1
Analisis Waste Material Konstruksi Dengan Metode Pareto dan Fault Tree Analysis (FTA)
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara)
Kristover Alexander Purba1
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected]
Ir. Syahrizal, M.T.2
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected]
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. Mansyur Kampus USU Medan 20155
2
Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. Mansyur Kampus USU Medan 20155
ABSTRACT
Material is one of the main components in any building construction implementation. As one of the important components in a construction project, the availability of materials is related to the project cost budget. However, the emergence of the remaining material in every building construction implementation is one thing that cannot be avoided. In the building construction project of the Faculty of Forestry , University of Sumatera Utara, many materials were found in the construction implementation which had an impact on the project itself. This study aims to analyze the dominant waste material using the Pareto diagram, and to determine the causes of the waste material using a fault tree analysis (FTA). From the calculation of the Pareto diagram, it is found that the dominant construction waste materials are lightweight bricks, 4 "color aluminum profile frames, unpolised 60 x 60 cm homogenious ceramics, polished 60 x 60 cm tile ceramics, and plastering (MU 200). The factors causing the remaining material are due to inadequate care in handling the material, lack of knowledge of workers, inaccurate field measurements and incorrect material storage procedures that can result in material damage.
Key words: Waste Material, Pareto, Fault Tree Analysis
ABSTRAK
Material merupakan salah satu komponen utama pada setiap pelaksanaan konstruksi bangunan.
Sebagai salah satu komponen penting pada suatu proyek konstruksi, ketersediaan material memiliki keterkaitan dengan anggaran biaya proyek. Namun kemunculan sisa material pada setiap pelaksanaan konstruksi bangunan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dihindari. Pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara banyak dijumpai sisa material dalam pelaksanaan konstruksinya yang berdampak pada proyek itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis waste material dominan dengan menggunakan diagram Pareto, serta mengetahui penyebab-penyebab terjadinya waste material dengan menggunakan fault tree analysis (FTA).
Dari hasil perhitungan diagram Pareto maka didapatkan waste material konstruksi dominan yaitu bata ringan, kusen aluminium profil warna 4”, keramik homogenious 60 x 60 cm unpolised, keramik tile 60 x 60 cm polised, dan plesteran (MU 200). Faktor-faktor penyebab terjadinya sisa
2
material karena kurang hati-hati dalam menangani material, kurangnya pengetahuan pekerja, pengukuran di lapangan tidak tepat dan kesalah prosedur penyimpanan material yang dapat mengakibatkan material rusak.
Kata kunci: Waste Material, Pareto, Fault Tree Analysis
1. PENDAHULUAN
Gedung perkuliahan merupakan kebutuhan dasar untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada sebuah institusi. Banyak kegiatan yang dilakukan pada gedung perkuliahan.
Dimulai dari kegiatan belajar mengajar, tempat mengolah semua kegiatan administrasi dan fasilitas gedung perkuliahan. Oleh karena gedung perkuliahan merupakan tempat yang vital bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sudah sepatutnya pembangunan dan perancangan gedung perkuliahan dapat memberikan kenyamanan bagi para mahasiswa dalam menjalani aktifitas perkuliahan .
Material merupakan salah satu komponen utama pada setiap pelaksanaan konstruksi bangunan.
Sebagai salah satu komponen penting pada pelaksanaan proyek konstruksi, ketersediaan material memiliki keterkaitan dengan anggaran biaya proyek. Namun kemunculan waste material pada setiap pelaksanaan konstruksi bangunan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dihindari.
Secara umum pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara banyak dijumpai sisa material dalam pelaksanaan konstruksinya yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Sisa material konstruksi biasa disebut juga dengan waste material. Menurut (Asiyanto, 2010) waste adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan/didatangkan, tetapi tidak menambah nilai suatu pekerjaan.
Waste material yang cukup besar dalam pelaksanaan konstruksi dapat memberikan dampak negatif bagi proyek, terutama pada sektor biaya. Apabila terdapat waste material pada pelaksanaan suatu proyek, maka akan menimbulkan kerugian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar biaya pelaksanaan konstruksi dianggarkan untuk material. Berkaitan dengan hal tesebut, penanggulangan waste material diharapkan dapat membuat anggaran proyek menjadi lebih efisien, dan tidak berpengaruh besar terhadap degradasi lingkungan. Maka diperlukan studi analisis tehadap waste material konstruksi dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan waste material konstruksi.
Pada penelitian ini, waste material dihitung berdasarkan pengamatan langsung di lokasi proyek dan hasil perhitungan, lalu melakukan identifikasi kuantitas waste material hasil pengamatan yang diperoleh dari volume material siap pakai di lapangan dikurangi dengan volume material desain berdasarkan gambar rencana dan bill of quantity (BQ). Untuk mengetahui material apa saja yang menyebabkan waste material digunakan metode Pareto, dengan menggunakan prinsip Pareto’s Law yang dapat digunakan menganalisis jenis-jenis material yang dominan menimbulkan waste, dan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab waste material yang menyebabkan kerugian biaya pada proyek ini digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA).
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan salah satu teknik untuk mengidentifikasikan kegagalan (failure) dalam suatu sistem yang dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat guna mengurangi penyebab dasar sehingga kerugian yang sama tidak terulang lagi. Dimana kerugian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waste material konstruksi.
3 2. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis waste material yang paling dominan pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan Pareto’s Principle, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya waste material pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, dan mengetahui metode yang dapat dilakukan dalam meminimalkan waste material konstruksi.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian tersebut dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian ini dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut:
1. Tahapan pertama yaitu menentukan topik yang akan dibahas dalam penelitian
2. Tahapan kedua yaitu mengumpulkan berbagai jenis literatur dalam bentuk buku maupun tulisan ilmiah
3. Tahapan ketiga yaitu peninjauan langsung ke lokasi proyek dan mengumpulkan data proyek untuk dianalisis dari Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Sumatera Utara seperti bill of quantity, data logistik material, dan volume material terpasang,
4. Tahapan keempat yaitu melakukan analisis data yang telah tersedia dengan melakukan perhitungan berdasarkan metode dan formula yang telah dibahas
5. Tahapan kelima yaitu membahas hasil dari perhitungan analisis data yang telah dilakukan 6. Tahapan keenam yaitu menarik kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
dilakukan serta memberikan saran yang terkait
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Volume Material Terpasang
Berikut adalah rekapitulasi perhitungan seluruh volume material terpasang pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas SumateraUtara.
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Volume Seluruh Material Terpasang
No Material Satuan Volume
1 Bata Ringan m3 129,5110
2 Mortar MU 380 sak 123,2695
3 Plesteran (MU 200) kg 29335,0124
4 Acian (MU 250) kg 15291,6554
5 Pasir Urug m3 232,428
6 Kusen Aluminium Profil Warna 4” m 2039,51
7 Kaca Polos 5 mm m2 636,036
8 Kalsiboard 6mm lbr 443,6014
9 Metal Furing m 10117,7
10 Gypsum Board 9mm lbr 501,4828
11 Akustik 9mm lbr 796,95
12 Keramik Tile 60 x 60 cm, Polised m2 701,40
13 Keramik Tile 60 x 60 cm, Unpolised m2 72,69
14 Keramik Homogenious 60 x 60 cm, Unpolised buah 1912,2375
15 Keramik Dinding 30 x 60 cm m2 203,2
4
16 Plint Keramik 10 x 60 cm m 1281,29
17 Semen Portland kg 17397,934
18 Pasir m3 55,5533
19 Semen Warna kg 2206,037
20 Plint Kayu t = 2 cm m 294,14
21 Tanah Urug m3 780,626
22 Cat Dasar kg 354,299
23 Cat Tembok Interior liter 685,2188
24 Cat Tembok Eksterior liter 255,682
25 Cat Plafond liter 548,408
Perhitungan Volume dan Biaya Sisa Material Consumable Material
Perhitungan volume dan biaya sisa consumable material dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Perhitungan Volume dan Biaya Sisa Consumable Material
No Material Satuan
Volume Material
Harga Per Satuan Material
(Rp)
Biaya Sisa Material
(Rp) Siap Pakai
a
Terpasang b
Sisa c = a-b
1 Bata Ringan m3 135,5 129,511 5,989 Rp 710.000,00
Rp 150.000,00
Rp 4.252.190,00
2 Mortar MU 380 sak 125 123,2695 1,7305 Rp 259.575,00
3 Plesteran (MU 200) kg 29840 29335,0124 504,9876 Rp 4.000,00 Rp 2.019.950,40 4 Acian (MU 250) kg 15350,25 15291,6554 58,5946 Rp 6.240,00 Rp 365.630,30
5 Pasir Urug m3 238 232,428 5,572 Rp 175.000,00 Rp 975.100,00
6 Kusen Aluminium Profil
Warna 4” m 2068 2039,51 28,49 Rp 125.000,00 Rp 3.561.250,00
7 Kaca Polos 5 mm m2 640 636,036 3,964 Rp 97.500,00 Rp 386.490,00 8 Kalsiboard 6mm lbr 445 443,6014 1,3986 Rp 125.000,00 Rp 174.825,00 9 Metal Furing m 10126,8 10117,7 9,1 Rp 10.555,56 Rp 96.055,60 10 Gypsum Board 9mm lbr 506 501,4828 4,5172 Rp 63.000,00 Rp 284.583,60
11 Akustik 9mm lbr 800 796,95 3,05 Rp 36.000,00 Rp 109.800,00
12 Keramik Tile 60 x 60 cm,
Polised m2 720 701,4 18,6 Rp 120.000,00 Rp 2.232.000,00
13 Keramik Tile 60 x 60 cm,
Unpolised m2 74 72,69 1,31 Rp 105.000,00 Rp 137.550,00
14 Keramik Homogenious 60
x 60 cm, Unpolised buah 1950 1912,2375 37,7625 Rp 68.400,00 Rp 2.582.955,00 15 Keramik Dinding 30 x 60
cm m2 204,25 203,2 1,05 Rp 120.000,00 Rp 126.000,00
16 Plint Keramik 10 x 60 cm m 1296 1281,29 14,71 Rp 10.800,00 Rp 158.868,00 17 Semen Portland kg 17450 17397,934 52,066 Rp 1.350,00 Rp 70.289,10
18 Pasir m3 57,4 55,5533 1,8467 Rp 195.000,00 Rp 360.106,50
19 Semen Warna kg 2208 2206,037 1,963 Rp 12.000,00 Rp 23.556,00 20 Plint Kayu t = 2 cm m 302 294,14 7,86 Rp 39.583,33 Rp 311.124,97
5
21 Tanah Urug m3 785 780,626 4,374 Rp 64.350,29 Rp 281.468,17
22 Cat Dasar kg 355 354,299 0,701 Rp 30.000,00 Rp 21.030,00
23 Cat Tembok Interior liter 690 685,2188 4,7812 Rp 35.000,00 Rp 167.342,00 24 Cat Tembok Eksterior liter 260 255,682 4,318 Rp 45.000,00 Rp 194.310,00 25 Cat Plafond liter 550 548,408 1,592 Rp 35.000,00 Rp 55.720,00
Rp 19.207.769,64
Analisis Waste Material Konstruksi Dominan
Analisis waste material dominan pada proyek ini menggunakan diagram Pareto. Sebelum melakukan perhitungan pertama kali diurutkan dari biaya waste material terbesar hingga terkecil.
Kemudian mencari bobot tiap material pada proyek dengan rumus : Bobot Material (%) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑊𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Hasil dari analisis data menggunakan diagram Pareto dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Perhitungan Diagram Pareto
No Material Biaya Sisa Material Percent Percent Cumulative
1 Bata Ringan Rp 4.252.190,00 22,14% 22,14%
2 Kusen Aluminium Profil Warna 4” Rp 3.561.250,00 18,54% 40,68%
3 Keramik Homogenious 60 x 60 cm, Unpolised Rp 2.582.955,00 13,45% 54,13%
4 Keramik Tile 60 x 60 cm, Polised Rp 2.232.000,00 11,62% 65,75%
5 Plesteran (MU 200) Rp 2.019.950,40 10,52% 76,26%
6 Pasir Urug Rp 975.100,00 5,08% 81,34%
7 Kaca Polos 5 mm Rp 386.490,00 2,01% 83,35%
8 Acian (MU 250) Rp 365.630,30 1,90% 85,25%
9 Pasir Rp 360.106,50 1,87% 87,13%
10 Plint Kayu t = 2 cm Rp 311.124,97 1,62% 88,75%
11 Gypsum Board 9mm Rp 284.583,60 1,48% 90,23%
12 Tanah Urug Rp 281.468,17 1,47% 91,70%
13 Mortar MU 380 Rp 259.575,00 1,35% 93,05%
14 Cat Tembok Eksterior Rp 194.310,00 1,01% 94,06%
15 Kalsiboard 6mm Rp 174.825,00 0,91% 94,97%
16 Cat Tembok Interior Rp 167.342,00 0,87% 95,84%
17 Plint Keramik 10 x 60 cm Rp 158.868,00 0,83% 96,67%
18 Keramik Tile 60 x 60 cm, Unpolised Rp 137.550,00 0,72% 97,38%
19 Keramik Dinding 30 x 60 cm Rp 126.000,00 0,66% 98,04%
20 Akustik 9mm Rp 109.800,00 0,57% 98,61%
21 Metal Furing Rp 96.055,60 0,50% 99,11%
22 Semen Portland Rp 70.289,10 0,37% 99,48%
23 Cat Plafond Rp 55.720,00 0,29% 99,77%
24 Semen Warna Rp 23.556,00 0,12% 99,89%
25 Cat Dasar Rp 21.030,00 0,11% 100,00%
6
Gambar 1. Diagram Pareto Waste Material Waste Level
Perhitungan waste level ini dihitung dengan menggunakan metode pendekatan dengan rumus : Waste Level (%) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘−𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑜𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 x 100
Untuk lebih jelas mengenai perhitungan volume waste level dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Perhitungan Waste Level
Fault Tree Analysis
Langkah pertama dalam penggambaran fault tree analysis adalah menentukan top event. Top event adalah situasi penuh resiko yang teridentifikasi secara spesifik. Top event diidentifikasikan berdasarkan data waste material yang timbul pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Dari perhitungan diagram Pareto ada 5 (lima) waste material konstruksi dominan pada proyek ini yakni bata ringan, kusen aluminium profil warna 4”, keramik homogenious 60 x 60 cm unpolised, keramik tile 60 x 60 cm polised, plesteran (MU 200) dan pasir urug. Sehingga dalam penelitian ini ditentukan top event yaitu waste material konstruksi dominan.
No Material Volume
Logistik
Volume Terpasang
Volume Waste
Waste Level
1 Bata Ringan 135,5 129,511 5,989 4,42%
2 Kusen Aluminium Profil Warna 4” 2068 2039,51 28,49 1,38%
3 Keramik Homogenious 60 x 60 cm, Unpolised 1950 1912,2375 37,7625 1,94%
4 Keramik Tile 60 x 60 cm, Polised 720 701,4 18,6 2,58%
5 Plesteran (MU 200) 29840 29335,0124 504,9876 1,69%
6 Pasir Urug 238 232,428 5,572 2,34%
7 Faktor Penyebab Waste Material
Setelah mengetahui top event, langkah selanjutnya yaitu mencari sumber penyebab-penyebab yang dapat timbul akibat adanya top event. Faktor-faktor penyebab tersebut terdiri dari intermediate event dan basic event. Dimana intermediate event merupakan suatu kondisi yang masih memungkinkan untuk ditelusuri lagi penyebab lainnya, yang dihubungkan dengan menggunankan gerbang logika (logic gate). Basic event adalah suatu kondisi penyebab sisa material yang paling dasar sehingga sudah tidak memungkinkan lagi untuk diidentifikasi dikarenakan tidak memungkinkan ditelusuri lagi penyebab lainnya.
Tujuan dari mengidentifikasi intermediate event dan basic event yaitu yaitu agar mendapatkan gambaran pohon kesalahan yang terstruktur, diantara penyebab yang satu dengan penyebab lainnya sehingga diketahui kemungkinan terjadinya faktor penyebab waste material secara sistematis.
Intermediate event dari masing-masing penyebab waste material pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi (berdasarkan hasil wawancara dengan pihak proyek) :
1. Faktor Manusia (Man)
a. Kurang hati-hati dalam menangani material b. Mengabaikan instruksi
c. Kesalahan pada pemotongan material d. Kurangnya skill tenaga kerja
e. Kurangnya pengalaman f. Kurangnya pelatihan g. Tidak serius dalam bekerja 2. Faktor Pengukuran (Measure)
a. Pengukuran di lapangan tidak tepat b. Pekerja kurang teliti
3. Faktor Manajemen (Management)
a. Pemesanan material yang diharuskan dalam jumlah yang besar b. Kesalahan prosedur penyimpanan material
c. Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan d. Tempat penyimpanan material kurang baik
Penggambaran Fault Tree Analysis
Setelah menentukan intermediate event pada level pertama dari penggambaran fault tree analysis, langkah selanjutnya yaitu menetukan intermediate event pada level berikutnya serta penentuan basic event. Penentuan ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara top event dengan faktor – faktor yang menyebabkan adanya waste material. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan penggambaran fault tree analysis. Berikut di bawah ini merupakan penggambaran fault tree analysis untuk waste material konstruksi dominan :
8
Gambar 2. Fault Tree AnalysisWaste Material Konstruksi Dominan
Gambar 3. Fault Tree AnalysisWaste Material Konstruksi Dominan
Gambar 4. Fault Tree AnalysisWaste Material Konstruksi Dominan
Analisis Meminimalkan Waste Material Konstruksi Dominan
Setelah melakukan penelusuran terhadap faktor penyebab terjadinya waste material, langkah selanjutnya yaitu menyusun tindakan untuk meminimalkan waste material. Untuk mengetahui tindakan dalam meminimalkan waste masterial konstruksi dominan pada proyek pembangunan
9
Gedung Fakultas Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak proyek. Analisis ini bersifat opini pribadi pelaku di lapangan berdasarkan pengalaman- pengalaman khususnya pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Fakultas Universitas Sumatera Utara. Secara umum langkah-langkah untuk meminimalkannya adalah :
1. Faktor Manusia (Man)
a. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi diharapkan untuk melaksanakan pengarahan kepada para pekerja agar tidak ada kesalahan dalam komunikasi antar pengawas dan pekerja.
b. Tenaga kerja diharapkan memiliki keterampilan dan pengalaman kerja dalam melakukan pekerjaan.
c. Memilih mandor yang berintegritas dan dapat memberikan semangat bagi para pekerja agar lebih serius untuk bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan.
d. Dalam proses pengangkutan dan penyimpanan material diharapkan adanya pengawasan terhadap para pekerja untuk mengurangi resiko rusaknya material.
2. Faktor Pengukuran (Measure)
a. Sebelum pendatangan material konstruksi perlu adanya pengecekan dan perhitungan ulang.
b. Pekerja harus lebih teliti dalam proses pengukuran.
3. Faktor Manajemen (Management)
a. Saat pekerja melakukan pekerjaannya, diharapkan adanya pengawasan secara berkara untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.
b. Untuk menghindari penumpukan material,yang dapat dilakukan yaitu memastikan penjadwalan kedatangan material sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
c. Perlu adanya koordinasi serta pengawasan terhadap pembelian dan penyimpanan material untuk menghindari resiko rusaknya material.
d. Sistem perencanaan penyimpanan material yang baik akan sangat berpengaruh terhadap peminimalisiran waste material, sehingga perlu adanya pembuatan program penyimpanan material yang baik.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis waste material konstruksi pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik:
1. Pada analisis waste material ini pengontrolan dilakukan pada jenis direct waste (limbah langsung) dan inderect waste (limbah tidak langsung). Berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram Pareto, waste material konstruksi dominan pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara adalah bata ringan, kusen aluminium profil warna 4”, keramik homogenious 60 x 60 cm unpolised, keramik tile 60 x 60 cm polised, plesteran (MU 200) dan pasir urug.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya waste material pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara berdasarkan fault tree analysis adalah :
1) Faktor Manusia (Man)
a. Kurang hati-hati dalam menangani material b. Mengabaikan instruksi
c. Kesalahan pada pemotongan material d. Kurangnya skill tenaga kerja
e. Kurangnya pengalaman f. Kurangnya pelatihan g. Tidak serius dalam bekerja 2) Faktor Pengukuran (Measure)
a. Pengukuran di lapangan tidak tepat b. Pekerja kurang teliti
10 3) Faktor Manajemen (Management)
a. Pemesanan material yang diharuskan dalam jumlah yang besar b. Kesalahan prosedur penyimpanan material
c. Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan d. Tempat penyimpanan material kurang baik
3. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan waste masterial konstruksi dominan pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Universitas Sumatera Utara adalah :
1) Faktor Manusia (Man)
a. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi diharapkan untuk
melaksanakan pengarahan kepada para pekerja agar tidak ada kesalahan dalam komunikasi antar pengawas dan pekerja.
b. Tenaga kerja diharapkan memiliki keterampilan dan pengalaman kerja dalam melakukan pekerjaan.
c. Memilih mandor yang berintegritas dan dapat memberikan semangat bagi para pekerja agar lebih serius untuk bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan.
d. Dalam proses pengangkutan dan penyimpanan material diharapkan adanya pengawasan terhadap para pekerja untuk mengurangi resiko rusaknya material.
2) Faktor Pengukuran (Measure)
a. Sebelum pendatangan material konstruksi perlu adanya pengecekan dan perhitungan ulang.
b. Pekerja harus lebih teliti dalam proses pengukuran.
3) Faktor Manajemen (Management)
a. Saat pekerja melakukan pekerjaannya, diharapkan adanya pengawasan secara berkara untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.
b. Untuk menghindari penumpukan material,yang dapat dilakukan yaitu memastikan penjadwalan kedatangan material sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
c. Perlu adanya koordinasi serta pengawasan terhadap pembelian dan penyimpanan material untuk menghindari resiko rusaknya material.
d. Sistem perencanaan penyimpanan material yang baik akan sangat berpengaruh terhadap peminimalisiran waste material, sehingga perlu adanya pembuatan program penyimpanan material yang baik.
6. SARAN
1. Waste material pada proyek konstruksi pada dasarnya tidak dapat dihindari, oleh sebab itu perlu membangun komunikasi serta koordinasi yang baik antara owner, perencana, dan orang-orang yang terlibat dalam proyek.
2. Agar dapat meminimalkan waste material pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara diperlukan tenaga kerja yang terampil dan memiliki pengalaman, melakukan pengecekan ulang sebelum material datang, serta pembuatan program penyimpanan material yang baik.