Analisis Normatif Peran Pendamping PPH Dalam Meningkatkan Minat Pendaftaran Sertifikat Halal Bagi Program Sehati Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Di Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun” Tesis. TUMBUHNYA MINAT PENDAFTARAN SERTIFIKAT HALAL PROGRAM SEHATI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI DESA PURWOREJO KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN. Analisis Normatif Peran Pendamping PPH dalam Meningkatkan Minat Pendaftaran Sertifikat Halal Program Sehat bagi Pelaku UMKM di Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.
Meningkatnya Minat Pendaftaran Sertifikat Halal Program Sehat bagi Pelaku UMKM di Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Oleh karena itu, penulis berupaya untuk mengkaji peran pendamping PPH dalam peningkatan sertifikasi halal program Sehati bagi pelaku UMKM di Desa Purworejo. Serta untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi Pendampingan PPH dalam meningkatkan sertifikasi halal program Sehati bagi pelaku UMKM di Desa Purworejo.
Bagaimana analisis normatif peran pendamping PPH dalam meningkatkan minat pendaftaran sertifikat halal program Sehati bagi pelaku UMKM di desa Purworejo kecamatan Geger kabupaten Madiun. Bagaimana menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendampingan PPH untuk meningkatkan minat pendaftaran sertifikat halal program Sehati bagi pelaku UMKM di desa Purworejo kecamatan Geger kabupaten Madiun. Untuk mengetahui analisis normatif peran pendamping PPH dalam meningkatkan minat pendaftaran sertifikat halal program Sehati bagi pelaku UMKM di desa Purworejo kecamatan Geger kabupaten Madiun.
Untuk mengetahui analisis normatif faktor-faktor yang mempengaruhi pendampingan PPH dalam meningkatkan minat pendaftaran sertifikat halal program Sehati bagi para pelaku UMKM di Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Hasil dari penelitian ini adalah proses penyembelihan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) Rita Jaya yang terletak di Desa Pijeran Kecamatan Siman menggunakan cara modern yaitu pemingsanan dan diperbolehkan dalam Islam. Namun perbedaannya, pada penelitian ini fokus pada standar sertifikasi halal penyembelihan, sedangkan peneliti fokus pada penerapan sertifikasi halal pada UKM. Hasil dari penelitian ini adalah praktik jual beli Mojiso di Instagram adalah sah karena memenuhi syarat dan rukun jual beli, namun penggunaan kata “Soju Halal” bertentangan dengan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 tentang dengan Standar Fatwa Halal.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis penelitian adalah pada penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah penggunaan merek dengan nama yang dilarang yaitu kata soju, dalam hal ini juga khamar atau minuman keras. Ketiga, makalah penelitian berupa tesis yang ditulis oleh Nabilah pada tahun 2020 berjudul “Pengaruh Label Halal Pada Kemasan Produk Pangan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Di Kota Makassar”. Perbedaan penulis dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah dengan adanya undang-undang JPH dapat memberikan kepastian ketersediaan produk halal dan memberikan rasa aman kepada masyarakat muslim.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis penelitian adalah bahwa dalam penelitian ini beliau mengkaji tentang manfaat dikeluarkannya undang-undang no. Hasil dari penelitian ini adalah keberadaan UU JPH dapat menjadi payung hukum khususnya bagi konsumen muslim.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk mengetahui sejauh mana implementasi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 terkait dengan kewajiban sertifikasi halal bagi pelaku UMKM di Desa Purworejo. Dalam penelitian ini, penulis juga melakukan penelitian langsung di lapangan untuk melihat, mengukur dan menyelidiki keadaan atau kondisi usaha yang dijalankan oleh UMKM untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk penelitian lapangan. Penelitian ini mengarah pada analisis mendalam terhadap tulisan, ucapan atau perilaku individu dan masyarakat dalam situasi tertentu, yang kemudian dilakukan kajian menyeluruh.
Dalam hal ini yang menjadi data primer adalah para pelaku UMKM dan Pendamping PPH di desa Purworejo. Data sekunder merupakan data untuk mendukung permasalahan yang akan diteliti, diperoleh dari berbagai sumber seperti masukan dari NMSM dari perangkat desa dan hasil wawancara dari kepala desa Purworejo sebagai orang yang tidak terlibat langsung dalam penelitian ini. Keberhasilan pendataan sangat tergantung dari pewawancara yaitu dalam hal ini peneliti 18 Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pelaku UMKM dan Pendamping PPH di Desa Purworejo.
Tujuan utamanya adalah untuk melakukan penilaian terhadap situasi yang dihadapi, dengan mengumpulkan dan menganalisis data.19 Dalam penelitian ini digunakan untuk menyelidiki situasi dan kondisi di lapangan sehubungan dengan penerapan undang-undang nomor 33 tahun 2014 tentang penjaminan. untuk produk Halal. Pengujian keabsahan data diperlukan untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian benar-benar mencerminkan realitas fenomena yang diteliti.
Sistematika Pembahasan
Sebelum adanya peraturan wajib sertifikasi halal, diatur dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Produk Halal No. Peraturan tersebut mengatur persyaratan dan tata cara sertifikasi halal bagi usaha mikro dan kecil. 41 Keputusan Menteri Agama no. 20 Tahun 2021 tentang Sertifikasi Halal bagi Usaha Mikro dan Kecil, Pasal 12.
Dilihat dari tabel yang disajikan, masih banyak usaha mikro, kecil dan menengah di desa Purworejo yang produknya belum memiliki sertifikasi halal. Ya, tugas petugas PPH adalah membantu pelaku usaha dan mengawasi hingga keluarnya sertifikat halal. Dan juga pendamping PPH berperan sebagai pendamping BPJPH dalam proses pendampingan sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
Fasilitator PPH dibentuk sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Sertifikasi Halal bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil. Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 20 Tahun 2021 menyebutkan, Pendamping PPH bertugas mendampingi UMKM selama proses sertifikasi halal serta melakukan verifikasi dan validasi. Dalam praktiknya, masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Desa Purworejo yang belum mendaftarkan sertifikasi halal untuk makanan yang diproduksinya.
Sementara itu Ibu Kenti selaku pendamping PPP di desa Purworejo membenarkan bahwa belum ada sosialisasi sertifikasi halal bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Namun, ada juga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di desa Purworejo yang sudah mendapatkan sertifikat halal. Sehubungan dengan dikeluarkannya program tulus tersebut, Kementerian Agama menerbitkan Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2021 tentang Sertifikasi Halal Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil.
Sedangkan untuk UMKM di Desa Purworejo masih banyak yang belum mendaftar sertifikasi halal dan tidak mengetahui keberadaan program Sehati dan pendamping PPH. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa peran fasilitator PPH di Desa Purworejo terkait fasilitasi sertifikasi halal sudah berjalan namun belum optimal. Dan tidak mengatur peraturan bagi pelaku usaha yang belum terdaftar dan mendapat sertifikasi halal.
Kedua, dengan adanya pendamping PPH dapat membantu pelaku UMKM dalam proses sertifikasi halal mulai dari pengajuan hingga penerbitan label halal. Peran fasilitator PPH dalam peningkatan sertifikasi halal program Sehati bagi UMKM di Desa Purworejo belum maksimal. Dalam melakukan pendampingan proses sertifikasi halal oleh Fasilitator PPH di Desa Purworejo, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan.
Fasilitator PPH dapat berperan lebih aktif dalam proses sertifikasi halal bagi pelaku UMKM di Desa Purworejo.
