JAkSya: Jurnal Akuntansi Syariah No 2, Vol 2, Agustus 2022
ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL YURIKO
BUKITTINGGI
Nesa Indra Sari1, Sri Madona Saleh2, Elfina Yenti, SE, Ak, M.Si, CA3 nesaindrasarii30@gmail.com
srimadonasaleh@iainbatusangkar.ac.id elfinayenti@iainbatusangkar.ac.id
ABSTRACT
In this study, Yuriko Hotel calculates the cost of the room in the traditional way, where overhead costs are only charged to one cost driver, so that it will result in inaccurate room costs or distortion of costs per room. The purpose of this study was to determine the calculation of the cost of the room carried out by the hotel and the calculation using the activity based costing method to determine the cost of the room at the Yuriko Hotel Bukittinggi. The type of research used is field research using a quantitative approach. Sources of data used in the form of primary data and secondary data. Data collection techniques that the authors do is through interviews and documentation. The results showed that the calculation using the activity based costing method in determining the cost of the Yuriko Hotel room obtained the result that the cost of the Standard room was Rp. 220,053, for Superior rooms it is Rp. 314,228, for Deluxe rooms it is Rp. 306,290 and for Family rooms Rp. 530,311. For Standard rooms and Superior rooms, the results are higher using the activity based costing method with the difference for Standard rooms Rp. 13,902 and for Superior rooms Rp.
52,095. Meanwhile, for Deluxe rooms and Family rooms, the results are lower with the difference between Deluxe rooms being Rp. 106,659 and Family rooms being Rp. 33,595. This is because Hotel Yuriko only charges one cost driver, whereas with the activity based costing method each product is charged to many cost drivers or cost drivers, so that the activity based costing method is able to allocate activity costs to each room appropriately based on on the consumption of each activity.
Keywords: Cost of Hotel Room; Activity Based Costing ABSTRAK
Dalam penelitian ini Hotel Yuriko menghitung harga pokok kamar dengan cara tradisional yang mana biaya overhead hanya dibebankan pada satu cost driver saja, sehingga akan menghasilkan harga pokok kamar yang tidak akurat atau terjadinya distorsi biaya per kamar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok kamar yang dilakukan oleh pihak Hotel dan perhitungan menggunakan Metode activity based costing untuk menentukan harga pokok kamar pada Hotel Yuriko Bukittinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan dengan penerapan metode activity based costing dalam menentukan harga pokok kamar Hotel Yuriko memperoleh hasil yaitu harga pokok untuk kamar Standar sebesar Rp.220.053, untuk kamar Superior sebesar Rp.314.228, untuk kamar Deluxe sebesar Rp. 306.290 dan untuk kamar Family sebesar Rp.530.311. Untuk kamar Standar dan kamar Superior memperoleh hasil lebih tinggi menggunakan metode activity based costing dengan selisih untuk kamar Standar Rp. 13.902 dan untuk kamar Superior Rp. 52.095. Sedangkan untuk kamar Deluxe dan kamar Family memperoleh hasil lebih rendah dengan selisih kamar Deluxe sebesar Rp.106.659 dan kamar Family sebesar Rp.33.595. Hal ini disebabkan karena Hotel Yuriko hanya membebankan biaya pada satu cost driver saja, sedangkan dengan metode activity based costing tiap-tiap produk dibebankan pada banyak pemicu biaya atau cost driver, sehingga dalam metode activity based costing mampu mengalokasikan activity cost ke tiap kamar secara tepat berdasar atas konsumsi dari masing-masing aktivitas.
Kata Kunci: Harga Pokok Kamar Hotel; Activity Based Costing PENDAHULUAN
Saat ini banyak berkembang bidang usaha atau bisnis di kalangan masyarakat, baik itu di bidang jasa, dagang maupun manufaktur. Salah satu bisnis yang berkembang pesat saat ini adalah jasa pariwisata seperti jasa perhotelan. Persaingan dalam usaha tersebut terlihat dari banyaknya hotel yang didirikan oleh pihak swasta di Indonesia. Semakin banyaknya usaha perhotelan, maka semakin bertambah persaingan untuk menawarkan jasa dengan kualitas terbaik dan memberikan kepuasan serta kenyamanan untuk konsumen yang menggunakan jasa perhotelan tersebut. Dalam menjalankan jasa perhotelan, pihak hotel harus mengutamakan dan memperhatikan kepentingan sosial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bukan hanya sekedar untuk mencari keuntungan saja, hal ini juga merupakan strategi dalam memenangkan persaingan dalam usaha perhotelan sehingga mampu mempertahankan dan menambah kualitas hotel dengan baik.
JAkSya: Jurnal Akuntansi Syariah No 2, Vol 2, Agustus 2022 Hal yang sangat mempengaruhi minat konsumen untuk mencari jasa penginapan adalah harga yang ditetapkan. Maka dari itu pihak hotel harus memperhatika beberapa hal seperti quality, service dan price. Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Nilai yang berguna dalam hal ini adalah kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel. Service merupakan kuantitas atau beberapa pelayanan yang diberikan pihak hotel terhadap tamu atau pelanggan, seperti fasilitas kolam renang, fasilitas restoran, fitness center, coffe shop dan lainnya. Price merupakan jumlah nominal yang harus dibayarkan oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan pihak hotel. Jika harga yang diberikan terlalu tinggi, maka besar kemungkinan para calon konsumen akan beralih ke hotel lain untuk mencari quality dan service dengan harga yang lebih murah. Price sangat berpengaruh terhadap minat para konsumen untuk mencari penginapan yang baik (Tumiwa, 2021, p. 743)
Dalam berbisnis dibidang perhotelan, dalam penentuan harga pokok sangat penting untuk menentukan aktivitas yang dapat menimbulkan biaya. Besar kecilnya biaya yang muncul harus diperlukan analisis aktivitas untuk mengetahui aktivitas apa saja yang dijalankan oleh perusahaan, baik itu biaya masuk atau biaya yang dikeluarkan terhadap aktivitas yang dijalankan. Penetapan biaya yang tepat akan menghasilkan harga pokok produk atau jasa yang akurat. Sehingga perusahaan harus benar-benar teliti dalam menghitung harga pokok produksinya. Maka dari itu perusahaan harus dapat menjalankan manajemenya dengan baik agar lebih efesien dan efektif, sehingga dengan harga yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang diberikan, maka konsumen akan merasa puas.
Salah satu metode perhitungan harga pokok produksi atau jasa adalah metode activity based costing. Metode ini dapat membantu manajemen untuk mengalokasikan biaya overhead secara akurat. Selain itu juga dapat menelusuri biaya-biaya secara lebih menyeluruh. Penggunaan metode ini akan mampu memberikan informasi harga pokok produksi atau jasa dengan akurat dan memiliki penerapan dalam penelusuran biaya-biaya lain yang lebih menyeluruh dibanding dengan metode tradisional. Metode ini juga mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output (Rotikan, 2013, p. 1020).
Metode activity based costing merupakan alternatif lain terhadap metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead. Konsep ini muncul karena dianggap metode tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke biaya produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung ataupun unit produksi. Menurut konsep ini pembebanan seperti tidak adil dan akan dapat memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi mengenai biaya produksi, oleh karena itu activity based costing menawarkan agar pembebanan overhead ini juga didasarkan pada presentase proporsional kepada biaya lain atau kepada produk. Tetapi kepada kegiatan yang dilaksanakan untuk memproduksi barang itu, yang memperhatikan adalah unsur yang mend”drive” (cost driver) bukan produknya. Jika konsep ini diterapkan, maka keputusan yang diambil akan lebih tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena kesalahan unit (Chakti, 2018, p. 23)
Tujuan dari penerapan metode activity based costing untuk menentukan harga pokok produk supaya pemilik perusahaan lebih mudah menentukan harga jual dan memperhitungkan laba yang diharapkan perusahaan. Melalui metode activity based costing, maka harga pokok produk/jasa untuk setiap aktivitas dapat diketahui sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan, sehingga dapat memaksimalkan laba yang diinginkan. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai kota. Peningkatan industri wisata yang sangat tinggi menyebabkan kebutuhan akan tempat penginapan yang juga semakin tinggi, sehingga para wisatawan memerlukan informasi tarif kamar hotel yang tepat dan akurat. Salah satu penyedia jasa dibidang perhotelan yang juga dekat dengan tempat wisata di bukittinggi adalah Hotel Yuriko. Mengingat semakin banyaknya perusahaan jasa pada bidang yang sama, tentunya pesaing pun semakin meningkat. Hotel Yuriko termasuk jenis hotel non bintang yang memiliki dua pesaing hotel dengan kategori yang sama, yaitu Hotel Ambun Suri dan Hotel Prima Dini. Dengan adanya pesaing hotel yang sama, tentu para wisatawan atau konsumen memerlukan informasi tarif kamar hotel yang tepat dan akurat dengan kualitas yang baik dari masing-masing hotel tersebut, dengan itu memudahkan dan menarik para wisatawan untuk mencari tempat penginapan yang sesuai.
JAkSya: Jurnal Akuntansi Syariah No 2, Vol 2, Agustus 2022 Hotel Yuriko memiliki kamar berjumlah 38 dengan tipe 7 kamar family, 1 kamar deluxe, 20 kamar superior dan 10 kamar standar. Hotel ini mampu bertahan menghadapi persaingan perhotelan yang berkembang di Bukittinggi dan memiliki service yang bisa menarik para pelanggan. Untuk mempertahankan serta meningkatkan daya saing tersebut, tentunya hotel yuriko harus memperhatikan biaya-biaya yang terkait dalam perhitungan harga pokok kamar, sehingga perhitungan biaya tersebut sesuai dengan aktivitas yang berjalan. Namun, dalam menghitung harga pokok kamar, Hotel Yuriko Bukittinggi masih menggunakan sistem tradisional atau sistem perhitungan perusahaan itu sendiri, yang mana perhitungan dengan biaya tradisional sudah terbukti kurang efektif digunakan dalam penentuan harga pokok produk atau jasa, karena hanya memfokuskan pada penyajian informasi keuangan berupa biaya yang terjadi pada tahap penyewaan kamar. Sedangkan pengelolaan dalam pelayanan konsumen dibutuhkan informasi penyebab timbulnya biaya berupa aktivitas.
KAJIAN PUSTAKA Konsep Biaya
Konsep biaya merupakan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda juga. Tujuan yang berbeda menunjukkan keputusan yang akan diambil. Dimana kita tidak dapat menggunakan satu klasifikasi biaya untuk semua keputusan, karena setiap keputusan memiliki tujuan yang berbeda. Untuk memenuhi tujuan tersebut, makan perlu juga mengklasifikasikan biaya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Riwayadi, 2016, p. 16) Konsep biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok suatu objek biaya adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung.
biaya yang paling akurat dibebebankan ke objek biaya adalah biaya langsung karena sumber dayanya hanya dikonsumsi oleh objek biaya yang bersangkutan.
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk (barang dan jasa) yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Menurut Hansen dan Women dalam (Ramdani Dadan, 2020) p, 147 Harga pokok produksi adalah suatu yang mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode yang berjalan. Biaya yang dibebankan pada barang yang telah selesai hanya biaya manufaktur yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Menurut Lesmono dalam (Brahim, 2021, P.15) harga pokok adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang diukur dengan berkurangnya atau timbulnya utang. Sedangkan menurut Mulyadi, tujuan harga pokok produksi atau disebut dengan harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan kumpulan dari semua kompenen biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk.
Akuntansi Biaya Tradisional
Akuntansi biaya tradisonal diterapkan dalam teknologi yang stabil dan produksi massal dengan produk yang standar atau homogen. Karena perusahaan menghasilkan produk yang standar dan homogen, maka perhitungan harga pokok produknya relative mudah. Harga pokok produk diperoleh dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan. Akuntansi biaya tradisional diterapkan dilingkugan operasional yang banyak menggunakan tenaga kerja atau padar karya. Dalam hal ini, biaya tenaga kerja langsung memiliki komposisi yang signifikasn dalam struktur biaya produksi, sedangkan biaya overhead pabrik memiliki komposisi yang kecil (Riwayadi, 2016, p.31).
Aktivity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing merupakan suatu metode pengukuran biaya produk atau jasa yang didasarkan atau penjumlahan biaya dari pada kegiatan atau aktivitas yang timbul yang berkaitan dengan atau jasa tersebut. Pada dasarnya ABC adalah suatu metode akuntansi biaya dimana pembebanan harga pokok produk merupakan penjumlahan seluruh biaya aktivitas yang menghasilkjan barang atau jasa.
JAkSya: Jurnal Akuntansi Syariah No 2, Vol 2, Agustus 2022 Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. Selain itu tujuan metode ABC terbagi dari beberapa komponen, yaitu:
1) Dalam penetapan harga (price regulation), dapat menghasilkan ingformasi yang lebih, karena dapat menggambarkan nilai aktivitas dalam suatu perusahaan yang dikonsumsi untuk membuat suatu produk yang lebih baik.
2) Dalam mengatur hubungannya dengan pelanggan (customerlink), bertujuan untuk membebankan biaya-biaya penjualan, distribusi, penelitian, serta pengembangan dministrasi kepada pelanggan yang membutuhkan aktivitas ini dan yang membedakannya adalah tergantung pada tingkat kebutuhannya.
Manfaat Activity Based Costing bagi perusahaan adalah:
1) Suatu pengkajian dalam system biaya ABC yang dapat meyakinkan pihak manajemen, bahwa mereka harus mengambil beberapa Langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambal secara simultan yang focus pada pengurangan biaya.
2) Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.
3) Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan membuat-membeli yang manajemen harus lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih akurat, maka keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen akan lebih baik dan tepat.
4) Mendukung perbaikan yang berkesinambungan melalui analisa aktivitas yang mana system ABC memungkinkan Tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efesien. Hal ini berkaitan dengan masalah produktivitas perusahaan.
5) Memudahkan penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost reduction), pada system tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi.
6) Dengan analisis biaya yang diperbaiki, pihak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas atas produk yang bervolume rendah (Mariantha, 2018, p.
24-25).
Dalam aktivitas peningkatan proses (increase process activity), ini digunakan dalam memberikan laporan kepada pihak manajemen Ketika menunjukkan biaya dikeluarkan dengan menyebutkan penyebab timbulnya biaya (Brahim, 2021, p. 21. Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tidak hanya menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang akurat, tetapi juga memudahkan manajemen dalam pengembangan program pengurangan biaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lalakukan yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini nantinya menggambarkan bagaimana penerapatan metode activity based costing dalam menentukan harga pokok kamar pada Hotel Yuiko Bukittinggi.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer yang penulis gunakan yaitu wawancara yang penulis lakukan dengan pimpinan Hotel Yuriko Bukittinggi mengenai objek yang akan penulis teliti nantinya, yang mana wawancara ini dilakukan guna untuk mengetahui hal-hal yang tidak ada dalam data sekunder. Sedangkan data sekunder yang penulis gunakan diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dokumentasi mengenai informasi biaya-biaya yang diperlukan dalam penelitian yang penulis lakukan.
JAkSya: Jurnal Akuntansi Syariah No 2, Vol 2, Agustus 2022 Tempat Penelitian
Tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di Hotel Yuriko Bukittinggi, Jln. Sudirman No 7 Bukittinggi, Guguak Panjang. Penelitian ini dimulai dari bulan November– Desember 2021.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis data yg digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan sifat objek yg diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penelitian lapangan dan menganalisis data tersebut dan kemudian menarik kesimpulan.
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Mengidentifikasi Aktivitas
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya dan driver biaya sumber daya
3. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas
4. Mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas 5. Menghitung tarif per kelompok aktivitas
Tarif perunit cost driver = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠)/(𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟) 6. Pembebanan biaya aktivitas ke produk BOP dibebankan
= Tarif kelompok aktivitas × Unit cost driver yang Digunakan HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Perhitungan harga pokok kamar menggunakan Metode Tradisional
Manajemen Hotel Yuriko melakukan perhitungan untuk harga pokok kamar berdasarkan biaya- biaya yang bersifat umum. Biaya tersebut nantinya dilakukan pembebanan dengan cara alokasi.
Pihak Hotel Yuriko menggunakan alokasi berdasarkan total dari pendapatan kamar hotel yang digunakan untuk menghitung harga pokok kamar untuk tiap jenis kamar yang ada.
Berikut jenis kamar yang ada di Hotel Yuriko:
a. Standard room yang berjumlah 10 kamar dengan luas masing-masing kamar 12m².
b. Superior room yang berjumlah 20 kamar dengan luas masing-masing kamar 6m².
c. Deluxe room yang berjumlah 1 kamar dengan luas 30m².
d. Family room yang berjumlah 7 kamar dengan luas masing-masing kamar 42m².
Jenis kamar yang berbeda di Hotel Yuriko tentunya juga memiliki tarif kamar yang berbeda, hal tersebut sesuai dengan luas kamar serta fasilitas yang berbeda. Berikut tarif kamar atau room rate di hotel Yuriko pada tahun 2020.
Tabel 1.Room Rate Hotel Yuriko Tahun 2020 Jenis Kamar Room Rate Kamar (Rp.)
Standart 275.000
Superior 350.000
Deluxe 550.000
Family 750.000
Tabel 2 Jumlah Kamar Tersedia untuk dijual Tahun 2020
Jenis Kamar Jumlah Kamar
Jumlah Kamar Setahun (x 365 hari)
Standard 10 3.650
Superior 20 7.300
Deluxe 1 365
Family 7 2.555
Jumlah 38 13.870
Sumber: Data Hotel Yuriko
Data kamar yang tersedia untuk dijual pada Hotel Yuriko tahun 2020 sebagai berikut:
Untuk jumlah hari hunian kamar Hotel Yuriko selama tahun 2020 sebagai berikut
Tabel 3. Jumlah Occupancy Hotel Yuriko Tahun 2020
Bulan Lama Menginap
Standar
d Superio
r Deluxe Family Jumlah
Januari 2
00
13 3
28 4
5 4
06 Februari 1
39
92 2
7 3
1 2
89
Maret 5
8 3
9 2
9 1
2 1
38
April 2
7 1
8 2
8 5 7
Mei 1 8
8 1
2 2
7 3 6
Juni 4 0
0 2
7 2
6 9 1
02
Juli 5
9 3
9 2
9 1
2 1
39
Agustus 9
3 6
2 2
8 2
0 2
03 Septemb
er 5
4 3
6 2
6 1
2 1
28
Oktober 5
5 3
7 2
7 1
4 1
33 Novemb
er 6
3 4
6 2
9 1
4 1
52 Desemb
er 2
04
13 7
29 4
5 4
15
Jumlah 1.010 6
78
33 3
22 2
2.243 Sumber: Data Hotel Yuriko
Berdasarkan data diatas, berikut perhitungan serta penjelasan proses pembebanan biaya dan penentuan dari harga pokok jasa pada masing-masing jenis kamar Hotel Yuriko.
a. Tingkat pengisian kamar atau tingkat hunian kamar masing-masing jenis kamar (Occupancy Rate) selama tahun 2020.
Tabel 4. Occupancy Rate Hotel Yuriko Tahun 2020
JenisKamar Jumlah
Kamar Terju
al
Jumlah Kamar Tersedi
a
Occupancy Rate Standard 1.0 %
10 3.6
50 27,7%
Superior 6
78
7.300 9,2
Deluxe 3 % 33
36 5
91,2%
Family 2
22
2.555 8,7
Total 2.24 %
3 13.870 16,2%
b.
Penjualan jasa kamar hotel masing- masing tiap jenis kamar selama tahun 2020.
Tabel 5. Pendapatan Penjualan Jasa Kamar Hotel Yuriko Tahun 2020
JenisKamar Jumlah Kamar
Terjual Harga Jual
Kamar (Rp) Pendapatan Jasa Kamar (Rp)
Standard 1.010 275.000 277.750.000
Superior 678 350.000 237.300.000
Deluxe 333 550.000 183.150.000
Family 222 750.000 166.500.000
Total 2.243 1.925.000 864.700.000
Sumber: Data Hotel Yuriko
c. Persentase pendapatan untuk masing- masing tiap jenis kamar terhadap pendapatan dari penjualan seluruh jenis kamar selama tahun 2020.
Berikut perhitungan untuk persentase dari alokasi pendapatan yang ada pada setiap jenis kamar terhadap seluruh pendapatan jasa kamar.
Tabel 6. Persentase Pendapatan Penjualan Jasa Kamar Hotel Yuriko Tahun 2020
Jenis Kamar PendapatanJasa Kamar (Rp)
Total Pendapatan
Jasa Kamar (Rp)
Persentase Pendapatan
Standard 277.750.000
864.700.000
32,1%
Superior 237.300.000 27,4%
Deluxe 183.150.000 21,2%
Famil
iy 166.500.000 19,3%
Jumla
h 864.700.000 100%
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh persentase alokasi pendapatan penjualan jasa kamar secara keseluruhan. Hasil perhitungan tersebut dalam analisa selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan pengeluaran biaya- biaya dengan dasar alokasi pendapatan.
Alokasi berdasarkan pendapatan merupakan biaya yang didasarkan padabesarnya persentase terhadap jenis kamar tertentu pada total pendapatan suatu jenis kamar. Jadi setiap jenis kamar akan menanggung beban biaya aktivitas jasa (harga pokok kamar) sebesar nilai persentase pendapatan yang diperoleh kamar itu sendiri terhadap perolehan pendapatan jasa kamar secara keseluruhan.
Tabel 7. Perincian Biaya Langsung yang dialokasikan Ketiap Jenis Kamar Tahun 2020 Jenis Kamar Total Biaya
langsung Dept Room
(Rp)
Persentase
Pendapatan Jumlah (Rp) Standar 103.384.000 32,1% 41.696.616
Superior 27,4% 35.591.504
Deluxe 21,2% 27.537.952
Familiy 19,3% 25.069.928
Sumber: Data Hotel Yuriko
Tabel 8. Rincian Harga Pokok Kamar Hotel Yuriko Tahun 2020
Biaya Standar Superior Deluxe Familiy
Biaya Langsung 33.186.264 28.327.216 21.917.408 19.953.112 Biaya Tidak Langsung
32,1% x 545.254.000 175.026.534
27,4% x 545.254.000 149.399.596
21,2% x 545.254.000 115.593.848
19,3% x 545.254.000 105.234.022
Harga Pokok Produksi 208.212.798 177.726.812 137.511.256 125.187.134
Jumlah kamar terjual 101 67 33 22
Harga Pokok Kamar 206.152 262.133 412.946 563.906
Sumber: Data Hotel Yuriko
Perhitungan Harga Pokok Kamar Dengan Metode Activity Based Costing
Berikut beberapa langkah yang dilakukan untuk menghitung harga pokok kamar dengan menggunakan metode activity based costing.
a. Mengidentifikasi Aktivitas
Aktivitas menunjukkan suatu tindakan kerja yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan.
Seberapa terperinci aktivitas yang dibuat harus tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen.
Semakin terperinci aktivitas, maka semakin mudah mengidentifikasi aktivitas yang ada di perusahaan.
Tabel 9. Identifikasi Aktivitas Hotel Yuriko N
o
Aktivita 1 Aktivitas Penginapan s 2 Aktivitas Laundry
3 Aktivitas Pemberian Makan Pagi 4 Aktivitas Pemeliharaan
5 Aktivitas Penggunaan Energi 6 Aktivitas Pemasaran
7 Aktivitas Keadministrasian 8 Aktivitas Penggajian
b. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya dan driver biaya sumber daya
Mengidentifikasi biaya sumber daya ke aktivitas pada biaya langsung (direct cost of activity) dan biaya tidak langsung aktivitas (indirect cost of activity). Biaya-biaya yang termasuk kedalam biaya langsung dialokasikan setiap jenis kamar hotel. Biaya langsung yang terjadi pada departemen kamar, sedangkan biaya tidak langsung terjadi pada departemen selain departemen kamar. Aktivitas pada biaya langsung diperoleh dari sumber daya manusianya atau petugas dari departemen kamar yang meliputi, gaji karyawan, makan karyawan dan seragam karyawan.
Ketiga biaya tersebut dijadikan sebagai biaya langsung karena ketiga biaya tersebut merupakan biaya yang langsung berhubungan dengan penyediaan jasa layanan kamar tersebut. Pengalokasian biaya langsung berdasarkan persentase jumlah kamar yang ada per tiap jenis-jenis kamar. Berikut perincian biaya langsung yang dialokasikan ke tiap jenis kamar Hotel Yuriko Bukittinggi.
Tabel 10.Persentase Alokasi kamar
Jenis Kamar Jumlah Kamar TotalKeseluruhan Kamar
Persentase Kamar Standard 10
3 8
26,3 %
Superior 20 52,6 %
Deluxr 1 2,7 %
Family 7 18,4 %
Tabel 11. Perhitungan Biaya Langsung dengan Persentase Alokasi Jumlah Kamar
BiayaLangsung Room
Dept
Persentase Alokasi Kamar
Standar Superior Deluxe Familiy
26,3% 52,6% 2,7% 18,4%
Gaji Karyawan
(60.000.000) 15.780.000 31.560.000 1.620.000 11.040.000 Makan Karyawan
(6.240.000) 1.641.120 3.282.240 168.480 1.148.160 Seragam
Karyawan (1.200.000)
315.600 631.200 32.400 220.800
Total Biaya
Langssung 17.736.720 35.473.440 1.820.880 12.408.960 Sumber: Data diolah Penulis
c. Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas
Setelah aktivitas-aktivitas yang ada telah diidentifikasi sesuai dengan kategorinya, langkah selanjutnya pengidentifikasian untuk cost driver dari setiap aktivitas.
1) Aktivitas penginapan untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar terjual. Tetapi dengan mengingat bahwa biaya-biaya meningkat jika jumlah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jumlah kamar terjual.
2) Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai dan selimut. Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi pencucian tersebut hanya dilakukan setelah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jumlah kamar terjual.3) Aktivitas penggunaan energi meliputi listrik dan air. Untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah kamar terjual, untuk cost driver yang tepat adalah jumlah kamar terjual.
4) Aktivitas keadministrasian untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar terjual.
5) Aktivitas pemberian makan pagi ditetapkan dengan tarif full breakfast buffet sebesar Rp.10.000/orang. Peningkatan biaya pada pemberian makan pagi tergantung jumlah tamu yang menginap, maka yang dijadikan cost driver adalah jumlah tamu yang menginap.
6) Aktivitas pemasaran bertujuan untuk menjual semua kamar yang tersedia untuk dipromosikan dengan berbagai cara, maka cost driver nya adalah jumlah kamar tersedia.
7) Aktivitas pemeliharaan meliputi peralatan hotel, fasilitas hotel serta penyusutan gedung.
Dasar pengalokasian aktivitas kebersihan tersebut adalah jumlah seluruh kamar, tetapi untuk penentuan dari cost driver yang tepat adalah jumlah luas kamar yang tersedia.
8) Aktivitas penggajian untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah jam kerja, maka cost driver yang tepat adalah jam kerja.
Tabel 12. Penentuan Cost Driver
Aktivitas Cost Driver
Penginapan Jumlah Kamar Terjual Laundry Jumlah Kamar Terjual Penggunaan Energi Jumlah Kamar Terjual Keadministrasian Jumlah Kamar Terjual Pemberian Makan Pagi Jumlah Tamu Menginap Pemasaran Jumlah Kamar Tersedia Pemeliharaan Jumlah Luas Lantai Penggajian Jumlah Jam Kerja
Langkah selanjutnya dalam menghitung activity based costing dalam menentukan perolehan harga pokok kamar pada Hotel Yuriko adalah membebankan cost pada roduk atau jasa, yang digunakan adalah pemicu biaya dan aktivitas. Sebelumnya ditentukan terlebih dahulu cost pool dari setiap aktivitas serta biaya yang terkait.
Tabel 13. Rincian Biaya Cost Pool I
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa total cost pool I adalah sebesar Rp.164.198.000 Tabel 14. Rincian Cost Pool II1
Aktivitas Biaya
Pemberian Makan Pagi (10.000x4142 orang) 41.420.000
Total 41.420.000
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa total cost poolII adalah sebesar Rp. 41.420.000 Tabel 15. Rincian Biaya Cost Pool III
Aktivitas Biaya
Aktivitas Pemasaran
Promosi 15.000.000
Printing and
Stationery 6.000.000
TOTAL 21.000.000
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa total cost pool III adalah sebesar Rp.
21.000.000
Tabel 16. Rincian Biaya Cost Pool IV
Aktivitas Biaya
Aktivitas Pemeliharaan
Pemeliharaan Mesin 6.000.000 Pemeliharaan AC dan
Refrigenerator 3.600.000
Pemeliharaan Genset 3.000.000 Penyusutan Gedung 32.500.000
TOTAL 45.100.000
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total cost pool IV adalah sebesar Rp.
45.100.000
Tabel 17. Rincian Biaya Cost Pool V
Aktivitas Biaya
Aktivitas Penggajian
Gaji Karyawan 282.000.000 Makan Karyawan 28.080.000 Seragam Karyawan 5.400.000 TOTAL 315.480.000
Decoration 3.000.0
Laundry 18.000.0000
Listrik 0 46.684.00
Air 0 36.570.00
Keadministrasian 0 24.000.00
TOTAL 164.198.000
0
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa total cost pool 5 adalah sebesar Rp.315.480.000
d.
Mengklasifikasikan berbagai aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas Menentukan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas, kemudian menentukan pengalokasian data cost driver terhadap aktivitas tersebut.
Tabel 18. Aktivitas dan Level Aktivitas Hotel Yuriko
Aktivitas Level
Penginapan Unit Level Laundry Listrik Unit Level
Air Unit Level
Keadministrasian Unit Level Pemberian Makan Pagi Unit Level
Pemasaran Produk Level
Pemeliharaan Facility Level Penggajian Unit Level
Tabel 19. Pengalokasian Data Cost Driver Hotel Yuriko
Cost Driver Jumlah
Alokasi Jumlah Kamar Terjual (Unit)
Standar 1.010
Superior 678
Deluxe 333
Family 222
TOTAL 2.243
Alokasi Jumlah Tamu Menginap (Orang)
Standar 1.671
Superior 1156
Deluxe .659
Family 696
TOTAL 4.142
Alokasi Jumlah Kamar Tersedia (Unit)
Standar 3.650
Superior 7.300
Deluxe 365
Family 2.555
TOTAL 13.870
Alokasi Jumlah Luas Lantai (m²)
Standar 120
Superior 320
Deluxe 30
Family 294
TOTAL 764
Alokasi jumlah jam kerja Karyawan
Standar 8.813
Superior 7.523
Deluxe 5.821
Family 5.299
TOTAL 27.456
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui alokasi berdasarkan kelompok masing-masing alokasi kamar terjual dan alokasi jumlah kamar tersedia, untuk alokasi jumlah jam kerja karyawan dihitung berdasarkan persentase dari pendapatan dikalikan dengan total jam kerja karyawan selama setahun, yaitu 27.456 jam.
e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas Tarif dihitung berdasarkan pembagian antara jumlah biaya setiap aktivitas masing-masing kelompok dengan cost driver.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui lokasi berdasarkan kelompok masing-masing, alokasi kamar terjual dan alokasi jumlah kamar
Tabel 20.Tarif Cost Pool PerUnit
No Cost Pool Tarif
Cost Pool
Cost Driver Tarif Cost Pool/Unit 1 Cost Pool I 164.198.00
0 2.24
3 73.20
2 Cost Pool II 41.420.00 4
0 4.14
2 10.00
3 Cost Pool III 21.000.00 0
0 13.87
0 1.51
4 Cost Pool IV 45.100.00 4
0 764 59.03
5 Cost Pool V 315.480.00 1
0 27.45
6 11.49
Sumber: Data diolah Penulis 0
f. Pembebanan biaya aktivitas ke produk Pada tahap ini biaya untuk setiap kelompok biaya overhead ditelususri ke berbagai jenis aktivitas. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk dan jasa. Overhead yang dibebankan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
BOP dibebankan = Tarif kelompok aktivitas × Unit cost driver yang digunakan
Dengan mengetahui biaya yang dibebankan pada masing-masing produk, maka dapat dihitung harga pokok per jenis kamar.
Tabel 21. Harga Pokok Kamar Standar
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah
Cost Pool I 73.20
4 1.01
0 73.936.04
Cost Pool 0
II 10.00
0 1.67
1 16.710.00
Cost Pool 0
III 1.51
4 3.65
0 5.526.10
Cost Pool 0
IV 59.03
1 120 7.083.72
Cost Pool 0
V 11.49
0 8.81
3 101.261.37
Total Biaya Tidak Langsung 204.517.230
Total Biaya Langsung 0 17.736.72
Total Biaya untuk Kamar Standar 222.253.950
Jumlah Kamar Terjual 0 1.010
Harga Pokok Kamar Standar 220.05
Sumber: Data diolah Penulis 3
Tabel 22. Harga Pokok Kamar Superior
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah
Cost Pool I 73.20
4 678 49.632.31
Cost Pool II 10.00 2
0 1.156 11.560.00
Cost Pool III 1.51 0
4 7.300 11.052.20
Cost Pool IV 59.03 0
1 320 18.889.92
Cost Pool V 11.49 0
0 7.523 86.439.27
Total Biaya Tidak Langsung 177.573.700
Total Biaya Langsung 2 35.473.44
Total Biaya untuk Kamar Superior 213.047.140
Jumlah Kamar Terjual 2 678
Harga Pokok Kamar Superior 314.22
Sumber: Data diolah Penulis 8
Tabel 23. Harga Pokok Kamar Deluxe
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah
Cost Pool I 73.20
4 333 24.376.93
Cost Pool II 10.00 2
0 659 6.590.00
Cost Pool III 1.51 0
4 365 552.61
Cost Pool IV 59.03 0
1 30 1.770.93
Cost Pool V 11.49 0
0 5.821 66.883.29
Total Biaya Tidak Langsung 100.173.760
Total Biaya Langsung 2 1.820.88
Total Biaya untuk Kamar Deluxe 101.994.640
Jumlah Kamar Terjual 2 333
Harga Pokok Kamar Deluxe 306.29
Sumber: Data diolah Penulis 0
Tabel 24. Harga Pokok Kamar Family
Sumber: Data diolah Penulis
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Kamar antara Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing
Dari hasil perhitungan harga pokok yang digunakan oleh pihak Hotel Yuriko terlihat adanya perbedaan hasil perhitungan harga pokok Tradisional dan hasil harga pokok dengan metode Activity Based Costing. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 25. Perbandingan Harga Pokok Kamar Sistem Tradisional dan Metode Activity Based Costing
Jenis Kamar Harga Pokok Kamar Metode Tradisional
(Rp)
Harga Pokok Kamar Metode Activity Based
Costing (Rp)
Selisi h (R p
Standar 206.151 220.053 (13.902)
Superior 262.133 314.228 (52.095)
Deluxe 412.946 306.290 106.656
Familiy 563.906 530.311 33.5
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui perbedaan atau selisih dari tiap jenis kamar di Hotel 95 Yuriko. Perhitungan harga pokok kamar dengan menggunakan metode activity based costing pada kamar standar sebesar Rp. 220.053. Kamar superior sebesar Rp. 314.228. Kamar Deluxe sebesar Rp. 306.290, dan Kamar Family sebesar Rp 530.311. Menurut hasil tersebut, telah diperoleh perbandingan selisih antara metode yang telah digunakan oleh pihak Hotel Yuriko dengan hasil perhitungan menggunakan metode activity based costing.
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah
Cost Pool I 73.20
4 222 16.251.28
Cost Pool II 10.00 8
0 696 6.960.00
Cost Pool III 1.51 0
4 2555 3.868.27
Cost Pool IV 59.03 0
1 294 17.355.11
Cost Pool V 11.49 4
0 5299 60.885.51
Total Biaya Tidak Langsung 105.320.180
Total Biaya Langsung 2 12.408.96
Total Biaya untuk Kamar Family 117.729.140
Jumlah Kamar Terjual 2 222
Harga Pokok Kamar Family 530.31
1
Dengan menggunakan metode activity based costing, pada kamar Standar dan Superior memberikan suatu hasil perhitungan yang mana lebih besar daripada metode yang telah ditentukan oleh pihak manajemen Hotel Yuriko, yaitu dengan selisih harga untuk kamar standar sebesar Rp. 13.902 dan Kamar Deluxe sebesar Rp. 52.095. Sedangkan untuk Kamar Deluxe dan Kamar Familiy hasil perhitungan lebih kecil daripada harga pokok kamar Hotel Yuriko yang ditentukan manajemen hotel dengan selisih untuk Kamar Deluxe sebesar Rp. 106.659, dan Kamar Family sebesar Rp. 33.595.
Adanya selisih harga dikarenakan pada metode activity based costing, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode activity based costing mampu mengalokasikan biaya berdasarkan konsumsi masing- masing aktivitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan di Hotel Yuriko Bukittinggi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode activity based costing yaitu, untuk kamar Standar sebesar Rp. 220.053. Untuk kamar Superior sebesar Rp. 314.228. Untuk kamar Deluxe sebesar Rp. 306.290, dan untuk kamar Family sebesar Rp.530.311. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode activity based costing, terdapat perbandingan harga disetiap jenis kamar. Untuk kamar standar dan kamar superior menghasilkan perhitungan yang lebih tinggi dengan selisih untuk kamar standar Rp.
13.902, dan selisih untuk kamar superior sebesar Rp.52.095. Sedangkan untuk jenis kamar deluxe dan kamar family memiliki hasil lebih rendah dengan selisih untuk kamar deluxe sebesar Rp. 106.656, dan selisih untuk kamar Family sebesar Rp. 33.5952. Terdapat perbedaan antara harga pokok kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen Hotel Yuriko dengan penerapan activity based costing. Perhitungan menggunakan metode activity based costing akan menghasilkan harga pokok yang lebih akurat, karena biaya-biaya yang terjadi dibebankan pada produk atas dasar aktivitas dan sumber daya yang dikonsumsikan oleh produk dan juga menggunakan dasar cost driver yang lebih dari satu.
DAFTAR PUSTAKA
Brahim, M. N. (2021). Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI).
Chakti, A. G. (2018). Manajemen Biaya. Makassar: Celebes Media Perkasa.Makassar: Celebes Media Perkasa.
Ramdani Dadan, M. A. (2020). Akuntansi Biaya Konsep dan Implementasi di Industri Manufaktur.
Yogyakarta: CV Markumi.
Riwayadi. (2016). Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisonal dan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Rotikan, G. S. (2013). Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Tropica Cocoprima. Jurnal Emba, Vol.1 No3 : 1020.
Victoria Z, G. B. (2021). Penerapan Harga Jual kamar Hotel dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing pada Hotel Boulevord Manado. Jurnal Emba, Vol.9. No.2:
743.