ANALISIS PENGARUH MODAL AWAL, LAMA USAHA, TENAGA KERJA DAN PEMBIAYAAN TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
(Studi Pada Debitur PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Putri Yuniarwati Samudra 165020401111022
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul:
ANALISIS PENGARUH MODAL AWAL, LAMA USAHA, TENAGA KERJA DAN PEMBIAYAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM)
(Studi Pada Debitur PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta)
Yang disusun oleh:
Nama : Putri Yuniarwati Samudra
NIM : 165020401111022
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 24 Juli 2020
Malang, 8 Januari 2021 Dosen Pembimbing,
Farah Wulandari Pangestuty , SE., ME
198204232005022001
Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, Tenaga Kerja dan Pembiayaan Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM): Studi Pada debitur
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Malang Soetta
Putri Yuniarwati Samudra
Fakultas Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian yang menjadi perhatian penting pemerintah dan juga masyarakat secara luas dikarenakan UMKM memiliki peran yang penting. Tidak hanya itu saja UMKM menjadi suatu cara lain untuk membuka lapangan kerja. UMKM menjadi salah satu cara dalam menanggulagi permasalahan kemiskinan dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain dari besarnya total UMKM yang tersebar di Indonesia,UMKM juga memiliki sumbangsih yang sangat besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Peran besar yang dimiliki oleh sektor UMKM tersebut dibuktikan dengan besarnya kontribusi sektor UMKM terhadap PDB di Indonesia. Keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah sudah memberikan manfaat begitu besar dalam memberikan sumbangan hasil untuk daerah ataupun pendapatan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh modal awal, lama usaha, tenaga kerja dan pembiayaan terhadap tingkat perkembangan UMKM pada debitur PT. Bri Syariah Kantor Cabang Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Modal Awal, Lama Usaha, Tenaga Kerja dan Pembiayaan berpengaruh dan signifikan terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Kata kunci: Modal Awal, Lama Usaha, Tenaga Kerja, Pembiayaan dan Perkembangan UMKM
A. PENDAHULUAN
UMKM salah satu bagian yang menjadi perhatian penting pemerintah dan juga masyarakat secara luas dikarenakan UMKM memiliki peran yang penting. Tidak hanya itu saja UMKM menjadi suatu cara lain untuk membuka lapangan kerja. UMKM menjadi salah satu cara dalam menanggulagi permasalahan kemiskinan dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Di saat ini, keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah sudah memberikan manfaat begitu besar dalam memberikan sumbangan hasil untuk daerah ataupun pendapatan nasional (Siarno 2015).
UMKM memiliki peran yang sangat besar ditunjukan dalam sejumlah keseluruhan unit bidang usaha berjumlah 99% dari usaha yang dimiliki. Merujuk pada akumulasi kantor menteri Koprasi dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah tahun data UMKM meningkat 2,02% di 2017-2018.
Tabel 1. 1 Akumulasi UMKM 2017-2018 Indikator
(Unit)
2017 2018 Perkembangan
Total Pangsa (%)
total Pangsa (%)
total % UMKM 62.922.617 99,99 64.194.057 99,99 1.271.440 2,02
Usaha Mikro
62.106.900 98,70 63.350.222 98,68 1.243.322 2,00
Usaha Kecil
757.090 1,20 783.132 1,22 26.043 3,44
Usaha Menengah
58.627 0,90 60.702 0,90 2.075 3,54
Usaha Besar
5.460 0,01 5.550 0,01 90 1,64
Usaha Mikro +
Besar
62.928.077 - 64.199.606 - 1.271.529 2,02
Sumber: (Kementrian Koperasi Dan UKM 2018)
Berdasarkan Tabel diatas total usaha mikro, kecil dan menengah 2017-2018 naik.
Usaha mikro meningkat paling tinggi, ini menandakan Indonesia hidup dari sector ekonomi kerakyatan yang terus bertunas dan tumbuh di berbagai lapisan masyrakat . Pertumbuhan yang terus menanjak juga diiringi usaha kecil dan menengah. Keadaan UMKM yang meluas menjadi dasar UMKM berperan penting dalam perkembangan ekonomi melalui kegiatannya.
Kota Malang adalah kota di Indonesia yang berfokus di UMKM, dimana pelaku UMKM mendapatkan fasilitas serta pemberdayaan yang membuat mereka dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan UMKM. Melihat suatu peran strategi yang dimiliki UMKM sehingga diperlukannya pembinaan dan pengembangan UMKM sebagai langkah yang wajib diambil. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Malang, UMKM di Kota Malang terus mengalami pertumbuhan dimana di tahun 2018 mencapai 76.290 dan terus bertambah hingga sebanyak 99.213 UMKM di tahun 2019. Kenaikan jumlah tersebut terbilang sangat signifikan mengingat di tahun 2014 lalu jumlah UMKM di Kota Malang hanya sebanyak 800 unit (Ina 2017).
Tingginya jumlah UMKM di Malang tersebut juga ikut menaikkan total pendapatan Produk Domestik Regional Bruto, karena sumbangannya yang cukup besar terhadap pertumbuhan perekonomian Malang. Bidang umkm memberi sumnbangan sebanyak empat puluh Sembilan triliun rupiah pada jumlah perolehan Produk Domestik Regional Bruto Malang sebanyak delapan puluh dua triliun rupiah , 50% kontribusi yang diberikan tersebut berasal dari IKM dan UMKM. Kondisi tersebut membuat pertumbuhan ekonomi di Malang menjadi meningkat hingga 5,7 persen.
Walaupun UMKM memiliki manfaat yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, akan tetapi Di pengembanganya masih menghadapi berbagai macam permasalahan. Menghadapi masalah Di UMKM tersebut dapat berdampak Di peningkatan pendapatan yang didapatkan, disisi lain biaya usaha juga menjadi tingkat masalah yang paling banyak ditemui oleh UMKM menjadikan ini menjadi salah satu penyebab ruang gerak UMKM begitu sempit (kesulitan ketika mengembangkan usahanya) (Bhakti, Afrianti, and Bambang 2013).
Modal awal menjadi hal yang penting untuk memberikan peluang dalam mengembangkan dan memberdayakan UMKM. dalam usaha butuh modal awal yang mempunyai nominal beragam tergantung usaha yang dilakukan (Sudaryono 2017). Selain modal awal usaha, pelaku UMKM dapat melakukan pembiayaan untuk menaikkan produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan masyarakat, tetapi banyak orang tidak
menjalankan usaha kecil karena tidak layak secara finansial dan sulit untuk dikembangkan, dan ada banyak orang yang menganggap usaha mikro tidak berkelanjutan, karena sebagian besar usaha kecil didirikan dalam waktu kurang dari setahun.
Salah satu harapan adanya pembiayaan ini adalah dapat membantu para pelaku UMKM dalam mencari solusi dari kurangnya modal mereka untuk mengembangkan usahanya. Salah satu lembaga perbankan yang memiliki sumbangsi yang sangat besar dalam penyaluran kredit usaha adalah Bank BRI Syari’ah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kementrian Perdagangan dan jajarannya (2017) diketahui bahwa BRI Syari’ah merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan yang cukup besar dalam penyaluran kredit mikro Di pelaku UMKM. Hal tersebut dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 1. 2 Penyaluran Kredit Usaha Mikro Bank Nasional No Bank REALISASI PENYALURAN KREDIT USAHA
MIKRO
NPL (%) Plafon
(juta)
Outstanding (juta)
Debitur (juta)
Rata Kredit
–rata
1 BNI Rp
14,085,347
Rp 4,701,435 Rp 223,884 62.9 4.9
2 BRI Rp
15,661,184
Rp 6,458,669 Rp 92,962 168.5 3.4 3 BRI Syari’ah Rp
61,912,781 Rp
18,425,469
Rp
8,470,436
7.3 1.9 4 Bank Mandiri Rp
12,481,392
Rp 5,904,132 Rp 244,993 50.9 4.5 5 BTN Rp 4,001,870 Rp 2,140,826 Rp 22,483 178.0 12.4 6 Bukopin Rp 1,748,494 Rp 696,731 Rp 11,719 149.2 4.1 7 BSM Rp 3,342,178 Rp 1,740,551 Rp 45,856 72.9 7.3 8 BNI Syariah Rp 129,849 Rp 94,483 Rp 889 146.1 3.8
jumlah Rp
113,363,095
40,162,296 Rp
9,113,222
12.4 3.7 Sumber: Kementrian Perdagangan (2017)
Diatas menunjukkan BRI Syari’ah adalah salah satu lembaga perbankan yang paling banyak menyalurkan pembiayaan kredit pelaku UMKM. BRIS adalah lembaga keuangan syariah yang berasal dari sektor perbankan. Bank Syariah melakukan kegiatan usahanya yang berprinsip di syariah, yakni adanya aturan perjanjian yang berasas dengan islam dalam melakukan menghimpun dana tau usaha pinjaman yg usahnya melayani dalam bentuk jasa perbankan yang dinyatakan sesuai dengan syariah (Muhammad Syafi’i Antonio 2014). Empat dasar di aktivitas bank syariah, yakni penyimpanan, pembiayaan, jual beli dan sewa, yang akan dikembangkan serta ditentukan dengan aturan prinsip- prinsip syariah islam.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM juga yaitu lama usaha, yang telah dilakukan . Menurut Moenir (2008) makin lama orang menekuni pekerjaannya, dia akan semakin memiliki pengalaman yang lebih, bahkan mahir dalam mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabnya dalam pekerjaan tersebut.
Selain lama usahanya , tenaga kerja juga faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan UMKM. Faktor penting yang mempengaruhi perkembangan UMKM, ialah tenaga kerja. Hal tersebut dkarenakan Tenaga Kerja merupakan Modal SDM.
Tenaga kerja mempengaruhi seberapa besar kemajuan dari usaha itu sendiri, makin banyak punya keahlian ,maka banyak produk yang dihasilkan yang nantinya meningkatkan penghasilan.
B. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Teori Schumpeter
Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau pengusaha. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para pengusaha. Dan kemajuan ekonomi tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan output total masyarakat. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Pendapat Schumpeter memberikan gambaran peran pentingnya para pengusaha bagi pertumbuhan ekonomi. Pengusaha yang memiliki keinginan atas pengadaan pembaharuan akan melakukan permodalan, menacari pembiayaan, meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Dan investasi yang baru akan meningkatkan kegiatan perekonomian.
Theory schumpeter menekankan pentingnya peran pengusaha dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Pengusaha akan terus menerus melakukan inovasi untuk menghasilkan hal-hal-hal baru yang berguna bagi usahanya dan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh, hal ini merupakan awal tumbuhnya UMKM. Adapun bentuk inovasi yang dilakukan pengusaha untuk mengembangkan UMKM adalah dengan memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas barang ke pasaran-pasaran yang baru, membebangang baru, mengembangas kegiatan usaha. (Irawan, 1997) Berbagai kegiatan inovasi ini tentu memerlukan modal (investasi baru).
Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi usahanya. Hasil dari investasi ini adalah pendapatan yang mendorong peningkatan konsumsi di masyarakat. Karena bila konsumsi meningkat berarti kapasitas produksi pengusaha pun ikut meningkat. Akibat dari investasi tersebut akan terjadi peningkatan pendapatan dan usaha nya pun akan berkembang.
Menurut Scrumpeter dalam Hariani (2008) penanaman modal atau investasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu penanaman modal otonomi yaitu penanaman modal untuk melakukan inovasi dan penanaman modal terpengaruh yaitu penanaman modal yang timbul sebagai akibat kegiatan ekonomi setelah munculnya inovasi tersebut.
2.1.2 Teori Solow-Swan
Teori Solow-Swan memandang bahwa dalam banyak hal pasar dapat menciptakan keseimbangan. Tingkat pertumbuhan ekonomi berasal dari tiga sumber, yaitu persediaan modal, peningkatannya penawaran tenaga kerja (kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja), peningkatan teknologi sehingga produktivitasnya meningkat per kapita, serta mengetahui bagaimana pengaruh terhadap outpun baik barang maupun jasa.( Mankiw,2006). Dalam teori ini sangat memperhatikan kemajuan teknik, yang dapat dicapai melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), mutu SDM adalah keahlian dan moral. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong terciptanya kreativitas dalam kehidupan masyarakat agar produktivitas tenaga kerja terus meningkat.
Teori ini menjelaskan bahwasanya tenaga kerja ialah salah satu faktor yang menjelaskan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Jika ingin mendapatkan hasil maksimal dari pendapatan (peningkatan pendapatan), maka memastikan bahwa harus memiliki cukup penghasilan untuk membayar pengeluaran. Dengan output yang mampu dihasilkan, maka akan mendorong
tingkat penawaran sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam penelitian ini, implementasi teori solow-swan adalah semakin banyaknya tenaga kerja , maka semakin menambah output yang akan dihasilkan . Dan Semakin bertambahnya output yang dihasilkan maka semakin banyak pula pendapatan yang didapatkan oleh usaha tersebut.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, untuk mengetahui adanya pengaruh empat variabel dependen yang mempengaruhi variabel independennya. Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang pengaruh modal awal (X1), lama usaha (X2), tenaga kerjas (X3), dan pembiayaan(X4) terhadap Tingkat Perkembangan UMKM (Y). Model regresi linear berganda dalam penelitian ini digambarkan dengan rumus :
Y = α + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 ε
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini digunakan pengujian uji regresi linear berganda, untuk mengetahui adanya pengaruh empat variabel dependen untuk mempengaruhi variabel independennya.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Modal Awal, Lama Usaha, Tenaga Kerja dan Pembiayaan Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .412 .290 -3.607 .000
X1_Modal_
Awal
.421 .064 .381 6.566 .000
X2_Lama_U saha
.442 .075 .397 5.910 .000
X3_Tenaga_
Kerja
.159 .058 .153 2.765 .007
X4_Pembiay aan
.270 .095 .194 2.831 .006
a. Dependent Variable: Y_Perkembangan Sumber: Data Diolah (2020)
Dari hasil uji regresi diatas, dengan variabel dependen perkembangan UMKM maka dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
Y’ = a + b1ModalAwal+ b2LamaUsaha+b3TenagaKerja+b4Pembiayaan+e Dimana:
Y’ = 0.412 + 0.421X1+ 0.442X2+ 0.159X3 + 0.270X4 + 0.290 Dari model tersebut bahwa Konstanta sebanyak 0.412; apabila Modal Awal (X1.), Lama Usaha (X2.), Tenaga Kerja (X3.) dan Pembiayaan (X4.) yaitu 0, maka Perkembangan UMKM (Y) nilainya yaitu 0.412 atau jika variabel Perkembangan UMKM tidak dipengaruhi variabel lain maka nilainya yaitu 0.412
Koefisien regresi Modal Awal (X1) sebanyak 0.421; dapat dikatakan jika variabel independen lain memiliki nilai yang tetap dan variabel Modal Awal mengalami kenaikan sebesar 1%, maka Perkembangan UMKM (Y) akan mengalami kenaikan sebanyak 0.421. Koefisien yang bernilai positif mempunyai arti terdapat pengaruh positif Modal Awal pada Perkembangan UMKM, jika Modal Awal berjalan dengan baik, semakin besarnya Perkembangan UMKM.
Koefisien regresi variabel Lama Usaha (X2) sebanyak 0.442; yang memiliki arti jika variabel independen lain memiliki nilai yang tetap dan Lama Usaha mengalami kenaikan sebesar 1%, maka Perkembangan UMKM (Y) akan mengalami kenaikan sebanyak 0.442. Koefisien bernilai positif maksudnya yaitu terjadi pengaruh positif antara Lama Usaha pada Perkembangan UMKM, Lama Usaha yang dilakukan secara baik, semakin besar Perkembangan UMKM.
Koefisien regresi variabel Tenaga Kerja (X3) sebanyak 0.159; yang memiliki arti jika variabel independen lain memiliki nilainya yang tetap dan Tenaga Kerja mengalami kenaikan sebesar 1%, maka Perkembangan UMKM (Y) akan mengalami kenaikan sebanyak 0.159. Koefisien bernilai positif akan terjadi pengaruh positif antara Tenaga Kerja pada Perkembangan UMKM, semakin baik Tenaga Kerja yang dilakukan, semakin besar Perkembangan UMKM.
Koefisien regresi variabel Pembiayaan (X4) sebanyak 0.270; yang memiliki arti jika variabel independen lain memiliki nilainya tetap dan Pembiayaan mengalami kenaikan 1%, maka Perkembangan UMKM (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.270. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara Pembiayaan terhadap Perkembangan UMKM, semakin baik Pembiayaan maka semakin besar Perkembangan UMKM.
Nilai Standart error dapat meminimalisisr kesalahan, sehingga nilai e disini yaitu 0.290.
a. Pengaruh Variabel Modal Awal Terhadap Perkembangan UMKM
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa variabel Modal Awal (X1) mempunyai nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0.000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifkansi) 0.05 yang artinya 0.000<0.05 atau ada pengaruh signifikan dan uji t memperlihatkan 6.566 >t tabel (1.66023).
sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Hi diterima, artinya Modal Awal berpengaruh signifikan pada Perkembangan UMKM.
Hal ini menunjukan bahwa responden beranggapan bahwa semakin besar modal awal dalam menjalankan usahanya akan berpengaruh pada jumlah produksi yang dihasilkan , yang dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan sehingga usaha dapat berkembang. Modal awal dalam suatu usaha harus mampu atau dapat membiayai kebutuhan operasional suatu usaha ,karena dengan modal yang cukup akan mempengaruhi suatu usaha yang akan berjalan dan produktivitas suatu usaha akan dapat terpenuhi.
b. Pengaruh Lama Usaha terhadap Perkembangan UMKM
Hasil dari penelitian ini menjelaskan variabel Lama Usaha (X2) mempunyai nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0.000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifkansi) 0.05 artinya 0.000<0.05 atau tada pengaruh signifikan dan uji t menunjukkan 5.910>t tabel (1.66023). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa, Ho ditolak dan Hi diterima, yang maksudnya Lama Usaha berpengaruh signifikan pada Perkembangan UMKM.
Pengaruh signifikan tersebut berarti menunjukan apabila semakin lama usaha yang dijalan oleh pelaku UMKM (debitur PT.BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta), maka akan semakin banyak pengalaman menjalankan usaha yang dimiliki, ketrampilan dan pengetahuan mengenai dunia usaha semakin baik.
Ketika pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan yang didapatkan semakin baik
maka usaha yang dijalankan akan semakin berkembang dan pendapatan yang di dapat akan meningkat. Asumsi dasar yang digunakan adalah semakin lama usaha seseorang akan semakin tinggi pula produktifiktas kerja seseorang dan menghasilkan produksi yang memuaskan karena lama usaha serta tingkat pengetahuan yang lebih banyak memungkinkan lebih produktif jika dibandingkan dengan yang kurang dalam lama usaha. (Siahaya 2018).
c. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Perkembangan UMKM
Dari hasil penelitian ini menjelaskan variabel Tenaga Kerja (X3) mempunyai nilai signifikansi (Sig.) sebanyak 0.007 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifkansi) 0.05 artinya 0.007<0.05 atau ada pengaruh signifikan dan uji t menunjukkan 2.765>t tabel (1.66023). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa, Ho ditolak dan Hi diterima, artinya Tenaga Kerja berpengaruh signifikan pada Perkembangan UMKM.
Dari hasil penelitian diatas, menunjukan semakin meningkatnya tenaga kerja maka output yang dihasilkan oleh UMKM akan bertambah. jika output bertambah, maka akan terjadi peningkatan pendapatan pada usaha sehingga mengakibatkan UMKM juga berkembang
d. Pengaruh Pembiayaan terhadap Perkembangan UMKM
Variabel Pembiayaan (X4) mempunyai angka signifikansi (Sig.) sebesar 0.006 dalam tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifkansi) sebesar 0.05 yang artinya 0.006<0.05 ditemukan pengaruh yang cukup signifikan dan dalam uji t membuktikan 2.831 > t tabel (1.66023). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa, Ho ditolak sedangkan Hi diterima. Dalam hal ini bisa diartikan bahwa Pembiayaan memiliki peranan yang cukup signifakan terhadap kelanjutan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan ini menjelaskan jika debitur mempunyai pemahaman, maka akan besar pembiayaan yang diperoleh debitur PT. BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta. Banyaknya produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, akan mempengaruhi pada meningkatnya pendapatan yang diperoleh, sehingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan.
E. PENUTUP a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai variabel yang mempengaruhi perkembangan UMKM yakni variabel modal awal, lama usaha, tenaga kerja dan pembiayaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal awaal adalah sejumlah aset dimana tentunya dibutuhkan dalam membangun suatu usaha untuk pertama kalinya. Modal menjadi bagian penting dalam hal produksi. Perkembangan UMKM didasarkan pada modal awal tersebut.
Jika suatu UMKM mempunyai modal awal yang besar, maka produksinya semakin besar dan hal ini akan mempengruhi perkembangan suatu UMKM.
2. Lamanya Usaha merupakan lamanya suatu perusahaan dalam merintis usahanya.
Hal itu berpengaruh terhadap Perkembangan UMKM. Jika suatu perusahaan menjalankan kegiatan usaha dengan memakan waktu yang lama, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan pengalaman, ketrampilan dan wawasan yang akan berpengaruh pada penghasilan yang didapat.
3. Tenaga Kerja memiliki dampak terhadap Perkembangan UMKM. Semakin meningkatnya tenaga kerja maka output yang yang didapatkan UMKM menjadi bertambah. Pada saat output bertambah, akan terjadi peningkatan pendapatan pada usaha sehingga mengakibatkan UMKM juga berkembang. Tidak hanya itu, kualitas SDM akan memutuskan hasil dari proses suatu produksi. Apabila terdapat
peningkatan pada tenaga kerja, maka akan memberikan peningkatan pada pendapatan suatu perusahaan.
4. Pembiayaan berpengaruh terhadap Perkembangan UMKM. Pembiayaan memicu percepatan hasil UMKM debitur di PT. BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta. Karena adanya pembiayaan, menjadikan total modal yang didapatkan oleh suatu perusahaan akan naik yang berpengaruh pada peningkatan pendapatan usaha pada debitur.
b. Saran
1. Untuk Penelitian Selanjutnya. diharapakan mampu sebagai acuan untuk para peneliti berikutnya dalam menyalurkan usaha kepada perencanaan konsep agar meluas dibanding penelitian yang sudah diteliti sebelumnya. Dan diharapkan juga dapat menjadi salah satu penambahan ilmu pengetahuan mengenai analisis pengaruh modal awal, lama usaha, tenaga kerja, dan pembiayaan yang diperuntukkan untuk UMKM.
2. Bagi Perseroan terbatas (PT) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Malang Soetta, dapat membantu perekonomian UMKM dengan cara mempertahankan pembiayaan yang nantinya akan memberikan suatu kontribusi pada UMKM tersebut, sehingga dapat mengakses midal yang dapat mendukung usahanya.
3. Diharapkan kepada para debitur PT. BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta untuk dapat memaksimalkan dalam pemanfaatan pembiayaan yang berguna untuk meningkatkan suatu usaha yang sedang dijalani.
4. Diharapkan pelaku UMKM (para debitur PT. BRI Syariah Kantor Cabang Malang Soetta ) untuk mengembangkan ide-ide kreatif pada produk yang dimiliki guna meningkatkan usaha yang dijalankan saat ini. Suatu UMKM diaktakan dapat mengembangkan usahanya jika memiliki cukup modal dan selalu berinovasi terhadap produk yang dimiliki, sehingga untuk mencapai keuntungan akan mudah untuk diraih.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agyapong, Gloria K.Q. 2011. “The Effect Service Quality on Customer Satisfaction in the Utility Industry a Case of Vodafone in Ghana.”
International Journal of Business and Management 6: 207.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2014. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Bhakti, E.S., M. Afrianti, and D. Bambang. 2013. “Perubahan Warna, Profil Protein, Dan Mutu Organoleptik Daging Ayam Broiler Setelah Direndam Dengan Ekstrak Daun Senduduk.” Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2 (3):
116–20.
Hartono, and Dwi Deny. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan UMKM Di Surakarta.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen 14 (1)..
Ina, Paulina Tamo. 2017. “Penyusunan Anggaran Kas (Budgeting) PadaToko Umkm Roti Fadillah Dikota Malang.” Malang.
Irawan, and M Suparmoko. 1998. Ekonomika Pembangunan. Edisi ke 3. BPFE, Yogyakarta.
Kementerian Koperasi dan UKM. 2019. “Rencana Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Tahun 2010- 2014,” 2019.
Kementrian Koperasi Dan UKM. 2018. “PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) TAHUN 2016 - 2017.” Depkop.
Moenir, H.AS. 2008. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Kementrian Perdagangan. 2017.
“Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM.”
Sudaryono. 2017. Pengantar Manajemen Teori Dan Kasus. Yogyakarta: Caps.