30 Petrus Gauk, Ibrahim H Ahmad, & Mariati M
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK PADA PT. PUTRA UTAMA GLOBAL DI MAKASSAR
Petrus Gauk1, Ibrahim H.Ahmad2, Mariati M3.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3 ABSTRACT
This research aimed to determine the recognition of revenues and burdens at PT. Putra Utama Global based on the statement of Financial Accounting Standard (PSAK) NO. 34. This research was conducted in PT. Putra Utama Global in Makassar, the data conducted in this research were quantitative data and data collection techniques used in this research were interview techniques, documentation and observation. The data analysis technique used in this research was a quantitative descriptive data analysis. The data illustrates the research results but does not make a broad conclusion called a descriptive method. The results of this research explained that in recognizing the income and expenses of PT. Putra Utama Global is not consistent in implementing a settlement percentage method because the company still recognizes revenues by the method of settlement percentage only As a minimum billing only and does not recognize as a basis for revenue recognition of revenues and expenses.
Key words: income and expense recognition, percentage settlement.
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan produksi dan didistribusi umumnya dilakukan untuk memperoleh laba.Tujuan utama dari perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil adalah agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan berkembang dan memperoleh laba yang maksimal. Agar tujuan ini dapat tercapai, sumber daya yang dimiliki perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien guna menghindari pengangguran dan pemborosan dana.
PT. Putra Utama Global adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha kontraktor dan properti, seperti perusahaan pada umumnya, PT. Putra Utama Global harus memperhatikan tentang pengakuan pendapatan
dan beban yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukan laba yang optimal.
Menurut Samryn. (2015:46), pendapatan dan beban merupakan dua akun utama dalam laporan laba rugi perusahaan. Pendapatan merupakan sumber dana sementara Beban merupakan objek pembiayaan yang menyebabkan pengeluaran kas atau pengorbanan aktiva lainnya, atau timbulnya utang baru.
Penentuan dan pengakuan pendapatan dan beban sangat penting dalam menyusun laporan laba rugi. Laba digunakan sebagai indikator kinerja suatu perusahaan yang dapat mencerminkan jumlah beban dan pendapatan dalam satu periode. Disamping itu, laba sering dijadikan dasar ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk membayar deviden atau imbalan atas investasi. Untuk mengambil kebijakan-kebijakan, perusahaan harus mengambil keputusan dan strategi yang tepat dalam mempertahankan profitabilitas perusahaan Pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh perusahaan harus berdasarkan informasi yang akurat, jelas dan dapat dipercaya.
Informasi mengenai posisi keuangan merupakan salah satu bentuk laporan keuangan. Dalam pelaporan harus disajikan secara wajar dengan keadaan yang sebenarnya.Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0.34, Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari peristiwa dimasa yang akan datang.
Estimasinya seringkali direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Pendapatan dan beban merupakan dua akun utama dalam laporan laba rugi perusahaan.
Pendapatan merupakan sumber dana sementara beban merupakan objek pembiayaan yang menyebabkan pengeluaran kas atau pengorbanan aktiva lainnya, atau timbulnya utang baru, pengakuan pendapatan dan beban adalah untuk mendapatkan perhitungan laba yang wajar maka sangat penting diperhatikan mengenai penentuan dasar untuk menentukan pengakuan pendapatan dan beban, untuk membantu memberikan informasi yang relevan bagi pembaca laporan keuangan, maka pendapatan terkait kontrak kontruksi dari suatu proyek harus diakui bertahap dari tahun ketahun secara proporsional dengan masa penyelesaian kontrak. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengangkat judul:
Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada PT. Putra Utama Global.
TINJAUAN LITERATUR Pendapatan merupakan komponen penting dalam operasi perusahaan karena, pendapatan berpengaruh langsung terhadap laba yang diharapkan untuk menjamin kontinuitas perusahaan. Laba merupakan indikator prestasi suatu kesatuan ekonomi dalam suatu periode tertentu, dimana besarnya laba tergambar pada selisis antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan
barang dan jasa dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
Menurut Harnanto, (2019:102).
Pendapatan adalah kenaikan atau bertambahnya asset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya.Jadi, tidak setiap kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan merupakan pendapatan.
Didalam Akuntansi, yang dimaksud pendapatan ialah kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan sebagai hasil dari adanya upaya atau pengorbanan yang disebut biaya, yang terjadi atau diperlukan dalam proses untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Pendapatan adalah kenaiakn atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas perusahaan, selain yang berasal atau merupakan akibat dari aktivitas investasi dan pendanaan (transaksi-transaksi modal dan utang- piutang). Hernanto, (2019).
Menurut Hery, (2013:47).
Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
Samryn (2015:104). Pendapatan dapat diartikan sebagai aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahanbarang atau jasa kepada pelanggan. Misalnya pendapatan bunga, dan beban kegiatan rupa-rupa.
Permasalahan utama dalam Akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan, umumnya pendapatan diakui pada saat direalisasikan atau dapat direalisasikan dan dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa.
32 Petrus Gauk, Ibrahim H Ahmad, & Mariati M
Pendapatan dianggap
direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; pertukaran segera dapat konversi (siap tukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. 1)Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yang apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Pengertian beban tidak dapat dibedakan dengan pengertian laba dan aset serta rugi (loss), APB menjelaskan, beban timbul hanya dalam kaitannya dengan diterapkan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direpresentase dengan beban barang dijual) dalam transaksi penjualan merupakan beban karena hasil bersih (net) result penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas. Dalam pihak, tertentu timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut dengan tujuan yang sama Menurut Tanujaya, E. Dkk. (2014:201). Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode Akuntansi, yang menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau bertambahnya liabilitas, yang bukan termasuk distribusi kepada pemilik.
Menurut Idham Mannagha, (2015:179). Beban merupakan pemanfaatan aset atau pemakaian jasa dalam proses menghasilkan pendapatan.
Hery, (2013:46).Beban adalah arus kluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
Ibrahim H. Ahmad (jurnal vol 14:40:2017). Akuntansi berbasis Akrual berarti suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS). Yang didalamnya menyarankan kepada Negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan.
Pada dasarnya kos memiliki dua kedudukan penting, yaitu: sebagai aktiva (potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya), proses pembebasan cost pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost, oleh karena itu agar informasi yang digunakan akurat bagian kos yang yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut.1).Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan kepada pendapatan periode berjalan. 2) Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya.
Menurut PSAK NO.34 (Revisi 2010) mengemukakan bahwa kontrak kontruksi adalah suatu kontrak yang dinegoisasikan secara khusus untuk kontruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Oleh karena itu, masalah utama dalam akuntansi kontrak kontruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode
dimana pekerjaan konstruksi tersebut dilakasanakan.
Diana, A. dan Setiawati, L.
(2017:383). Kontrak konstruksi adalah kesepakatan antara klien (pembeli) dengan kontraktor (sebagai penjual) untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset. Kontrak konstruksi menimbulkan masalah dalam pengakuan pendapatan karena biasanya kontrak konstruksi membutuhkan waktu penyelesaian yang lama (lebih dari satu tahun). Pendapaan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima.
Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa dimasa depan. Estimasi sering kali direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkatatau menurun dari satu periode keperiode berikutnya, pendapatan kontrak terdiri dari.
1). Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak.
Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak. 2). Klaim adalah jumlah diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, misalnya, dari keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. 3). Pembayaran intensif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar-standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau terlampaui.
Jika hasil kontrak konstruksi diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktifitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan. 1). Kontrak harga tetap; hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi. 2). Kontrak biaya plus, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini terpenuhi: a). Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir keentitas. b). Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah dapat ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal. 3). Metode presentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan dilakukan. 4). Tahap penyelesaian suatu kontrak dapat ditentukan dalam berbagai cara. Entitas menggunakan metode yang mengukur secara andal pekerjaan yang dilakukan. 5).
Hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal
Entitas mengungkapkan: 1) Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan periode 2) Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode. 3) Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Pengungkapan Kontrak, Suatu kontrak telah mencapai akhir tahun pertama operasinya. semua biaya kontrak yang terjadi telah dibayar secara tunai serta semua termin dan uang muka telah diterima secara tunai. Biaya kontrak yang terjadi untuk kontrak B, C, dan E meliputi biaya bahan yang dibeli untuk kontrak tetapi sampai saat ini belum digunakan dalam pelaksanaan kontrak tersebut. untuk kontrak B,C, dan E pelanggan telah membayar uang muka kepada kontraktor untuk pekerjaan yang belum dilaksanakan.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurianti (2013) dengan judul Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban pada
34 Petrus Gauk, Ibrahim H Ahmad, & Mariati M CV. Gajah Benuk Olak Bosa Sintong.
Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah apakah perlakuan pendapatan dan beban kontrak kontruksi yang diterapkan oleh CV. Gajah benu olak bosa telah sesuai dengan PSAK No. 34 tahun 2012 yang IFRS. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui metode
pengakuan pendapatan dan
beban,pencatatan pendapatan termin, dan untuk mengetahui pengklasifikasian dan penyajian pendapatan dan beban. Data yang digunakan adalah data primer dan skunder ,teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara. Penelitian dilakukan pada CV. Gajah benuk olak bosa sintong. Hasil penelitian ini dari beberapa perusahaan kontraktor ada beberapa yang melakukan kesalahan dalam perlakuan pendapatan dan beban. Penelitian yang dilakukan oleh Rima Wahyuni (2014) dengan judul Analisis pengakuan pendapatan dan beban jasa konstruksi berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik pada CV.
Independent future world palembang.
Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah bagaimanakah pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa
akuntabilitas publik (SAK ETAP). Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan dan beban berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, teknik pengumpulan data yang Penelitian yang dilakukan oleh Petrus
Gauk dengan judul Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban ada PT. Putra Utama Global Makassar.Dengan Rumusan masalah. Apakah pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Putra Utama Global telah sesuai berdasarka PSAK), No. 34.
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengakuan dan pendapatan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).No. 34; data yang digunakan data primer dan data sekunder dan tehnik pengumpulan data yang digunakan observasi dan dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang mencakup
semua keputusan mulai dari asumsi yang luas hingga metode paling mendetail mengenai proses pengumpulan data.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Putra Utama Global. Adapun desain penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif yaitu Metode yang menggambarkan hasil penelitian tetapi tidak membuat kesimpulan yang luas disebut dengan metode deskriptif. Analisis yang digunakan mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehingga bahasan yang dilakukan yakni bahasan mengenai Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban.
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Putra Utama Global di Jl. Kancil Utara No.
64 Kota Makassar. Sedangkan Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan (dari bulan enam sampai bulan delapan).
Penelitian termasuk pada jenis penelitian deskriktif kuantitatif, yaitu;
Mendefenisikan bahwa penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status berakhir dari subjek penelitian.
Data-data yang terkumpul diperoleh melalui prosedur yaitu survei pendahuluan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dari organisasi secara keseluruhan sehingga dapat menentukan masalah apa yang dihadapi. Survei dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut. 1) .Wawancara yaitu mengadakan wawancara dalam hal ini tanya jawab dengan pimpinan dan staf yang ditujukan untuk mengadakan penelitian terhadap pengakuan pendapatan dan beban. 2). Dokumentsi, yaitu cara pemungutan data dngan mengunakan arsip dan dokmen-dokmen dari perusahaan yang bersangkutan. 3). Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap aktivitas kerja dilingkungan kerja PT. Putra Utama Global.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode yang menggambarkan hasil penelitian tetapi tidak membuat kesimpulan yang luas disebut dengan
metode deskriptif. Analisis yang digunakan mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehingga bahasan yang dilakukan yakni bahasan mengenai Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban.
HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Putra Utama Global memenangkan proyek pembanguanan Bendungan Paselloreng Kabupaten Wajo, dengan biaya kontrak sebesar RP.26.963.909.000.00. Dengan jangka waktu pelaksanaan 90 (sembilan puluh) hari kalender dari tanggal dari tanggal 07 (tujuh) september 2018 sampai dengan november 2018 untuk mobilsasi alat, tenaga kerja, dan set peralatan maksimal tanggal 10 september 2019, dengan estimasi biaya sebesar Rp.24.512.645.203.
dalam mengakui pendapatan dan beban PT.
Putra Utama Global mengakui pendapata dan beban berdasarkan metode presentase penyelesaian, berikut penyajian pendapatan dan beban pada PT. Putra Utama Global menggunakan metode presentase
Tabel 1 Metode presentase penyelesaian
September 2018 Oktober 2018
November 2018
Harga kontrak 26.963.909.000 26.963.909.000 26.963.909.000 Dikurangi estimasi
biaya 9.805.058.081 17.649.104,546 24.512.645.203
Biaya untuk tahun
pertama 14.707.587.122 - -
Estimasi biaya untuk menyelesaikan
tahun kedua 24.512.545.203 9.805.058.081 -
Total estimasi biaya
untuk tahun ketiga - 24.512.645.203 24.512.645.203
Total estimasi laba
kotor 2.451.263.797 2.451.263.791 2.451.263.797
Presentase
Penyelesaian 40% 70% 100%
Sumber: data diolah
Tabel 2 Perhitungan jumlah pendapatan dan biaya dari September 2018 november 2018
September 2018
Oktober 2018 November 2018 Sept 2018
Pendapatan 26 963,909.000x
10.785.563.600 10.785.563.600 10.785.563 600 40%
Beban 9.805.058.081 9.805.058.081 9.805.058.081 Laba kotor 960.505.519 960.505.081 9.805.058.081 Oktober
2018 Pendapatan 26 963.909.000x 70%
19.414.014.480 10.785.563.600 8.628.450.880
Beban 17.649.104.546 9.805.058.081 7.844.046.465 Novemb2018
26.963.909.0 00x100%
Pendapatan 26.963.909.000 19.414.014.480 7.549.894.520 Beban 24.512.645.203 17.649.104.546 6.863.540.657 Laba kotor 2.451.264.697 1.764.909.934 686.353.863
Sumber: data diolah
Jurnal selama september sampai oktober 2018; mencatat biaya yang terjadi atau biaya konstuksi, tagihan atau termin, penerimaan dari tagihan, pengakuan pendapatan dan laba kotor, dan penyelesaian proyek atau kontrak, selama september 2018 sampai dengan november 2018.
Table 3 Jurnal selama September 2018 sampai November 2018
September 2018 Oktober 2018 November 2018 Untuk
mencatat biaya
konstruksi Rp.9.805.058.081 Rp.7.844.046.465
Rp.6.863.540.65 7 Rp.9.805.505.519 Rp.7.844.046.465
Rp.6.863.540.65 7 Konstruks
i dalam
proses Rp.3.922.023.232 Rp.9.707.007.240
Rp.13.481.954.6 57 Untuk
mencatat termin
Kas Rp.9.805.505.519 Rp.7.844.046.465
Rp.6.863.540.65 7 Piutang
usaha Rp.9.805.505.519 Rp.7.844.046.465
Rp.6.863.540.65 7 Beban
konstruksi Rp.9.805.058.081 Rp.7.884.046.465
Rp.6.863.540.65 7 Konstruks
i dalam
proses Rp.980.505.519 Rp.784.404.415 Rp.686.353.863 Pendapata
n dari konstruksi jangka
panjang Rp.10.785.563.600 Rp.8.628.450.880
Rp.7.549.894.52 0 Konstruks
i dalam
proses Rp.26.963.909.00
Rp.26.963.909.00 Rp.26.963.909.0 0
Sumber: data diolah
Table 4 Laporan keuangan PT. Putra Utama Global per November 2018
Laporan laba rugi komphere
36 Petrus Gauk, Ibrahim H Ahmad, & Mariati M
nsif;
Pendapata
n kontrak Rp.10.785.563.600 Rp.8.628.450.880
Rp.7.549.894.5 20 Beban
konstruksi Rp.9.805.058.081 Rp.7.884.046.465
Rp.6.863.640.6 57
Laba
kotor Rp.980.505.519 Rp.784.404.415
Rp.686.353.86 3
Laporan posisi keuangan Aset
lancar Rp.10.785.563.600
Rp.10.785.563.60 0
Rp.9.805.058.0 81
Piutang
usaha Rp.5.692.781.800 Rp.5.692.781.800
Rp.8.765.094.0 82
konstruksi dalam
proses Rp.14.707.587.122 Rp.5.692.781.800
Rp.14.707.587.
122 Biaya dan
laba yang
diakui Rp.19.414.014.480
Rp.19.414.014.48 0
Rp.19.414.014.
480
Biasanya bila piutang dari suatu penjualan dicatat, maka akun persediaan dikurangi. Akan tetapi, menurut presentase penyelesaian baik piutang maupun persediaan terus mencatat. Pengurangan saldo akun termin atau tagihan atas kemajuan kontrak konstuksi akan mencegah persediaan dihitung dua kali (perhitungan ganda). Jika konstruksi dalam proses (biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui dikurangi kerugian yang diakui) melebihi termin, selisihnya dilaporkan sebagai aset lancar (utang bruto kepada pelanggan), termin melebihi biaya dan pengakuan laba.
Hal ini mungkin terjadi bahwa entitas sering kali mempunyai lebih dari satu proyek pada suatu waktu. Apabila entitas mempunyai sejumlah proyek, serta biaya dan laba yang diakui dikurangi kerugian yang diakui melebihi termin atas beberapa kontrak serta hasil termin melebihi biaya dan laba yang diakui dikurangi kerugian yang diakui pada kontrak lainnya, maka kontrak tersebut harus dipisahkan (project by project) sisi aset hanya akan mencakup kontrak-kontrak dengan biaya yang diakui dikurangi kerugian yang diakui.
Tabel 5 Perhitungan jumlah pendapatan, beban, dan laba kotor yang diperoleh PT. Putra Utama Global dalam metode pemulihan biaya adalah sebagai berikut
September 2018 Oktober 2018 November 2018
2018
(septem ber) Pendapa tan (biaya yang terjadi) Beban Laba kotor
Rp.9.805.058.08
Rp.9.805.058.081.
Rp.0
Rp.0
Rp.0 Rp.0
Rp.9.805.058.081
Rp.0
Rp.9.805.058.081 2018
(oktober ) Pendapa tan (biaya yang terjadi) Beban Laba kotor
Rp.17.649.104.546.
Rp.17.649.104.546 Rp.1.764.909.934.
Rp.9.805.058.081
Rp.9.805.058.081 Rp.0
Rp.7.844.046.465
Rp.7.844.046.465.
Rp.0 2018
(0ktober ) Pendapa tan (biaya yang terjadi) Beban Laba kotor
Rp.26.963.909.000
Rp.24.512.645.203.
Rp.2.451.263.797
Rp.17.649.104.54 6
Rp.17.649.104.54 6
Rp.0
Rp.9.314.804.457 Rp.6.863.540.657 Rp.2.451.263.800
Revisi estimasi, 1) Terjadi kerugian pada periode berjalan atas kontrak yang menguntungkan (current loss on otherwise overall profitable contact) kondisi ini timbul karena terdapat kenaikan yang signifikan dalam estimasi total biaya namun kenaikan tersebut tidak menghilangkan semua laba kontrak. Hanya dalam metode presentase penyelesaian, kenaikan estimasi biaya itu membutuhkan penyesuaian periode berjalan sebesar kelebihan laba kotor yang diakui atas proyek itu, selama periode sebelumnya. 2) Dalam PSAK NO. 34 (revisi 2010), menyebutkan jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak , maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban.
Jumlah kerugian tersebut tanpa memperhatikan apakah pekerjaan kontrak selesai atau belum.
PENUTUP
Kesimpulan, PT Putra Utama Global merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha kontraktor dan properti, dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari PT.Putra utama
selalu menjalankan setiap tugas dengan semestinya dengan mendasarkan keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Putra utama global sendiri telah dipercayakan untuk memegang proyek konstruksi yaitu pembangunan jembatan di Passeloreng kabupaten wajo sulawesi selatan. Dalam menjalankan proyek yang lebih dari periode Akuntansi PT. Putra Utama Global menerapkan metode presentase penyelesaian dalam mengakui pendapatan dan beban. penagihan termin saja, dan tidak mengakui sebagai dasar pengakuan pendapatan dan beban, dalam mengakui pendapatannya yaitu sebesar Rp.26.963.909.000.00. sudah termasuk Ppn 10%, Pph 3%, dengan presentase pertahunya sebesar 40%,72% dan 100%
untuk tahun terakhir. Dengan biaya sebesar Rp.24.512.645.203. Namun Perusahaan mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya pejualan atau peyerahan karena pada saat penjulan resiko dan manfaat kepemlikan dialihkan dan harga pertukaran sudah diketahui sedangkan berdasarkan PSAK No 34 (revisi 2010). Pengakuan pendapatan dan beban harus disajikan pada nilai wajar yang diterima atau akan diterima (received or receivable
Saran, Berdasarkan kesimpulan diatas penulis akan mengemukakan saran yang dapat dipertimbangkan bagi perusahaan dalam menerapkan metode pendapatan dan beban berdasarkan PSAK No. 34 (revisi 2010). Perusahaan seharusnya konsekuen dalam mengakui penerapan metode presentase penyelesaian baik sebagai dasar penagihan termin maupun pengakuan pendapatan dan beban. Serta perusahaan seharusnya mengelompokan biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek kedalam harga proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Hernanto, (2019). Dasar Dasar Akuntansi:
dengan contoh sederhanauntuk Gambaran yang lebih kongkrit, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Samryn. (2015). Pengantar Akuntansi.
Cetakan keempat. Jakarta PT.
RajaGrafindo Persada.
Hery, (2017). Teori Akuntansi, Diterbitkan pertama kali oleh PT. Grasindo, jakarta.
Hery, (2017). Akuntansi Keuangan Menengah, cetakan pertama.
Diterbitkan oleh CAPS (Center Of Academis Publishing Service), Jakarta.
Hernanto, (2019). Defenisi biaya dalam buku: Dasar-Dasar Akuntansi.
Dengan contoh yang sederhana untuk gambaran yang lebih kongkrit,edisi pertama, Yogyakarta, BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi, (2015) tentang pendapatan
Mannagha Idham, (2015), pengantar Akuntansi Dasar. Cetakan pertama Lembaga Ladang Kata, Yogyakarta, Kerja sama dengan Makassar sulawesi selatan
Martini D. Veronica S. Wardhani R.
Farahmita A. & Tanujaya E. (2014).
‘’Dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah, penerbit: salemba empat.
Jakarta’’
Nurianti, (2013), penerapan Analisis pengakuan pendapatan dan beban.Diakses pada tanggal 10 agustus 2019 melalui website https://www.google.com/url?sa=t&s ource=wed&ret=j&url=https://depla yer.info/amp/69546848-Analisis - Pengakuan-Pendapatan.
PSAK, (2015), Paragraph 03 defenisi mengenai kontrak kontruksi, dan Akuntansi kontruksi
Rima wahyuni (2014), ‘’analisis pengakuan pendapatan dan beban jasa kontruksi berdasarkan Standar Akuntansi keuangan Entitas tanpa Akuntbilitas. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 melalui website https://www.google.com/url?sa=tdso urce=web&ret=j&url=http://reposito
38 Petrus Gauk, Ibrahim H Ahmad, & Mariati M ry.um.palembang.ac.id/id/eprint/197
’’
STIE YPUP (2019). Pedoman penulisan proposal skripsi Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonom Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.
Sugiyono, (2016). Statistika untuk penelitian,
cetakan ke-27. ASlfabeta, cv.
Bandung.
Ahmad H. Ibrahim, (2017) pengaruh system Akuntansi, prinsip Value Fo Money dan Transparansi Terhadap Kinerja Keuangan daerah (studi kasus di Pemerintah Daerah Kota Makassar. Diakss melalui website https://www.google.com/url?sa=t&s ource=web&rct=j&url=https://ejurna .stienobel-
indonesia.ac.id/index.php/akmen/arti cle/view/114&ved=2ahUKEwjgjp2o 8evkAhWFXSsKHdgjBQ.
Diana A dan setiwati L (2017), Akuntasi Keuangan Menengah, pengertian Akuntansi konstruksi, salemba empat. Jakarta