Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan, serta dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Latar Belakang
Potensi kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada coring station (proses pemisahan kulit dan daging buah). Berdasarkan identifikasi sumber risiko yang masuk dalam matriks ISBPPR, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja masih terjadi di perusahaan.
Rumusan Masalah
Dengan diterapkannya metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC), diharapkan dapat dilakukan upaya untuk mencegah dan mengurangi angka kecelakaan industri di PT. Kresna Duta Agroindo Pelakar Mill, dan hindari serta atasi risiko tersebut dengan baik.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
Membantu koordinator dan pekerja pabrik mengenai identifikasi sumber bahaya penyebab kecelakaan kerja untuk mewujudkan zero kecelakaan dan zero cedera. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi pelaksanaan pengendalian potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada pekerja dan dapat menjadi pengetahuan dalam meminimalisir kecelakaan kerja, sehingga masyarakat memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dengan pemanfaatan penyediaan Alat Pelindung Diri ( APD) bagi pekerja stasiun nuklir.
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratama (2017) berjudul Penerapan Metode Identifikasi Risiko Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko (HIRARC) dalam upaya mengurangi tingkat risiko pada bagian produksi PT.
Telaah Teori
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja berkaitan dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan sehingga mengganggu ketertiban proses kegiatan (18).
Konsep Keselamatan Kerja
Industri Kelapa Sawit dan Sistem Kesehatan dan Keselamatan
Kehadiran perkebunan kelapa sawit secara ekonomi telah memberikan peluang harapan yang besar bagi pemilik modal. Perluasan tanpa kendali dimana hutan, lahan pertanian bahkan pantai dieksploitasi menjadi perkebunan kelapa sawit. Tahapan pengembangan perkebunan kelapa sawit dimulai dari penyiapan lahan (studi kelayakan), pembukaan lahan, penaburan, penanaman dan pemanenan (22).
Sedangkan pabrik kelapa sawit pada umumnya terdiri dari bagian pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari perkebunan menuju pabrik, bagian penimbangan, bagian bongkar buah (loading ramp), bagian pemasakan/perebusan dan sterilisasi, bagian pelepasan. buah dari tandannya lalu dihancurkan, sebagian dicampur (pencernaan), sebagian diperas untuk pengepresan minyak sawit, sebagian untuk pemurnian minyak sawit (klarifikasi), sebagian inti sawit (23). Persaingan industri, termasuk industri perkebunan kelapa sawit, semakin ketat sehingga menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pekerja perkebunan kelapa sawit umumnya berpendidikan rendah dan terkurung karena tinggal di rumah yang disediakan oleh perusahaan perkebunan.
Tinjauan Umum Metode HIRARC
Melakukan penilaian risiko (menganalisis dan memperkirakan risiko setiap bahaya), dengan menghitung atau memperkirakan kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan bahaya. Tujuan dari Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko (HIRARC) adalah untuk mencegah kecelakaan. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan oleh pegawai yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan perusahaan.
Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya identifikasi risiko dan karakteristiknya, dilanjutkan dengan melakukan penilaian risiko terhadap risiko yang ada, setelah itu merekomendasikan upaya. Sedangkan Risk Assessment adalah proses menilai risiko yang timbul dari suatu bahaya, kemudian menghitung kecukupan tindakan pengendalian yang ada dan memutuskan apakah risiko yang ada dapat diterima atau tidak. Kemudian dilakukan penilaian risiko sesuai dengan matriks penilaian risiko yang dibuat dengan mempertimbangkan faktor tingkat keparahan yang mungkin terjadi dan frekuensi terjadinya risiko risiko tersebut (Likehood).
Faktor Potensial Hazard
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mendefinisikan tenaga kerja sebagai “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau kebutuhan masyarakat” (3). Usia: Pekerja muda cenderung lebih kuat secara fisik, sehingga mereka diharapkan bekerja lebih keras dibandingkan pekerja yang lebih tua. Secara praktis, definisi bekerja dan tidak bekerja dibedakan hanya berdasarkan batasan usia.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 68 telah menetapkan batasan usia kerja adalah 18 tahun, sehingga pekerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia di atas 18 tahun (3). Oleh karena itu, dalam praktiknya digunakan ukuran yang sesuai dengan jam kerja laki-laki dewasa atau Hari Kerja Laki-Laki (HKP). Sedangkan keputusan untuk memasuki suatu rangkaian pekerjaan atau lebih dari satu pekerjaan dapat didasarkan pada jumlah waktu atau jam kerja yang dapat ditawarkan.
Kerangka Teori
Desain Penelitian
Langkah Penerapan Pengendalian Potensi Bahaya dengan Metode HIRARC
Identifikasi bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja sebagai akibat dari aktivitas kerja terkait yang berada dalam kendali organisasi. Melakukan peninjauan terhadap pengendalian kecelakaan kerja yang mempunyai tahapan: eliminasi, substitusi, rekayasa teknis, pengendalian administratif, dan alat pelindung diri (APD).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
Informan
Pengambilan informan akan diarahkan berdasarkan pertimbangan tertentu iaitu orang yang akan terlibat di lokasi penyelidikan analisis potensi bahaya dan rawatannya dengan kaedah HIRARC.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi partisipatif adalah teknik observasi dimana peneliti ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diteliti (41). Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara langsung objek penelitian, yaitu dengan mengamati apakah yang disampaikan informan sesuai dengan fakta yang ada (perlakuan, penerapan dan pelaksanaan) (43).
Metode Analisis Data
Observasi adalah informasi yang diperoleh dengan mengamati ruang (tempat), pelaku, kegiatan, benda, tindakan, kejadian atau fenomena, waktu dan perasaan guna menyajikan gambaran realistis tentang tingkah laku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu memahami tingkah laku manusia. Triangulasi sumber merupakan verifikasi keabsahan data dengan cara memverifikasi data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi (pengelola dan pengelola keselamatan dan kesehatan/pihak yang berwenang) dari pekerja PKS PT. Teknik triangulasi yaitu verifikasi keabsahan data dilakukan dengan cara memverifikasi data dari sumber yang sama dengan teknik berbeda dengan membandingkan informasi hasil wawancara mendalam dengan hasil observasi di lokasi penelitian (44).
Teknik Validasi Data
Yakni dengan menginterpretasikan hasil penelitian secara benar, sehingga peneliti lain dengan menyesuaikan dengan keadaan dapat menarik kesimpulan yang sama dan pada hakikatnya hasilnya sama (45). Artinya, hasil penelitian tidak boleh bergantung pada kesepakatan beberapa orang dalam pandangan atau pendapatnya, namun harus menekankan pada data yang dihasilkan (45).
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sejarah Singkat PKS PT. Kresna Duta Agroindo Pelakar-Mill
Letak Geografis
Visi: Menjadi perusahaan agribisnis dan produk konsumen global yang berintegritas dan menjadi mitra pilihan terbaik. Misi: Kami secara efektif menyediakan solusi produk dan layanan agribisnis dan konsumen berkualitas tinggi dan berkelanjutan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan kami.
Struktur Organisasi
Hasil Penelitian
Karakteristik Informan Tabel 4.1. Karakteristik Informan
Input
Matriks pertanyaan dan pernyataan informan kunci mengenai potensi bahaya pada proses produksi nuklir di PKS PT. Matriks pertanyaan dan pernyataan informasi kunci mengenai penerapan pengendalian potensi bahaya pada proses produksi nuklir di PKS PT. I Ya, kita perlu membuat beberapa cara, pertama eliminasi, penghapusan potensi bahaya, kedua penggantian, misalnya ada alat kerja yang tidak aman, kita ganti, kita ganti dengan yang baru.
Pelaksanaan pengendalian potensi bahaya yang masih berlangsung mengalami hambatan atau tantangan yaitu kurangnya kepatuhan pekerja terhadap peraturan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Matriks pertanyaan dan pernyataan informan kunci mengenai penerapan pengendalian potensi bahaya pada proses produksi nuklir di PKS PT. Dampak positif yang dialami pekerja setelah tindakan pengendalian dilakukan adalah rendahnya potensi bahaya di tempat kerja.
Output
Informan juga menyampaikan bahwa penerapan pengendalian kernel drive sangat penting bagi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di PT. Area memasak terdiri dari troli masak, dudukan tudung, alat sterilisasi (ketel masak). 2) Stasiun perontokan (Thresser) dan perajang (Digester &. Pada stasiun ini perontokan dilakukan dengan alat yang terdiri dari silinder berbentuk rangka.
Pada stasiun perontokan terdapat beberapa alat yaitu alat pengangkat (Hosting Crane), pengumpan otomatis (Auto Feeder) dan perontok (Thresser). Secara umum scrubbing station merupakan tempat untuk membersihkan minyak, memisahkan minyak dari lumpur/padatan dan mengurangi kadar air. Minyak hasil CPO dipompa ke scrubbing station untuk proses pemurnian pada suhu 95 derajat Celcius.
Upaya Pengendalian
Pembahasan
Kecelakaan kerja diketahui setelah perusahaan melakukan identifikasi bahaya dengan menggunakan metode Hazard Source Identification and Hazard Control Matrix (ISBPR) atau yang disebut dengan metode Hazard Identification Risk Assessment and Control (HIRARC). Dengan kondisi tersebut, pekerja harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap untuk mengurangi angka kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Keselamatan Kerja, paparan bahan kimia juga merupakan kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi pada proses produksi nuklir.
Permasalahan kepatuhan dan konsistensi karyawan yang terjadi pada perusahaan saat ini akan menimbulkan potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 oleh Urrohmah bertajuk Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) dalam upaya mengurangi risiko kecelakaan kerja di PT. Kurangnya kepatuhan dan konsistensi pekerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja menyebabkan seringnya terjadi kecelakaan kerja berupa terjatuh, terpeleset, terjepit dan terpapar bahan kimia di stasiun nuklir.
Kesimpulan
Saran
- Bagi PKS PT. Kresna Duta Agroindo Pelakar-Mill
- Bagi Pekerja
- Bagi Peneliti Selanjutnya
Penerapan metode HIRARC untuk keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pembukaan lahan di Terminal Kijing Kabupaten Mempawah. Analisis penerapan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) dan HAZOPS (Hazop Operatability Study) dalam identifikasi potensi bahaya dan risiko pada proses bongkar muat unit di PT. Penerapan Risk Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) dalam upaya menurunkan tingkat risiko pada bagian produksi PT.
Identifikasi bahaya menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Control (HIRARC) dalam upaya mengurangi risiko kecelakaan kerja di PT. Analisis potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Penerapan metode HIRARC dalam analisis risiko bahaya dan upaya pengendalian kecelakaan kerja di area PT crusher dan belt conveyor.
Menurut Anda, apakah para pekerja di PLTN mampu menerima/menerapkan pengendalian bahaya yang telah diterapkan? Kresna Duta Agroindo Pelakar-Mill memberikan sanksi terhadap pekerja yang melanggar atau gagal menerapkan pengendalian potensi bahaya yang telah diterapkan.
Pada bagian produksi Kernel
Dokumentasi potensi bahaya terperangkap di tempat kerja akibat pembelahan benih dan gentian yang terkumpul antara pemotong.