• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN CERITA RAKYAT SUMATERA BARAT ASAL USUL DANAU MANIJAU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN CERITA RAKYAT SUMATERA BARAT ASAL USUL DANAU MANIJAU"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

LANDASAN TEORETIS

Kajian Teoritis

  • Sejarah Asal Usul Danau Manijau
  • Pengertian Cerita Rakyat
  • Cerita Rakyat Asal Usul Dananu Maninjau
  • Nilai-nilai Pendidikan pada Cerita Rakyat

Kerangka Berpikir

Buku cerita rakyat merupakan salah satu karya sastra yang banyak memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai pendidikan dalam cerita dan alurnya.Nilai-nilai dalam karya sastra tersebut antara lain nilai pendidikan, nilai moral, nilai budaya atau tradisi, nilai sejarah, nilai dan nilai sosial. Karya sastra yang diciptakan pengarang tidak hanya untuk keindahan, tetapi juga mengungkapkan nilai, pemikiran, kesan emosi terhadap sesuatu yang baik.

Penelitian Relevan

2022, yang mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam teks cerita rakyat Sipirok sebagai hal yang esensial dalam pendidikan pembaca. 2020, yang memiliki tujuan penelitian untuk menemukan dan mendeskripsikan penerimaan masyarakat Maninjau terhadap legenda asal usul Danau Maninjau. Penelitian Sujiono, 2019 yang bertujuan untuk mengetahui analisis nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat Raden Wijaya di Kabupaten Trowulan.

2018, yang bertujuan untuk mengetahui analisis nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Kalimantan Barat. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan acuan untuk menemukan nilai-nilai edukatif dalam cerita rakyat tentang asal usul Danau Maninjau.

Metode Penelitian

  • Latar Penelitian
  • Data dan Sumber Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Defenisi Operasional Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknis Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra, karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat Sumatera Barat asal usul Danau Maninjausøen. Variabel merupakan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan dari cerita rakyat asal usul Danan Maninjau. Nilai pedagogis merupakan proses yang digambarkan dalam sebuah cerita yang berkaitan dengan nilai cerita Identitas Asal Usul Danau Maninjau, nilai pendidikan, nilai moral, nilai religi, nilai sosial dan nilai budaya.

Hasil analisis data difokuskan pada bentuk nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat asal Maninjausøen. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan menjadi fokus penelitian dalam buku cerita rakyat ini (1). Kalimat dengan nilai pendidikan pada bab ini terdapat pada halaman 21, dengan kalimat “Maaf Giran, Da.

Ayat tentang nilai pendidikan dalam bab ini terdapat pada halaman 34, dengan ayat “Namun ibu mereka pernah berpesan kepada Bujang Sembilan supaya sentiasa harmoni, aman dan menjaga Siti Rasani. Nilai budaya yang terkandung dalam buku cerita rakyat asal usul Tasik Maninjau terdapat dalam Bab 5 Halaman 31 dengan ayat “Maaf, Nak. Petikan di atas menggambarkan nilai pendidikan yang dilakukan oleh Kukuban yang berjanji kepada ibunya untuk menjaga adik-adiknya.

Kalimat di atas menggambarkan nilai didikan yang diberikan Bujang dan saudara-saudaranya dalam menjadikan nasehat ibunya sebagai tolak ukur keputusan mereka. Kalimat di atas menggambarkan nilai pendidikan yang diberikan Kukuban, yang berani menganggap adiknya diperlakukan tidak semestinya oleh Giran. Berdasarkan hasil analisis cerita rakyat asal usul Danau Maninjau terdapat nilai pendidikan yang meliputi nilai pendidikan, nilai religi, nilai moral, nilai sosial dan nilai budaya.

Nilai pendidikan dari segi nilai religi lebih banyak ditemukan dalam sejarah asal usul Maninjausøen. Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ditemukan nilai-nilai pendidikan dalam sejarah asal usul Danau Maninjau antara lain nilai pendidikan, nilai religi, nilai moral, nilai nilai sosial dan nilai budaya. Nilai pendidikan dari segi nilai religi lebih banyak terdapat pada sejarah asal usul Danau Maninjau, sekitar 40%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Deskripsi Data

Data yang diperoleh berupa hasil kajian nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat yang diambil dari kutipan dalam teks berupa deskripsi naratif atau dialog dalam cerita rakyat. Buku cerita yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini berjudul Cerita Rakyat dari Sumatera Barat “Asal Usul Danau Maninjau” yang ditulis oleh Agus Sri Danardana pada tahun 2016 dan diterbitkan di Jakarta oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang diedit oleh Sulastri dan Isolator ditulis oleh Gian Sugianto dengan nomor ISBN. Buku folkloric Origin of Lake Maninxhaut adalah sebuah karya sastra yang tidak hanya sekedar untaian kata, tetapi berbicara tentang kehidupan, baik dalam kenyataan maupun hanya dalam gagasan atau cita-cita manusia.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Amri dan Dian yang mengatakan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam teks cerita rakyat meliputi. Nilai pendidikan yaitu berupa nilai pendidikan untuk memaafkan, taat kepada orang tua, tidak bisa menepati janji, dan Mencari kesenangan semu kerja keras, dan setiap orang memiliki kelemahan.

Nilai keibubapaan, yaitu bentuk nilai keibubapaan untuk memaafkan, mentaati orang tua, tidak dapat menepati janji dan mencari kesenangan semu, (2). Ayat nilai sosial yang terdapat dalam bab ini terdapat pada halaman 33, dengan ayat “Datuk Limbatang menerima keputusan yang dibuat dalam perundingan. Kalimat yang mengandungi nilai-nilai agama dalam bab ini terdapat pada halaman 5 dengan frasa “ Kami akan mencintai Siti Rasani sepenuh hati".

Kalimat yang mengandung nilai religi pada bab ini terdapat pada halaman 20 dengan kalimat “Halo, Giran. Kalimat yang mengandung nilai religi pada bab ini ada pada halaman 28 dengan kalimat “Maaf Bujang Sembilan, tujuan kami datang kesini adalah untuk pererat tali silaturahmi kita,” kata Datuk Limbatang. Ada juga kalimat di halaman 32 yang mengandung nilai-nilai agama dengan kalimat “Terserah kamu kalau masih mau membela anak sendiri.

Ayat yang mempunyai nilai keagamaan itu juga terdapat pada muka surat 40 dengan ayat “Perbuatan Siti Rasan dan Giran, selain mengaibkan, juga boleh membawa malang kepada seluruh kampung. Walaupun Datuk Limbatang selaku ibu dan datuk suku itu telah cuba memperbetulkan salah faham, masyarakat tetap menganggap Giran dan Siti Rasani bersalah." Hal ini dapat dilihat pada Jadual 4.2, nilai-nilai keagamaan sering disebut dalam cerita rakyat asal usul Tasik Maninjau.:.

Pembahasan

Kalimat di atas menggambarkan nilai moral dengan indikator tidak serakah terhadap benda/harta/makanan. Berdasarkan kesimpulan kalimat di atas, Anda tidak boleh rakus karena dia menyarankan Galapuang untuk makan secukupnya. Berdasarkan kesimpulan kalimat di atas menggambarkan nilai-nilai agama dengan indikasi kesabaran karena Kukuban dengan angkuh menantang Giran untuk berkelahi dengannya karena orang tua Giran masih memberikan pengertian kepada Kukuban.

Berdasarkan kesimpulan kalimat di atas, nilai-nilai sosial tentang apa yang baik dan benar merupakan gambaran tentang apa yang diinginkan, mempengaruhi perilaku. Kutipan kalimat di atas menggambarkan nilai budaya yang dilakukan oleh Giran dengan meminta maaf kepada Uda, atas kesalahan yang salah. Dan kalimat ini tertanam dalam nilai budaya dengan indikator nilai untuk meminta maaf ketika bersalah.

Kutipan kalimat di atas menggambarkan nilai budaya yang dilakukan oleh Datuk Lintang dengan meminta maaf kepada Kukudan karena merasa tidak membela siapapun dan tetap membela keadilan. Cerita rakyat tidak hanya menjadi wadah pencelupan pemikiran, namun karya sastra memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat bersentuhan langsung. Analisis Unsur dan Nilai Intrinsik Cerita Rakyat Dara Buak Suku Dayak Mualang Desa Tapang Pulau Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau.

Materi pelatihan penguatan metodologi pembelajaran berbasis nilai-nilai budaya untuk membangun daya saing dan karakter bangsa.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Merendah diri “Maaf Bujang Sembilan, tujuan kami datang adalah untuk mengeratkan hubungan kekeluargaan,” kata Datuk Limbatang. Nilai moral Kepatuhan kepada nasihat Namun, dia harus menghormati keputusan anak saudaranya dan tidak memaksakan kehendaknya kepada mereka.

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Cerita rakyat tersebut terdiri atas lima judul cerita, yaitu Asal-Usul Kuta Malaka ngon Samahani (Asal-Usul Kuta Malaka dan Samahani), Asal-Usul Mon Tujoh (Asal-Usul Sumur

Cerita rakyat berupa legenda yang ada di Nagari Maninjau Kecamatan Tanjung Raya tersebut menceritakan tentang Bujang Sambilan, asal usul Bujang Sambilan

Sedangkan, objek penelitian ini adalah kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur instrinsik cerita rakyat “Asal-Usul Pulau Kembang” siswa kelas V MI Khadijah Banjarmasin

Kesimpulan Dengan memperhatikan penjelasan dari bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan: Bahwa hakim dalam menetapkan perkara asal-usul anak tersebut didasarkan pada pasal

Adapun nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat Oheo dan Onggabo pada masyarakat Tolaki dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam cerita rakyat Oheo

Tema yang terdapat dalam mukashi banashi “Tsuru no Hanashi” pun memiliki kesamaan dengan tema yang dimiliki legenda “Asal-Usul Danau Toba” yaitu, pelanggaran janji yang

Dari nilai-nilai kearifan lokal yang ada dalam cerita tersebut yang telah ditemukan guru dan peneliti nilai kearifan lokal ini memiliki pesan moral, keagamaan serta nilai

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cerita asal-usul marapulai basuntiang merupakan folklor lisan tentang legenda setempat, karena hanya masyarakat Inderapura