yang ada di negara tersebut kompetitif dan akan mendorong persaingan dengan lingkup internasional. Kondisi permintaan dan kondisi faktor dapat menjadi faktor yang diperhitungkan (Michael E. Porter, 2015).

Daya saing internasional sebuah negara dari pangsa pasar dunianya. Makin besar pangsa pasarnya makin kuat juga daya saing internasionalnya. Pandangan ini mengatakan bahwa meskipun merupakan indikator yang bermanfaat, hal ini seringkali salah arah karena pangsa pasar dunia dari sebuah negara dapat meningkat terlepas dari daya saing internasionalnya.

(Salvatore, 2014) Daya Dukung

Konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan suatu organisme. Konsep ini dikembangkan untuk mencegah kerusakan atau degradasi sumber daya alam dan lingkungan. Daya dukung dapat berupa daya dukung ekologis, daya dukung fisik, daya dukung ekonomi, dan daya dukung sosial. (Bengen, 2002)

Pertumbuhan wisata (pengunjung dan infrastruktur) tidak selalu berhubungan positif terhadap industri wisata, bahkan melebihi ambang batas daya dukung lingkungan berakibat kerusakan sosial dan ekonomi (Jurado et al, 2012). Nilai daya dukung menjadi batas-batas yang dapat diterima dalam pembangunan sebagai ukuran kuantitatif dari pemanfaatan ruang yang sesuai ke tingkat maksimalnya (Silva et al, 2007).

Pariwisata

Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan tujuan lainnya. Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambahkan pengalaman ataupun untuk belajar. (Yoeti, 2008)

Unsur Pokok Pariwisata

Tercapainya tempat wisata yang baik bergantung pada 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas). Atraksi pada dasarnya menjadi titik awal sebuah tempat menjadi tempat wisata, terdapat tiga kategori atraksi yaitu natural attraction, cultural attraction dan special types of attraction. Aksesibilitas merupakan kompononen infrastruktur dalam destinasi yang menyangkut akses fisik maupun non fisik seperti jalan, transportasi umum hingga keamanan.

Amenitas merupakan fasilitas yang diperuntukan untuk menunjang kegiatan wisatawan.

(Nabila, et al.,2018)

Teori Permintaan dan Penawaran dalam Industri Pariwisata

Pariwisata memiliki demand dan supply yang berbeda dari komoditas yang lainnya.

Terdapat bebepara hal yang tidak diperhitungkan namun menjadi penting jika dilihat dan diperhitungkan dari segi pariwisata. Permintaan (demand) dalam kepariwisataan terdiri dari berbagai macam-macam unsur yang satu dengan yang lainnya tidak hanya berbeda sifat dan bentuk, tetapi juga manfaat dan kegunaannya bagi wisatawan. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan industri pariwisata dihasilkan oleh bermacam-macam perusahaan yang satu

(5)

dengan yang lain banyak berbeda dan diperlukan oleh wisatawan pada waktu yang berbeda pula. Permintaan dalam kepariwisataan tidak hanya terbatas selama masa / periode perjalanan (tours) dilakukan, tetapi unsur demand yang terpenting juga sebelum perjalanan tersebut diselenggarakan. Misalnya informasi, travel documents, tickets, hotel reservations dan money changers, dan sebagainya yang memerlukan pula pelayanan yang memuaskan sebelum tours diselenggarakan. Demand dalam kepariwisataan dapat berupa benda bebas (free-goods), diperoleh tanpa membelinya, namun menjadi daya tarik bagi wisatawan sebagai objek pariwisata, misalnya pemandangan alam yang indah, udara yang segar, cahaya matahari, danau, sungai, dsb. Selain itu ada juga information, travel preparation, transportation, accomodation, tour operator. (Yoeti, 1985)

Orang yang menentukan harga sudah sesuai adalah wisatawan itu sendiri. Jika harga yang ditentukan dirasa tidak mencerminkan nilai yang akan didapatkan, maka wisatawan tidak akan melakukan perjalanan wisata tersebut. Selain itu harga yang ditetapkan juga tergantung pada permintaan konsumen itu sendiri. Pada kurva pemintaan barang normal kurva berupa garis miring ke bawah kanan. Hal ini menunjukan bahwa saat harga naik maka kuantitasnya akan turun, sebaliknya jika harga turun maka kuantitasnya akan naik. Pariwisata masuk ke barang prestise sehingga kurvanya berbeda dengan barang normal. (Camilleri, et al. 2018)

Penawaran (supply) dalam kepariwisataan meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan. Terdiri dari unsur-unsur daya tarik alam (nature) dan hasil ciptaan manusia (man-made), barang-barang dan jasa-jasa (goods & services) yang dapat mendorong orang- orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. (Yoeti, 1985)

Perilaku Konsumen

Konsumen memiliki preferensi (kesukaan) atas sejumlah barang dan jasa yang tersedia untuk mereka dan mereka dibatasi dengan anggaran keuangan yang memaksa mereka untuk menentukan pilihan mana yang dapat dibeli. Konsumen juga akan memutuskan kombinasi barang dan jasa yang mana yang akan dibeli untuk memaksimalkan tingkat kepuasan mereka.

(Pindyck & Rubinfeld, 2009)

Dalam permintaan pariwisata, selain harga (price) banyak faktor yang dapat mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu kualitas (quality), perubahan cuaca atau iklim, hari libur, dan teknologi pengangkutan. Banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan pariwisata dan semuanya harus diperhatikan dan membutuhkan penyesuaian sehingga dapat tetap terpelihara. (Yoeti, 1985) Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan hasil yang dipikirkan terhadap hasil yang diharapkan. Kepuasan dapat terbentuk melalui adanya respon dari konsumen seperti menikmati, rasa gembira dan senang ketika merasakan pengalaman menggunakan layanan. (Sanaji, 2015)

Kepuasan konsumen sebagai hasil dari harapan pelanggan dapat dinilai dari kualitas layanan yang dirasakan. Kepuasaan dari konsumen atau wisatawan khususnya dari layanan pariwisata dapat berkontribusi terhadap kepuasan dan kebahagiaan hidup secara keseluruhan.

(Chen & Li, 2017)

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian mixed-methods dengan menggunakan analisis sentimen. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang merupakan ulasan wisatawan yang pernah mengunjungi TNBTS. Data diperoleh melalui platform TripAdvisor menggunakan teknik data crawling. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah Analisis Sentimen.

Indikator Penelitian .

1. Sentimen Positif

Ulasan baik dari pengalaman wisatawan akan membuat respon yang baik bagi keberlangsungan suatu pariwisata

2. Sentimen Negatif

Ulasan buruk yang diberikan oleh wisawatan akan membawa pengaruh bagi wisatawan lain yang ingin berkunjung.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat 529 pemberi ulasan yang diberikan oleh 38 negara yang ada. Terdapat ulasan yang tidak teridentifikasi asal negaranya. Hal ini disebabkan karena pemberi ulasan tidak menyebutkan asal negara mereka saat menulis ulasan di TripAdvisor.

Gambar 1 Analisis Harga – Word Cloud

(6)

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 1 diatas, dapat diketahui bahwa kata yang paling sering muncul di dalam analisis harga di TNBTS adalah Pay (5,99%), Price (4,70%), Entrance (4,40%).

Gambar 2 Analisis Sentimen Harga

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 2 diatas, dapat diketahui bahwa kategori harga mendapatkan 38 pernyataan yang bersifat positif, 59 pernyataan yang bersifat netral dan 48 pernyataan bersifat negatif.

Mayoritas ulasan negatif berasal dari wisatawan mancanegara yang membahas mengenai tiket yang harganya terlalu jauh antara harga tiket wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.

Gambar 3 Analisis Sentimen Waktu Luang

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 3 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat wisatawan yang datang ke TNBTS untuk liburan (holiday), melihat festival dan mengisi hari libur (weekend) mereka. Pada kategori liburan dan hari libur jumlah ulasan sentimen negatif melebihi daripada sentimen positifnya, hal ini dikarenakan saat libur tersebut wilayah TNBTS menjadi penuh dan sangat ramai. Sementara pada kategori festival lebih banyak yang memberikan ulasan positif karena mereka memang datang untuk melihat festival yang ada seperti yadna kasada dan mountain jazz.

Gambar 4 Analisis Sentimen Promosi

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 4 diatas, dapat dapat dilihat bahwa terdapat 2 wisatawan yang memberikan Positif Netral Negatif

38 59 48

Harga

Liburan Festival Hari libur 4312 52 14

1 12

Waktu luang

Positif Netral Negatif

media sosial Internet

2 3

0 0 1 0

Promosi

Positif Netral Negatif

(7)

ulasan positif mengenai promosi TNBTS melalui media sosial yaitu instagram. Selain itu terdapat 3 wisatawan yang memberikan ulasan positif mengernai informasi yang mereka dapatkan dari internet. Hal ini menunjukan bahwa informasi mengenai TNBTS tidak hanya dari satu sumber saja melainkan bisa dilakukan lewat banyak sumber.

Gambar 5 Analisis Atraksi – Word Cloud

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 5 diatas, dapat diketahui bahwa kata yang paling sering muncul di dalam kategori atraksi di TNBTS adalah Bromo, Sunrise, dan Views. Dimana Atraksi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan pada TNBTS adalah Bromo (2,39%), Crater (1,50%), Volcano (1,28%), Mountain (0,63%).

Dapat dilihat bahwa gunung bromo merupakan daya tarik yang paling sering dikunjungi dan di ulas oleh wisatawan.

Gambar 6 Analisis Sentimen Atraksi

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 6 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 613 pernyataan yang bersifat positif, 154 pernyataan yang bersifat netral dan 175 pernyataan bersifat negatif. Kategori atraksi memiliki sentimen yang bersifat positif lebih mendominasi dibandingkan dengan sentimen yang bersifat negatif.

Gambar 7 Analisis Aksesibilitas – Word Cloud

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020 Positif Netral Negatif

613 154 175

Atraksi

Positif Netral Negatif

(8)

Berdasarkan Gambar 2 diatas,

Berdasarkan Gambar 7 diatas, kata kunci yang terkait dengan aksesibilitas di TNBTS di dominasi oleh transportasi darat terutama jeep. Kata jeep (2,42%) mendominasi karena merupakan transportasi yang paling banyak digunakan oleh wisatwan. Selain menggunakan jeep wisatawan juga dapat mengakses TNBTS dengan walk (1,67%) atau dengan berjalan sehingga banyak yang memilih akses dengan berjalan dan membuat ini muncul di dalam word cloud.

Gambar 8 Analisis Sentimen Aksesibilitas

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 8 diatas, dapat diketahui bahwa kategori sentimen positif mendapat hasil sebanyak 185 dan kategori sentimen negatif sebanyak 129. Dimana lebih banyak kategori sentimen positif dibandingkan dengan kategori sentimen negatif. Namun yang paling banyak adalah kategori sentimen netral, hal ini disebabkan mayoritas ulasan dari wisatawan berupa cerita perjalan mereka serta waktu tempuh saja. Sehingga membuat sentimen netral menjadi paling banyak.

Gambar 9 Analisis Amenitas – Word Cloud

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 9 diatas, dapat diketahui bahwa kata hotel, toilet, dan stay merupakan kata yang paling sering muncul pada kategori Amenitas. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan tempat menginap sebagai industri pendukung di kawasan TNBTS dinilai baik oleh para wisatawan.

Sedangkan untuk kategori negatif terdapat kata toilet yang merupakan kata kunci utama pada kategori amenitas, namun keberadaan kata ini muncul karena wisatawan mengeluhkan keberadaan dan kondisi dari toilet tersebut.

Gambar 10 Analisis Sentimen Amenitas

Sumber: TripAdvisor diolah, 2020

Berdasarkan Gambar 2 diatas, dapat diketahui bahwa kategori amenitas memiliki 145 hasil Positif Netral Negatif

185 190 129

Aksesibilitas

Positif Netral Negatif

Positif Netral Negatif

38 59 48

Harga

Positif Netral Negatif

61 60 24

Amenitas

Positif Netral Negatif

(9)

koding yang terdiri dari 61 hasil koding sentimen positif, 60 kode sentimen netral dan 24 kode negatif.

Dapat dilihat pada gambar 4.13 bahwa kode sentimen positif merupakan yang terbanyak dan kode sentimen negatif merupakan yang paling sedikit dibahas oleh pemberi ulasan.

Analisis Kondisi Pariwisata TNBTS

Menurut Camilleri (2018), permintaan wisatawan dapat tetap meningkat tanpa mementingkan harga saja. Hal ini disebabkan oleh wisatawan akan mengindikasikan harga tinggi pada sebuah wisata merupakan gambaran kualitas pariwisata yang sangat baik. Dengan kata lain setiap wisatawan memiliki gambarannya masing-masing. Seperti yang telah diutarakan oleh Pindyck (2009), bahwa wisatawan memiliki preferensi atas apa yang tersedia untuk mereka dengan anggaran yang dimiliki untuk menentukan pilihan mana yang akan mereka pilih. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan tingkat kepuasan mereka.

Analisis kondisi permintaan menunjukan bahwa permintaan yang dimiliki oleh wisatawan merupakan barang prestise dimana saat tingkat kepuasan maka wisatawan bersedia untuk membayar harga yang lebih tinggi. Dalam kasus TNBTS wisatawan yang tidak puas dengan harga yang mereka bayarkan akan memberikan ulasan negatif, sementara wisatawan yang telah mendapatkan kepuasan lebih banyak tidak memberikan ulasan mengenai harga. Selain itu hal ini menunjukan bahwa setiap wisatawan memiliki preferensinya masing-masing mengenai harga yang harus dibayarkan untuk melakukan perjalanan ke TNBTS. Seperti wisatawan yang datang karena adanya festival yang diselenggarakan di gunung bromo yaitu mountain jazz untuk merasakan sensasi mendengankan konser lagu jazz di gunung. Selain itu juga ada upacara yadna kasada yang merupakan upacara adat suku tengger. Bagi beberapa wisatawan mereka mau membayar harga yang lebih tinggi untuk menghadiri festival ini.

Analisis kondisi faktor lewat Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas diatas dapat menggambarkan bahwa keputusan untuk memilih sebuah tempat wisata tidak berdasarkan dengan harga saja seperti yang berlaku pada teori permintaan & penawaran pada pariwisata. Karena wisatawan juga melihat terdapat faktor lain, misalnya hari libur, kesediaan fasilitas, dan kemudahan transportasi. Selain itu setiap wisatawan digambarkan memiliki preferensinya masing-masing yang dapat ditunjukkan dari perbedaan wisatawan dalam memberikan ulasan mengenai TNBTS. Terdapat wisatawan yang memberikan ulasan positif dan ulasan negatif yang menggambarkan bahwa terdapat wisatawan yang telah puas dengan apa yang mereka bayarkan untuk melakukan perjalanan wisata dan terdapat wisatawan yang mengganggap harga yang mereka bayar tidak sepadan dengan apa yang mereka dapatkan.

E. PENUTUP Kesimpulan

Pada Penelitian kali ini terdapat tiga kesimpulan yang dapat diambil, yaitu :

1. Pada kondisi permintaan, terdapat 38 negara yang ada dan menjadi pembuat ulasan. Hal ini menunjukan bahwa wisata TNBTS telah dikenal dan dikunjungi oleh berbagai macam negara di dunia. Wisatawan yang telah mendapatkan kepuasan atas harga yang mereka bayarkan tidak memberikan ulasan mengenai harga. Namun wisatawan yang tidak mendapat kepuasan atas harga yang dibayarkan memberikan ulasan negatif mengenai harga. Namun, faktor lain seperti waktu luang dan promosi juga dapat mempengaruhi permintaan. Hal ini menunjukan bahwa wisata TNBTS merupakan barang prestise dimana wisatawan tidak mementingkan harga jika kepuasan yang mereka dapatkan sudah sesuai dengan harapan mereka.

2. Pada kondisi faktor, terdapat 3 kategori yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. Pada kategori atraksi, keindahan pemandangan alam di TNBTS merupakan hal yang paling banyak diulas oleh wisatawan dalam sentimen yang positif. Terlalu padat dan ramainya spot wisata terutama spot untuk melihat sunrise di TNBTS merupakan ulasan yang banyak dikeluhkan dalam sentimen yang negatif. Pada kategori aksesibilitas, aksesibilitas di bromo bisa ditempuh menggunakan Jeep, Motor, dan Berjalan. Walk menjadi kata yang sering disebutkan wisatawan karena mereka merasa puas dengan akses yang dapat ditempuh dengan berjalan dan membuat ulasan yang positif. Roads / jalan merupakan kata yang dikeluhkan oleh wisatawan karena jalan yang mereka tempuh bergelombang dan kurangnya penerangan. Pada kategori amenitas, hotel dan tempat makan telah mendapat ulasan dengan sentimen yang positif dari wisatawan. Sedangkan toilet merupakan hal yang paling banyak dikeluhkan dikarenakan keberadaannya yang masih sangat minim, berbau tidak sedap, mahal, dan tidak dipisah antara wanita dan pria.

3. Kekuatan dan kelemahan di TNBTS digambarkan melalui analisis permintaan dan analisis Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas. Keputusan untuk memilih sebuah tempat wisata tidak berdasarkan dengan harga saja, hal ini sejalan dengan teori permintaan pada pariwisata dimana pariwisata merupakan barang prestise yang memperhitungkan faktor lain seperti waktu luang, promosi, dan 3A pada TNBTS. Selain itu setiap wisatawan digambarkan memiliki preferensinya masing-masing yang dapat ditunjukkan dari perbedaan wisatawan dalam memberikan ulasan mengenai TNBTS dan dari berbagai macam tingkat kepuasan yang didapat oleh wisatawan. Terdapat wisatawan yang memberikan ulasan positif dan ulasan

(10)

negatif yang menggambarkan bahwa terdapat wisatawan yang telah puas dengan apa yang mereka bayarkan untuk melakukan perjalanan wisata dan terdapat wisatawan yang mengganggap harga yang mereka bayar tidak sepadan dengan apa yang mereka dapatkan.

4.

Saran

Penelitian ini menjelaskan mengenai kondisi kekuatan dan kelemahan yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Oleh karena itu saran yang dapat peneliti kemukakan yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai kondisi kekuatan dan kelemahan di TNBTS, disarankan untuk melihat dari faktor lainnya juga. Mengingat bahwa dalam permintaan dan penawaran pariwisata banyak faktor yang dapat mempengaruhi selain harga dan 3A.

2. Bagi pengelola TNBTS maupun pihak yang berwenang dalam mengelola dan mengembangkan pariwisata dapat menjadikan penelitian ini sebagai masukan untuk analisis pengembangan TNBTS kedepaannya. Selain itu juga perlu untuk melihat apa yang diminta oleh wisatawan yang berkunjung agar pengembangannya tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Situs Penyebar Hoax di Indonesia. (2017, Desember 13). Retrieved Desember 8, 2019 from Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia:

https://kominfo.go.id/content/detail/12008/%20ada-800000-situs-penyebar- hoax-di-indonesia/0/sorotan_media

Top 20 Countries With The Highest Number Of Internet Users. (2018, Juni 30).

Retrieved Oktober 31, 2019 from Internet World Stats:

https://www.internetworldstats.com/top20.htm

Bahasa, B. P. (2016). KBBI Daring. Retrieved Mei 13, 2020 from KBBI Daring : https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Bandur, A. (2016). Penelitian Kualitatif-Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis Data dengan NVIVO 11. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Boediono. (2015). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Camilleri, A. M. (2018). Travel Marketing, Tourism Economics and the Airline Product. Switzerland: Springer.

Chen, Y., & Li, X. R. (2017). Does A Happy Destination Bring You Happiness?

Evidence From Swiss Inbound Tourism. Tourism Management.

Chun, J., Kim, C.-K. k., Jeong, J., & Lee, W.-K. (2020). Social big data informs spatially explicit management options for national parks with high tourism pressures. Tourism Management.

Creswell, J. W. (2016). Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial . Bandung: Alfabeta.

Firmansyah, Y., Hakim, L., & Darmawan, A. (2018). Analisis Pemanfaatan Ruang Wisata SPTN 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Menuju Destinasi yang Berkelanjutan. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.

Gatial, E., Balogh, Z., Laclavik, M. C., & L, H. (2005). Focused Web Crawling Mechanism Based on Page Relevance.

Gräbner, D., Zanker, M., Fliedl, G., & Fuchs, M. (2012). Classification of Customer Reviews based on Sentiment Analysis.

Litvin, S. W., Goldsmith, R. E., & Pan, B. (2008). Electronic Word-Of-Mouth in Hospitality and Tourism Management. Tourism Management.

Moeleong, L. J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nabila, A. D., & Widiyastuti, D. (2018). Kajian Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas untuk Pengembangan Pariwisata Umbal Ponggok di Kabupaten Klaten.

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Najork, M., & Olston. (2010). Web Crawling.

(11)

Ningsih, F. E., & Dewantara, R. Y. (2019). Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep.

Univesitas Brawijaya.

Packer, B. (n.d.). Birding Trips in Bromo Tengger Semeru National Park, January 2018. Retrieved May 30, 2020 from Bird Packer Web Site:

https://www.birdpacker.com/single-post/2018/01/26/Birding-in-Bromo- Tengger-Semeru-National-Park-January-2018

Pariwisata, K. (2019, Oktober 1). Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata (LAKIP) Tahun 2018. Retrieved Oktober 31, 2019 from Kementerian Pariwisata: https://www.kemenpar.go.id/post/laporan- akuntabilitas-kementerian-pariwisata-lakip-tahun-2018

Philander, K., & Zhong, Y. (2016). Twitter sentiment analysis: Capturing sentiment from integrated resort tweets. International Journal of Hospitality Management.

Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2009). Mikroekonomi. Jakarta: PT Indeks .

Reichestein, C., & Härting, R.-C. (2018). Potentials of changing customer needs in a digital world - a conceptual model and recommendations for action in tourism.

Sanaji, E. R. (2015). Pengaruh Customer Engagement Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Merek Serta Dampaknya Pada Loyalitas Merek.

Saraswati, E., Hatneny, A. I., & Dewi, A. N. (2019). Implementasi Model Diamond Porter dalam Membangun Keunggulan Bersaing pada Kawasan Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro. Jurnal Ilmu Managemen Universitas Islam Malang.

Schuckert, M., Liu, X., & Law, R. (2015). Hospitality and Tourism Online Reviews : Recent Trends and Future Directions.

Semeru, B. B. (2019, Januari 17). Laporan Kunjungan Wisatawan TNBTS. Malang.

Sirait, E. R. (2016). Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Sutiarso, M., & Susanto, B. (2018). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora.

Tourism, N. Z. (n.d.). New Zealand Must Do Experiences. Retrieved May 30, 2020 from 100% Pure New Zealand: https://www.newzealand.com/ie/feature/new- zealand-must-do-experiences/

Vecchio, P. D. (2017). Creating value from Social Big Data: Implications for Smart Tourism Destinations. Information Processing and Management.

Yoeti, O. A. (1985). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, O. A. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT.

Percetakan Penebar Swadaya.

Zhang, Z., Ye, Q., Li, Y., & Law, R. (2009). Sentiment Classification of Online Cantonese Reviews by Supervised Machine Learning Approaches.

Referensi

Dokumen terkait

Persimpangan antara Jl.Raya Tlogomas dengan Akses kelur-masuk Terminal Landungsari merupakan persimpangan dengan 3 lengan, dimana jalan Raya Tlogomas adalah jalan raya yang

Secara sederhana, tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing para murid agar tidak melakukan perilaku menyimpang, untuk mengatasi perilaku menyimpang yang terjadi saat proses belajar