• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Ekonomi..., Febi Lestari, Ma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Ekonomi..., Febi Lestari, Ma."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen STIE Indonesia Banking School. Wakil Presiden II Bidang Administrasi dan Umum STIE Indonesia Banking School Bapak Khairil Anwar, SE., MSM. Whony Rofianto, S.T., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan memberikan fasilitas pembelajaran kepada mahasiswa STIE Indonesia Banking School.

Seluruh guru dan staf STIE Indonesia Banking School banyak membantu penulis selama perkuliahan dan memberikan fasilitas pembelajaran kepada mahasiswa STIE Indonesia Banking School. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel makro seperti BI rate, nilai tukar, inflasi dan PDB (produk domestik bruto). Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah 13 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang berada pada zona tidak aman/tertekan dan tidak tergolong bank syariah.

The result of this research shows that this result of this research shows that the economic factors (BI Rate, Inflation, Exchange Rate and Gross Domestic Product) have no influence on possible bankruptcy.

  • Latar Belakang
  • Ruang Lingkup Masalah
  • Identifikasi Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan adalah faktor eksternal untuk memprediksi kebangkrutan yaitu Suku Bunga Acuan (BI rate), Inflasi, Nilai Tukar (Exchange Rate) dan PDB (Produk Domestik Bruto). Sedangkan penelitian ini hanya menggunakan variabel makroekonomi yaitu Suku Bunga Acuan (BI Rate), Inflasi, Nilai Tukar (Exchange Rate), dan. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi Triwulanan Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.

Dalam penelitian ini variabel yang akan dipilih adalah faktor eksternal Suku Bunga Acuan (BI Rate), Inflasi, Nilai Tukar (Exchange Rate) dan. Apakah suku bunga acuan (BI rate) berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan pada bank umum swasta domestik di Indonesia. Apakah nilai tukar (exchange rate) berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan pada bank umum swasta domestik di Indonesia.

Penelitian ini berfokus pada perusahaan perbankan yaitu bank umum swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan variabel makroekonomi yaitu Suku Bunga Acuan (BI Rate), Inflasi, Nilai.

Gambar 1.1 Grafik PT Bank Permata Tbk
Gambar 1.1 Grafik PT Bank Permata Tbk

Landasan Teori

  • Kebangkrutan
  • Model Prediksi Kebangkrutan
  • Faktor-faktor Terjadinya Kebangkrutan

Setelah dilakukan seleksi terhadap 22 laporan keuangan, diperoleh 5 laporan yang dapat digabungkan untuk melihat perusahaan mana yang bangkrut dan mana yang tidak. X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aset X4 = nilai pasar ekuitas / nilai buku total utang X5 = Penjualan / total aset. Jika nilainya 1,8 < Z' < 2,99 maka berada pada wilayah abu-abu (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan tersebut sehat atau mengalami kebangkrutan).

X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aset X4 = nilai buku ekuitas / nilai buku total utang X5 = Penjualan / total aset. Jika nilainya 1,23 < Z < 2,9 maka berada pada wilayah abu-abu (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan tersebut sehat atau mengalami kebangkrutan). Jika nilainya 1,1 < Z < 2,6 maka berada pada wilayah abu-abu (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan tersebut sehat atau mengalami kebangkrutan).

Jumlah uang beredar tidak hanya ditentukan oleh kebijakan bank sentral, namun juga oleh pelaku rumah tangga (yang memegang uang) dan bank (tempat uang disimpan).

Penelitian Terdahulu dan Hipotesis

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah faktor ekonomi eksternal untuk memprediksi kebangkrutan yaitu Suku Bunga Acuan (BI Rate), Inflasi, Nilai Tukar (Exchange Rate) dan PDB (Produk Domestik Bruto). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian (Namara et al, 2014) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap kebangkrutan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Diana (2015) menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap financial distress/kebangkrutan.

Nilai Tukar (Exchange rate) karena dalam berbagai kondisi krisis perbankan di Indonesia diawali dengan krisis nilai tukar mata uang Rupiah (Rp) terhadap Dollar (USD). Kenaikan nilai tukar menyebabkan terjadinya inflasi yang berujung pada kenaikan suku bunga yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi pada sektor perbankan. Fenomena tersebut sebagaimana disebutkan di atas, dapat dilihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 yang berdampak pada menurunnya aktivitas di sektor riil (sebagian dibiayai oleh kredit perbankan) sehingga menimbulkan permasalahan pada kredit.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mohd Norfian Alifiah (2013), PDB berpengaruh positif terhadap prediksi kebangkrutan, berbeda dengan hasil penelitian Muntoha Ihsan (2011). 2. Namun hasil analisis regresi berganda secara simultan rasio keuangan pembentuk Z-Score berpengaruh terhadap harga saham. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurs BI, kurs, CAR, dan NPL/NPF.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Arus Kas dan Nilai Tukar (ISD/IDR) terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar Sektor Industri Dasar dan Kimia.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial, likuiditas operasi, nilai tukar (USD/ IDR) secara simultan berpengaruh terhadap financial distress sebesar 51,98%. Secara parsial, struktur kepemilikan manajemen mempengaruhi financial distress sebesar 44,62%, likuiditas operasional mempengaruhi financial distress sebesar 7,34% dan nilai tukar (USD/IDR). Pengaruh terhadap financial distress sebesar 0,02%. .

Hasil persamaan regresi berganda menyatakan bahwa variabel bopo mempunyai pengaruh paling dominan terhadap profitabilitas dan kebangkrutan, variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas dan kebangkrutan, sedangkan bi-rate mempunyai pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas (return on assets) dan efisiensi (asset turnover) berpengaruh negatif terhadap financial distress dan variabel lain dewan pengawas, kepemilikan manajemen, kepemilikan.

Kerangka Pemikiran

Objek Penelitian

Desain Penelitian

Metode Pengambilan Sampel

Variabel dan Operasional Variabel

  • Variabel Terikat (Dependent Variable)
  • Variabel Bebas (Independent Variable)

Teknik Pengolahan dan Analisa Data

  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Analisis Regresi Data Panel
  • Uji Normalitas
  • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Multikolenieritas
    • Uji Heteroskedastisitas
    • Uji Autokoleraasi
  • Uji Analisis Regresi Berganda

Teknik Pengujian Hipotesis

Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan melibatkan populasi yang telah ditentukan yaitu perusahaan tercatat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017. Dalam penelitian ini studi kasus yang dilakukan terfokus pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang dijadikan sampel. Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebanyak 74 orang, setelah itu terpilih 13 bank dan masuk dalam kriteria penelitian ini. Kriteria yang digunakan adalah: perusahaan perbankan yang termasuk dalam Bank Umum Swasta Nasional (BUSN), perusahaan perbankan yang termasuk dalam Bank Umum Swasta Nasional dan tidak tergolong Perbankan Syariah, perusahaan perbankan yang mempunyai data aktif pada rekening tahunan dan rekening laba rugi. periode 2013-2017 dan telah diaudit sepenuhnya, perusahaan perbankan yang berada pada zona tidak aman dalam perhitungan Z-score, perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013.

Perusahaan perbankan yang memiliki data aktif pada laporan tahunan dan laporan laba rugi periode 2013-2017 dan telah diaudit sepenuhnya. Jumlah Observasi (5 Tahun) 65 Observasi Sumber : www.bi.go.id, www.ojk.go.id, www.idx.co.id, data diolah oleh penulis.

Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian

  • Statistik Deskriptif
  • Pemilihan Model
    • Uji Chow
    • Uji Hausmant
  • Uji Normalitas
  • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Multikolinieritas
    • Uji Heteroskedastisitas
    • Uji Autokolerasi
  • Analisis Regresi Berganda
  • Uji F (Signifikasi Kelayakan Model)
  • Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
  • Pengujian Hipotesis

Pada persamaan regresi terlihat bahwa variabel Nilai Tukar mempunyai koefisien positif sebesar 0,7202 yang artinya apabila terjadi kenaikan Nilai Tukar sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan Potensi Kebangkrutan sebesar 0 , 7202 mengasumsikan bahwa faktor-faktor selain Nilai Tukar adalah tetap atau konstan. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan pada tabel 4.9, nilai koefisien BI rate -7,4168 menunjukkan hubungan negatif dengan potensi kebangkrutan. Hasil probabilitas (0.1904 > 0.05) berarti Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa BI rate tidak berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan pada Bank Umum Swasta Nasional (PBC).

Artinya, kondisi makroekonomi terkait suku bunga (BI Rate) pada tahun 2013-2017 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap potensi kebangkrutan perusahaan. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan pada Tabel 4.9, nilai koefisien inflasi sebesar 13,219 menunjukkan hubungan positif dengan potensi kebangkrutan. Hasil probabilitas (0.3418 > 0.05), maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap probabilitas kebangkrutan pada bank umum swasta nasional (BUSN).

Artinya kondisi makroekonomi terkait inflasi pada tahun 2013-2017 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap potensi kebangkrutan perusahaan. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan pada tabel 4.9, nilai koefisien nilai tukar sebesar 0,7202 menunjukkan hubungan positif dengan potensi kebangkrutan. Hasil probabilitas (0.6480 > 0.05) maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap Potensi Kebangkrutan pada Bank Umum Swasta Nasional (PBC) tidak mempunyai.

Artinya kondisi makroekonomi terkait nilai tukar (Exchange Rate) pada tahun 2013-2017 tidak mempunyai pengaruh terhadap potensi kebangkrutan perusahaan. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan pada Tabel 4.9, nilai koefisien PDB sebesar 0,0333 menunjukkan adanya hubungan negatif dengan potensi kebangkrutan. Hasil probabilitas (0,5396 > 0,05) artinya Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan PDB tidak berpengaruh terhadap probabilitas kebangkrutan pada bank umum swasta nasional (BUSN).

Artinya, situasi makroekonomi terhadap PDB (produk domestik bruto) pada tahun 2013-2017 tidak berdampak signifikan terhadap kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Hasil penelitian ini adalah rasio PDB (produk domestik bruto) tidak mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kebangkrutan.

Tabel 4.2  Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Implikasi Manajerial

Kesimpulan

Hasil penelitian uji regresi dapat disimpulkan bahwa BI rate tidak berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan. Hasil penelitian uji regresi dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar (Exchange Rate) tidak berpengaruh terhadap Potensi Kebangkrutan. Hasil penelitian uji regresi dapat disimpulkan bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) tidak berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan.

Keterbatasan Penelitian

Masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi potensi kebangkrutan, antara lain sensitivitas terhadap risiko internal (internal factor), seperti rasio pendekatan CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earnings, Liquidity). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi linier berganda, sedangkan pada penelitian lain ada hasil yang menggunakan metode regresi logistik. Sampel perusahaan yang digunakan tidak banyak, hanya perusahaan perbankan yang tergolong BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) dengan laporan keuangan dan hasil periode 2013-2017.

Saran

Sampel perusahaan yang digunakan tidak komprehensif, hanya perusahaan perbankan yang tergolong BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) dengan laporan keuangan dan laba rugi periode dan model analisis yang berbeda, sehingga hasil analisis kemungkinan kebangkrutan lebih beragam. . Diharapkan perusahaan memperhatikan laporan keuangan yang diterbitkan sehubungan dengan angka/nilai mata uang yang sesuai dan benar dengan laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya. Analisis Risiko Kebangkrutan pada Perusahaan Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Analisis Dampak Corporate Governance, Variabel Makroekonomi Terhadap Financial Distress, Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan dan Jenis Kepemilikan. Pengaruh Variabel Mikro Variabel makro terhadap financial distress pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non-Performing Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2005-2010.

Pengaruh tata kelola perusahaan, rasio keuangan, ukuran perusahaan dan makroekonomi terhadap financial distress (studi pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2016). Analisis pengaruh jumlah uang beredar (M1), suku bunga SBI, nilai tukar dan suku bunga deposito terhadap inflasi. Analisis pengaruh BOPO, inflasi dan BI rate terhadap profitabilitas dan dampak kebangkrutan pada Bank Rakyat Indonesia Sukau Lampung Barat.

Analisis pengaruh variabel makro dan kondisi perekonomian dalam memprediksi financial distress pada bank umum syariah dan bank umum konvensional dengan model logistik di Indonesia. Setelah mengeliminasi bank-bank yang mempunyai data aktif akuntansi dan laporan laba periode 2013-2017 dan telah diaudit secara penuh.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait