• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Model Kepemimpinan Jalur Tujuan (Path Goals) Kajian Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan

N/A
N/A
silvester deu

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Model Kepemimpinan Jalur Tujuan (Path Goals) Kajian Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Analisis Model Kepemimpinan Jalur Tujuan (Path Goals) Kajian Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan

Sarta1*, Anis Zohriah2, Anis Fauzi3

1,2,3

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Jl. Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang,

Banten 42118 sarta.skomi99@gmail.com

Abstract

This study aims to analyze the path goal leadership style in educational institutions. Path Goal Theory is a leadership theory that explains how the behavior of leaders will influence how employees perceive the path between their efforts and goals. Like other situational theories, path goal theory also says that leaders will be successful if they are able to adapt their behavior to the situations they face. For example, directive leadership will be suitable if employees lack experience and knowledge about work, and if work is unstructured and complex. The idea of this theory is that motivation plays an important role in how supervisors and subordinates interact and, based on that interaction, success can be achieved. Path-goal theory presents two basic propositions. First, one of the strategic functions of the leader is to improve the psychological state of subordinates which results in motivation to perform or satisfaction with work. In other words, leaders need to become aware of the necessary steps to in turn increase the intrinsic motivation of subordinates. Second, it asserts that certain situational leader behaviors will achieve a motivational function. Path-goal theory recognizes four leadership behaviors to increase subordinate motivation. The four path-goal leadership styles that serve to provide structure and reward to subordinates are directive, supportive, participative, and achievement-oriented.

Keywords: Model, Leadership, Path goals

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan jalur tujuan (path goal) pada lembaga pendidikan. Path Goal Theory merupakan teori kepemimpinan yang menjelaskan bagaimana perilaku pemimpin yang akan mempengaruhi bagaimana persepsi karyawan tentang harapan (path) antara usaha yang mereka lakukan dengan tujuan (goal). Seperti teori situasional yang lain, path goal theory juga mengatakan bahwa pemimpin akan sukses jika mereka mampu menyesuaikan perilaku mereka dengan situasi yang mereka hadapi.

Misalnya kepemimpinan directive akan cocok jika karyawan kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang pekerjaan, serta jika pekerjaan tidak terstruktur dan kompleks. Gagasan dari teori ini adalah bahwa motivasi memainkan peran penting bagaimana supervisor dan bawahan berinteraksi dan, berdasarkan interaksi tersebut, kesuksesesan dapat dicapai. Teori jalan-tujuan menyajikan dua proposisi dasar. Pertama, salah satu fungsi strategis pemimpin adalah untuk meningkatkan keadaan psikologis bawahan yang menghasilkan motivasi untuk melakukan atau kepuasan dengan pekerjaan. Dengan kata lain, pemimpin perlu menjadi menyadari langkah-langkah yang diperlukan untuk pada gilirannya akan meningkatkan motivasi intrinsik bawahan. Kedua, menegaskan bahwa perilaku pemimpin situasional tertentu akan mencapai fungsi motivasi. Teori jalur tujuan mengakui empat kepemimpinan perilaku untuk meningkatkan motivasi bawahan.Empat gaya kepemimpinan jalur-tujuan yang berfungsi untuk memberikan struktur dan penghargaan kepada bawahan adalah direktif, suportif, partisipatif, dan berorientasi pada prestasi.

Kata Kunci: Model, Kepemimpinan, Jalur Tujuan

Copyright (c) 2023 Sarta, Anis Zohriah, Anis Fauzi Corresponding author: Sarta

Email Address: sarta.skomi99@gmail.com (Jl. Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118)

Received 23 May 2023, Accepted 30 May 2023, Published 8 Juny 2023

PENDAHULUAN

Tercapainya keberhasilan masa kini dan pada masa yang akan datang dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pemimpin. Dalam konteks perjalanan dan eksistensi organisasi, pemimpin bisa diibaratkan sebagai pemegang kemudi yang menentukan arah

(2)

dan tujuan organisasi sekaligus eksistensinya pada masa yang akan datang. Kepemimpinan (leadership) merupakan inti dari manajemen, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat dalam organisasi. Sebab kepemimpinan yang sukses menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula.

Melihat dari pendapat Robbins dan Judge (2015) kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atas tujuan yang ditetapkan. Dalam aktivitas memengaruhi, seorang pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat, dan karakteristik tertentu, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan moral kelompok.Sedangkan kepemimpinan menurut KBBI berasal dari kata pimpin yang artinya mengarahkan, membina atau 6 mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.

Sedangkan terry (2014) kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dalam hal ini tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Faktor gaya kepemimpinan memainkan peranan yang sangat penting dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan kinerja (Melisa, 2014). Sehingga, dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi, pengaruh pemimpin terhadap anggota sangat dibutuhkan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja anggotanya (Suparmi, 2016).

Pada mulanya perkembangan awal teori path goal menyebutkan empat gaya perilaku spesifik dari seorang pemimpin meliputi direktif, suportif, partisipatif, dan berorientasi pencapaian dan tiga sikap bawahan meliputi kepuasan kerja, penerimaan terhadap pimpinan, dan harapan mengenai hubungan antara usaha – kinerja - imbalan. Model kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.

METODE

Artikel ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Dalam studi pustaka, penulis melakukan kegiatan pengumpulan literatur–literatur yang berkaitan dengan analisis model kepemimpinan jalur tujuan (path goals ) pada lembaga pendidikan pada kajian mata kuliah kepemimpinan dalam pendidikan kemudian dilakukan penelaahan kembali terhadap literatur–literatur tersebut secara mendalam sehingga bisa menghasilkan inti pembahasan dan hasil kesimpulan.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan Teori Path Goal adalah sebuah model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen penelitian Ohio State University tentang kepemimpinan pada initiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.

Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah serta dukungan yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif akan memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins dan Judge, 2015).

Dibawah ini merupakan model path goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar.

1. Fungsi pertama, adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan didalam menyelesaikan tugasnya.

2. Fungsi kedua, adalah meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya dengan memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.

Seperti yang diungkapkan House dan Mitchell (1974) dalam Gibson (2017) teori jalur path goal ini merumuskan perhatian pada cara pemimpin memengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri dan jalan mencapai tujuan. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2015) hakikat teori ini adalah bahwa tugas pemimpin untuk membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan dan untuk memberikan pengarahan mana yang perlu membutuhkan dukungan guna mencapai tujuan organisasi. Teori ini menyarankan bahwa tugas dari pemimpin adalah untuk menyediakan informasi, dukungan atau sumber daya lainnya bagi para pengikutnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Teori jalur tujuan (path goal) memasukkan empat tipe atau gaya utama kepemimpinan yaitu: kepemimpinan pengarah, kepemimpinan suportif, kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

Lebih lanjut mengenai teori path goal tersebut, House dan Mitchell dalam Yukl (2015) menjelaskan karakteristik gaya kepemimpinan ini sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership) Memberitahukan kepada bawahan tentang apa yang diharapkan dari mereka dalam menentukan tugas-tugas mereka, memberikan bimbingan tertentu kepada mereka tentang apa dan bagaimana seharusnya tugas itu dikerjakan, menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan.

2. Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership) Pemimpin dengan sikap ramah, dapat ditemui, membuat pekerjaan menjadi menyenangkan bagi bawahan, dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan serta kesejahteraan bawahan.

(4)

3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership) Berkonsultasi dengan para bawahan dan mempertimbangkan opini serta usulan mereka. Pemimpin menggunakan saran dari bawahan sebelum mengambil keputusan.

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented Leadership) Menetapkan serangkaian sasaran yang menantang dengan harapan bawahan mampu menjalankan tugas- tugas mereka dengan kemampuan yang tinggi dan hasil yang baik. Pemimpin menunjukkan tingkat keyakinan tinggi, bahwa bawahan mampu membentuk dan mencapai tujuan yang menantang.

Dengan menggunakan salah satu dari empat gaya diatas, dan dengan memperhitungkan faktor seperti yang diuraikan tersebut, seorang pemimpin harus berusaha untuk memengaruhi persepsi para karyawan atau bawahannya dan mampu memberikan motivasi kepada mereka, dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif.

Terdapat dua faktor situasional yang diidentifikasikan kedalam model teori path goal yaitu : personal characteristic of subordinate and environmental pressures and demand (Gibson, 2017).

1. Karakteristik Bawahan (Personal Characteristic of Subordinate) pada faktor situasional ini, teori path goal memberikan penilaian bahwa perilaku pemimpin akan bisa diterima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut bisa memberikan kepuasan atau sebagai suatu instrumen bagi kepuasan-kepuasan masa depan. Karakteristik bawahan mencakup beberapa hal, yakni:

a) Letak Kendali (Locus of Control)

Hal ini berkaitan dengan keyakinan individu berkaitan dengan penentuan hasil. Individu yang mempunyai letak kendali internal meyakini bahwa hasil (reward) yang mereka peroleh didasarkan pada usaha yang mereka lakukan sendiri. Sedangkan mereka yang cenderung letak kendali eksternal meyakini bahwa hasil yang mereka peroleh dikendalikan oleh kekuatan diluar kontrol pribadi mereka. Orang yang internal cenderung lebih menyukai gaya kepemimpinan yang partisipatif, sedangkan eksternal umumnya lebih menyenangi gaya kepemimpinan pengarah.

b) Kesediaan Menerima Pengaruh (Authoritarianism)

Kesediaan seseorang untuk menerima pengaruh dari orang lain, yang dalam hal ini dirasakan oleh bawahan kepada pemimpinnya. Bawahan dengan tingkat authoritarianism tinggi cenderung merespon gaya kepemimpinan yang direktif, sedangkan bawahan dengan tingkat authoritarianism rendah cenderung memilih gaya kepemimpinan partisipatif.

c) Kemampuan (Abilities)

Kemampuan dan pengalaman bawahan akan memengaruhi keberhasilan mereka dalam

(5)

bekerja bersama pemimpin yang berorientasi prestasi (achievement oriented). Pemimpin yang berorientasi prestasi berarti telah menentukan tantangan sasaran yang hendak dicapai dan mengharapkan prestasi yang tinggi dari bawahannya, atau pemimpin yang suportif dimana lebih suka memberi dorongan dan mengarahkan mereka. Bawahan yang mempunyai kemampuan yang tinggi cenderung memilih gaya kepemimpinan achievement oriented, sebaliknya bawahan yang mempunyai kemampuan rendah cenderung memilih pemimpin yang suportif.

2. Karakteristik Lingkungan (Environmental Pressures and Demand) pada faktor situasional ini, teori path goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan menjadi faktor motivasi terhadap para bawahan, jika:

a) Perilaku tersebut akan memuaskan kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.

b) Perilaku tersebut merupakan komplimen dari lingkungan para bawahan yang dapat berupa pemberian latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk mengidentifikasikan pelaksanaan kerja.

c) Struktur tugas Struktur kerja yang tinggi akan mengurangi kebutuhan kepemimpinan yang pengarah.

3. Wewenang formal

Kepemimpinan yang pengarah akan lebih berhasil dibandingkan dengan partisipatif bagi organisasi dengan struktur wewenang formal yang tinggi.

4. Kelompok Kerja

Kelompok kerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi kurang membutuhkan kepemimpinan suportif.

KESIMPULAN

Path-goal theory adalah pendekatan kontingensi untuk kepemimpinan di mana tanggung jawab pemimpin adalah untuk meningkatkan motivasi bawahan dengan mengklarifikasi perilaku yang diperlukan untuk penyelesaian tugas dan penghargaan. Kepemimpinan ini sangat cocok digunakan pada lembaga pendidikan dan pengaruhnya sangatlah kuat. Teori yang dikembangkan oleh Robert J.House ini digunakan untuk melihat keefektifan pemimpin dalam situasi yang berbeda. Teori ini sering dianggap sebagai path-goal karena terfokus seperti apa pemimpin mempengaruhi persepsi dari pengikutnya dan banyak yang berpendapat menggunakan model ini pemimpin menjadi lebih efektif karena efek positif yang diberikan oleh pemimpin yaitu seperti motivasi kepada followers untuk meningkatkan kinerja serta kepuasan kerja pada orang-orang dalam lembaga pendidikan.

(6)

REFERENSI

Amalia, Puty Reta. 2022. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Path-Goal dan Intensi Turnover pada PT Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta. Skripsi: Universita Indonesia, Depok.

Felix Anthony dan Marcus Remiasa (2019). ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PT FUTUREFOOD WAHANA INDUSTRI. Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya AGORA: Volume 7.

No : 1

Vandayani, P. (2015). The impact of national culture on effectiveness of situational leadership HerseyBlanchard, International Journal of Scientific & Technology Research, 4(7), 78±82.

Retrieved from http://www.ijstr.org/final-print/july 2015/TheImpact-Of-National-Culture-On- Effectiveness-OfSituational-Lead ership-Hersey-Blanchard.pdf

Azizah, Siti, Nur ( 2021) Gaya Kepemimpinan Path Goal Theory Dan Produktivitas Pamong Desa.

Jurnal E-Bis (Ekonomi-Bisnis) Vol.5 No.1 (2021) pp. 100-114.

Robbins, S., dan Judge, T. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Alves,J.C.,Lovelace,K.,Manz,C.,Matsypura,D.,Toyasaki,F.& K . Ke. (2018).Across- cultural perspective of self-leadership.Journal of ManagerialPsychology,21,338-59.

Asamani, James Avoka, Florence Naab, Addelaide M. A. Ofei, dan Addo, Rebecca. (2016). “Do Leadership Style Influence Productivity?” British Journal of Healthcare Management, Vol. 22, No. 2

Dickson,M.W.,DenHartog,D.N.and Mitchelson, J. K. (2020).Research on leadership in a cross- cultural context: making progress,andraising new questions, Leadership Quarterly,14,729-68.

Mahyuddin K. M. Nasution, “Penelahaan Liiteratur”, Jurnal Teknik Penulisan Karya Ilmiah, Vol. 3 (2017): 3

Firdaus, D., Khairunnisa, K., Zohriah, A., & Fauzi, A. (2023). Analisis Model Kepemimpinan Kharismatik dan Visioner di Pondok Pesantren. Journal on Education, 5(4), 15038-15049.

https://doi.org/10.31004/joe.v5i4.2588

Dasgupta, P. R. (2018). Volatility of Workload on Employee Performance and Significanceof Motivation: IT Sector. Science Journal of Business and Management, 1(1), 1–7

Hofstede, G. (2015). Culture’s Consequences : International Differences in Work Related Values,Sage, BeverlyHills,CA.

Hofstede,G. (2016). Intercultural Co-operationin Organization. Management Decision, 20(5), 53-67 Hofstede,G. (2017).Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and

Organizations Across Nations, 2 ndedition,Sage Publications,Thousand Oaks,CA.

Hofstede,G.dan Hofstede, G.J. (2005). Culturesand Organizations: Software of the Mind, Mc GrawHill, NewYork, NY.

House, R.J. (2017). A path-goal theory of leader effectiveness. Administrative Science Quarterly,16,321-328.

(7)

House, R. J. (2016). Path-Goal theory of leadership: Lessons, legacy and aReformulated

Gill,R. (2019).Cross-cultural Comparisonof the Leadership Styles and Behavio rof Managers intheUK,USAandSoutheastAsia.AsianAcademyofManagement,3,.21-34.

Jaroslav, Belas. (2019).The Leadership Styleand the Productiveness of Employees in the Banking Sectorin Slovakia. Journal of Competitiveness Vol. 5, Issue 1 pp. 39-52 Northouse, P.G. 2022.

Leadership: Theory and practice. 6 th ed. Sage, London

Seodarmayanti.2020. Tata Cara Kerja dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengutipan referensi pada naskah Diketik di dalam kurung:  nama akhir penulis dan tahun penulisan, untuk satu orang pengarang contoh: "…dalam bentuk deret Taylor, 1990." atau