BAB II
ANALISIS MANAJEMEN BENCANA
2.1 Detail Kasus
Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memiliki luas wilayah daratan sebesar 250.691 Ha atau 15,26 % dari total luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Belitung Timur tergolong dalam wilayah rawan bencana banjir, berdasarkan hasil kajian risiko bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diketahui bahwa 14% atau 34.826 Ha wilayah Kabupaten Belitung Timur terkategorikan dalam bahaya banjir tinggi, Bencana banjir terjadi pada Juli 2017 dimana 7 wilayah kecamatan terdampak, bencana banjir ini merupakan peristiwa yang pertama terjadi di Kabupaten Belitung Timur, yang di sebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi sebesar 540,4 mm, yang mengakibatkan banjir dengan ketinggian air sekitar 25 – 200 cm yang berdampak pada rusaknya lingkungan permukiman serta sarana dan prasarana penunjang.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Depati Amir Kota Pangkalpinang diketahui bahwa intensitas hujan yang terjadi sangat tinggi yaitu mencapai 653 mm/hari dengan durasi hujan ± 20 jam per hari.
Besaran intensitas hujan ini melebihi intensitas hujan bulanan pada tahun 2016 sehingga dapat dikatakan bahwa curah hujan yang terjadi ketika banjir merupakan curah hujan ekstrem. Bencana banjir Belitung Timur telah mengakibatkan warga meninggal dunia, infrastruktur mengalami kerusakan (jalan, jembatan, tiang listrik, dan lainnya), kerusakan tempat tinggal masyrakat, dan lain sebagainya.
Kondisi ini didukung oleh kondisi morfologi Kabupaten Belitung Timur merupakan dataran rendah, dengan rata-rata ketinggian ±18,56 meter diatas permukaan laut (mdpl). Faktor lain penyebab bencana banjir ini, seperti aktifitas masyarakat berupa penambangan timah dengan membuka lahan hutan sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air dan pembuangan limbah tambang mengakibatkan sedimentasi lumpur dan pasir sehingga terjadi pendangkalan
sungai. Ditambah lagi kondisi jaringan drainase yang fungsinya belum optimal dalam menampung dan mengalirkan air hujan, sehingga Kabupaten Belitung Timur rentan terjadi bencana banjir.
Percepatan penangan darurat banjir perlu dilakukan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas normal. Posko tanggap darurat agar segera diaktivasi. Bupati Belitung dan Bupati Belitung Timur agar segera menetapkan masa tanggap darurat bencana agar Pemerintah dapat memberikan bantuan pendampingan.
Mengingat dua kabupaten yang terlanda banjir, apalagi Bangka Belitung belum memiliki BPBD maka Gubernur Babel dapat menetapkan tanggap darurat untuk memudahkan koordinasi, komando dan pelaksanaan percepatan tanggap darurat.
Struktur organisasi pos komando tanggap darurat juga harus segera ditetapkan Melalui rapat kordinasi diputuskan bahwa masa tanggap darurat banjir di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur ditetapkan selama 14 hari yaitu 15-28 Juli 2017. Masa tanggap darurat ini ditetapkan baik di Provinsi Babel melalui surat keputusan Gubernur maupun Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur melalui keputusan Bupati. Dengan adanya penetapan masa tanggap darurat maka dapat kemudahan akses dalam pengerahan personil, sumber daya, keuangan dan lainnya sesuai peraturan yang ada sehingga operasi tanggap darurat dapat dilakukan cepat.
BNPB akan mengkoordinasikan potensi nasional untuk membantu pemda. Jangan merasa sendirian mengatasi bencana ini. BNPB akan terus mendampingi pemda.
Belum adanya BPBD di Belitung Timur memang menyulitkan penanganan.
Apalagi nanti saat pancabencana, pendanaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akan sulit disalurkan. Ini menjadi pembelajaran pentingnya BPBD dibentuk di daerah. Begitu juga BPBD Belitung yang digabung dengan organisasi lain maka akan menyulitkan. Itulah pentingnya membentuk BPBD karena UU Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan demikian daerah- daerah di Babel itu rawan bencana. Ancaman meningkat, kerentanan juga makin meningkat tetapi kapasitas masih rendah. khirnya risikonya tinggi