Open Access
J urnal P endidikan F isika T adulako O nline
http://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jpft
42
ANALISIS PENGARUH INTEGRASI PENDEKATAN STEM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA SMA
Analysis of the Effect of Integrating the STEM Approach in Physics Learning on the Creative Thinking Ability of High School Students
Silvia Ainur Rohma, Sinthia Lolita Lorensia, Amar Ma’ruf Al Bawani, Rif’ati Dina Handayani, Sri Astutik
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, Jember, Indonesia
Email : [email protected]
Kata Kunci Berpikir Kreatif Pembelajaran Fisika STEM
Abstrak
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa Indonesia harus menjadi perhatian oleh dunia pendidikan.Dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk melatih soft skill khususnya pada kemampuan berpikir kreatif siswa dapat menggunakan pendekatan STEM (Science, Teknology, Engeneering, and Mathematic).Penelitian ini bertujuan untuk membahas analisis pengaruh integrasi pendekatan STEM terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk menganalisis pengaruh integrasi pendekatan STEM dalam pembelajaran fisika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan sumber kepustakaan diperoleh dari jurnal-jurnal terbaru dan relevan dengan penelitian ini. Hasil analisis deskriptif pengaruh integrasi pendekatan STEM dalam pembelajaran fisika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh hasil yang signifikan. Integrasi pendekatan STEM mampu mendorong siswa untuk memiliki kreativitas serta mampu menjadi problem solver dalam suatu permasalahan yang dihadapi, memahami makna fisis, mengimplementasikan, hingga membuat karya nyata sebagai hasil dari kreativitas yang dimiliki siswa
Keywords Creative Thinking Physics Learning STEM
©2023 The Author p-ISSN 2338-3240 e-ISSN 2580-5924
Abstract
In the implementation of the Merdeka Curriculum to train soft skills, especially in students' creative thinking skills, the STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) approach can be used. Integration of the STEM approach. This study aims to discuss the analysis of the effect of integrating the STEM approach on students' creative thinking skills in physics learning. This research uses the literature study method in improving the analysis of the influence of the integration of the STEM approach in physics learning on students' creative thinking skills. Data collection techniques in this study were carried out with literature sources obtained from recent journals and relevant to this study. The results of descriptive analysis of the influence of the integration of the STEM approach in physics learning on students' creative thinking skills obtained significant results. The integration of the STEM approach is able to encourage students to have creativity and be able to become problem solvers in a problem faced, understand the meaning of physics, implement, and make real work as a result of the creativity of students.
Received 03 March 2023; Accepted 01 April 2023; Available Online 30 April 2023
*Corresponding Author: [email protected]
PENDAHULUAN
Kurangnya kesempatan untuk menganalisis fenomena alam sekitar dengan konsep fisis yang berkaitan dengan materi fisika membuat siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi fisika akibat pembelajaran fisika di sekolah masih menerapkan media dan metode konvensional [1]. Pembelajaran abad 21 serta
perkembangan kurikulum memberikan beberapa perubahan terhadap sistem mengajar di kelas, di mana pembelajaran tidak berpusat kepada guru namun beralih berpusat pada peserta didik [2]. Pembelajaran abad 21 menitikberatkan terhadap penguasaan konten akademik dengan tujuan agar siswa mampu menumbuhkembangkan berbagai keterampilan dalam dirinya. Penguasaan konten akademik
43 yang dimaksud adalah melalui projek yang terstruktur sehingga siswa memiliki beberapa tahapan, mulai dari menganalisis pertanyaan, mengindentifikasi solusi, hingga menghasilkan produk. Tuntutan pembelajaran abad 21 yaitu siswa harus memiliki keterampilan, pengetahuan, dan keahlian dalam bidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran, inovasi, serta keterampilan hidup dan karir [3].
Menurut US-based Partnership for 21st Century Skills (P21), dalam menghadapi abad ke 21, kompetensi yang perlu dikembangkan meliputi keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skills), keterampilan komunikasi (Communication skills), dan keterampilan kolaborasi (collaboration skills).
Keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan individu dalam menemukan kebenaran, masalah, ide , dan solusi dalam suatu kondisi untuk beraksi terhadap objek masalah berdasarkan kemampuannya [4].
Untuk meningkatkan dalam pemecahan masalah dan mencari ide baru maka peserta didik perlu dikembangkan dalam berfikir kreatif [5]. Sehingga dalam pembelajaran siswa aktif mengembangkan banyak ide, argumen, dan mengajukan beberapa pertanyaan [6].
Pembelajaran diabad 21 tidak hanya berfokus kemampuan kognitif namun juga mengembangkan keterampilan siswa. Oleh karena itu, diharapkan dilakukan pembelajaran yang inovatif, kreatif, kolaboratif, serta berpusat pada siswa [7]. Perubahan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka diharapkan mampu membuat dunia pendidikan tanpa beban dengan disesuaikan konsep masyarakat 5.0 dalam menanggulangi masalah kehidupan sosial melalui peran teknologi [8]. Kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan untuk mendorong dan mempersiapkan siswa menguasai berbagai keilmuan yang digunakan dalam dunia kerja, serta membentuk siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila [9].
Rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa Indonesia harus menjadi perhatian oleh dunia pendidikan. Berdasarkan hasil PISA tahun 2015, menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-63 dari 72 negara dalam bidang sains dan Matematika [10]. Rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa dalam belajar dibuktikan dengan pemberian soal kepada siswa, sebagian besar jawaban siswa kurang tepat. Oleh karena itu rendahnya tingkat berpikir kreatif berdampak terhadap hasil belajar siswa yang juga menjadi rendah [11].
Oleh sebab itu, penilaian dalam Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari penilaian hardskill (pengetahuan dan keterampilan) dan softskill (sikap dan kepribadian) dengan menggunakan penilaian otentik 6C (Computational Thinking, Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, Communication, Compassion)[9]. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk melatih soft skill khususnya pada kemampuan berpikir kreatif dapat menggunakan pendekatan STEM.
Integrasi pendekatan STEM dalam pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan dan menerapkan prinsip-prinsip, konsep-konsep, teknologi,engeneering, dan matematika.
Pendekatan STEM (Science, Tecnology, Engeneering, and Mathematic) dalam pembelajaran
STEM (Science, Teknology, Engeneering, and Mathematic) pertama kali diluncurkan pada tahun 1990-an oleh “National Science Foundation” (NSF) sebagai gerakan reformasi pendidikan bertujuan mengembangkan warga negara melek STEM, sehingga dapat meningkatkan daya saing global Amerika Serikat dalam inovasi IPTEK. Empat disiplin dalam STEM menurut Departement of Education and Skills (2011) meliputi:
1) Science, untuk mengembangkan minat, keterampilan koaborasi, penelitian dan eksperimen, penyelidikan kritis, pemahaman dunia kehidupan, serta materi.
2) Technology, untuk membantu kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan manusia dengan mengikutsertakan penerapan pengetahuan, keterampilan, dan berpikir komputasi.
3) Engineering, untuk mendesain dan mengkontruksi mesin atau peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.
4) Mathematic, untuk bekal dalam menafsirkan dan menganalisis informasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan berdasarkan informasi sekitar melalui pemodelan masalah yang abstrak dan konkret.
Keempat disiplin STEM diatas, mampu menciptakan pembelajaran aktif dan kohesif karena melibatkan kegiatan praktik dan diarahkan pada situasi nyata [10]. Pada pembelajaran, STEM dapat diintegrasikan dalam model pembalajaran Problem Based
44 Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Inquiry Based Learning, dan Discovery Based Learning[12]. Pendidikan STEM memiliki tujuan untuk mengembangkan STEM literate agar peserta didik:
1) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk menemukan masalah dalam kehidupan nyata, menjelaskan fenomena alam, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti terkait STEM.
2) Untuk memahami karakteristik disiplin STEM sebagai bentuk pengetahuan, penyelidikan, dan desain yang telah dirintis.
3) Memiliki kesadaran bahwa disiplin STEM membentuk lingkungan material, intelektual, dan kultural.
4) Kesediaan untuk terlibat dalam kajian isu- isu STEM serta reflektif dengan menggunakan gagasan-gagasan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.
Keterampilan Berifikir Kreatif Siswa
Inti dari sebuah belajar adalah kemampuan berpikir. Salah satu kemampuan berpikir harus dikuasai siswa adalah kemampuan berpikir kreatif. Kreativitas adalah aspek penting dalam perkembangan manusia. Oleh karena itu, lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam menumbuhkan kreativitas dan mengembangkan keterampilan siswa. Dalam hal ini, pendidikan sains memainkan peran yang paling signifikan dalam meningkatkan kualitas berpikir kreatif siswa [13].
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu aspek kognitif sehingga siswa dapat dilatih. Kemampuan berpikir kreatif tidak sekadar kemampuan menciptakan suatu produk saja, melainkan kemampuan menciptakan sebuah solusi dalam menemukan jawaban atau penyelesaian masalah [14]. Kemampuan berpikir kreatif dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek – aspek sebagai berikut:
1) Berpikir lancar (Fluent thinking) atau kelancaran yang membuat seseorang mencetuskan banyak ide, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2) Berpikir luwes (Flexible thinking) atau keluwesan yang memungkiinkan seseorang mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
3) Berpikir Orisinil (Original thinking) yang menyebabkan seseorang mampu
melahirkan ungkapan baru dan unik atau mampu menemukan kombinasi - kombinasi yang tidak biasa dari unsur- unsur yang biasa.
4) Keterampilan mengelaborasi (Elaboration ability) yang menyebabkan seseorang mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan.
Pembelajaran fisika melatih siswa untuk membuat hipotesis, melakukan penelitian dan eksperimen, dan pengembangan berpikir untuk pengembangan kreativitas. Pendekatan STEM yang berkaitan dengan sains dan teknologi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran fisika yang sesuai konsep Kurikulum Merdeka dengan mempertimbangka peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam menghadapi teknologi digital. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk membahas analisis pengaruh integrasi pendekatan STEM terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran fisika.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui sumber kepustakaan diperoleh dari jurnal-jurnal terbaru dan relevan dengan penelitian ini. Dalam studi kepustakaan ini, peneliti secara sistematis mengidentifikasi teori, penemuan pustaka, dan analisis dokumen memuat informasi tentang topik penelitian.
Setelah bahan kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan penyusunan bahan secara sistematis untuk kemudian bahan tersebut diklasifikasikan sebagai data relevan pendukung hasil wawancara. Pada akhir tahapan, dilakukan analisis terhadap teori yang didapatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Integrasi Pendekatan STEM pada Model Problem Based Learning (PBL)
Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada untuk memperluas wawasan dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti keterampilan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, kerja tim, kreativitas, ketangguhan, dan keterampilan lainnya [8].
Pendekatan STEM akan memberikan dampak positif dalam menumbuhkan kreatifitas siswa.
45 Pada proses pembelajaran, jika pemahaman konsep siswa dalam kategori tinggi, maka akan lebih mudah untuk mencapai kemampuan kognitif yang tinggi yaitu berpikir kreatif.
Berdasarkan penelitian [15] menunjukan bahwa (1) Didalam maupun luar negeri pembelajaran STEM berhasil diterapkan; (2) Pembelajaran STEM mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menumbuhkan kreativitas siswa; (3) Pembelajaran STEM dapat menyiapkan pembelajaran yang lebih menarik dan menantang; (4) Pembelajaran STEM dapat diintegrasikan ke dalam berbagai model pembelajaran seperti PjBL, PBL maupun model pembelajaran kooperatif; (5) Pembelajaran STEM membuat siswa menatap masa depan lebih maksimal; (6) Pembelajaran STEM sangat cocok digunakan pada pembelajaran abad 21;
(7) Pemberlajaran STEM dapat diterapkan dalam era Merdeka Belajar.
Salah satu tantangan bagi guru yaitu kemampuan untuk menyediakan sistem pendidikan yang menciptakan peluang peserta didik dalam menghubungkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mereka menjadi akrab satu sama lain [8]. Berdasarkan penelitian [16]
menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah terdapat kaitannya dengan ditinjau komponen kreativitas, yang meliputi: kefasihan, fleksibilitas, originalitas, dan keterincian.Pengintegrasian pendekatan STEM dapat dilakukan pada media pembelajaran,melalui e-module. Rata-rata guru setuju terhadap pengembangan e-module berbasis STEM dan kurikulum merdeka dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa [8]. Selain itu STEM dapat meningkatkan efektifitas belajar dengan bantuan bahan ajar salah satunya dalam bentuk e-module pembelajaran. Peserta didik dapat terfasilitasi dan STEM juga dapat digunakan untuk multidisiplin ilmu.
Pembelajaran berbasis STEM dapat melatih peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, melatih berkomunikasi dan berkolaborasi, hal tersebut sesuai dengan tuntutan keterampilan abad 21, sehingga dapat dikatakan STEM cocok dan layak digunakan dalam proses pembelajaran [17]. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan signifikan sebesar 8,05 poin dari sebelumnya 17,70 menjadi 25,75 [18].
Pendekatan STEM pada model PBL-STEM) menunjukkan bahwa model PBL-STEM memberikan dampak yang baik dan memberikan rangkaian aktivitas pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata yang
dipadukan dengan sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika sehingga siswa terbantu dalam melakukan proses berpikir yang lebih kreatif untuk menghadapi setiap tantangan [19]. Terdapat pengaruh signifikan terhadap berpikir kreatif siswa SMA Pemahaman konsep siswa yang tinggi berdampak pada kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki pemahaman konsep rendah ( ). Interaksi antara model PBL terintegrasi STEM dan pemahaman konsep awal siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu sebesar (Fhit = 5.406 α=0,000<α=5%) [18]. Berdasarkan penelitian tersebut menujukkan bahwa melalui pendekatan PBL- STEAM, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik, meluas, dan bermakna, sehingga menimbulkan rasa semangat belajar yang mampu meningkatkan AQ siswa.
Integrasi Pendekatan STEM pada Model Project Based Learning (PjBL)
Perpaduan model Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan STEM dapat melatih siswa berpikir kreatif matematis. Selain itu, dapat meningkatkan minat belajar siswa, pembelajaran bermakna, dan membantu siswa dalam memecahkan masalah serta menunjang karir dimasa yang akan datang [20]. Model dalam pengintegrasian pembelajaran berbasis PjBL-STEM dinyatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan yang harus dimiliki siswa di abad-21. Dalam pengintegrasian model ini siswa dapat berkomunikasi dan berkolaborasi secara bersama ketika berkelompok serta berpikir kritis dan kreatif melaui keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah yang menbutuhkan analisis data [21].
Melalui pendekatan STEM dalam proses pembelajaran model PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa [22].
Integrasi Pendekatan STEM pada Materi Fisika
Pembelajaran terintegrasi STEM dapat diimplementasikan pada sebagian besar materi fisika. Pada materi Hukum Pascal, nilai posttest dan pretest mendapat hasil bahwa pendekatan STEM mampu mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan taraf signifikasi 0,000[23]. Kemudian, pada materi Hukum Termodinamika terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif ilmiah secara keseluruhan dari hasil pretest dan posttest dalam kategori sedang, serta pada setiap
46 submateri Hukum I termodinamika dan Hukum II termodinamika dalam kategori sedang setelah diterapkan pembelajaran berbasis projek dengan pendekatan STEM [24], hal tersebut memiliki kesamaan hasil pada materi Fluida Statis [25]. Selanjutnya, pada materi Koefisien Gaya Gesek berbasis STEM-PjBL siswa mengalami peningkatan signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif melalui hasil analisis nilai posttest [26]. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran fisika terintegrasi STEM dapat diimplementasikan pada materi – materi pokok fisika.
Mendekatkan konsep fisika dengan dunia nyata dan mendekatkan fisika pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menerapkan pembelajaran berbasis STEM merupakan upaya yang sangat tepat.
Implementasi pembelajaran STEM pola integrated (terintegrasi penuh) dapat dilaksanakan apabila kurikulum mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dengan memberikan alokasi waktu tersendiri bagi pengerjaan proyek/penyelesaian masalah [27]. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara yang diintegrasikan dengan pembelajaran STEM dan pembelajaran konvensional, yaitu dengan melakukan integrasi STEM siswa mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pengaruh integrasi pendekatan STEM dalam pembelajaran fisika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh hasil yang signifikan. Integrasi pendekatan STEM mampu mendorong siswa untuk memiliki kreativitas serta mampu menjadi problem solver dalam suatu permasalahan yang dihadapi, sehingga pembelajaran fisika tidak hanya tentang menghapal rumus semata, namun dengan adanya integrasi STEM pada pembelajaran diharapkan siswa memahami makna fisis, mengimplementasikan, hingga membuat karya nyata sebagai hasil dari kreativitas yang dimiliki siswa.
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. F. Rofiqoh, Subiki, and A. S. Budiarso,
“IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN OPTIK DI SMA,” J. Pembelajaran Fis., vol. 9, no. 4, pp. 139–
146, 2020.
[2] A. Z. Z. Mubarok, I. Ismet, and K. Kistiono,
“Pengembangan Modul Elektronik Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
Didik Pada Materi Hukum Newton,” J. Ilm. Pendidik.
Fis., vol. 6, no. 1, p. 87, 2022, doi:
10.20527/jipf.v6i1.4743.
[3] N. E. Zakiah, A. T. Fatimah, and Y. Sunaryo,
“Implementasi Project-Based Learning Untuk Mengeksplorasi Kreativitas Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa,” Teorema Teor. dan Ris. Mat., vol. 5, no. 2, p. 286, 2020, doi:
10.25157/teorema.v5i2.4194.
[4] P. N. Ananda, Asrizal, and Usmeldi, “Pengaruh Penerapan PjBL terhadap Keterampilan Berfikir Kritis dan Kreatif Fisika: Meta Analisis,” Radiasi J.
Berk. Pendidik. Fis., vol. 12, no. 2, pp. 127–137, 2020.
[5] H. Hufri, S. Sintia, and S. I. P. Ningsih, “Analisis Praktikalitas Modul Fisika Mengintegrasikan Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi Hukum Newton,” J. Eksakta Pendidik., vol. 6, no. 2, pp.
185–194, 2022, doi: 10.24036/jep/vol6-iss2/653.
[6] R. D. Imaroh, S. Sudarti, and R. D. Handayani,
“Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran IPA,” J. Pendidik. MIPA, vol. 12, no.
2, pp. 198–204, 2022.
[7] E. Yusliani, H. L. Burban, and N. N. Zakiatin,
“Analisis Integrasi Keterampilan Abad Ke-21 Dalam Sajian Buku Teks Fisika SMA Kelas XII Semester 1,”
J. Eksakta Pendidik., vol. 3, no. November, pp.
184–191, 2019.
[8] Nikmatin Mabsutsah and Y. Yushardi, “Analisis Kebutuhan Guru terhadap E Module Berbasis STEAM dan Kurikulum Merdeka pada Materi Pemanasan Global,” J. Pendidik. MIPA, vol. 12, no. 2, pp. 205–
213, 2022, doi: 10.37630/jpm.v12i2.588.
[9] M. K. Ni’am, L. Lia, N. A. Salsabila, N. Fitriyani, and N. H. M. Sari, “Pembelajaran Matematika berbasis Computational Thinking di Era Kurikulum Merdeka Belajar,” SANTIKA Semin. Nas. Tadris Mat., vol. 2, pp. 66–75, 2022.
[10] A. Fitriyah and S. D. Ramadani, “Pengaruh Pembelajaran Steam Berbasis Pjbl ( Project-Based Learning ) Terhadap Keterampilan,” J. Chem. Educ., vol. 10, no. 1, pp. 209–226, 2021.
[11] P. Armandita, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Pembelajaran Fisika Di Kelas Xi Mia 3 Sma Negeri 11 Kota Jambi Analysis the Creative Thinking Skill of Physics Learning in Class Xi Mia 3 Sman 11 Jambi City,” J. Penelit. Ilmu Pendidik., vol. 10, no. 2, pp.
129–134, 2018, doi: 10.21831/jpipfip.v10i2.17906.
[12] W. Sumarni, N. Wijayati, and S. Supanti,
“Kemampuan Kognitif Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Berpendekatan Stem,” J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kim., vol. 4, no. 1, pp. 18–30, 2019, doi:
10.17977/um026v4i12019p018.
[13] A. Juniar, A. Silalahi, and R. D. Suyanti, “The Effect of Guided Inquiry-based Learning with Creative Thingking Ability towards Students’ Scientific Process Skill in Analytical Chemistry Courses,” J.
Phys. Conf. Ser., vol. 1819, no. 1, 2021, doi:
10.1088/1742-6596/1819/1/012009.
[14] I. F. Rofiqoh, S. Subiki, and A. S. Budiarso,
“Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Optik Di Sma,” J.
Pembelajaran Fis., vol. 9, no. 4, pp. 139–146, 2020, doi: 10.19184/jpf.v9i4.18359.
[15] SUWARDI, “Stem (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) Inovasi Dalam Pembelajaran Vokasi Era Merdeka Belajar Abad 21,”
PAEDAGOGY J. Ilmu Pendidik. dan Psikol., vol. 1, no. 1, pp. 40–48, 2021, doi:
10.51878/paedagogy.v1i1.337.
[16] A. . Masinta, S. Astutik, and S. H. . Prastowo,
47
“Identifikasi Kemampuan Berfikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Problem Solving Materi Elastisitas Pada Siswa SMA,” Semin. Nas. Pendidik.
Fis. 2018, vol. 3, no. 2, pp. 277–234, 2018.
[17] S. H. Rusminati and T. Juniarso, “Studi Literatur:
STEM untuk Menumbuhkan Keterampilan Abad 21 di Sekolah Dasar,” J. Educ., vol. 5, no. 3, pp.
10722–10727, 2023, doi: 10.31004/joe.v5i3.1974.
[18] Karmila and P. P. Putra, “Pengaruh Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa,” J. Literasi Digit., vol. 2, no. 1, pp.
11–20, 2022.
[19] S. Naura, D. Nurdianti, and S. Maulana, “Telaah Pengintegrasian STEAM Pada Model Problem Based Learning Terhadap Adversity Quotient Siswa Dalam Pembelajaran Matematika,” in PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2022, vol. 5, pp.
598–605.
[20] F. M. Ulfa, M. Asikin, and N. K. Dwidayati,
“Membangun Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa dengan Pembelajaran PjBL terintegrasi Pendekatan STEM,” Semin. Nas.
Pascasarj. 2019, vol. 4, no. 2, pp. 612–617, 2019.
[21] dan R. D. . Megawati, A.Y.I., Lukito, A.,
“INTEGRASI PROJECT BASED LEARNING DENGAN STEM PADA PEMBELAJARAN FISIKA SEBAGAI PENDEKATAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21,” J. Ilm. Multi Disiplin Indones., vol. 2, no. 5, pp. 1278–1285, 2023.
[22] M. Qadafi and A. Hastuti, “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning ( PjBL ) Terintegrasi STEM Pada Mata Pelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Peserta Didik SMA TGH Umar Kelayu Tahun Ajaran 2021 / 2022,” J. Pengabdi. Magister Pendidik. IPA Orig., vol. 5, no. 2, pp. 223–228, 2022.
[23] M. Widyasmah, Abdurrahman, and K. Herlina,
“Implementation of STEM Approach Based on Project-based Learning to Improve Creative Thinking Skills of High School Students in Physics,”
J. Phys. Conf. Ser., vol. 1467, no. 1, pp. 1–8, 2020, doi: 10.1088/1742-6596/1467/1/012072.
[24] E. Cholisoh, “Upaya meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kritis ilmiah pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran PJBL STEM pada materi termodinamika di kelas XI IPA 4 SMAN 10 Bandung semester ganjil tahun pelajaran 2018-2019,” Pros.
Semin. Nas. Fis., pp. 59–73, 2019.
[25] R. Marwani and A. R. Sani, “Pengaruh Model Project Based Learning Berbasis STEM Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 4 Tebing,” J. Inov. Pembelajaran Fis. , vol. 8, no. 2, pp. 8–15, 2020.
[26] F. Melia, F. C. Wibowo, and E. Budi, “PENGARUH PENDEKATAN STEM-PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN APLIKASI PTSS PADA MATERI KOEFISIEN GAYA GESEK Firda,” vol. XI, pp. 9–14, 2023.
[27] D. Mustika and H. Hasby, “Pelatihan Integrasi STEM dalam Pembelajaran Pada Kelompok MGMP Fisika SMA Kota Langsa,” Abdi J. Pengabdi. dan …, vol. 4, no. 2013, pp. 426–432, 2022.