ANALISA PEMODELAN TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DIATAS TANAH LUNAK MENGGUNAKAN
METODE SIMPLIFIED BISHOP DAN METODE ELEMEN HINGGA
BAMBANG YADI JUNIANTO
NRP : 9521075 NIRM : 41077011950336
Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M. Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Jalan raya, merupakan salah satu objek yang mendapatkan beban sangat besar dan terus menerus (load-unload cycles). Karena dari beban yang terus menerus tersebut maka diperlukan perawatan yang lebih khusus dan biaya sangat tinggi. Pengerjaan awal yang terencana dan perhitungan yang sangat akurat akan membuat biaya dan umur rencana proyek bisa ditekan.
Pada tugas akhir ini dilakukan perbandingan antara perhitungan konvensional menggunakan Metode Simplified Bishop dengan Metode Elemen Hingga (Plaxis Versi 7.11). Adapun kedua metode tersebut untuk mencari kestabilan suatu lereng tanah. Perbandingan antara kedua metode tersebut untuk mencari mana metode yang lebih efektif dan lebih akurat untuk perhitungan kestabilan lereng tanah yang tidak menggunakan perkuatan geotekstil ataupun yang menggunakan geotekstil.
Dari hasil perbandingan kedua metode terdapat perbedaan nilai FOS. Dimana nilai yang diperoleh dari Metode Simplified Bishop tanpa perkuatan geotekstil sebesar 1,282. dan yang menggunakan perkuatan geotekstil 1,482. Sedangkan nilai FOS yang dihasilkan menggunakan Metode Elemen Hingga pada timbunan tanpa perkuatan geotekstil kurag dari 1(satu), sedangkan yang menggunakan perkuatan geotekstil nilai FOS sebesar 1,497.
Pada perhitungan Metode Elemen Hingga juga diperoleh nilai total penurunan yang terjadi pada timbunan. Sedangkan dengan metode konvensional harus menggunakan metode lainya untuk mendapatkan nilai penurunan yang terjadi.
DAFTAR ISI
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR TABEL ………... DAFTAR LAMPIRAN ………
i
PENDAHULUAN ………. 1.1 Latar Belakang Masalah ……….
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan ….………...
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ………..……….
1.4 Sistematika Pembahasan ………...………...
STUDI PUSTAKA ……… 2.1 Klasifikasi Tanah Lunak ………..…………
2.1.1 Lempung dan Lanau …. ……….
2.1.2 Lempung Organik dan Lanau Organik ………...
2.1.3 Gambut …………..………..
BAB 3
BAB 4
2.2.1 Metode Simplified Bishop ...
2.2.2 Metode Elemen Hingga ...
2.2.3 Penurunan Tanah ...
2.3 Pengujian Laboratorium ...
2.3.1 Pengujian Indek ...
2.3.2 Pengujian Permeabilitas ...
2.3.3 Pengujian Kuat Geser ...
2.3.4 Pengujian Konsolidasi ...
PELAKSANAAN PENELITIAN ... 3.1 Lokasi Penelitian ……….………
3.2 Parameter Yang Digunakan ……….………
3.3 Interpretasi Kondisi Geoteknik ……….…………...
3.3.1 Uji Lapangan ……….………..
3.3.2 Uji Laboratorium ……….…………...
3.4 Pemodelan Lapisan Tanah Timbunan ……….…
3.5 Pemodelan Pada Program Metode Elemen Hingga ……….…
ANALISA DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN ... 4.1 Hasil Perhitungan Lapangan ...
4.2 Hasil Perhitungan Laboratorium ...
4.3 Hasil Perhitungan Penurunan Tanah ...
4.4 Hasil Perhitungan Metode Simplified Bishop ...
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……….………
5.1 Kesimpulan ………..………
5.2 Saran ………..………..
DAFTAR PUSTAKA ………...……….
LAMPIRAN – LAMPIRAN ……….………
84
84
85
DAFRTAR NOTASI DAN SINGKATAN
= Luas permukaan
= Interpolasi Matrik Regangan = Indeks kompresi tanah
= Tanah lempung dengan batas cair tinggi = Tanah lempung dengan batas cair rendah = Cell Pressure
= Koefisien konsolidasi tanah = Kohesi
= Effective Cohesion = Recompression Index
= Matrik Elastis Material menurut Hukum Hooke’s = Young’s Modulus
= Oedometer Modulus = Kadar pori
= Factor of Safety = Fungsi Yield = Load Vektor = Shear Modulus = Berat jenis butir = Fungsi Plastis Potensi = Groundwater Head = Tinggi Tanah
= Panjang Aliran Rata-rata Air Pori = Tinggi Tanah
= Flow Index = Toughuess indeks
= Permeability in Vertical direction = Bulk Modulus
Ko
= Koefisien Lateral Tegangan Tanah
= Rasio Tegangan dalam Normal Konsolidasi
= Matrik Stiffness
= Batas cair
= Liquid indeks
= Parameter untuk KoNC
= Material Stiffnes Matrix
= Gaya Normal
= Hubungan Kekuatan dalam Tegangan Dependent Siffnes
= Porositas
= Perbandingan antara Pc dan Po
= Tanah organik dengan batas cair tinggi
= Tanah organik dengan batas cair rendah
= Pre-Overburden Pressure
= Active Pore Pressure
= Stress State
= Pre-consolidation Stress
= Tegangan Efektif Isotropik
= Tekanan prakonsolidasi
= Batas plastis
= Plasticity Index
= Tekanan vertikal efektif pada saat tanah diselidiki
= Kelebihan Tegangan Pori
= Tegangan sebelum Konsolidasi Isotropik
= Tegangan Deviasi
= Rasio Kesalahan
= Matrik Permeabilitas
= Penurunan Konsolidasi
= Parameter Ketidak Seimbangan
= Vektor tidak Seimbang
= Critical Time Step (Vertical Flow)
Tallow
= Allow Strength
= Geotekstile Tensile Strength
= Ultimate Strength
= Waktu konsolidasi mencapai 50%
= Waktu konsolidasi mencapai 90%
= Waktu
= Traksi Boundary
= Derajat Konsolidasi
= Besar penurunan saat konsolidasi mencapai 50%
= Besar penurunan saat konsolidasi mencapai 90%
= Komponen Vektor Penurunan
= Pore Water Pressure
= Volume
= Poisson’s Ratio
= Vektor dengan Nodal Penurunan
= Berat contoh tanah
= Kadar air alami
= Berat botol Erlenmeyer, tanah dan aquades
= Berat botol Erlenmeyer dan aquades
= Tinggi ring konsolidasi
= Vertical Coordinate
= Jarak Lapisan Geotekstil ke Titik Keseimbangan
= Tinggi batu pori di tambah pelat pengaku
= Jarak Pengaku ke Tepi Atas Ring Konsolidasi
α = Slope Angle
γ = Berat Jenis Tanah
γxy = Shear Strain
φ = Angle of internal Friction
φr = Angle of internal Friction of The New Material
ϕ = Sudut Geser
σ’xx = Tegangan Efektif Horizontal
σ’yy = Tegangan Efektif Vertikal
σ’xy = Tegangan Geser
σ’1 = Tegangan Efektif Dasar Terbesar
σ’2 = Tegangan Efektif Dasar Rata-rata
σ’3 = Tegangan Efektif Dasar Terkecil
σp = Tegangan Sebelum Konsolidasi Vertikal
σ = Vektor dengan Komponen Tegangan Cartesian
'
σ
νO= Tegangan Awal
σ
ν∆
= Tegangan Tambahanεp = Plastic Strain
εxx = Regangan Horizontal
εyy = Regangan Horizontal
εzz = Regangan Lateral
ε1 = Regangan Dasar Terbesar
ε2 = Regangan Dasar Rata-rata
ε3 = Regangan Dasar Terkecil
εv = Volume Matriks Regangan
εl = Regangan Lateral
ε
νo = Mean Stress
εq = Pembiasan Regangan
ε = Vektor dengan Komponen Regangan Cartesian
Ψ = Dilantancy Angle
K* = Modif dari Swelling Indek
λ* = Modif dari Indek Kompresi
µ* = Modif dari Creep Indek
νur = Poisson’s Ratio for Unloading-reloading
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Grafik Platisitas ………...
Bagan Alir yang Disederhanakan untuk Mengklasifikasikan
Lempung dan Lanau Inorganik ………...
Bagan Alir yang Disederhanakan untuk Mengklasifikasikan
Lempung dan Lanau Organik ...
Potongan pada Metode Mimplified Bishop (Nash, 1987) …...
Skema Ditail Perhitungan Tanpa Perkuatan Geotekstil dengan
Cara Simplified Bishop ...
Pemakaian Geotekstil untuk Timbunan pada Tepi Pantai ……
Pemodelan Timbunan dengan Menggunakan Geosintetik ……
General three-dimensional coordinat system and sign
convention ...
Hasil Tegangan Total yang Dihasilkan oleh Soft Soil Model
dalam Principal Stress Space ...
Hubungan Tegak Lurus Antara ln p’ dengan εν ...…..
Definisi untuk parameter Eoedref didalam oedometer test result .
Hubungan Garis Parabola antara Tegangan Regangan untuk
Drained Triaxial Test ...
Overconsolidated Stress State Obtained From Primary
Loading and Subsequent Unloading ...
Kurva Dilatancy Cut-Off ...
Koordinat Node Pada Metode Elemen Hingga Yang
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 3.1
Gambar 3.10
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Menghasilkan Titik Kritis atau Nilai FS Terkecil ...
Nomor Lokal dan Posisi Node Lokal ………
Besar Tekanan Prakonsolidasi ………...
Lokasi Daerah Permasalahan ...
Ditail Lokasi Proyek dan Permasalahan ………
Pemodelan yang dilakukan pada program Plaxis versi 7.11 ...
Memasukkan Parameter yang Diperlukan Plaxis ...
Memperkirakan opsi-opsi yang memungkinkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal ...
Memasukkan Nilai-nilai yang akan dianalisa oleh Plaxis ...
Program Plaxis sedang menganalisa dari parameter-parameter
yang diinputkan dan dari opsi-opsi yang telah ditentukan ...
Hasil yang didapat dari perhitungan Plaxis versi 7.11 ...
Contoh Grafik yang dihasilkan oleh perhitungan Plaxis ...
Jendela Untuk mengetahui hasil nilai FOS yang telah dianalisa
oleh Plaxis ...
Contoh Statifikasi Lapisan Tanah Didapat dari Hasil
Pengujian Lapangan ...
Contoh Statifikasi Lapisan Tanah Didapat dari Hasil
Pengujian Lapangan (lanjutan) ... ...
Pemodelan Lapisan Tanah Pada Zona 9 Dengan Pendekatan
Sesuai Dengan Hasil Pengeboran Pada Lapangan, Hasil
Laboratorium dan Buku CUR ...
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Simplified Bishop ...
Sketsa Bidang Runtuh Untuk Perhitungan FOS Menggunakan
Metode Simplified Bishop Menggunakan Perkuatan Geotekstil
Pemodelan Timbunan diatas Tanah Lunak Berdasarkan
Parameter-parameter Yang Didapat Dari Test Lapangan,
Laboratorium Dan Pendekatan-pendekatan Berdasarkan Buku
Acuan ……….
Pembentukan Node-node Untuk Dilakukannya Perhitungan
Oleh Metode Elemen Hingga Pada Kondisi Ini dilakukan Oleh
Program Plaxis Versi 7.11 ……….
Salah Satu Opsi Tanah Luank Asli Dengan Tanah Timbunan
Tanpa Perkuatan Geotekstil Sebagai Perkuatan Setiap Lapisan
Tanah Timbunan ………
Penurunan yang Terjadi Dihitung dengan MEH (Plaxis 7.11)
Tanpa Perkuatan Geotekstil ………..
Incremental Shear Strains tanpa penguat geotekstil yang dihasilkan oleh perhitungan MEH ……….
Total Displacementsyang dihasilkan oleh perhitungan Metode Elemen Hingga (Plaxis 7.11) dengan nilai displacements
21,09m ………...
Horizontal Displacements Timbunan Tanpa Perkuatan
Geotekstil Diatas Tanah Lunak ……….
Vertical Displacements TimbunanTanpa Perkuatan Geotekstil 70
71
72
73
74
75
75
76
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Total Strains Timbunan Tanpa Perkuatan Geotekstil ………… Effective Stresses Timbunan Tanpa Perkuatan Geotekstil …… Opsi pada timbunan diatas tanah lunak dengan menambahkan
perkuatan geotekstil pada setiap lapisannya ………..
Deformed Mesh dengan penguat geotekstil yang dihasilkan oleh perhitungan MEH ………..
Vertical Desplacement Dengan Perkuatan Geotekstil ………... Incremental Shear Strains Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil ……….
Total Displacementsyang dihasilkan oleh perhitungan Metode Elemen Hingga ………..
Grafik yang dihasilkan dari perhitungan MEH untuk
penurunan di titik B ………..
Pergerakan Horizontal dapa titik A ……….. 77
78
78
79
80
80
81
82
82
DAFTAR TABEL
Tipe Tanah Berdasarkan Kadar Organik ...
Klasifikasi Tanah Gambut berdasarkan Kadar Serat ...
Parameter Desain yang Dibutuhkan ...
Faktor Keamanan untuk Analisis Stabilitas ……….
Batas-batas Penurunan untuk Timbunan pada Umumnya (dari
Pusat Litbang Prasarana Transportasi) ……….
Hasil rangkuman dari Pengeboran di lapangan ………
Hasil Rangkuman Perhitungan Laboratorium ………..
Resume Hasil Pengujian Laboratorium ………
Resume Hasil Pengujian Laboratorium (lanjutan) …………...
Resume Hasil Pengujian Pemadatan ……….
Parameter Desain yang Digunakan untuk Soft Soil Model …..
Parameter Desain yang Digunakan untuk Mohr Coulomb
Model ………
Hasil Perhitungan Didapat dari Perhitungan Konvensional
Tarzagi ………..
Hasil Perhitungan Dengan Cara Coba-coba untuk Mencari
Tabel 4.10
Tabel 5.1
Hasil Perhitungan dengan Cara Pembagian Slice pada Bidang
Runtuh (Koordinat Titik Pusat Keruntuhan 29;27) Tanpa
Perkuatan Geotekstil ……….
Perbedaan Hasil Perhitungan Metode Simplified Bishop
dengan Metode Elemen Hingga (Plaxis versi 7.11)
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Resume Data Pengujian
Pengujian Berat Isi
Pengujian Kadar Air
Atterberg Limit Test
Bengujian Berat Jenis
Analisis Hidrometer
Pengujian Permeabilitas
Triaxial Unconsolidated Undrained (UU)
Consolidated Undrained (CU)
Direct Shear Test
Pengujian Konsolidasi
Percobaan Pemampatan
Tabel Hasil Perhitungan Plaxis Timbunan Diatas Tanah
Lunak Tanpa Perkuatan Geotekstil
Tabel Hasil Perhitungan Plaxis Timbunan Diatas Tanah
Lunak Dengan Perkuatan Geotekstil
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Didalam pelaksanaan suatu proyek struktur membutuhkan ketepatan dan
kecepatan dalam menganalisa kondisi tanah pada lokasi yang akan dibangun
tersebut, banyaknya keanekaragaman jenis dan kondisi tanah pada suatu wilayah
proyek sangat menyulitkan dalam pengerjaan, ini bisa membuang waktu dan
kemungkinan dapat juga membuat pembengkakan biaya yang sudah
diperhitungkan.
Pembangunan dan peningkatan struktur-struktur di Indonesia sebagian
besar berada pada daerah persisir pantai dan pada daerah tepian sungai. Pada
2
pembangunan dan pengembangan struktur-struktur akan ditemukan permasalahan
dalam pelaksanaan pengerjaan proyek. Permasalahan tersebut dikarenakan daya
dukung tanah yang sangat kecil untuk memikul beban yang berada diatasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut biasanya dilakukan dengan cara
melakukan penimbunan diatas tanah lunak tersebut. Dengan cara penimbunan ini
maka timbul masalah baru, karena dalam pelaksanaan penimbunan pada tanah
lunak tidak bisa dilakukan secara langsung untuk mendapatkan ketinggian
timbunan yang diinginkan dikarenakan kestabilan dan penurunan tanah timbunan
dan disekitarnya perlu diperhatikan.
Dalam kenyataan sebenarnya dalam pengerjaan penimbunan tidak sederhana yang
seperti dilihat, masalah-masalah yang timbul sudah disebutkan diatas, seperti
kestabilan dan penurunan dari timbunan tersebut. Maka pada tanah timbunan
tersebut juga dihitung menggunakan jenis tanah apa pengisinya dan berapa tinggi
tanah timbunan tersebut serta dapatkah tanah tersebut ditimbun secara langsung
atau dengan cara bertahap. Karena itu digunakanlah berbagai macam metode
untuk analisa kestabilan lereng, yang diantaranya adalah Metode Simplified
Bishop atau Metode Elemen Hingga.
Metode simplifikasi Bishop tergolong metode limit equilibrium. Metode
ini sangat populer karena memberikan hasil perhitungan yang relatif mendekati
metode-metode lain yang dianggap lebih akurat
Metode elemen hingga (MEH) merupakan metode yang sampai saat ini
dipandang efisien untuk memecahkan masalah material tanah non linear. Lebih
dari itu, MEH mampu untuk memecahkan masalah-masalah rumit seperti
3
kompleks dan perhitungan tegangan awal (in-situ stress). Metode elemen hingga
mengandung beberapa kelebihan dibandingkan metode limit equilibrium.
Karena stabilitas pada tanah timbunan diatas tanah lunak sangat
diperhitungkan, maka pada tugas akhir ini dilakukan analisis mana yang lebih
efisien atas penggunaan geotekstil untuk perkuatan timbunan diatas tanah lunak
dengan menggunakan Metode Simplified Bishop maupun Metode Elemen Hingga,
atau juga apakah kedua Metode tersebut saling mendukung satu dengan lainnya.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan disini adalah :
- Menganalisis stabilitas timbunan diatas tanah lunak dengan
menggunakan Metode Simplified Bishop dan Metode Elemen
Hingga.
- Menganalisa penggunaan geotekstil sebagai perkuatan timbunan
diatas tanah lunak dengan menggunakan Metode Simplified Bishop
dan Metode Elemen Hingga.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pembatasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Pemodelan timbunan diatas tanah lunak.
2. Penggunaan geotekstil sebagai perkuatan pada timbunan dengan Metode
Simplified Bishop.
4
1.4 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan yang berisi mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 : STUDI PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas dalam laporan ini,
dimana teori ini digunakan sebagai landasan dan penjelasan
mengenai metode-metode yang dipakai serta hubungannya
dengan metode-metode yang digunakan.
BAB 3 : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada Bab ini mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
dan menjelaskan parameter-parameter apa saja yang akan
digunakan pada penghitungan-perhitungan dengan
menggunakan Metode Simplified Bishop dan bagaimana
memulai dan mengoprasikan Metode Elemen Hingga pada
pembahasan Tugas Akhir ini menggunakan program Plaxis
versi 7.11.
BAB 4 : ANALISA DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi uraian data-data yang dikumpulkan,
pengolahan data-data dan analisa-analisa sehubungan
perhitungan-5
perhitungan baik dari Metode Simplified Bishop maupun
dengan metode pembandingnya Metode Elemen Hingga
yang menggunakan program Plaxis versi 7.11.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan mengenai kelebihan
dan kekurangan dari kedua metode yang digunakan yaitu
Metode Simplified Bishop dan Metode Elemen Hingga,
serta beberapa saran yang perlu dipertimbangkan untuk
84
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisa hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan hasil perhitungan antara Metode Simplified Bishop dengan
MEH (Plaxis versi 7.11) adalah :
Tabel 5.1. Perbedaan Hasil Perhitungan Metode Simplified Bishop dengan MEH (Plaxis 7.11)
Timbuan Metode Simplified Bishop
Metode Elemen Hingga (Plaxis versi 7.11)
Tanpa Geotekstil 1,282 < 1
Dengan Geotekstil 1,482 1,497
Pengujian atau perhitungan dengan menggunakan Metode Elemen
85
dibandingkan dengan menggunakan Metode Simplified Bishop.
Walaupun kedua metode tersebut mempunyai hasil yang tidak terlalu
berbeda.
2. Pada Metode Elemen Hingga dapat diketahui langsung berapa lama
dan besar penurunan yang terjadi. Dengan menggunakan Metode
konvensional (Simplified Bishop) hanya dapat diketahui nilai dari
stabilitas timbunan itu sendiri sedangkan untuk mengetahui
penurunannya harus digunakan metode konvensional lainnya.
3. Menggunakan Metode Elemen Hingga (Plaxis) dengan melakukan
kombinasi secara cepat dapat langsung mengetahui hasil yang akan
dicari dan kalau melakukan kesalahan dalam mendisain akan diketahui
secara cepat pula.
5.2. Saran
1. Sebelum melakukan penggunaan Metode Elemen Hingga sebaiknya
kumpulkan sebanyak-banyaknya data yang diperlukan, jadi tidak
memerlukan nilai pendekatan untuk data-data yang tidak ada.
2. Untuk menguji ketelitian dari penurunan dan stabilitas timbunan agar
terlihat lebih teliti dan efektif dengan menggunakan Metode Elemen
Hingga dibandingkan dengan Metode Konvensional dapat digunakan
86
DAFTAR PUSTAKA
1. Baker, K. J, P.G. Bonnier, P. J. W. Brand, H. J. Brad, R. J. Termat, Finite
Element Code for Soil and Rock Analyses, A.A. Balkema, 1998,
2. Barnes, G. E, Soil Mechanics (Principles and Practice) Second Edition, Palgrave, 2000
3. Bowles J E, Teknik Fondasi dan Desain (Foundation Engineering and
Design), McGraw Hill, 1996.,
4. CUR, Building On Soft Soil (Design and construction of earthstructures both on and into highly compressible subsoil of low bearing capacity), A.A. Balkema, 1996
5. Das, Braja M. (1985), Mekanika Tanah – Prinsip-Prinsip Rekayasa Geotekstil, Jilid I, Terjemahan : Noor Endah Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D, dan Indra Surya B. Mochtar, Ir., M.Sc., Ph.D. Principle of Geotechnical Enginnering, Penerbit Erlangga, Jakarta
6. Hiltz R D & Kovacs W D, Pengantar Rekayasa Geoteknik (An
Introduction to Geotechnical Engineering), Prentice Hall Inc, New Jersey,
1981.,
7. Modul Perencanaan Konstruksi Jalan di Atas Tanah Lunak, Pusat Litbang Prasarana Transportasi Volume IV, 2004
8. Smith G N, Dasar-dasar Mekanika Tanah untuk Ahli Teknik Sipil dan Pertambangan (Elements of Soil Mechanics for Civil and Mining
Engineers), Granada, 1982.,
9. Suryolelono K Basah, Geosintetik Geoteknik, NAFIRI, Yogyakarta (ISBN 979-8611-22-5), 2000.,