• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengaruh right issue, warrant issue terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengaruh right issue, warrant issue terhadap"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

  • Pengertian Right Issue
  • Dampak Right Issue
  • Pengertian Warrant Issue
  • Manfaat dan Risiko Warrant
  • Return Saham
  • Studi Peristiwa

Rights issue di Indonesia juga sering disebut dengan right issue (HMETD), yaitu penawaran saham baru kepada pemegang saham lama dengan harga khusus. Menurut Saud Husnan (1996:52) dalam bukunya Basics of Portfolio Theory and Securities Analysis, right issue diartikan sebagai hak pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten, biasanya ditawarkan dengan harga di bawah harga pasar. . Menurut Irham dan Yovi, right issue merupakan kebijakan perusahaan untuk mencari dana tambahan dengan menjual saham terbatas khusus kepada pemegang saham lama dan calon pemegang saham lama.

Perseroan melakukan penerbitan saham dengan tujuan untuk tidak mengubah rasio kepemilikan pemegang saham dan mengurangi biaya emisi yang timbul dari penerbitan saham baru. Rights issue tidak lain adalah hak bagi pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu saham baru suatu perusahaan sebelum saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain. Rights issue merupakan aksi korporasi yang dapat mempengaruhi jumlah dan harga saham di pasar.

Rights issue adalah penerbitan saham baru oleh suatu perusahaan, dimana hak untuk membeli saham baru tersebut diberikan kepada pemegang saham lama (Kusuma dan Suryanawa, 2015). Alasan utama suatu perusahaan melakukan right issue adalah untuk melindungi kepentingan pemegang saham yang ada dan menggunakan hak preferensi. Hak memesan efek terlebih dahulu adalah hak pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu saham baru dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu, biasanya kurang dari enam bulan.

Rights issue adalah hak investor untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan penerbit (Kurniawan dan Yasha, 2016). Namun, hak adalah hak dan bukan kewajiban. Oleh karena itu, tidak ada kewajiban bagi pemegang saham lama untuk menggunakan haknya. Artinya, untuk membeli saham baru emiten senilai Rp1.500, pemegang saham lama harus membeli kembali haknya (yakni hak membeli saham) senilai Rp200 per saham.

Jika pada pelaksanaannya harga saham di pasar naik menjadi Rp 2.000 per saham, berarti pemegang saham sudah menikmati keuntungan sebesar Rp 300 per saham. Dengan kata lain, setiap pemegang saham lama berhak membeli 1 saham baru. Jika hak tersebut tidak ditebus oleh pemegang saham lama (yang mendapat hak membeli terlebih dahulu), otomatis kepemilikan sahamnya berkurang 50 persen (dilusian).

Meningkatnya jumlah saham yang beredar tentunya akan mempengaruhi kepemilikan saham jika pemegang saham lama tidak menukarkan haknya dengan saham baru sehingga pemegang saham lama akan mengalami dilusi yaitu penurunan persentase kepemilikan saham. Artinya ketika kebijakan pendanaan suatu perusahaan berubah maka dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan mengubah nilai perusahaan.

Kerangka Pikiran

Selain melihat pengaruh pengumuman right issue terhadap return saham, penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan reaksi pasar yang disebabkan oleh right issue yang disertai waran dan right issue yang tidak disertai waran.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir   Perusahaan yang menerbitkan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Perusahaan yang menerbitkan

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
    • Jenis Data
    • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis
    • Analisis Regresi Sederhana
  • Defenisi Operasional

Harga teoritis saham baru adalah harga saham setelah proses penyesuaian, karena jumlah saham yang beredar akan bertambah setelah proses right issue. Dalam penelitian ini waran tidak dapat dipisahkan dari right issue, sehingga data yang digunakan adalah harga teoritis dari right issue yang disertai dengan waran. Berdasarkan laporan tahunan yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia, terdapat 46 perusahaan yang menerbitkan HMETD antara tahun 2016 hingga 2019.

Berdasarkan klasifikasi tersebut akan dilihat apakah terdapat pengaruh pengumuman right issue terhadap return saham perusahaan dan juga apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return (AAR) masing-masing kategori. Dalam penelitian ini, right issue merupakan perkiraan harga teoritis saham baru, sedangkan return saham merupakan perkiraan abnormal return saham. Dalam hal ini untuk menganalisis pengaruh right issue yang merupakan perkiraan harga teoritis saham baru (HTSB) terhadap return saham.

Analisis regresi berganda diperoleh untuk menjelaskan pengaruh right issue setelah penerbitan waran terhadap return perusahaan. Hasil pengujian right issue setelah pesanan pembelian diterbitkan disajikan pada tabel berikut. Hasil uji regresi hak yang diterbitkan seluruh perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan analisis regresi berganda terlihat terdapat hubungan negatif antara pengumuman right issue dan penerbitan waran terhadap return saham dengan koefisien sebesar -0,003%.

Kami melihat secara umum right issue tidak memuat informasi yang dapat mempengaruhi pasar, dalam hal ini return saham perusahaan. Dari hasil analisis regresi berganda terlihat terdapat hubungan negatif antara pengumuman right issue dengan penerbitan waran terhadap return saham dengan koefisien sebesar -0,003%. Dari pembahasan yang ada terlihat adanya perbedaan antara abnormal return perusahaan yang mengumumkan right issue disertai dengan purchase order.

Pengaruh Pengumuman Rights Issuance Terhadap Abnormal Return dan Stock Turnover”, E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 pp. 163-178. “Pengaruh Rights Issuance Terhadap Return Saham Ex-Date”, E-Journal Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.” Pengaruh Rights Issue Terhadap Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” E-Jurnal Universitas Sumatera Utara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

  • Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
  • Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
  • Struktur dan Organisasi Bursa Efek Indonesia
  • Tugas dan Wewenang

Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI adalah bursa efek di Indonesia yang memfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrumen derivatif, reksa dana, saham, dan obligasi berbasis syariah. Saat ini Bursa Efek Indonesia mempunyai 6 (enam) jenis indeks ditambah sepuluh jenis indeks sektoral yang digunakan sebagai indikator. Pasar modal atau bursa efek sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan tepatnya pada bulan Desember 1912 di Batavia.

Saat itu, pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal sudah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal belum berjalan sesuai harapan, bahkan aktivitas pasar modal sempat mengalami kekosongan dalam beberapa periode. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I yang pada tahun 1914-1918 bursa efek di Batavia ditutup dan.

BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) yang kemudian berubah nama menjadi Badan Pengawas Pasar Modal pada tanggal 13 Juli 1992 yang kemudian menjadi hari jadi BEJ. Reaktivasi pasar modal juga ditandai dengan adanya PT. Semen Cibinong tercatat sebagai emiten pertama 19 tahun 2008 tentang surat berharga syariah pemerintah dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan sesuai dengan berbagai insentif dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Sekitar bulan Desember 1988, pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memudahkan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang berdampak positif bagi pertumbuhan pasar modal.

Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi pada tanggal 16 Juni 1989 dan dikelola oleh suatu perseroan terbatas milik swasta, PT. Bursa Efek Surabaya. Hingga saat ini Indonesia mempunyai Bursa Efek Indonesia yang merupakan penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2007. Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia memberikan arahan kepada organisasi agar segala aktivitas dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Direktur Perdagangan dan Peraturan Anggota Bursa Melaksanakan perdagangan efek secara tertib, wajar dan efisien sebagaimana dimaksud dalam undang-undang pasar modal, serta memantau perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di Bursa Efek Indonesia, baik untuk perdagangan saham maupun sistem perdagangan saham. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia pegawai Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui program rekrutmen, pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan.

Deskriptif Data

Analisis Data

  • Regresi Berganda

Baik variabel independen (X) maupun variabel dependen (Y) akan diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan penerbit voucher dan oleh. Dari tabel diatas terlihat nilai R square = 001 yang berarti 1% variabel terikat return saham (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas right issue (X), sisanya 99 % dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Konstanta nilai tersebut menunjukkan bahwa jika variabel right hand issue meningkat sebesar Rp 1 maka akan menyebabkan peningkatan yang besarnya sama dengan return saham.

Dari tabel 4.6 diatas terlihat nilai R Square = 097 atau 97% yang berarti variabel terikat return saham (Y) tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X).

Tabel 4.1 Koefisien Right Issue oleh Warrant Issue
Tabel 4.1 Koefisien Right Issue oleh Warrant Issue

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Pengaruh Rights Issue dan Warrant Issue Terhadap Return Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia Kota Makassar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Sedangkan yang diterbitkan perusahaan secara keseluruhan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham dengan koefisien sebesar 0,0072%. Sebaiknya memiliki keterampilan yang lebih baik guna meyakinkan pemegang saham lama agar menggunakan haknya untuk membeli saham baru dan menggunakan tambahan modal yang diterima untuk memperbaiki atau mengembangkan struktur modal keuangan perusahaan sehingga kinerja keuangan menjadi lebih baik dan berdampak. pada pertumbuhan saham perusahaan. kembali.

Meskipun right issue pada dasarnya adalah untuk menambah modal perusahaan dan memaksimalkan kinerja perusahaan, namun hal tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan dalam hal pencapaian return bagi investor. Meski penawaran right issue disertai waran, namun tetap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan imbal hasil perseroan. Peneliti masa depan yang akan meneliti masalah bias sebaiknya menggunakan metode yang berbeda untuk menghitung abnormal return, misalnya metode model pasar dan model mean-adjusted.

Dampak Rights Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan", E-Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Volume 16, Issue 3, hlm. 188-203. Rights Issue dan Tingkat Keuntungan Saham Berdasarkan Tanggal Penutupan", E-Jurnal Manajemen Indonesia , Vol.1, Edisi 1, halaman 72-81. Reaksi pasar terhadap pengumuman right issue pada perusahaan waran dan non jaminan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana hal 221-236.

HASIL PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir   Perusahaan yang menerbitkan
Tabel 4.1 Koefisien Right Issue oleh Warrant Issue
Table 4.3 Koefisien Determinasi Right Issue Oleh Warrant Issue
+5

Referensi