• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Lapisan Saprolite pada Timbunan di Atas Tanah Lunak Menggunakan Metode Numerik (PLAXIS 2D)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengaruh Lapisan Saprolite pada Timbunan di Atas Tanah Lunak Menggunakan Metode Numerik (PLAXIS 2D) "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Lapisan Saprolite pada Timbunan di Atas Tanah Lunak Menggunakan Metode Numerik (PLAXIS 2D)

Yuki Achmad Yakin1, Desti Santi Pratiwi2, Arinal Ghalibaldi Gazali3

1,2,3Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung

*Koresponden email: [email protected]1, [email protected]2

Diterima: 23 Juni 2022 Disetujui: 18 Juli 2022

Abstract

Embankment within soil causes changes in tension within it, which causes deformation to occur and results in stabilization in the soil. The type of soil, method of filling, and degree of density can affect the soil’s technical properties. When embankment work forming a new slope, it is important to analyze the slope’s stability. This study analyzes the effect of elevation, slope, saprolite layer thickness, and depth of replacements using PLAXIS 2D software. The results of the analysis show there are effects from elevation, namely the higher the embankment the greater the decrease and the smaller the safety factor becomes. The slope also has effects and influence, that is the steeper the embankment, the smaller the decrease and the greater the safety factor. Furthermore, there are effects from the replacement’s depth. Namely the thicker the replacement depth results in the decrease in the Short-Term condition becoming larger and the decrease in the Long-Term condition getting smaller.

Keywords: embankment, settlement, safety factor, saprolite layer, elevation, slope, replacement, Plaxis 2D

Abstrak

Timbunan pada suatu tanah menyebabkan terjadinya perubahan tegangan dalam tanah sehingga menyebabkan deformasi yang berdampak terhadap kestabilan tanah. Jenis tanah, cara penimbunan, dan derajat kepadatan mempengaruhi sifat teknis tanah. Adanya pekerjaan timbunan membentuk suatu lereng baru, sehingga perlu dianalisis kestabilan lereng tersebut. Pada penelitian ini menganalisis pengaruh ketinggian, kemiringan, ketebalan lapisan saprolite, dan kedalaman replacement menggunakan software PLAXIS 2D. Hasil analisis menunjukkan pengaruh ketinggian yaitu semakin tinggi timbunan semakin besar penurunannya dan safety factor semakin kecil, pengaruh kemiringan mengakibatkan semakin landainya timbunan maka besar penurunannya akan semakin kecil dan safety factor semakin besar.

Pengaruh ketebalan lapisan saprolite mengakibatkan besar penurunan semakin besar dan nilai safety factor semakin besar juga. Pengaruh kedalaman replacement yaitu semakin tebal kedalaman replacement mengakibatkan penurunan pada kondisi Short Term semakin besar dan pada kondisi Long Term semakin

kecil.

Kata Kunci: timbunan, penurunan, safety factor, lapisan saprolite, ketinggian, kemiringan, Plaxis 2D

1. Pendahuluan

Tanah lunak secara umum mempunyai sifat plastis tinggi dan kembang susut yang besar dengan nilai kekuatan yang sangat rendah sehingga perlu adanya perlakuan khusus jika akan dibangun sebuah timbunan agar tidak terjadi keruntuhan baik pada lereng maupun pada tanah dasar. Ada berbagai metode dalam menganalisis kestabilan lereng salah satunya adalah menggunakan software geoteknik yang berbasis analisis Metode Elemen Hingga yaitu Plaxis. Analisis pada Plaxis mengeluarkan output berupa nilai penurunan, waktu minimum untuk penurunan, dan nilai faktor keamanan.

Pada studi terdahulu dengan judul Analisis Pengaruh Ketinggian Timbunan Terhadap Kestabilan Lereng diperoleh hasil, yaitu semakin tinggi tanah timbunan akan mengakibatkan menurunnya angka keamanan lereng dengan persentase penurunan angka keamanan lereng tiap 1meter semakin menurun [1].

Timbunan pada suatu tanah menyebabkan terjadinya perubahan tegangan dalam tanah sehingga tanah mengalami deformasi yang mengakibat terganggunya kestabilan tanah. Sifat teknis dari timbunan juga dipengaruhi oleh jenis tanahnya, cara penimbunan dan derajat kepadatan [2]. Pada pemodelan timbunan menggunakan material tanah yaitu lapisan tanah limonite dan saprolite, lapisan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Lapisan Saprolite merupakan hasil perombakan dari batuan metamorf yang disebut Opholite, yang mengandung deposit unsur nikel. Batuan ini terangkat dari dasar samudera ke permukaan, oleh proses

(2)

tektonik pada periode geologi, Cretaceous dan menjadi bagian dari daratan pulau Sulawesi [3]. Pulau Sulawesi bagian tengah adalah zona tumbukan antara lempeng benua Asia dan lempeng benua Australia, sehingga terbentuk micro-continent yang fragmen-fragmennya merupakan kombinasi dari kedua benua itu [4].

Gambar 1. Lapisan tanah limonite dan saprolite Sumber: Geotechnical Manual of Slope Stability, (2011)

Pada analisis stabilitas lereng perlu dipertimbangkan beban hidup, mati dan gempa sesuai peruntukan lereng. Stabilitas lereng memberikan tinjauan dan perancangan yang aman dan ekonomis, metode ini mencakup pengetahuan tentang mekanisme keruntuhan lereng, jenis material, topografi, dan kondisi geologi. Analisis stabilitas lereng meliputi konsep kemantapan lereng yaitu penerapan pengetahuan mengenai kekuatan geser tanah [5].

Salah satu lapisan pada timbunan menggunakan Saprolite, yang adalah batuan pelapukan kimia, pelapukan yang belum sempurna, yang mana Saprolite ini adalah campuran antara silt, sand, dan gravel.

Pada umumnya di daerah Sulawesi ukuran gravel dari saprolite ini berkisar antara medium to coarse grained gravel [6].

Pada lapisan tanah dilakukan replacement, yaitu teknik mengganti lapisan tanah yang lunak dengan tanah yang bergradasi baik, dilakukan penggantian sebagian atau seluruhnya sesuai ke dalam tanah lunaknya. Metode ini bertujuan untuk memperbaiki stabilitas tanah dan daya dukung tanah sebagai pondasi serta mengurangi besarnya penurunan akibat konsolidasi [7].

Konsolidasi adalah pengurangan pelan pelan volume pori yang berakibat bertambahnya berat volume kering akibat beban statis yang bekerja dalam periode tertentu [8]. Secara umum, penurunan disebabkan oleh pembebanan yang dapat dibagi ke beberapa kelompok, yaitu:

1. Penurunan Seketika (Immediate Settlement) 2. Penurunan Konsolidasi Primer

3. Penurunan Konsolidasi Sekunder

Selain menganalisis besarnya penurunan yang ada, faktor keamanan juga menjadi salah satu hal yang dianalisis pada pengujian ini. Faktor Keamanan (Safety Factor), yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan, terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut [9]. Kemiringan lereng yang curam merupakan faktor utama terjadinya erosi [10][11][12]. Jenis tanah tutupan permukaan juga berkontribusi signifikan terhadap kelongsoran lereng [11], dan faktor kedalaman tanah tutupan permukaan [12]. Sedangkan, faktor curah hujan bersifat fluktuatif, bergantung pada intensitasnya [13]. Lereng dengan tingkat kemiringan yang curam diperlukan perkuatan soil nailing, supaya faktor keamanan meningkat.

Selain itu, lereng perlu dipasangi surface protection untuk mencegah erosi permukaan [14].

PLAXIS 2D adalah perangkat lunak elemen hingga yang khusus untuk memodelkan bentuk dua dimensi yang dapat menampilkan bentuk deformasi, stabilitas, maupun analisis aliran untuk berbagai jenis geoteknik terapan. Program PLAXIS 2D menggunakan tampilan grafis yang nyaman untuk digunakan sehingga membuat pengguna dapat dengan cepat membuat geometri model dan membuat ukuran elemen hingga [15] [16]. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh rasio kemiringan, ketebalan layer saprolite dan kedalaman replacement pada timbunan lereng terhadap safety factor dan penurunan menggunakan Metode Numerik menggunakan aplikasi PLAXIS 2D V21.

(3)

2. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, diperlukan bagan alir sebagai alur untuk menjelaskan bagaimana penelitian ini dimulai hingga kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan. Adapun bagan alir pada penelitian ini dilampirkan pada Gambar 2.

Data parameter pada penelitian ini diambil berdasarkan hasil penyelidikan tanah berupa pengujian bor dan SPT, dari hasil data tersebut diolah dengan menggunakan beberapa tabel dan grafik untuk mendapatkan parameter yang akan digunakan sebagai input data Plaxis. Setelah data parameter tanah terkumpul dilakukan pemodelan timbunan yang dikombinasikan dengan kedalaman replacement, ketebalan lapisan saprolite pada timbunan, dan rasio kemiringan. Setelah didapatkan kombinasi-kombinasi yang beragam dilakukan analisis pada program Plaxis dan didapatkan outputnya masing-masing. Lalu, dilakukan perbandingan dari hasil analisis tersebut untuk mendapatkan kombinasi optimal dan aman.

Gambar 2. Diagram bagan alir penelitian

3. Hasil dan Pembahasan Data Parameter

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa parameter tanah dan batuan yang digunakan. Data yang diperoleh pada penelitian ini didapatkan dari data hasil pengujian lapangan dan pengujian laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya. Parameter tanah asli dilampirkan pada Tabel 1 dan untuk parameter timbunan dilampirkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Parameter tanah asli

Parameter Simbol Satuan Clay Clay with Gravel Gravel

qc - - 2,50 – 5,0 5,0 – 10,0 > 50

N-SPT - - 4 21 50

Kedalaman - - 0 - 15 m 15 - 30 m 30 - 33 m

Deskripsi tanah Name - Limonite (Silty

Clay)

Saprolite (Clayey Silt Gravel)

Peridotite (Gravel)

Material Mode Model - HS HS Mohr-

Coulomb Type Of Material Drained Type - Undrained (A) Undrained (A) Drained

Unsaturated Soil Weight 𝛾𝑈𝑛𝑠𝑎𝑡 - 15 17 21

Saturated Soil Weight 𝛾𝑈𝑛𝑠𝑎𝑡 - 16 18 22

Permeability in Horizontal

Direction 𝐾𝑥 m/day 0,154E-3 7,694E-3 0,2624

(4)

Parameter Simbol Satuan Clay Clay with Gravel Gravel Permeability in Vertical

Direction 𝐾𝑦 m/day 0,154E-3 7,694E-3 0,2624

Young's Modulus 𝐸𝑟𝑒𝑓 𝑘𝑁/𝑚2 2800 14700 50000

Poisson Ratio 𝑣 - 0,3 0,3 0,25

Cohesion 𝐶𝑟𝑒𝑓 𝑘𝑁/𝑚2 10 15 25

Friction Angel φ - 30˚ 35 40˚

Dilatancy Angel Ѱ - 0˚ 5˚ 10˚

Sumber: Hasil analisis (2022) Tabel 2. Parameter tanah timbunan Parameter

Simbol Satuan Clay Clay with Gravel

Name - Limonite (Silty

Clay)

Saprolite (Clayey Silt Gravel)

Material Mode Model - HS HS

Type Of Material

Behaviour Type - Drained Drained

Unsaturated Soil

Weight - 15 17

Saturated Soil Weight - 16 18

Permeability in

Horizontal Direction 𝐾𝑥 m/day 4,752E-3 0,5996

Permeability in

Vertical Direction 𝐾𝑦 m/day 4,752E-3 0,5996

Young's Modulus 2800 14700

Poisson Ratio - 0,3 0,3

Cohesion 12 15

Friction Angel φ - 30˚ 35

Dilatancy Angel Ѱ - 0˚ 5˚

Sumber: Hasil analisis (2022)

Analisis penelitian ini menggunakan menggunakan metode elemen hingga di mana dalam proses penyelesaiannya menggunakan software PLAXIS 2D. Adapun geometri pemodelan menggunakan ketinggian 7 m, ketebalan lapisan saprolite (50 cm dan 100 cm), rasio kemiringan (1:1, 1:1.5, dan 1:2), dan kedalaman replacement (50 cm, 100 cm, 150 cm dan 200 cm).

Analisis Pengaruh Kedalaman Replacement

Berikut dilampirkan hasil analisis pengaruh kedalaman replacement dilampirkan pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 pemodelan tanpa replacement memiliki nilai penurunan yang lebih besar dibandingkan pemodelan yang menggunakan replacement. jika dilihat pada pemodelan TP (tanpa perkuatan) besar penurunannya sebesar 0,222 m (Short Term) dan 0,605 m (Long Term) lebih kecil dibandingkan dengan pemodelan tanpa replacement dengan besar penurunannya 0,232 m (Short Term) dan 0,612 m (Long Term) ini dipengaruhi oleh beratnya material pada lapisan saprolite, maka dari itu ditambahkan replacement pada lapisan tanah sehingga nilai penurunan untuk setiap bertambahnya kedalaman replacement mengalami penurunan pada kondisi Short Term dan kondisi Long Term.

Dapat dilihat pada Gambar 3 merupakan pemodelan pada timbunan TP 1 (Tanpa perkuatan) di mana pada pemodelan tersebut hanya timbunan tanpa adanya perkuatan, sedangkan pada Gambar 5. adalah pemodelan yang menggunakan perkuatan yaitu lapisan saprolite pada timbunan dan replacement pada permukaan tanah. Dari analisis faktor keamanan tanpa perkuatan menghasilkan bidang gelincir seperti yang tercantum pada Gambar 4. dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan dengan tanpa adanya perkuatan pada lapisan timbunan dan lapisan tanah asli belum memenuhi kondisi aman pada kondisi short term sedangkan untuk kondisi long term memenuhi kondisi aman. Lalu pada Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan dengan kombinasi yang lengkap pada lapisan timbunan dan lapisan tanah asli memenuhi kondisi aman.

(5)

Tabel 3. Pengaruh kedalaman Replacement pada timbunan No. Replacement

(m)

Penurunan Short Term

(m)

Long Term (m)

TP 1 - 0,222 0,605

TR 1 - 0,232 0,612

1 50

0,225 0,588

2 100 0,221 0,567

3 150 0,220 0,549

4 200 0,220 0,532

Sumber: Hasil analisis (2022)

Gambar 3. Pemodelan timbunan pada TP 1 (Tanpa Perkuatan) Sumber: Hasil analisis (2022)

Gambar 4. Bidang Gelincir Lereng Tanpa Perkuatan (TP1), Short Term (kiri) dan Long Term (Kanan) Sumber: Hasil analisis (2022)

Gambar 5. Pemodelan timbunan pada Kombinasi 1 Sumber: Hasil analisis (2022)

(6)

Gambar 6. Bidang Gelincir Lereng Kombinasi 1, Short Term (kiri) dan Long Term (Kanan) Sumber: Hasil analisis (2022)

Analisis Pengaruh Rasio Kemiringan

Berdasarkan hasil analisis pengaruh rasio kemiringan disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4 dapat kita lihat semakin landai kemiringan pada kondisi Short Term besar penurunannya semakin mengecil dan pada kondisi Long Term besar penurunan semakin besar, pada nilai SF semakin landau kemiringannya semakin besar nilai SF dan pada pemodelan untuk lapisan saprolite 50 cm hanya pada kemiringan 1:2 saja yang nilai SF > 1,5 (Kondisi Stabil), untuk lapisan saprolite 100 cm semua variasi kemiringan memiliki nilai SF > 1,5 (kondisi Stabil).

Tabel 4. Pengaruh kemiringan pada timbunan.

No. Rasio

Kemiringan

Penurunan SF

Short Term m

Long Term

m Short Term Long Term

2 1:1 0,221 0,567 1,304 Kondisi Kritis 2,531 Kondisi Stabil

10 1:1,5 0,206 0,573 1,398 Kondisi Kritis 3,028 Kondisi Stabil

18 1:2 0,190 0,574 1,569 Kondisi Stabil 3,547 Kondisi Stabil

6 1:1 0,228 0,577 1,600 Kondisi Stabil 3,259 Kondisi Stabil

14 1:1,5 0,218 0,582 1,736 Kondisi Stabil 3,956 Kondisi Stabil

22 1:2 0,205 0,581 2,113 Kondisi Stabil 4,571 Kondisi Stabil

Sumber: Hasil analisis (2022)

Dapat dilihat pada Gambar 7 merupakan pemodelan pada timbunan kombinasi 10 di mana pada pemodelan tersebut memakai lapisan saprolite setebal 100 cm dan juga replacement sedalam 100 cm. Dari analisis faktor keamanan pada kombinasi 10 menghasilkan bidang gelincir seperti yang tercantum pada Gambar 8 dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan dengan kombinasi 10 memenuhi kondisi aman pada kondisi short term dan long term. Serta pada Gambar 9 dapat dilihat Grafik Penurunan pada kondisi short term sebesar 0,206 m dan long term sebesar 0,573 m, lalu terdapat juga Grafik SF antara kondisi short term sebesar 1,398 dan long term sebesar 3,028.

Gambar 7. Pemodelan timbunan pada Kombinasi 10 Sumber: Hasil analisis (2022)

(7)

Gambar 8. Bidang Gelincir Lereng Kombinasi 10, Short Term (kiri) dan Long Term (Kanan) Sumber: Hasil analisis (2022)

Gambar 9.Grafik penurunan dan SF kombinasi 10 Sumber: Hasil analisis (2022)

Analisis Pengaruh Ketebalan Lapisan Saprolite pada Timbunan

Berdasarkan hasil analisis Pengaruh ketebalan lapisan Saprolite pada timbunan dilampirkan pada Tabel 5. Pada analisis pengaruh lapisan saprolite pada Tabel 5 dapat kita lihat pemodelan tanpa Saprolite memiliki besar penurunan yang kecil dibandingkan pemodelan menggunakan Saprolite, tetapi pada pemodelan yang menggunakan Saprolite meningkatkan nilai SF. Semakin tebalnya lapisan Saprolite maka penurunan akan semakin besar dikarenakan material lapisan Saprolite yang berat.

Tabel 5. Ketebalan lapisan saprolite pada timbunan

No

Ketebalan Lapisan Saprolite

(cm)

Penurunan SF

Short Term m

Long Term

m Short Term Long Term

TP 1 - 0,222 0,605 0,995 Kondisi Labil 1,473 Kondisi Kritis

TS 3 - 0,205 0,536 1,029 Kondisi Kritis 1,456 Kondisi Kritis

3 50 0,220 0,549 1,312 Kondisi Kritis 2,549 Kondisi Stabil

7 100 0,227 0,559 1,631 Kondisi Stabil 3,262 Kondisi Stabil

Sumber: Hasil analisis (2022)

Dapat dilihat pada Gambar 10 merupakan pemodelan pada timbunan kombinasi 3 di mana pada pemodelan tersebut memakai lapisan saprolite setebal 50 cm dan juga replacement sedalam 150 cm. Dari analisis faktor keamanan pada kombinasi 3 menghasilkan bidang gelincir seperti yang tercantum pada Gambar 11. dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan dengan kombinasi 3 memenuhi kondisi aman pada kondisi short term dan long term. Serta pada Gambar 12 dapat dilihat grafik penurunan pada kondisi short term sebesar 0,220 m dan long term sebesar 0,536 m, lalu terdapat juga Grafik SF antara kondisi short term sebesar 1,312 dan long term sebesar 2,549.

Output Version 21.0.1.7

Project description

Project filename Step

Date

Company

700 1:1.5 50 100 06/02/2022

700 1 1.5 50 100 1016 National Geotechnics Center Penurunan

Short Term Long Term

2,70E3 2,40E3 2,10E3 1,80E3 1,50E3 1,20E3 900 600 300 0,00 0,100

0,00

-0,100

-0,200

-0,300

-0,400

-0,500

-0,600

Time [day]

u

y [

m]

Output Version 21.0.1.7

Project description

Project filename Step

Date

Company

700 1:1.5 50 100 06/02/2022

700 1 1.5 50 100 1016 National Geotechnics Center SF

Short Term Long Term

120E6 110E6 100E6 90,0E6 80,0E6 70,0E6 60,0E6 50,0E6 40,0E6 30,0E6 20,0E6 10,0E6 0,00 3,20

3,00

2,80

2,60

2,40

2,20

2,00

1,80

1,60

1,40

1,20

1,00

|u| [m]

ΣMsf []

(8)

Gambar 10. Pemodelan timbunan pada kombinasi 3 Sumber: Hasil Analisis (2022)

Gambar 11. Bidang gelincir lereng kombinasi 3, Short Term (kiri) dan Long Term (Kanan) Sumber: Hasil Analisis (2022)

Gambar 12.Grafik penurunan dan SF kombinasi 3 Sumber: Hasil Analisis (2022)

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya penurunan dan nilai Safety Factor dipengaruhi oleh geometri dari timbunan yang memiliki variasi berupa kemiringan dan ketebalan layer saprolite serta dipengaruhi juga oleh lapisan replacement sebagai perkuatan untuk lapisan tanah asli.

Pengaruh ketebalan replacement mempengaruhi besarnya penurunan, di mana pada kondisi Short Term dan kondisi Long Term semakin menurun. Pada pengaruh kemiringan lereng di mana semakin landai kemiringan pada kondisi Short Term besar penurunannya semakin mengecil dan pada kondisi Long Term besar penurunan semakin besar, pada nilai SF semakin landai kemiringan semakin besar nilai SF. Lalu analisis pada ketebalan lapisan saprolite pada timbunan menyebabkan peningkatan dalam besarnya penurunan tetapi meningkatkan nilai SF. Kombinasi optimal pada geometri timbunan berada pada kombinasi 5 hingga kombinasi 24, di mana pada kombinasi tersebut nilai SF pada kondisi Short Term dan Long Term memiliki nilai SF>1,5 yaitu kondisi stabil.

5. Daftar Pustaka

[1] Fahriani, F. (2016). Analisis Pengaruh Ketinggian Timbunan Terhadap Kestabilan Lereng. Jurnal Fropil, 39-48.

[2] Nasional, B. S. (2017). SNI 8460: 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Output Version 21.0.1.7

Project description

Project filename Step

Date

Company

700 1:1 50 150 06/02/2022

700 1 1 50 150 1109 National Geotechnics Center Penurunan

Short Term Long Term

2,40E3 2,20E3 2,00E3 1,80E3 1,60E3 1,40E3 1,20E3 1,00E3 800 600 400 200 0,00 0,100

0,00

-0,100

-0,200

-0,300

-0,400

-0,500

-0,600

Time [day]

uy [m]

Output Version 21.0.1.7

Project description

Project filename Step

Date

Company

700 1:1 50 150 06/02/2022

700 1 1 50 150 1109 National Geotechnics Center SF

Short Term Long Term

30,0E3 20,0E3

10,0E3 0,00

2,80

2,60

2,40

2,20

2,00

1,80

1,60

1,40

1,20

1,00

|u| [m]

ΣMsf []

(9)

[3] R. P. Koesoemadinata. (2020). An Introduction into The Geology of Indonesia: General Introduction and Vol. II, Part 2 and 3 Central and Eastern Indonesia, Bandung: Ikatan Alumni Geologi ITB.

[4] R. P. Koesoemadinata. (2020). An Introduction into The Geology of Indonesia: General Introduction and Vol. I, General Introduction and Psrt 1 Western Indonesia, Bandung: Ikatan Alumni Geologi ITB.

[5] Pangemanan, V. G. M., Turangan, A. E., & Sompie, O. B. (2014). Analisis kestabilan lereng dengan metode Fellenius (Studi kasus: Kawasan Citraland). Jurnal Sipil Statik, 2(1).

[6] Pamona, J. S. dan Agus Superiadi (2011). Geotechnical Manual of Slope Stability.

[7] Muchlisin, T., & Roestaman. (2019). Analisis Stabilitas Timbunan dengan Geotextile woven. Jurnal Konstruksi , 11.

[8] Hardiyatmo, H. C. (2012). Mekanika Tanah 1, Edisi Keenam. Gajah Mada University.

[9] Ali, R. K., Najib, N., & Nasrudin, A. (2017). Analisis Peningkatan Faktor Keamanan Lereng Pada Areal Bekas Tambang Pasir Dan Batu di Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. PROMINE, 5(1).

[10] P. H. P. Pasaribu, A. Rauf, dan B. Slamet. (2018). “Kajian Tingkat Bahaya Erosi pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo,” J. Serambi Engineering, Vol. 3, No.1, pp.279-284,

[11] J. M. Mustafa, S. Sirojuzilam, dan N. Sulistiyono. (2019). “Analisis Tingkat Kerawanan Longsor dengan Integrasi Analytical Hierarchy Process dan Pemodelan Spasial Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Aceh Tenggara,” J. Serambi Engineering, Vol. IV (Edisi Khusus), pp.481-491.

[12] A. P. Harahap, A. Rauf, dan M. B. Mulya. (2021). “Kondisi dan Pengelolaan Kawasan Hulu DAS Belawan Hubungannya dengan Tingkat Bahaya Erosi pada Lahan Budidaya di Kabupaten Deli Serdang,” J. Serambi Engineering, Vol.VI, No. 3, pp.1981-1989.

[13] D. A. P. Sitorus, S. Bejo, dan S. Muzambiq. (2021). “Analisis Sebaran Spasial Kerentanan Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo Sumatera Utara,” J.

Serambi Engineering, Vol.VI, No.3 pp.1960-1969.

[14] Y.A. Yakin, D.S. Pratiwi, dan F.A. Javier. (2022). “Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Soil Nailing dan Surface Protection menggunakan Metode Numerik,” J. Serambi Engineering, Vol.VII No.2, pp.3112-3119.

[15] Plaxis. (2021), Plaxis 2D Reference Manual version 21. Plaxis bv.

[16] Plaxis. (2021), Plaxis 2D Tutorial Manual version 21. Plaxis bv.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai cara pendekatan pemodelan numerik PLAXIS 2D dan 3D untuk menganalisis perpindahan lateral

Pola deformasi akibat berat bangunan tersebut dianalisis menggunakan software Plaxis versi 7,0 dengan pemodelan tanah Mohr-Coulomb pada tiga kondisi muka air tanah yaitu muka

Lapisan tanah di wilayah bagian Selatan kecamatan ini (sayatan CC’) dengan ketebalan sedimen 0 s.d 20 m tergolong kerikil berpasir keras, kerikil berpasir, lempung