Manajemen Laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode Kajian Komprehensif Tanggal: 6 Oktober 2010 Judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode.
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORITIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep Agency Theory menurut Anthony dan Govindrajan (1995) dalam Widyaningdyah (2001) adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Teori keagenan menurut Watts dan Zimmermen (1986) dalam Handayani (2009) berasumsi bahwa setiap individu hanya termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen.
Asimetri Informasi (Asimetry Information)
Fakta-fakta yang dapat mempengaruhi keputusan pemegang saham tidak dikomunikasikan kepada pemegang saham. Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak hanya dilakukan oleh pemegang saham atau pemberi pinjaman, sehingga dapat saja manajer melakukan tindakan di luar sepengetahuan pemegang saham, sehingga melanggar kontrak dan nyatanya secara etis atau normatif tidak dapat dilakukan.
Manajemen Laba
- Pengertian Manajemen Laba
- Positive Accounting Theory (PAT)
- Teknik Manajemen Laba
- Persfektif Manajemen Laba
- Pola dalam Manajemen Laba
- Pendekatan dalam Mendeteksi Manajemen Laba 19
Manajemen laba adalah tindakan seorang manajer untuk meningkatkan (menurunkan) laba yang dilaporkan saat ini dari unit yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut, tanpa menyebabkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori akuntansi positif (PAT) dan teori agensi (Halim, Meiden, & Thobing, 2005). Berdasarkan motif efisien, manajer melakukan manajemen laba dengan tujuan mengurangi informasi asimetris antara prinsipal dan agen.
Perspektif oportunistik merupakan pandangan yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer untuk menipu investor. Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi praktik manajemen laba menggunakan komponen akrual secara keseluruhan dalam laporan keuangan perusahaan. Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi praktik manajemen laba menggunakan komponen akrual yang bersifat diskontinyu dalam pendistribusian laba.
Salah satu hal yang dapat mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba menurut Scott (2006) dalam Helmanza (2008) adalah keinginan untuk meminimalkan risiko politik. Dengan kata lain, semakin besar perusahaan maka semakin rentan terhadap biaya politik dan semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan manajemen laba.
Penelitian Terdahulu
Halim, Meiden dan Tobing (2005) meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan manufaktur dan hasilnya menunjukkan bahwa asimetri informasi, kinerja saat ini, kinerja masa depan, leverage dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Sesuai dengan penelitian Juniarti dan Corolina (2005), penelitian Fransiska (2007) juga menunjukkan hasil yang sama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan dan leverage mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba. Dalam penelitian Handayani (2009) ditemukan bahwa ukuran perusahaan dan leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian Halmanza (2008) menunjukkan bukti bahwa faktor ukuran perusahaan dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan faktor leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Masodah (2007) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efek laba (bagian dari manajemen laba) hasilnya membuktikan bahwa leverage dan ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Menunjukkan bahwa asimetri informasi, kinerja saat ini, kinerja masa depan, leverage dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan sektor industri perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Leverage dan ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan.
Kerangka Pemikiran
Model yang digunakan untuk melacak praktik manajemen laba pada penelitian ini menggunakan model Modified Jones. Nilai DACC yang positif menunjukkan praktik manajemen laba terjadi dengan pola peningkatan laba, sedangkan nilai DACC negatif menunjukkan praktik manajemen laba terjadi dengan pola peningkatan laba. Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas sebagai faktor yang mempengaruhi manajemen dalam melakukan manajemen laba.
Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi diduga melakukan manajemen laba karena terancam gagal bayar, yaitu kegagalan memenuhi kewajiban pembayaran utang tepat waktu. Semakin dekat perusahaan untuk melanggar perjanjian, maka manajemen akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode saat ini, hal ini sesuai dengan hipotesis perjanjian utang. Oleh karena itu, leverage dapat dijadikan proksi untuk menjelaskan motivasi debt covenant dalam mendorong manajemen melakukan praktik manajemen laba.
Variabel profitabilitas merupakan perkiraan rasio return on assets, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, profitabilitas dapat dijadikan proksi untuk menjelaskan motivasi kompensasi bonus eksekutif dalam mendorong manajemen menerapkan praktik manajemen laba.
Hipotesis
H04: Ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas secara simultan atau bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba Ha4: Ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas secara simultan atau bersama-sama.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
- Data yang Dihimpun
- Metode Pemilihan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kesesuaian sifat-sifat sampel dalam kerangka kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Perusahaan yang berasal dari kelompok perusahaan industri makanan dan minuman yang go public atau tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2009. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai besarnya variabel yang diteliti (Sekaran, 2006).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari berbagai literatur berupa buku teks, jurnal dan artikel yang membahas tentang manajemen laba.
Teknik Pengolahan Data
- Model Penelitian
- Operasionalisasi Variabel
Total akrual (TACC) adalah selisih antara laba bersih sebelum pos luar biasa dan arus kas dari operasi. Ukuran manajemen laba dalam penelitian ini adalah akrual diskresioner karena akrual diskresioner berkaitan dengan intensitas manajemen dan merupakan komponen yang sering digunakan dalam penerapan manajemen laba. Pada persamaan di atas, komponen akrual diskresioner adalah perubahan pendapatan (REVit), perubahan piutang perusahaan (RECit) dan aset tetap yang dimiliki perusahaan.
Total akrual merupakan penjumlahan dari non-discretionary accruals (NDACC) dan discretionary accruals (DACC), sehingga nilai discretionary accruals dapat diperoleh dengan menggunakan rumus, Besar kecilnya suatu perusahaan diperkirakan berdasarkan nilai aset yang dimilikinya, karena total aset merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang mempunyai nilai ekonomis yang berguna di masa yang akan datang. Total aset dipilih mengingat nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan.
Dalam penelitian ini leverage diartikan sebagai utang terhadap total aset yang merupakan hasil pembagian total utang pada tahun t dengan total aset pada tahun t. Profitabilitas yang menjadi ukuran variabel ini adalah rasio return on assets (ROA) yang merupakan hasil pembagian laba bersih setelah pajak pada tahun t dengan total aset pada tahun t.
Metode Analisis Data
- Uji Normalitas Residual (Residual Normality)
- Uji Asumsi Klasik
- Koefisien Determinasi
- Teknik Pengujian Hipotesis
Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masodah (2007), Juniarti dan Corolina (2005) dan Fransiska (2007) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba. Perusahaan makanan dan minuman tidak melakukan praktik manajemen laba dengan pola return yang semakin berkurang.
Ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan financial leverage dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman.
Ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan BEI Subsektor Makanan dan Minuman.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau gambaran suatu data dilihat dari mean, standar deviasi, minimum dan maksimum. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat jumlah sampel yang diteliti adalah 55 sampel.Pada statistik deskriptif dapat dilihat rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum dari masing-masing variabel. Statistik deskriptif ukuran manajemen laba yang didekati dengan discresionary accruals (DACC) memiliki nilai mean sebesar 0,03478.
Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat manajemen laba, sedangkan angka positif menunjukkan rata-rata selama tahun 2005-2009 perusahaan makanan dan minuman cenderung melakukan manajemen laba dengan pola maksimalisasi laba. Sedangkan nilai standar deviasinya sebesar 8.59552E+12, hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Rata-rata tingkat hutang terhadap aset perusahaan sebesar 0,48941 yang menunjukkan bahwa penggunaan aset untuk membayar hutang pada perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2005-2009 berada pada tingkat yang moderat.
Statistik deskriptif menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki nilai minimum dan maksimum sebesar -0.14106 dan 0.96943 dengan nilai rata-rata sebesar 0.06857. Sedangkan nilai standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0,14263 yang berarti perbedaan ukuran perusahaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain relatif kecil.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pengujian Normalitas Residual
- Uji Asumsi Klasik
- Koefisien Determinasi
- Pengujian Hipotesis
Ho1 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uji individual dapat diketahui bahwa faktor ukuran perusahaan sendiri tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,096 > 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman.
Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Defond (1993), Halim, Meiden dan Tobing (2005), Moses (1997), Helmanza (2008) dan Handayani (2009) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen. praktek.keuntungan. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat nilai signifikansi variabel financial leverage sebesar 0,003 > 0,05 Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman. Berdasarkan tabel 4.9 terlihat nilai karakteristik pada variabel profitabilitas sebesar 0,004 > 0,05, hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan minuman.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Halmanza (2008) dan Masodha (2007) yang berpendapat bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Hasil Regresi Linear Bergabda
Analisis Hasil Penelitian
Koefisien positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan manajemen laba. Hal ini sesuai dengan hipotesis perjanjian hutang yang menyatakan bahwa manajer termotivasi untuk melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Halim, Meiden dan Tobing (2005), Astuti (2006), Masodah (2007), Widyaningdyah (2001), Tarjo (2005) dan Handayani (2009) yang menyatakan bahwa leverage mempunyai pengaruh positif. berpengaruh terhadap manajemen laba.
Pola praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan makanan dan minuman diperkirakan bersifat perataan laba karena manajemen perusahaan makanan dan minuman harus menahan fluktuasi perubahan laba. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage yang dapat dijadikan proksi untuk menjelaskan motivasi menghindari pelanggaran perjanjian dengan mendorong manajemen melakukan praktik manajemen laba terbukti meningkatkan praktik manajemen laba pada industri makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang dapat dijadikan proksi untuk menjelaskan motivasi pemberian kompensasi bonus eksekutif untuk mendorong manajemen melakukan praktik manajemen laba terbukti meningkatkan praktik manajemen laba pada industri makanan dan minuman.
Penelitian ini gagal membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan yang tercermin dari total aset dan manajemen laba. Pengaruh manajemen laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang termasuk dalam indeks LQ – 45.
Implikasi Manajerial
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran