• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI DALAM TAFSIR AL-MUNIR TERHADAP TIDAK INGIN PUNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI DALAM TAFSIR AL-MUNIR TERHADAP TIDAK INGIN PUNYA "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Tesis berjudul “Analisis Tafsir Wahbah az-Zuhaili Dalam Tafsir Al-Munir Terhadap Tidak Ingin Memiliki Anak (childfree) Dalam Rumah Tangga Menikah” yang disusun oleh Nomor Induk Mahasiswa Ukhti Muthi'ah diteliti pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Ushuluddin dan Dakwah, Institut Sains - Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada tanggal 11 Agustus 2022. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur'an ( IIQ) Jakarta, bersama staf administrasi fakultas. Bapak/Ibu Guru Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang mengajar berbagai mata kuliah dari awal hingga akhir semester dengan semangat dan kesabaran yang luar biasa dalam berperan. model untuk dimainkan dan pelajaran penting bagi penulis.

Staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah membantu kelancaran proses penulisan dan pengarahan skripsi. Sahabat IIQ Angkatan 2018 khususnya Fakultas Ushuluddin dan Dawh Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir yang selalu memberikan semangat dan berjuang bersama untuk mencapai cita-citanya;

ءاَيِل ْو َ

Apabila Ta Marbuthah diikuti dengan perkataan “el” dan bacaan kedua dibahagikan, maka ditulis dengan h. Tesis ini memfokuskan kepada analisis tafsiran Wahbah Zuhaili dalam tafsiran al-munir tidak mempunyai anak dalam perkahwinan. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis apakah yang dimaksudkan dengan childfree dan memberikan penjelasan berkaitan pandangan Sheikh Wehbah Zuhaili tentang Childfree.

Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan penelitian kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari sumber tertulis. Dalam penelitian ini sumber data primer yang digunakan adalah kitab Tafsir Al-munir karya Syekh Wahbah Zuhaili. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari literatur ilmuwan, tesis, jurnal, buku yang relevan dengan tema penelitian ini.

Dalam penelitian mengenai childfree kali ini, penulis bersandar pada teori feminisme liberal yang sangat erat kaitannya dengan penelitian penulis. Namun ada juga yang berpendapat bahwa keputusan tersebut bukanlah keputusan egois, melainkan keputusan berdasarkan pemikiran yang matang dan sadar. Misalnya karena penyakit atau gangguan kesehatan yang ada pada wanita atau pria.

Kemudian Allah membahagikan pemberian-Nya kepada empat golongan, ada yang hanya mempunyai anak lelaki, hanya anak perempuan, mempunyai anak lelaki dan perempuan, dan juga tidak mempunyai anak.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penggunaan istilah childfree mulai populer pada akhir abad ke-20, saat itu jutaan wanita di seluruh dunia yang mencapai usia 50 tahun hidup tanpa memiliki anak 5 Bukan tanpa alasan, dikatakan bahwa memilih untuk memiliki anak hanya akan membatasi kebebasan, menguras kantong finansial, menjadikan rentan depresi dan stres hingga anak hanya dianggap sebagai beban. Dalam hal ini terdapat penjelasan dalam Al-Quran, bahwa perkawinan bertujuan untuk melahirkan keturunan yang mulia :.

Jika niatnya benar, meskipun perbuatannya tidak dilakukan, maka tetap ada pahala dari Allah SWT. Namun memiliki keturunan yang banyak, sedikit atau bahkan tidak dapat mempunyai keturunan karena alasan medis merupakan hal yang tidak pernah lepas dari keputusan Allah SWT.

يا َم

ءا َشَي َريُٱ

Keempat sisi inilah yang menjadi alasan utama dianjurkannya pernikahan ketika seseorang aman dari penyakit seksual, sehingga tidak ada seorang pun yang senang bertemu Allah dalam keadaan belum menikah. Apabila atas dasar itu sepasang suami istri sehat, mampu secara medis mempunyai keturunan dan tidak mempunyai masalah penyakit atau sejenisnya, maka haram menutup jalur keturunan. Hasyim Asy'ari, salah satu keputusan hukum yang dikeluarkan adalah tidak diperbolehkannya memotong jalur keturunan.9 Dalam keputusan tersebut terdapat kutipan dari kitab I'anatu at-Thalibin :.

لْتَح ْ لا

Salah satu influencer asal Indonesia yang mengikuti tren ini adalah Gita Savitri Devi, seorang YouTuber Muslim yang kini tinggal di Jerman. Kiai Mahbub10 pernah mengatakan, jika seorang laki-laki dan seorang istri berencana untuk tidak mempunyai anak, meskipun mereka mampu secara biologis, maka keduanya telah melanggar syarat-syarat dasar perkawinan. Adapun alasan ekonomi yang menyertai pelaku yang tidak mempunyai anak, menurutnya tidak bisa dibenarkan baik secara fikih maupun nalar.

Pengecualian anak karena alasan ekonomi jelas berbeda dengan pengaturan jumlah keturunan atau yang di Indonesia dikenal dengan Keluarga Berencana (KB). Dari segi ekonomi, pengendalian kelahiran diperbolehkan karena alasan ekonomi dan sosial karena tidak melanggar hakikat perkawinan dan kodrat manusia. Kiai Mahbub juga menegaskan bahwa manusia, khususnya umat Islam, wajib menjaga eksistensinya di muka bumi dengan memiliki keturunan.

  • Pembatasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Tinjauan pustaka
    • Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Sistematika Penulisan (kaya Fia)

Hasil penelitian disertasi ini adalah (1) Faktor penghambat keluarga masa kini untuk memiliki anak adalah karena keadaan alam dan pilihan untuk menunda dan tidak memiliki anak. Kontribusi penelitian Dea Arenai terhadap penelitian penulis adalah membantu penulis melihat kebahagiaan dalam rumah tangga meskipun tidak mempunyai anak dalam bidang psikologi. Tesis “Kepuasan pernikahan pada pasangan yang belum mempunyai anak ditinjau dari lama pernikahan dan gender” oleh Friska Hastuti tahun 2017.

Dan tidak ada perbedaan antara kepuasan pernikahan pasangan yang tidak memiliki anak dan gender.15. Sedangkan perbedaan kedua penelitian ini terletak pada tujuan penelitiannya, yaitu penelitian Friska Hastuti membahas tentang mereka yang belum mempunyai anak pada usia pernikahan tertentu, sedangkan penelitian penulis fokus pada hal tersebut. 15 Friska Hastuti, 'Kepuasan perkawinan pada pasangan yang belum mempunyai keturunan Ditinjau dari Lamanya Pernikahan dan Jenis Kelamin', Skripsi, Semarang: 2017.

Kontribusi penelitian Friska Hastuti terhadap penelitian penulis adalah memberikan gambaran bahwa keluarga tanpa anak memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah, hal ini dapat menjadi acuan untuk membandingkan penelitian penulis dari sudut pandang sosial. Sedangkan yang membedakan tesis adalah tesis Unika Eka Utari tentang pasangan suami istri yang belum mempunyai anak, karena Allah belum memberikan nikmat tersebut kepada mereka, sedangkan penelitian penulis tentang pilihan pasangan suami istri yang tidak ingin mempunyai anak. Bahwa keluarga yang belum mempunyai anak dapat dan berhak bahagia menjalankan kehidupan rumah tangganya berdasarkan hukum agama dengan tetap mengusahakan untuk mempunyai anak.

Hasil penelitian skripsi ini adalah motif yang melatarbelakangi individu tidak mempunyai anak adalah pengalaman hidup. Terdapat kesamaan dalam tesis Ghea Tereza, yaitu penelitian tersebut membahas salah satu penyebab pasangan suami istri tidak mempunyai keturunan, yaitu ketakutan akan kemiskinan. Kontribusi penelitian Yusseu Fitrinnisa terhadap penelitian penulis adalah membantu penulis mempertahankan pendirian bahwa keluarga tanpa anak tidak selalu bahagia.

Pada bab yang pertama berisi pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, dimana hal tersebut merupakan landasan berpikir

Setiap individu diberikan kebebasan untuk memilih apa yang “baik” bagi dirinya selama tidak merugikan orang lain. Liberalisme juga menekankan masyarakat yang adil yang memungkinkan setiap individu menjalankan otonominya dalam memenuhi kebutuhannya.25. Teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu pada “Pedoman Teknis Penulisan Proposal dan Tesis” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada tahun 2021.

Kemudian pada bab kedua berisi tentang konsep dan pengertian childfree, kemudian masuk ke sejarah singkat tentang childfree. Setelah itu

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penulis, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa bebas anak dalam pandangan Wahbah az-Zuhaili dan dalam pandangan Islam sendiri adalah tidak dianjurkan. Memutuskan untuk memiliki anak juga berarti siap memikul segala tanggung jawab yang timbul sebagai orang tua. Hal ini pada dasarnya sama dengan pilihan tanpa anak, karena keduanya mengingkari keberadaan seorang anak sebelum ia mempunyai potensi untuk ada.

Jika bebas anak bermakna menolak kewujudan anak sebelum ia berpotensi wujud, iaitu sebelum sperma berada di dalam rahim wanita, maka hukumnya adalah dibenarkan. Keputusan untuk memilih bebas anak dalam kehidupan berkeluarga adalah hak untuk pasangan suami isteri. Menurut Wahbah Zuhaili, seperti yang dipetik daripada kitab Tafsir al-Munir dan daripada pelbagai hadis, dapat disimpulkan bahawa menurut Wahbah Zuhaili, bebas anak adalah hukum makruh, tetapi hukum bebas anak boleh diubah kepada mubah berdasarkan wujudnya alasan yang kukuh.

Misalnya karena penyakit atau keterbatasan medis pada wanita atau pria. Tidak mempunyai anak di sini diartikan sebagai bentuk kekuasaan Tuhan terhadap makhluknya, dan hal ini tidak dapat dipungkiri oleh makhluknya. Hal ini jelas bertentangan dengan tren tidak mempunyai anak dimana pasangan suami istri seharusnya bisa mempunyai anak, namun mereka sengaja menolaknya dengan alasan tidak ingin mempunyai anak atau ingin tidak memiliki anak.

Namun dalam hal tidak mempunyai anak, Islam tidak secara khusus menyatakan bahwa pasangan suami istri wajib mempunyai anak.

Saran

Hawwa, Sa'id., Hakikat Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, (Bandung: Mutiara Media, n.d.). Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Tanpa Anak Ditinjau dari Lamanya Pernikahan dan Jenis Kelamin”, Skripsi, Semarang: 2017. In'am, “Memahami Hadits Tazawwaju Al-Walud Al-Wadud Fainni Mukatsirun Bikum dan Implikasinya dalam Terbentuknya Keluarga”, Skripsi, Malang , Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2013.

Childfree as a Life Choice for Family Women in Sidoarjo Regency", afhandling, Surabaya: Sunan Ampel State Islamic University, 2022. Household Preservation for Couples Who Have No Children in the City of Palangka Raya", afhandling, Palangkaraya: 2020. The Origin of Børnefri i Fiqh-studier islam | NU Online," tilgået den 14. marts 2022, https://nu.or.id/nikah-famili/ Hukum-asal-childfree-dalam-kajian-fiqih-islam-CuWgp.

Keharmonisan Keluarga Tanpa Anak (Studi Fenomenologi Pada Pasangan Suami-Istri dalam Keluarga Kontemporer di Kota Bandung)” Skripsi, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Childfree dan sekelumit sejarahnya ramai diperbincangkan pasca putusan Gita Savitri, apakah masih relevan?", majalah, 19 Agustus 2021, Jurnalgarut.thinking-rakyat.com/nasional/pr childfree-dan-a little-history- busy -dibahas-setelah-keputusan-gita-savitri-is-masih-relevan, diakses pada 22 Maret 2022 pukul 17.54 Ahmed bin Hanbel, , https://ahmadbinhanbal.wordpress.com.tafsir-al-munir-fi -al- aqidah- wa-asy-syariah-wa-al-manhaj.html.

Ayurahayu2010.wordpress.com/tafsir-al-munir-fi-al-'aqidah-wa asy-syari'ah-waal-manhaj-wahbah-az-zuhayli, diakses 7 Juni 2022 pukul 17.52. Dikutip dari https://www.nu.or.id/post/read/131044/childfree-tren-populasi-dunia-dan-beragamtantangannya, diakses pada 8 Juni 2022 pukul 10:26 WIB https://www.republika .bersama. id/berita/nvqrsm27/sheik-wahbah-azzuhaili-pakar-. Muhammad Bayu Dewantara, https://tanwir.id/meninjau-childfree-dalam-al-quran-dan-hadits/ diakses pada Rabu 15 Juni 2022 pukul 14:32 WIB.

PERPUSTAKAAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

189 merupakan bagian dari respon umat Islam dalam interaksi mereka terhadap hadis-hadis Nabi saw.2 Fokus dalam living hadis ini adalah pada satu bentuk kajian atas fenomena praktik,