• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemeliharaan Pada Mesin Pulper Menggunakan Metode Total Productive Maintenance (TPM) Dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Di Kedai Kopi Aceng

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pemeliharaan Pada Mesin Pulper Menggunakan Metode Total Productive Maintenance (TPM) Dengan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Di Kedai Kopi Aceng"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

5191

Analisis Pemeliharaan Mesin Pulper Menggunakan Metode Total Productive Maintenance dengan Pendekatan Overall Equipment

Effectiveness di Kedai Kopi Aceng

Diana Putri Tiara1*, Puteri Salsabila Rosmadenis2, Wahyudin Wahyudin3

1,3Program Studi Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

2Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung Indonesia

*Koresponden email: dianatiara18@gmail.com

Diterima: 18 Desember 2022 Disetujui: 7 Februari 2023

Abstract

Employee performance and machine performance are important factors in an industrial production system, one of which is the coffee industry at the Aceng Coffee shop. Aceng Coffee Shop is an MSME industry engaged in coffee planting and processing. This study aims to determine the effectiveness of the pulper machine in the Aceng Coffee shop based on the availability, performance, and quality values of the machine. This research was conducted using the Total Productive Maintenance (TPM) method with the overall equipment effectiveness (OEE) approach using existing data at the Aceng Garut Coffee production shop. Based on the research obtained, it can be concluded that the value (OEE) obtained from the use of pulper machines at the Aceng Coffee shop is still below 85% with the main factors causing damage, the age of the machine, which is obsolete and unskilled human resources, so it needs periodic maintenance planning, training on machine operator, and make the machine use a standard operating procedure.

Keywords: maintenance, TPM, OEE, coffee, MSME

Abstrak

Kinerja karyawan dan kinerja mesin merupakan salah satu faktor penting yang ada pada sistem produksi suatu industri salah satunya pada industri kopi di kedai Kopi Aceng. Kedai Kopi Aceng merupakan industri UMKM yang bergerak pada bidang penanaman dan pengolahan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektfitas mesin pulper yang ada di kedai Kopi Aceng berdasarkan nilai availability, performance, dan quality pada mesin. Penelitian ini dilakukan dengan metode Total Productive Maintenance (TPM) dengan pendekatan overall equipment effectiveness (OEE) menggunakan data yang ada di kedai produksi Kopi Aceng Garut. Berdasarkan penelitian yang didapat dapat disimpulkan bahwa Nilai (OEE) yang didapat dari penggunaan mesin pulper di kedai Kopi Aceng masih berada dibawah 85%

dengan faktor utama penyebab kerusakan usia mesin yang sudah usang dan SDM yang kurang terampil sehingga perlu perencanaan perawatan secara berkala, pelatihan pada operator mesin, dan membuat sop penggunaan mesin.

Kata Kunci: perawatan, TPM, OEE, kopi, UMKM

1. Pendahuluan

Kinerja karyawan dan kinerja mesin merupakan sistem produksi industry terpenting karena dapat mendukung berjalannya kegiatan industri dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi kejadian yang tidak diinginkan. Lancarnya suatu proses produksi di dalam perusahaan tentunya memiliki keterkaitan yang erat dengan fasilitas mesin yang ada didalamnya, mesin dengan kinerja yang baik dapat membantu sebuah usaha untuk menjalankan proses produksinya dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik agar dapat bersaing dengan kompetitor dalam mendapatkan konsumen terutama di era perkembangan teknologi seperti sekarang [1].

Mengingat betapa pentingnya fungsi sebuah mesin pada suatu industri tentunya membuat perawatan mesin dengan baik perlu dilakukan sebagai upaya untuk memastikan bahwa peralatan atau mesin yang digunakan saat produksi berlangsung berada dalam kondisi optimal sehingga dapat kerusakan tidak terjadi secara tiba-tiba [2]. Pemeliharaan dan perawatan mesin yang baik juga dapat memperpanjang usia aset yang digunakan, mencegah terjadinya kerusakan saat penggunaan, serta menghindari adanya kecelakaan kerja pada pegawai yang menggunakan sarana tersebut, sehingga target yang sudah direncanakan dapat sesuai dengan dengan baik [3]. Agar mesin selalu dalam keadaan kontinu dan dapat berjalan dengan baik saat

(2)

produksi maka diperlukan pemeliharaan untuk perawatan pencegahan (preventif maintenance) dengan cara menjaga serta mencegah timbulnya rusak mesin secara tiba-tiba dengan cara memantau, memeriksa, dan melakukan inspeksi untuk memastikan penyebab fasilitas produksi mengalami kerusakan pada saat digunakan [4] Serta perawatan korektif (corrective maintenance) dimana kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau ketika sudah terjadinya kerusakan pada fasilitas sehingga menyebabkan pekerjaan tidak dapat berjalan dengan baik [5]. Pemeliharaan mesin penting untuk dilakukan oleh setiap usaha yang melibatkan teknologi tersebut dalam produksinya, artinya tidak hanya industri besar saja melainkan pada usaha mikro kecil menengah juga yang diera globalisasi seperti ini sudah banyak menggunakan teknologi mesin dalam produksinya, contohnya saja kedai kopi aceng yang menggunakan mesin pulper dalam mengolah produk kopinya.

Kedai Kopi Aceng merupakan UMKM yang bergelut pada bidang penanaman dan pengolahan kopi jenis Arabika dan Robusta. Dalam pengolahannya proses pasca panen kopi memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas produk kopi yang akan dihasilkan, sehingga penggunaan teknologi pasca panen yang tepat digunakan pada UMKM ini untuk meningkatkan produktivitas dengan menjaga kualitas kopi yang dihasilkan, dan salah satu mesin yang digunakan merupakan mesin pulper yang berfungsi sebagai pemisah kulit buah dengan biji kopi [6]. Di kedai ini mesin pulper merupakan salah satu mesin produksi yang sering digunakan ketika panen raya sedang berlangsung, sehingga tak jarang terjadi beberapa permasalahan pada sistem produksi akibat gangguan pada mesin, salah satunya penurunan efisiensi atau kinerja pada mesin.

Dengan adanya tersebut menandakan bahwa perlu dilakukannya maintenance rutin pada mesin seperti melakukan perbaikan atau penggantian terhadap kerusakan yang terjadi pada spare part mesin serta pengecekan secara berkala untuk memastikan mesin dalam keadaan yang baik sebelum digunakan [7]. Maintenance rutin juga memungkinkan fasilitas yang akan digunakan berada dalam kondisi yang mampu melakukan produksi sesuai dengan apa yang diharapkan [8]. Oleh karena itu, diperlukan metode untuk mengukur kinerja dan keefektifan dari mesin pulper yang selama ini digunakan.

Dalam dunia manufaktur filosofi pemeliharan yang berkembang adalah metode Total Productive Maintenance (TPM). TPM sendiri merupakan suatu proses perawatan mesin yang mengintegrasikan segala aspek yang berhubungan dengan mesin tersebut dimulai dari pengoptimalan produktivitas peralatan atau material hingga pengoptimalan produktivitas pada pekerja yang nantinya menggunakan alat tersebut [9].

Terdapat empat tujuan utama dari TPM yaitu mengurangi biaya produksi, mengefektifkan waktu produksi yang digunakan, menghindari pemborosan di tengah lingkungan yang berubah dengan cepat, serta memastikan bahwa produk sampai pada customer dalam keadaan yang baik [10] Selain itu TPM juga digunakan agar perusahaan dapat menemukan pemborosan yang timbul dan terjadi ketika produksi sedang berlangsung sehingga proses produksi dapat berlangsung seefektif dan seefisien mungkin [11]. Pendekatan dengan menggunakan overall equipment effectiveness (OEE) menjadi metode bantu pada TPM.

OEE atau overall equipment effectiveness merupakan besar efektifitas yang dimiliki oleh peralatan suatu mesin, OEE digunakan sebagai alat ukur (metrik) yang dapat digunakan dalam penerapan Total Productive Maintenance (TPM) untuk memastikan peralatan dalam kondisi ideal atau membantu menentukan perawatan yang akan dilakukan [12], dalam perusahaan penggunaan metode OEE kerap kali digunakan untuk memperbaiki produktivitas perusahaan karena mampu mengidentifikasi akar permasalahan dan faktor penyebab yang ada sehingga perbaikan dapat dilakukan secara fokus [13]. Adapun beberapa hal yang biasanya diperhatikan dalam penggunaan OEE diantaranya adalah Availability, Performance, and Quality ketiganya menjadi faktor yang dapat menunjukan seberapa dekat proses manufaktur yang dijalankan dapat mencapai optimalisasi produksi [14].

Dengan demikian dalam penelitian kali ini metode Total Productive Maintenance (TPM) dengan pendekatan overall equipment effectiveness (OEE) digunakan pada sebuah perawatan peralatan dengan menghitung waktu frekuensi, availability, performance dan quality dari mesin pulper di kedai kopi aceng agar nilai tersebut dapat menjadi dasar dalam perbaikan manajemen dalam meningkatkan nilai OEE.

2. Metode Penelitian

Pelaksanaan pada kegiatan penelitian dilaksanakan sepenuhnya di lingkungan Kedai Kopi Aceng Garut yang beralamat di Desa Karamatwangi Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pengamatan dilakukan khusus di Kedai Kopi Aceng Garut, dengan memfokuskan bahan kajian pada metode Total Productive Maintenance (TPM) dengan pendekatan overall equipment effectiveness (OEE) memakai data berdasarkan yang ada di kedai produksi Kopi Aceng Garut.

Bidang yang dikaji dalam penelitian ini yaitu bidang maintenance yang dimana mengarah kepada perawatan mesin sebagai salah satu tujuan utama dari penelitian ini. Batasan untuk permasalahan yang

(3)

5193

3. Hasil dan Pembahasan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah waktu lamanya mesin beroperasi, data mesin maintenance, data mesin breakdown (waktu dimana proses produksi tidak berjalan lancar akibat adanya kerusakan), data loading time (waktu yang direncanakan untuk mesin beroperasi) dan total frekuensi waktu breakdwon serta produksi mesin pulper pada bulan Juni 2022 hingga September 2022. Berikut ini adalah data-data mengenai alat/mesin pulper yang telah dibuat seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Total Maintenance Hopper Scale Bulan Frekuensi

Maintenance

Jam Kerja (Jam)

Total Waktu Maintenance

Juni 1 24 24

Juli 1 24 24

Agustus 1 24 24

September 1 24 24

Total Maintenance Waktu 96

Sumber: Penulis (2022)

Data diatas merupakan data mesin pulper maintenance dalam sebulan di Kedai Kopi Aceng, selain itu terdapat beberapa macam waktu perbaikan seperti maintenance mingguan dan maintenance bulanan.

Suatu mesin tidak ada yang sempurna kalau kita tidak bisa merawatnya dengan baik dan benar, dimana data total waktu breakdown di dapat ketika mesin mengalami kerusakan secara tiba-tiba, pihak produksi sendiri meminta perbaikan oleh maintenance dalam kurun waktu yang sangat singkat, maka data tersebut didapat ketika mesin berhenti secara tiba-tiba. Berikut data total waktu breakdown seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Total waktu breakdown Bulan Tanggal Waktu Perbaikan Total

Waktu

Frekuensi (TW x F)

Total Waktu Breakdown Start Finish

Juni 3 07.00 10.00 3 1 3

Juli 15 07.00 12.00 5 1 5

Agustus 16 07.00 11.00 4 1 4

September 30 07.00 09.00 2 1 2

Total Waktu Breakdown 14

Sumber: Penulis (2022)

Selain pada data total waktu breakdown, maka diperlukan juga data Loading time untuk perhitungan maintenance seperti pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Loading Time

Bulan Hari Waktu

(Jam)

Waktu Standby (Jam)

Juni 15 3 45

Juli 31 3 93

Agustus 30 3 90

September 31 3 93

Total Loading Time 321

Sumber: Penulis (2022)

Di PT. Aceng Tunggal Perkasa (ATP) dalam proses produksi dilakukan selama 3 jam per hari dengan pekerjaan shift, dalam sebulan terdapat 3 waktu rata-rata tiap bulannya yaitu 15, 30, dan 31 hari. Berikut Tabel 4 merupakan hasil data total frekuensi waktu breakdown.

(4)

Tabel 4. Total frekuensi waktu breakdown

Sumber: Penulis (2022)

Selain itu terdapat maintenance diantaranya maintenance mingguan, bulanan, pertengahan tahun dan tahunan. Data diatas didapatkan pada waktu maintenance tahunan pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Berikut pada Tabel 5 didapat juga dari waktu maintenance tahunan yang sama.

Tabel 5. Hasil produksi Bulan Hasil Produksi

/ kg

Produk Refect/kg

Juni 1250 62,5

Juli 1250 62,5

Agustus 1250 62,5

September 1250 62,5

Sumber: Penulis (2022)

Untuk mengetahui hasil produksi dan jumlah produk reject dalam 1 shift, maka diperlukan data proses produksi diatas diambil pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September 2022.

Availability

= (𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒/𝑃𝑙𝑎𝑛𝑛𝑒𝑑 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒) 𝑥 100%

= (226

240) 𝑥100%

= 94,1 % Performance 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = ⌊

( 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒)

𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒

𝑋 100%⌋

𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = ⌊(400 226)

500 𝑋 100%⌋

𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = ⌊(1,769)

500 𝑋 100%⌋

𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = ⌊0,003538 𝑋 100%⌋

𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 = 0,3538 %

Quality

𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = ⌊𝐺𝑜𝑜𝑑 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ⌋ 𝑋100%

𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = ⌊150

400 ⌋ 𝑋100%

𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = ⌊0,375 ⌋𝑋100%

𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = 37,5 %

Jadi, nilai OEE adalah

𝑂𝐸𝐸 = (𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑋 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑋 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦)𝑋 100%

𝑂𝐸𝐸 = (0,941 𝑋 0,3538 𝑋 0,375)𝑋 100%

𝑂𝐸𝐸 = (0,1248) 𝑋 100%

𝑂𝐸𝐸 = 12,48 %

Mesin Waktu Perbaikan Detail Of

Service Start Finish

Pulper

07.00 10.00 ganti busi 07.00 12.00 ganti fan belt

07.00 11.00 Karbu

07.00 09.00 ganti oli

Total Waktu 4

(5)

5195

Dari perhitungan didapatkan hasil OEE sebesar 12.48%, maka dari hasil tersebut masih bisa dilakukan improvement sampai skor OEE mencapai 85% atau lebih. Improvement dilakukan untuk meningkatkan performance mesin produksi dan mengurangi reject selama produksi.

Analisa Fishbone

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisa penyebab produktivitas mesin pulper yang kurang maksimal dengan menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram dipilih karena merupakan tools identifikasi hubungan sebab akibat yang dapat menunjukan penyebab terjadinya suatu permasalahan beserta akibatnya [15]. Berikut merupakan fishbone diagram dari mesin pulper pada Gambar 1.

Gambar 1. Fishbone diagram mesin pulper Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat beberapa penyebab utama mesin pulper memiliki nilai OEE yang tidak memenuhi standar world class, yaitu:

1. Manusia

Terbatasnya nya skill yang dimiliki serta adanya kelalaian dalam mengoperasikan alat menjadi salah satu masalah yang membuat mesin tidak bekerja secara optimal, untuk memperbaiki masalah ini maka perlu diadakannya pelatihan dan pemberitahuan kepada operator mengenai bagaimana cara menangani mesin yang baik berdasarkan prosedur yang berlaku.

2. Mesin

Usia mesin yang sudah usang, penggunaan bahan bakar yang boros karena kinerja mesin sudah tidak optimal, perencanaan perawatan yang belum tertata dengan baik sehingga mesin sulit untuk dikalibrasi pun turut menjadi salah satu penyebab mengapa nilai OEE dari mesin pulper menjadi rendah. Untuk itu diperlukan proses pemeliharaan yang maksimal serta prosedur penggunaan yang baik agar proses produktif dapat berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

3. Peralatan

Hanya terdapat beberapa alat bantu yang digunakan sehingga distribusi barang ke mesin memakan waktu yang cukup lama.

4. Lingkungan

Dari segi lingkungan hal yang menjadi masalah adalah suhu ruangan yang cenderung dingin sehingga mempengaruhi kinerja dan bahan bakar yang digunakan.

4. Kesimpulan dan Saran

Nilai Overall Equipmenr Effectiveness (OEE) yang didapat dari penggunaan mesin pulper di kedai kopi aceng masih berada dibawah angka 85% yang artinya tidak sesuai dengan standar dunia, terdapat beberapa penyebab hal ini dapat terjadi diantaranya keterbatasan skill dan kelalaian pada SDM dalam pengoperasian mesin, mesin yang digunakan sudah usang dan tidak mendapatkan perawatan serta pemeriksaan secara berkala, suhu lingkungan sekitar mesin yang dingin, juga minimnya alat bantu yang dapat digunakan. Adapun nilai untuk availability, performance, dan quality secara berturut-turut dari mesin pulper di kedai Kopi Aceng adalah 94.1%, 0.3538%, dan 37.5%.

Berkenaan dengan hal tersebut terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keefektifan mesin, yaitu dengan mengadakan pelatihan untuk SDM agar mengetahui

Mesin Pulper

Manusia Mesin Peralatan

Metode

Perawatan mesin kurang Suhu Udara Dingin Alat Seadanya

Bahan BakarBoros

Kelalaian

Skill Terbatas Tidak ada SOP

Sudah Usang

(6)

prosedur kerja dan prosedur penggunaan mesin yang baik, membuat jadwal maintenance untuk mesin, serta melakukan perawatan mesin secara berkala agar kegiatan produksi dapat terus berjalan secara optimal.

5. Daftar Pustaka

[1] Jasasila. (2017). Peningkatan Mutu Pemeliharaan Mesin Pengaruhnya Terhadap Proses Produksi Pada PT. Aneka Bumi Pratama (ABP) Di Kabupaten Batanghari. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 17(3), 96–102.

[2] Fadillah, H. (2016). Faktor dan Dampak Kebijakan Pemeliharaan Mesin P/G Madukismo Tahun 2016.

Revista CENIC. Ciencias Biológicas, 152(3), 28. Retrieved from file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-

institucional.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://www.revistaalad.com/pd fs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Aht tp://www.cenetec.

[3] Nasution, M., Bakhori, A., & Novarika, W. (2021). Manfaat Perlunya Manajemen Perawatan Untuk Bengkel Maupun Industri. Buletin Utama Teknik, 16(3), 248–252.

[4] Siregar, C., Kindangen, P., & Palandeng, I. D. (2022). Evaluasi Pemeliharaan Mesin Dan Peralatan Produksi PT . Multi Nabati Sulawesi ( Mns ) Kota Bitung Jurnal EMBA Vol . 10 No . 3 Juli 2022 , Hal . 428 -. EMBA, 10(3), 428–435.

[5] Hartono, M., & Mas’udin, I. (2022). Perencanaan Perawatan Mesin Dengan Metode Markov Chain Guna Menurunkan Biaya Perawatan. Optimum, 3(2), 173–184.

[6] Susilawati; Rahayu Azhis Sholeh; Ardin, Masri Bin; Fathurohman, Ferdi; Yudiyanto, Oyok, S. B.

(2021). Aplikasi Mesin Pulper Kopi Dan Penjualan Online Berbasis Website Di Ukm Mukti Raharja Untuk Menjaga Ekonomi Tetap Produktif Dalam Era Pandemik Covid 19. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(3), 301–309. Retrieved from https://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/view/12290/6814

[7] Jiwantoro, A., Argo, B. D., & Nugroho, W. A. (2013). Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu dengan Penerapan Total Productive Maintenance. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 1(2), 18–28. Retrieved from https://www.jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/112 [8] Supriyanto, E. (2011). Penentuan Interval Waktu Perawatan Forklift Scaglia Berdasarkan Data Laju

Kerusakan Mesin Di PT. “X.” Indept, 1(3), 1–8. Retrieved from http://jurnal.unnur.ac.id/index.php/indept/article/view/80/53

[9] Wafa, A. K., & Purwanggono, B. (2017). Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Komuri 2 Lithrone S40 dan Heidelberg 4WE dalam Rangka Penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Industrial Engineering Journal, 6(2), 1–13.

[10] Setiawan, L. (2021). Literature Review of the Application of Total Productive Maintenance (TPM) in various industries in Indonesia. IJIEM - Indonesian Journal of Industrial Engineering and Management, 2(1), 16. https://doi.org/10.22441/ijiem.v2i1.10328

[11] Gianfranco, J., Taufik, M. I., Hariadi, F., & Fauzi, M. (2022). Penerapan Total Productive Maintenance Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. XYZ Bandung). Jurnal Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri, 2(1), 2022–2112.

[12] Susetyo, A. E. (2017). Analisis Overall Equipment Effectivenes (OEE) Untuk Menentukan Efektifitas Mesin Sonna Web. Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 3(2), 93–102.

https://doi.org/10.30738/jst.v3i2.1622

[13] Ramadhani, A. G., Azizah, D. Z., Nugraha, F., & Fauzi, M. (2022). Analisa Penerapan TPM (Total Productive Maintenance) Dan OEE (Overall Equipment Effectiveness) Pada Mesin Auto Cutting Di PT XYZ. Jurnal Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri, 2(1), 59–69.

[14] Tobe, A. Y., Widhiyanuriyawan, D., & Yuliati, L. (2018). the Integration of Overall Equipment Effectiveness (Oee) Method and Lean Manufacturing Concept To Improve Production Performance (Case Study: Fertilizer Producer). Journal of Engineering And Management In Industrial System, 5(2), 102–108. https://doi.org/10.21776/ub.jemis.2017.005.02.7

[15] Murnawan, H., & Mustofa. (2014). Perencanaan Produktivitas Kerja Dari Hasil Evaluasi Produktivitas Dengan Metode Fishbone Di Perusahaan Percetakan Kemasan PT . X Latar belakang Masalah. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC, 11(1), 27–46.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin bubut LB 02 yaitu sebesar 81.43%, maka nilai tersebut termasuk dalam keadaan sedang yang