Maqa>s}id Al-Syari>'ah Analisis Peran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dalam menurunkan angka hambatan untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Menjelaskan gambaran Maqa>s}id Al-Syari>'ah tentang peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan angka stunting untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan 2.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman orang tua mengenai faktor-faktor penyebab tumbuh kembang anak terhambat dan akibat yang ditimbulkan bagi anak yang mengalami stunting, sehingga orang tua dapat lebih berhati-hati dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dijadikan sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan stunting.
Telaah Pustaka
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian skripsi adalah penelitian ini melihat peningkatan ketahanan keluarga sebagai upaya menurunkan angka stunting. Sedangkan disertasi ini mengkaji tentang peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan angka stunting dan program penurunan angka stunting dengan tinjauan Maqa>s}id Al-Syari>'ah.
Metode Penelitian
Peneliti melakukan tinjauan terhadap peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan laju pertumbuhan untuk mewujudkan keluarga sejahtera, yang kemudian dianalisis dari perspektif Maq>as}id al-Syari'ah. Wawancara dilakukan peneliti melalui tanya jawab untuk memperoleh data dari narasumber mengenai peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan angka pertumbuhan untuk mewujudkan keluarga sejahtera.
Sistematika Pembahasan
Bab III : Peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam Menurunkan Angka Stunting untuk Membentuk Keluarga Sejahtera. Pada bab ini berisikan tentang
Maqa>s}id Al-Syari>'ah terdiri dari dua kata, yaitu Maqa>s{id dan Asy-syari>'ah. Bentuk Maqa>s}id Al-Syari>'ah untuk melindungi agama, disini dijelaskan bahwa Islam melindungi hak dan kebebasan, kebebasan yang pertama adalah kebebasan yang dapat dan dimiliki seseorang untuk memeluk agama yang dianutnya, tanpa harus gangguan apa pun.11. Wujud Maqa>sid Al-Syari>'ah untuk melindungi jiwa merupakan landasan dan alasan yang menyatakan bahwa seorang manusia tidak boleh disakiti, dilukai, apalagi dibunuh.
Bentuk Maqa'sid Al-Syari'ah untuk melindungi harta benda menjamin bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memiliki harta benda dan dilarang merampasnya dari orang lain. Maqa>sid Al-Syari>'ah sangat menekankan pada perlindungan kesehatan dan kelangsungan hidup anak dan keluarga, dimana terdapat undang-undang untuk membesarkan dan mengasuh anak serta menjaga keutuhan keluarga (seperti melarang zina, menelantarkan anak, memberikan gizi yang baik dan cukup. , pendidikan yang tepat dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup generasi penerus).15 Sesuai dengan firman Allah SWT :.
نْيَلِماَك
دا َرَأ
Pengertian Stunting
Stunting adalah suatu kondisi dimana tumbuh kembang anak terhambat sehingga menyebabkan anak tumbuh tinggi. Permasalahan stunting merupakan permasalahan baru yang dihadapi masyarakat; Kasus stunting memberikan dampak negatif terhadap permasalahan gizi anak di Indonesia. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan tidak sesuai dengan usia anak. Hal ini disebabkan oleh malnutrisi yang dimulai sejak masa janin dan berlanjut hingga lima tahun pertama kehidupan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau disingkat WHO, stunting adalah suatu kondisi dimana tubuh berukuran kecil atau di bawah rata-rata tinggi badan atau tinggi badan penduduk yang menjadi standar internasional. Tinggi badan lebih pendek dibandingkan anak lain pada usia yang sama merupakan definisi stunting yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan anak sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan normal dan sehat sesuai usia anak.
Faktor Terjadinya Stunting
Aspek pemenuhan gizi pada anak merupakan landasan yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang, oleh karena itu pemberian asupan makanan juga harus didukung dengan penambahan zat gizi yang sesuai untuk anak, yaitu dengan memberikan makanan dan minuman yang memenuhi standar gizi anak. misalnya MP-ASI., dan praktik penyapihan. Terwujudnya gizi seimbang pada anak dapat diperoleh melalui sumber karbohidrat yang cukup, antara lain nasi, jagung, dan kentang. Selain itu untuk memenuhi sumber protein dapat diperoleh dari ikan, tahu, tempe, telur dan kacang-kacangan serta memenuhi pola makan seimbang yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran.23.
Kehamilan remaja dapat mengakibatkan risiko terjadinya stunting yang lebih tinggi karena ketidaksiapan fisik dan mental yang dihadapi ibu hamil remaja, sehingga menimbulkan berbagai tantangan dalam proses kehamilan hingga persalinan, dan sebagainya. Menurut Fernald dan Nuefeld, anak-anak yang berada pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah lebih rentan mengalami stunting karena rendahnya kemampuan mereka dalam memenuhi gizi sehingga meningkatkan risiko terjadinya ketidakseimbangan gizi pada tubuh anak.
Dampak Stunting Pada Kehidupan
Hal ini disebabkan pembentukan fungsi sel tubuh yang belum sempurna, kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara optimal. Kegagalan tumbuh dan berkembang pada anak stunting menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia pada usia produktif, sehingga sulit bersaing dengan dunia luar dan menyebabkan rendahnya perekonomian.
Pengertian Keluarga
Perkawinan adalah ikatan jasmani dan rohani antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan ketetapan Yang Maha Esa.” 29. Suatu negara dapat dikatakan maju dan berkembang apabila keluarga yang ada di dalamnya hidup sejahtera 31. Untuk mewujudkan keluarga sejahtera diperlukan program keluarga berencana yang mengupayakan tercapainya keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, sehingga terwujud peningkatan keluarga sejahtera di Indonesia Meskipun pedoman agama Islam yaitu Al-Qur'an dan hadis tidak menjelaskan secara rinci mengenai keluarga berencana, namun permasalahan ini merupakan permasalahan kontemporer yang perlu dikaji agar tetap berada dalam koridor etika yang sesuai dengan Islam. aturan.
Sejak dahulu kala, banyak ulama yang berpendapat bahwa Islam membolehkan terselenggaranya program keluarga berencana dengan syarat hal itu dilakukan untuk menunjang kemaslahatan dan kesejahteraan keluarga, sesuai dengan yang dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (11) UU No. .52 Tahun 2009 tentang Keluarga Sejahtera. Keluarga sejahtera menyatakan bahwa kestabilan dan kesejahteraan keluarga adalah keadaan keluarga yang mempunyai ketekunan dan kemantapan serta memuat kemampuan jasmani dan rohani untuk hidup mandiri serta mengembangkan diri dan keluarga agar hidup rukun dalam tumbuhnya kesejahteraan. tentang kebahagiaan lahir dan batin. "32.
Fungsi Keluarga
Fungsi Ekonomi, fungsi keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sebagai tempat mengembangkan kemampuan individu dan menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain fungsi keluarga, kita juga perlu mengetahui apa yang disebut dengan kesejahteraan keluarga tingkat pertama, yaitu tahap Keluarga Pra Sejahtera (KPS), yaitu keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu kebutuhan rohani, sandang, pangan, papan. , kesehatan dan keluarga berencana. Kedua, keluarga sejahtera tahap I (KSI) merupakan keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar indikator KS tahap I, namun belum dapat memenuhi kebutuhannya.
Keempat, keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar, psikologi sosial dan pembangunan, namun belum mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kelima, keluarga sejahtera merupakan keluarga tahap III ditambah keluarga yang telah memenuhi seluruh indikator kebutuhan seperti kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis sosial, kebutuhan perkembangan dan sekaligus ikut serta memberikan kontribusi dalam kegiatan sosial masyarakat.
Gambaran Umum Kabupaten Madiun 1. Letak Geografis
- Kondisi Sosial Jumlah Penduduk
- Kondisi Sosial Pendidikan
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, tingkat pendidikan Kabupaten Madiun mempunyai jumlah tamatan SD/sederajat terbanyak sebanyak 25 orang, disusul tamatan SMA/sederajat sebanyak 117 orang, dan SLTA sebanyak 864 orang. lulusan/sederajat. Namun masyarakat yang menempuh pendidikan lanjutan masih banyak, seperti D-1 dan D-2 sebanyak 58 orang, mahasiswa D-3 sebanyak 843 orang, dan jenjang perguruan tinggi sebanyak 5.047 orang.3 Data tersebut menunjukkan kondisi sosial pendidikan masyarakat Madiun Daerah. .
Gambaran Umum DPPKB Kabupaten Madiun 1. Sejarah Singkat DPPKB Kabupaten Madiun
- Visi dan Misi Tujuan DPPKB Kabupaten Madiun
- Struktur Organisasi
- Tugas dan Fungsi DPPKB Kabuapten Madiun
Pada tahun 2009, nama BPPKS diubah menjadi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Madiun. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Madiun menyelenggarakan fungsi: 8. Perumusan kebijakan daerah di bidang kependudukan dan keluarga berencana serta di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Penyelenggaraan kebijakan daerah di bidang kependudukan dan keluarga berencana serta di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang kependudukan dan keluarga berencana serta di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Peran DPPKB Kabupaten Madiun Dalam Menurunkan Angka Stunting Untuk Membentuk Keluarga Sejahtera
- Kebijakan dan Komitmen Pemerintah Daerah
- Upaya DPPKB Kabupaten Madiun Dalam Menurunkan Angka Stunting Upaya percepatan penurunan stunting menjadi prioritas bersama. DPPKB
- Kerjasama DPPKB Kabupaten Madiun Dengan Stakeholder
Dalam menjalankan peran pencegahan dan penanggulangan stunting yang dilakukan DPPKB Kabupaten Madiun, peneliti membaginya menjadi beberapa indikator yaitu perlunya kebijakan dan komitmen pemerintah, upaya strategis yang dilakukan DPPKB Kabupaten Madiun, kerjasama dengan pemangku kepentingan KUA. DPPKB Kabupaten Madiun Upaya penurunan stunting Upaya percepatan stunting menjadi prioritas bersama. Kasus stunting sudah menjadi permasalahan nasional. Harus ada kerja sama antara DPPKB Kabupaten Madiun dengan pemangku kepentingan lain di lembaga tersebut untuk mempercepat penurunan stunting.
Kolaborasi antara DPPKB Kabupaten Madiun dengan instansi lain sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan percepatan pengurangan hambatan secara terpadu. Kolaborasi yang dilakukan DPPKB Kabupaten Madiun dengan pemangku kepentingan seperti KUA membantu DPPKB dalam menurunkan stunting dengan melakukan upaya preventif dan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui catin mengenai kesehatan pada masa kehamilan dan balita agar terhindar dari stunting.
Dampak program upaya DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan angka stunting
- Dampak Pelaksanaan Program DPPKB
- Faktor Kendala Saat Menurunkan Angka Stunting
- Keluarga Sejahtera
- Upaya DPPKB Kabupaten Madiun Dalam Menurunkan Angka Stunting Dalam mewujudkan keberhasilan penurunan angka stunting dapat dilihat
6 Referensi Bab III, Wawancara dengan Ny. Rahayu Susanti selaku Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DPPKB Kabupaten Madiun. 9 Referensi Bab III, Wawancara dengan Ny. Rahayu Susanti selaku Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DPPKB Kabupaten Madiun. 10 Referensi pada Bab III, Wawancara dengan Ny. Fatma Septa Dewi selaku Satgas DPPKB Stunting Kabupaten Madiun.
12 Referensi Bab III, wawancara dengan Ibu Fatma Septa Dewi selaku Satgas DPPKB Stunting Kabupaten Madiun. Peran DPPKB Kabupaten Madiun dalam menurunkan jumlah penyandang disabilitas merupakan salah satu bentuk penguatan kesejahteraan keluarga. Dampak penurunan angka stunting yang terjadi di Kabupaten Madiun tidak luput dari upaya DPPKB Kabupaten Madiun.
DPPKB Kabupaten Madiun berupaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Madiun dengan berbagai cara, salah satunya melalui kegiatan PMT selama 14 hari.
Saran
Betawi, Usman, "Maqashid AL-Syariah as the Legal Basis for Iskam in the Views of AL-Syatibi and Jasser Audha", FH UNPAB Responsive Law Journal, VOL. Musolli, "Maqasid Syariah: Theoretical and Applicative Studies on Contemporary Issues", Journal t-Turāṡ, bind V, nr. Najah, Lukluin, Zian, "Faktorer, der forårsager stunting hos børn i alderen 25-60 måneder i Sukorejo District, Blitar City," Journal of Nursing and Midwifery 05, nr.
Nurak, Anitha, Lina Andayani, dkk, “Efektivitas Peran Anggota Pemerintah Daerah Kabupaten Pusat Dalam Upaya Mengurangi Belajar”, Jurnal Pendidikan dan Konseling Jilid 5 No. Hany Setyowati, “Hubungan pola asuh ibu dan pengetahuan ibu tentang kehamilan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan di Pandeglang Banten dan ditinjau dari perspektif hukum Islam”, Jurnal.