• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengaruh brand image dan brand attachment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis pengaruh brand image dan brand attachment"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND ATTACHMENT TERHADAP REPURCHASE INTENTION

(Studi Pada Pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel)

Bimo Agus Widanarko

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan keterikan merek terhadap niat pembelian ulang pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel. Populasi penelitian adalah konsumen Fatamorgana Rent Car &

Travel. Penentuan sampel menggunakan probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 180 responden. Untuk mengetahui pengaruh variabel citra merek dan keterikatan merek terhadap niat pembelian ulang digunakan analisis regresi berganda. Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa variabel citra merek dan keterikatan merek mempunyai model yang sesuai untuk mengukur niat pembelian ulang. Secara simultan, variabel citra merek dan keterikatan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang dan secara parsial, variabel citra merek dan keterikatan merek berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian ulang. Hal ini menunjukkan bahwa niat pembelian ulang Fatamorgana Rent Car &

Travel meningkat apabila variabel citra merek dan keterikatan merek ditingkatkan. variabel yang berpengaruh dominan adalah variabel citra merek, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan citra merek lebih meningkatkan niat pembelian ulang.

Kata kunci : Brand image, brand attachment, repurchase intention.

PENDAHULUAN

Perkembangan tren traveling di Indonesia mengalami peningkatan yang menarik sepanjang tahun 2013 sampai 2015. Bertumbuhnya konsumsi pariwisata di Indonesia dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen yang semakin sadar akan manfaat liburan untuk menghilangkan kejenuhan aktivitas dalam kesehariannya, terlebih industri jasa turut serta dalam mengimbangi kebutuhan konsumen dengan terus memberikan jasa perjalanan yang dibutuhkan konsumen di Indonesia.

Kementrian Pariwisata Kota Malang menyatakan bahwa jumlah kunjungan tourist mancanegara dan domestik mengalami peningkatan dalam periode waktu 2013- 2015.

(2)

Betapa besar peranan transportasi bagi kehidupan manusia sehingga bisnis di bidang jasa transportasi semakin meningkat. Pada saat ini dibutuhkan suatu transportasi yang cepat, nyaman dan aman sehingga banyak orang memilih travel untuk perjalanan karena cepat, nyaman dan aman (Panjaitan, 2010:1).

Tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Syarat yang harus dipenuhi suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Setiap konsumen akan mengambil keputusan terkait merek mana yang dapat menarik minat mereka.

Salah satu cara perusahaan agar bertahan di industri pariwisata dan agar produknya dikenal konsumen adalah dengan menciptakan brand. Brand yang diciptakan perusahaan harus memiliki unsur-unsur yang mudah menarik perhatian konsumennya dan meyakinkan konsumen untuk memiliki minat untuk melakukan pembelian. Brand digunakan untuk membedakan perusahaan satu dengan yang lainnya. Merek merupakan identitas sebuah produk yang dapat dijadikan sebagai alat ukur apakah produk itu baik dan berkualitas. Konsumen melihat sebuah merek sebagai bagian yang paling penting dalam sebuah produk, dan merek dapat menjadi nilai tambah dalam produk tersebut (Kotler, 2007), karena itu merek merupakan aset penting dalam sebuah bisnis. Meskipun merek bersifat intangible, tapi sebuah merek lebih dari pada sesuatu yang tangible karena merek merupakan cerminan dari perusahaan.

Brand image merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi niat pembelian konsumen, sehingga perusahaan yang kompetitif akan menggunakan citra merek untuk menarik perhatian konsumen. Perusahaan yang ingin menimbulkan niat pembelian pada konsumen harus memiliki brand image yang baik dan berbeda dengan perusahaan lainnya, dengan image yang baik dan berbeda dari yang lainnya akan membuat konsumen memiliki ketertarikan untuk menggunakan brand tersebut, tanpa citra yang kuat sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik minat pelanggan. Penting bagi perusahaan untuk membangun citra yang positif dari merek yang dihasilkan, agar citra merek yang dibagun dapat menimbulkan niat pembelian ulang konsumen.

Salah satu jenis teori merek yang mampu menjadi daya tarik bagi pemasar adalah keterikatan. Brand attachment merupakan variabel psikologi yang memperlihatkan suatu hubungan afektif dengan merek yang langgeng dan tak berubah yang menunjukkan hubungan kedekatan secara psikologi dengan merek tersebut (Sri Hartini, 2012). Konsumen yang merasa merek menjadi bagian dari personalitas diri memiliki keterikatan kuat yang mendorong niat pembelian terhadap merek produk tersebut.

Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu tentang purchase intention pelanggan yang dipengaruhi oleh brand image dan brand attachment serta pelanggan yang menggunakan Fatamorgana Rent Car and Travel sebanyak 325 orang, maka peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh Brand Image dan Brand Attachment terhadap Repurchase Intention (Studi Pada Pelanggan Fatamorgana Rent Car and Travel).

(3)

THEORETICAL FRAMEWORK DAN HYPOTHESIS Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut Hayden Noel (2009) perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen mengkonsumsi suatu barang/jasa dan bagaimana setelah barang dikonsumsi mempengaruhi hidup mereka sehari-hari. Ruang lingkup perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa sering mereka menggunakannya (Schifman dan Kanuk, 2008).

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis yang mampu mempengaruhi kognisi, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan aspek pertukaran hidup mereka. Perilaku konsumen melibatkan pikiran dan pengalaman perasaan orang dan tindakan mereka untuk tampil dalam proses konsumsi jasa atau barang. Kotler dan Amstrong (2012) berpendapat bahwa pembelian produk/jasa konsumen dipengaruhi kuat oleh budaya, sosial, personal dan karakteristik psikologis.

Citra Merek (Brand Image)

Menurut Simamora dalam Kartono (2007:82), menyatakan bahwa asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan tentang merek dalam ingatan. Durianto dalam Kartono (2007:69) mengatakan asosiasi merek merupakan segala kesan yang mucul dibenak sesorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek, pada umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk brand image- nya) menjadi pijakan konsumen dalam minat dan keputusan pembelian pada merek tersebut.

Mengutip pernyataan Zeithaml (1998) dalam (Lin & Lin, 2007) yang menyatakan bahwa citra merek adalah faktor paling penting yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum melakukan pemilihan produk atau layanan jasa.

Sehingga citra merek yang positif menjadi salah satu pertimbangan apakah konsumen akan memilih suatu merek tersebut atau tidak.

Brand image didefinisikan sebagai persepsi tentang merek yang tercermin dari asosiasi merek yang berdasarkan memori konsumen, dalam mencapai citra merek yang positif, beberapa program pemasaran dalam bentuk strength, favourability, dan uniqueness of brand associations dapat mentransfer sebuah brand ke dalam memori konsumen (Keller, 2008).

Kotler (2006), mengemukakan tiga dimensi dari citra merek, yaitu Merek tersebut mempunyai citra positif dalam benak konsumen, Merek tersebut memiliki ciri khas yang membedakan dari pesaing, Merek produk tersebut dikenal luas oleh masyarakat.

(4)

Keterikatan Merek (Brand Attachment)

Keinginan membuat keterikatan emosi yang kuat khususnya untuk melayani kebutuhan dasar manusia (Thomson, 2005; Sri Hartini 2012). Menurut Milcuner dan Shaver (2007) dalam I Gusti (2012) mengungkapkan bahwa keterikatan merek merupakan kekuatan dari ikatan yang menghubungkan merek dengan diri seseorang. Ikatan tersebut muncul dari jaringan memori yang kaya dan dapat diakses atau mempresentasikan mental yang melibatkan pikiran dan perasaan tentang merek dan hubungan merek didalam diri.

Park (2008) menjelaskan bahwa keterikatan merek merupakan psikologi pikiran konsumen (kekuatan merek dalam diri dan mempunyai perasaan terhadap sebuah brand) yang memiliki intensitas terhadap perilaku yang terjaga dengan hubungan merek. Kekuatan didalam merek harus bisa diprediksikan secara baik untuk menjaga hubungan jangka panjang antara produk dengan konsumen untuk menimbulkan perilaku pembelian agar konsumen selalu membeli produk secara terus menerus di produsen yang sama.

Terdapat dua hal yang mampu mempengaruhi keterikatan merek, yaitu brand-self connection dan brand prominance. Kedua indikator tersebut dirasa penting karena brand-self connection merupakan bagian inti dari keterikatan merek karena brand-self connection lebih menekankan hubungan individu dengan merek. Sementara brand prominance digunakan untuk menambah ketepatan pengukuran kekuatan ikatan yang menghubungkan merek dengan individu.

Niat Pembelian Ulang (Repurchase Intention)

Menurut Kotler (2007) purchase intention adalah suatu keadaan dimana konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi. Niat pembelian tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan konsumen, karena niat merupakan salah satu dari proses akhir pengambilan keputusan konsumen.

Niat beli ulang merupakan salah satu proses yang dilakukan konsumen setelah melewati tahapan pengambilan keputusan. Konsumen yang telah membeli atau menggunakan produk dan jasa tersebut akan mulai menilai produk atau jasa yang digunakan memiliki nilai positif atau negatif, melalui penilaian tersebut konsumen akan memiliki suatu niat.

Menurut Hellier et al, (2003) Repurchase intention is the repeated process of buying goods and services from a particular store and main reason is in the experiences after shopping. Menurut Augusty Ferdinand (2006), niat pembelian ulang dapat diidentifikasi melalui niat transaksional, niat referensial, niat preferensial, dan niat eksploratif.

Theoritical Framework

Hubungan antara Citra Merek dan Keterikatan Merek terhadap Niat Pembelian Ulang

Proses branding bekerja pada area yang berbeda pada sebuah produk atau jasa. Proses ini akan terkait dengan pembentukan sebuah citra merek. Menurut (Hermawan Kertajaya, 2007), sebuah produk atau layanan jasa tidak bisa terlepas dari sebuah merek yang memiliki pengertian bahwa sebuah merek harus disimbolkan sebagai sebuah payung yang dapat melindungi sebuah produk atau jasa.

(5)

Tingkat keterikatan emosional terhadap suatu objek dapat memprediksi sifat interaksi individu dengan objek tersebut. Individu yang terikat dengan seseorang sangat mungkin untuk berkomitmen dan mau berkorban untuk seseorang tersebut (Thomson et al., 2005).

H1 : Citra merek dan keterikatan merek berpengaruh simultan terhadap niat pembelian ulang.

Hubungan antara Citra Merek terhadap Niat Pembelian Ulang

Repurchase intention mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli. Sehingga Repurchase intention cocok menjadi variabel dependen yang dipengaruhi oleh brand image. Menurut (Seock, 2003) semakin positif sikap seorang konsumen terhadap suatu toko atau merek, semakin tinggi pula purchase intention konsumen terjadi. Sehingga pembentukan citra merek yang positif akan sangat diperlukan untuk menghasilkan repurchase intention konsumen.

H2 : Citra merek signifikan terhadap niat pembelian ulang pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel

Hubungan antara Keterikatan Merek terhadap Niat Pembelian Ulang

Menurut Lin, Cheng dan Hung (2011) setelah merek memberi service yang dibutuhkan, konsumen percaya merek mempunyai makna pribadi yang berhubungan dengan mereka. Merek menawarkan rasa kesenangan pada organ sensorik, kenyaman dan keindahan untuk memenuhi rasa ego konsumen dan mempengaruhi niat pembelian. Konsumen tidak bisa lepas dari merek yang disukai dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga konsumen akan memiliki niat pembelian ulang yang tinggi pada merek tersebut.

Keterikatan merek (brand attachment) merupakan variabel psikologi yang memperlihatkan suatu hubungan afektif dengan merek yang langgeng dan tak berubah dan menunjukkan hubungan kedekatan secara psikologi dengan merek tersebut. Secara dasar, inti dari keterikatan merek merupakan kekuatan hubungan antara merek dengan diri seseorang (Sri Hartini, 2012).

H2 : Keterikatan merek signifikan terhadap niat pembelian ulang pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel

H3 : Keterikatan merek berpengaruh secara dominan terhadap niat pembelian ulang pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel

RESEARCH METHODE Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory kuantitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variable. Jenis penelitian ini sesuai jika digunakan untuk menjelaskan hubungan antara brand image dan brand attachment terhadap repurchase intention dan untuk menguji hipotesisnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang pernah memanfaatkan jasa Fatamorgana Rent Car & Travel

(6)

sebanyak 325 pelanggan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan pendekatan simple random sampling dengan yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011:62), sampel dalam penelitian ini sebanyak 180 responden.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Semua pernyataan pada indikator variabel citra merek (X1), keterikatan merek (X2), dan niat pembelian ulang (Y) menghasilkan nilai signifikansi korelasi product moment pearson kurang dari 0.05, dengan demikian indikator-indikator yang mengukur variabel dinyatakan valid. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach’s alpha. Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner dinyatakan reliabel.

HASIL PENELITIAN

Hasil regresi antara citra merek terhadap niat pembelian ulang menghasilkan koefisien regresi sebesar 0.456. Koefisien regresi citra merek bernilai positif 0.456 yang artinya citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang, sehingga jika terjadi peningkatan pada citra merek maka akan juga meningkatkan niat pembelian ulang.

Hasil regresi antara keterikatan merek terhadap niat pembelian ulang menghasilkan koefisien regresi sebesar 0.283. Koefisien regresi keterikatan merek bernilai positif 0.283 yang artinya keterikatan merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang, sehingga jika terjadi peningkatan pada keterikatan merek maka akan juga meningkatkan niat pembelian ulang.

Uji model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan telah fit atau tidak. Model yang bersifat fit artinya model dapat menerangkan keragaman dari data yang digunakan untuk model regresi. Uji model fit dilakukan dengan menggunakan uji F dan koefisiensi determinasi.

Nilai R-Square adalah 0,414 yang berarti persentase pengaruh yang diberikan oleh variabel citra merek dan keterikatan merek atas perubahan niat pembelian ulang sebesar 41,4%. Hasil ini diperkuat oleh uji F yang menhasilkan F hitung sebesar 62,583 dengan nilai signifikansi 0,000 yang menandakan bahwa model regresi antara citra merek dan keterikatan merek terhadap niat pembelian ulang telah fit atau baik.

Nilai adjusted R-Square adalah 0,408 yang berarti prosentase pengaruh yang diberikan oleh variabel citra merek dan keterikatan merek atas perubahan pada variabel niat pembelian ulang pelanggan sebesar 40,8%, artinya bahwa 40,8% variabel Repurchase intention dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya, yaitu Brand image (X1) dan Brand attachment (X2). Sedangkan sisanya 59,2%

variabel Repurchase intention dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain

(7)

yang tidak dibahas dalam penelitian ini, yaitu (price, place, product, promotion dan lain-lain).

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji parsial berdasarkan uji t untuk pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.

Berdasarkan hasil uji t pengaruh antara citra merek terhadap niat pembelian ulang menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,594 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi t hitung variabel citra merek lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kesalahan dalam penelitian sebesar 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian ulang pelanggan. Dengan demikian maka hipotesis kedua penelitian yang menyebutkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap niat pembelian ulang terbukti kebenarannya.

Berdasarkan hasil uji t pengaruh antara citra merek terhadap niat pembelian ulang menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,506 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai t hitung variabel keterikatan merek lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kesalahan dalam penelitian sebesar 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa keterikatan merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian ulang pelanggan. Dengan demikian maka hipotesis kedua penelitian yang menyebutkan bahwa keterikatan merek berpengaruh terhadap niat pembelian ulang terbukti kebenarannya.

Berdasarkan hasil uji dominan diketahui dari kedua variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan adalah brand image (X1) karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung lebih besar dibandingkan dengan brand attachment dengan koefisien beta 0,456 dan t hitung sebesar 6,908, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan citra merek memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan niat pembelian ulang. Dengan demikian maka hipotesis ketiga penelitian yang menyebutkan bahwa keterikatan merek berpengaruh dominan terhadap niat pembelian ulang tidak terbukti kebenarannya.

PEMBAHASAN

Variabel brand image dan brand attachment secara bersama-sama berpengaruh dalam meningkatan repurchase intention pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel. Hal ini sama seperti hipotesis awal penelitian bahwa brand image dan brand attachment berpengaruh secara bersama-sama terhadap repurchase intention pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel.

Hasil tersebut sama seperti yang dikemukakan oleh Amin, et al (2011) bahwa terdapat pengaruh simultan secara signifikan dari variabel brand image dan brand attachment terhadap repurchase intention.

Brand image mampu mempengaruhi repurchase intention pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel. Hal ini dikarenakan Fatamorgana Rent Car &

Travel memiliki citra merek yang dapat dipercaya didalam benak konsumen.

Artinya, citra yang baik dapat meningkatkan nilai dari suatu suatu produk/layanan merek tersebut. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen,

(8)

Yeh, dan Huan (2014) dalam Che-Hui Lien et al (2015) dalam penelitiannya melaporkan bahwa citra positif dapat mempengaruhi nilai yang dirasakan oleh konsumen dan kesediaan mereka untuk membeli.

Semakin tinggi kepuasan konsumen terhadap Fatamorgana Rent Car &

Travel, maka semakin tinggi pula keterikatan merek dan niat pembelian ulang.

Brand attachment mampu berpengaruh terhadap repurchase intention pada konsumen Fatamorgana Rent Car & Travel dikarenakan mereka puas akan produk dan pelayanan dari Fatamorgana. Park et all (2008) menjelaskan bahwa keterikatan merek merupakan psikologi pikiran konsumen (kekuatan merek dalam diri dan mempunyai perasaan terhadap sebuah brand) yang memiliki intensitas terhadap perilaku yang terjaga dengan hubungan merek. Kekuatan didalam merek harus bisa diprediksikan secara baik untuk menjaga hubungan jangka panjang antara produk dengan konsumen untuk menimbulkan perilaku pembelian agar konsumen selalu membeli produk secara terus menerus di produsen yang sama.

Kekuatan merek yang kuat bisa dilihat dari kegiatan pemasaran yang mampu mempengaruhi, mempunyai ciri khas, mempunyai kejelasan dan mempunyai informasi yang banyak untuk meningkatkan merek dan hubungan dalam diri seseorang.

Hubungan searah yang berarti semakin besar Brand Image (X1) yang dimiliki seorang pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel maka semakin besar pula Repurchase Intention (Y). Hal ini tidak sama seperti hipotesis awal bahwa variabel Brand Attachment berpengaruh secara dominan pada Repurchase Intention. Hal tersebut tidak sama dengan yang dikemukakan oleh Sri Hartini (2012) bahwa Brand Attachment berpengaruh lebih tinggi terhadap Repurchase Intention. Hal ini dikarekanakan perbedaan obyek yang diteliti, pada penelitian Sri Hartini obyek penelitian adalah Smartphone atau dapat dikatakan produk, sedangkan pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Jasa. Grand mean brand image adalah 4,05 sedangkan grand mean brand attachment adalah 4,10, grand mean yang lebih besar dari brand attachment ternyata tidak sama dengan hasil yang didapatkan dalam regresi berganda. Regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh brand image berpengaruh lebih besar terhadap repurchase intention pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh Brand Image dan Brand Attachment terhadap Repurchase Intention pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel. Regresi linier berganda menunjukkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan Brand Image dan Brand Attachment secara bersama-sama meningkatkan Repurchase Intention pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel, Brand Image dan Brand Attachment meningkatkan Repurchase Intention pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel dan Brand Image mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap Repurchase Intention pada pelanggan Fatamorgana Rent Car & Travel.

(9)

SARAN

Diharapkan pihak perusahaan mengaloksikan dana yang berfokus untuk melakukan penambahan fasilitas pada armada dan menggunakan mobil yang terbaru, hal ini akan meningkatkan kenyamanan konsumen sehingga citra merek akan menjadi lebih baik dimata konsumen. Pihak perusahaan mengalokasikan dana untuk melakukan pelatihan dan pengembangan driver dan guide dengan tujuan untuk menciptakan driver dan guide yang memiliki etika dan sikap santun kepada para pelanggan Fatamorgana, sehingga akan meningkatkan kepuasaan pelanggan ketika menggunakan jasa Fatamorgana Rent Car & Travel sehingga akan menimbulkan keterikatan yang lebih kuat antara perusahaan dengan konsumen . Meningkatkan distribusi informasi dengan lebih banyak melakukan kegiatan promosi produk di media sosial, yaitu meningkatkan distribusi informasi melalui media sosial (instagram, line, bbm dan path) hal ini akan meningkatkan jumlah konsumen yang akan menggunakan jasa Fatamorgana Rent Car & Travel.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. (1991). Managing Brand Equity : Capitalizing on the Value of a Brand Name. The Free Press, New York.

Aditya Lesmana. 2012. Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter terhadap Pembentukan Brand Attachment (Studi pada PT. XL AXIATA).

Universitas Indonesia.

Afianka Maunaza. 2012. Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Maskapai Lion Air). Universitas Indonesia.

Akmal Andriadi et al. 2013. Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra Merek Telkom Flexi terhadap Niat Beli Ulang. Jurnal Ilmu Manajemen, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Alma, Buchari . 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, 7th Edition.

Al Fabeta, CV. Jakarta.

Amin Asadollahi et al. 2011. Investigating the Effect of Brand Knowledge and Brand Elationship on Purchase Behaviour of Customers. World Applied Sciences Journal, Science and Research Branch, Islamic Azad University, Tehran, Iran.

Assael, H. (1998). Consumer Behaviour and Marketing Action 6th Edition.

International Thomson Publishing, New York.

Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Belch, George E dan Michael A. Belch. 2007. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective, 8th Edition. Mc. Graw- Hill. Boston.

(10)

Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alfabeta.

Bandung.

Che-Hui Lien et al. 2015. Online Hotel Booking :The effects of Brand Image, Price, Trust, and Value on Purchase Intention. Journal International : International Business and Entrepreneurship, Thompson Rivers University, Kamloops, BC, Canada National Cheng Kung University, Tainan, Taiwan, ROC, Kun Shan University, Tainan, Taiwan, ROC.

Cooper and Schindler. 2013. Business research Methods, 11th Edition.

Daft, Richard L. 2012. New Era Of Management, 9th Edition. Salemba Empat.

Jakarta.

Durianto, Darmadi 2007. Strategi Menaklukan Pasar. Yogyakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hasan, Ali. 2008. Marketing, Edisi Pertama. Medpress. Yogyakarta.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multirative dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Griffin, Jill, 2007. Customer Loyalty. Edisi Revisi dan Terbaru. Jakarta : Erlangga Kamsir. 2010. Pemasaran Bank, Edisi Revisi. Kencana. Jakarta.

Kartajaya, H. 2008. Marketing Plus 2010 “Siasat Memenangkan Persaingan Global”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keller, Kevin L. (2008). Strategic Brand Management : Building, Measuring and Managing Brand Equity 3th edition. Prentice Hall, New Jersey.

Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi Dua Belas. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Terjemahan oleh Bob Sabran, M.M., Erlangga, Jakarta.

Kottler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13. Jakarta : Erlangga. Terjemahan oleh Bob Sabran, M.M., Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Principles of Marketing, 14th Edition.

Pearson, Education, London

Lin, Nan-Hong & Bih-Sya Lin. 2007. The Effect of Brand Image and Product Knowledge on Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International Management Studies Vol. August.

Noel, Hayden. 2009. “Basic Marketing 01 : Consumer Behaviour”. Switzerland : AVA Publishing SA.

Patel, V. and Sharma, M. 2009. “Consumer’s Motivations to Shop in Shopping Malls: A Study of Indian Shoppers,” Advances in Consumer Research, Vol 8.

(11)

Schiffman, Leon & Leslie L. Kanuk. 2006. Consumer Behaviour. Prentice Hall, New Jersey.

Rahman, Arif. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix for Smal Business. Edisi Pertama. TransMedia Pustaka. Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan Aplikasi dibidang Bisnis. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Schiffman, L. E, dan Kanuk, LL. 2008. Customer Behaviour and Marketing Strategy, edition : Home World

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1.

Salemba Empat, Jakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4 Buku 2.

Salemba Empat, Jakarta.

Sri Hartini. 2012. Perilaku Pembelian Smartphone : Analisis Brand Equity dan Brand Attachment. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Syed, Saad Hussain. 2012. The Impact of Brands on Consumer Purchase Intention. Asian Journal of Business Management, Iqra University, Islamabad Campus, Pakistan.

Tjiptono, Fandy. 2010. Strategi Pemasaran, ThirdEdition. Andi. Yogyakarta.

Widyaningtyas. 2010. Faktir-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas serta Dampaknya pada Kepuasan Konsumen dalam Menggunakan Jasa Kereta Api Harina.

Zeithaml Valerie A, M. J. Bitner. 2013. Service Marketing, First Edition, USA : McGraw Hill Co. Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Brand Loyalty berhubungan negatif terhadap niat beli konsumen.Ada perbedaan signifikan padajenis kelamin dalam mengamati aksi pembelian produk tiruan merek mewah

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Sosial Media Youtube, Persepsi Harga, dan Service Quality terhadap Niat Pembelian melalui Brand Awareness pada

Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di

melakukan penelitian dengan judul, Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung Jenis android

Veronica Angela / 25180126 / 2022 / Pengaruh Brand Ambassador dan Brand Image Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Marketplace Tokopedia di DKI Jakarta / Pembimbing : Rita Eka

1) H1: Kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian kembali produk private label pada toko Alfamidi di Kota Tangerang. 2) H2: Asosiasi merek

Jurnal tepak manajemen bisnis 258 peran kualitas produk, citra merek, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen dan loyalitas merek pada pengguna smartphone merek apple di

Apakah Brand Image Citra Merek, Conformance Product Kesesuaian Product, dan E-Service Quality Kualitas Layanan Digital secara simultan berpengaruh terhadap keputusan Pembelian Kembali