PEDAHULUAN
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang dihadapi perusahaan sebagai berikut. Sebagai masukan, Anda selanjutnya dapat menjadwalkan perawatan mesin dan meningkatkan kualitas mesin untuk meningkatkan proses produksi. Kami berharap penelitian ini dapat lebih bermanfaat bagi peneliti dan dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama penelitian.
Dengan adanya penelitian ini, kami berharap para peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi ketika peneliti selanjutnya meneliti dengan judul yang sama.
Sistematika Penulisan
TELAAH PUSTAKA
Tujuan Perawatan
Tujuan Kegiatan Perawatan
Fungsi Perawatan
Pengertian RCM (Reliability Centered Maintenance)
Prinsip RCM (Reliability Centered Maintenance)
Metode RCM (Reliability Centered Maintenance)
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Metode Penelitian
Populasi dan sampel penelitian ini adalah Mesin Produksi Pengolahan Kelapa Sawit yang terdiri dari 7 mesin. Untuk menentukan mesin kritis, langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur lamanya downtime produksi pada setiap mesin yang ada. Penjelasan dari tabel diatas adalah kegagalan mesin didasarkan pada frekuensi, dimana jumlah kegagalan mesin sebanyak 195 kali selama 1 tahun, sedangkan kegagalan mesin yang mengalami downtime adalah 1146 jam selama 1 tahun mesin beroperasi.
Dari tabel diatas, jumlah downtime mesin produksi tertinggi adalah mesin Boiler dengan total downtime sebanyak 240 dan total downtime terendah adalah mesin Weight Bridge dengan total downtime sebanyak 24. Downtime mesin merupakan data yang menunjukkan interval antara kegagalan mesin dalam menjalankan fungsinya dan kegagalan mesin berfungsi dengan baik akibat kerusakan. Dari informasi pada tabel di atas, waktu perbaikan kerusakan didasarkan pada tanggal dan durasi terlama perbaikan mesin, yaitu 1200 menit untuk kegagalan pabrik yang menyebabkan kegagalan mesin boiler, dan waktu perbaikan tercepat untuk semua jenis penggantian yang dibutuhkan. hanya 60 menit per mesin.
Penentuan waktu perbaikan suatu mesin dapat dilakukan dengan tiga perkiraan yaitu waktu optimis merupakan waktu terpendek yang dapat terjadi pada saat melakukan perbaikan mesin. Pada penelitian ini digunakan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) untuk menentukan kebijakan perawatan mesin produksi yang paling optimal, guna mengurangi kerugian yang dialami perusahaan. Dan telah dijelaskan bahwa mesin produksi selalu bermasalah dengan kurangnya perawatan dan mesin diperbaiki jika mengalami kerusakan, hal ini dapat menghambat proses produksi.
Hasil perhitungan mesin kritis berdasarkan frekuensi dengan metode RCM selama 1 tahun adalah sebanyak 168 kali, sedangkan mesin yang mengalami downtime sebanyak 647 jam selama 1 tahun. Besarnya biaya perawatan mesin yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia mesin dan kerusakan yang terjadi apabila kurangnya perawatan. Hal ini dapat berdampak pada kerugian finansial, serta semakin tingginya frekuensi kerusakan pada mesin produksi.
Kerugian ini akan terus bertambah jika tidak diimbangi dengan perawatan mesin mingguan dan bila perlu penggantian mesin yang sudah tidak layak pakai. Eluan Mahkota belum menerapkan perawatan RCM (Reliability Centered Maintenance) pada mesin produksi sehingga biaya perawatan mesin masih tinggi. Perawatan mesin sebaiknya dilakukan tepat waktu sesuai jadwal untuk menghindari keterlambatan perawatan yang dapat menyebabkan kerusakan mesin bertahan lebih lama.
Lokasi dan Objek Penelitian
Operasional Variabel
Jenis dan Sumber Data
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Analisis Data
Sejarah singkat Perusahaan
Eluan Mahkota, Kecamatan Kepuasan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan mengolah minyak kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Eluan Mahkota berupaya menjadi teladan bagi perkebunan kelapa sawit dengan produk yang berkualitas, menguntungkan, dan bernilai tambah bagi perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Visi dan Misi Perusahaan
Mahkota Eluan adalah “produksi minyak sawit yang sah secara hukum, berwawasan lingkungan, memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, bermanfaat untuk kepentingan sosial dan selalu menghasilkan yang terbaik melalui perbaikan berkelanjutan pada proses-proses utama.”
Aktivitas Perusahaan
Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Tingkat kematangan buah sawit mempengaruhi perendaman minyak dan ALB (Fruit Fatty Acid/FFA = Asam Lemak Bebas), yang dapat dilihat pada tabel berikut. Setelah dilakukan penyortiran, buah sawit ditempatkan pada tempat penyimpanan buah (Loading Ramp) dan kemudian dikirim ke tempat pemasakan minyak sawit (Palm Oil Sterilizer). Depericarp berfungsi memisahkan serat dari mur dan membawa serat tersebut ke bahan bakar boiler (steam boiler).
Claybath adalah memisahkan cangkang dan pecahan inti sawit (Broken Kernel) yang berukuran besar dan beratnya hampir sama. Penyimpanan Kernel (Core Storage) merupakan tempat penyimpanan kernel produksi sebelum dikirim untuk dijual.
Struktur Organisasi Perusahaan
Petugas penimbangan bertugas melakukan penimbangan CPO, kernel, sekam dan serat serta melakukan administrasi terkait hasil penimbangan. Manajer pemasaran yang bertugas mengawasi penimbangan baik itu CPO, inti, cangkang, TBS, batang kosong dan serat, bertanggung jawab kepada KTU. Asisten bengkel, bertugas dan bertanggung jawab pada bagian mekanikal dan elektrikal melalui pemeliharaan mesin-mesin pabrik, bertanggung jawab kepada prinsipal dan manajer pusat (MC).
Asisten Tenaga Kerja (Quality Control) yang bertugas mengawasi dan mengendalikan mutu hasil produksi sesuai standar mutu yang ditetapkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dan mutu bahan batu, bertanggung jawab kepada Askep dan MC. Penjelasan pada tabel di atas adalah kerusakan mesin berkurang sebanyak 27 kali lipat melalui metode RCM (Reliability Centered Maintenance). Komponen kritis adalah kondisi suatu komponen yang berpotensi mengalami kerusakan sehingga mempengaruhi keandalan mesin atau peralatan.
Data kerusakan mesin menunjukkan kapan kerusakan terjadi dan berapa lama waktu perbaikannya. Waktu yang paling mungkin adalah waktu yang paling sering terjadi pada saat dilakukan perbaikan pada mesin. Hasil perhitungan kritis mesin didasarkan pada data frekuensi perusahaan dengan total kegagalan mesin sebanyak 195 kali dalam 1 tahun.
Hal ini terjadi karena tidak adanya pemeriksaan mesin secara berkala untuk membatasi kerusakan setiap minggunya. Hal ini terjadi karena kurangnya pemeliharaan dan perencanaan mingguan yang rinci, sehingga akan meningkatkan kemungkinan downtime. Namun yang jelas di sini kerusakan yang terjadi menjadi berkurang sehingga mengurangi kerugian perusahaan.
Artinya, jika dilakukan pemeriksaan dan perencanaan secara detail setiap minggunya, kemungkinan terjadinya kerusakan mesin pabrik akan mengurangi kerugian perusahaan. Hasil survei menunjukkan perbandingan kerusakan mesin pada perusahaan yang menggunakan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) 27 kali lebih besar dibandingkan kerusakan yang dialami masing-masing mesin dengan selisih downtime 499 jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mesin Kritis Berdasarkan Frekuensi Kerusakan
Sistem Kritis Berdasarkan Downtime
Komponen Kritis
Penentuan Komponen Kritis
Waktu Antar Kerusakan Mesin
Waktu Perbaikan Mesin
Biaya Perawatan
Functional Block Diagram
Failure Mode And Effect Analysist
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran