• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu penyebab terbentuknya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf adalah belum sepenuhnya terselenggaranya wakaf di masyarakat secara tertib dan efisien, salah satu buktinya adalah harta wakaf tidak terawat, terbengkalai. , bahkan sampai ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum (Jaih Mubarok, 2008). Penyelenggaraan wakaf yang terjadi di Indonesia masih banyak dilakukan secara keagamaan atau berdasarkan rasa saling percaya, yaitu wakif hanya mengalihkan tanah wakaf kepada nazhir tanpa disertai dengan pembuatan akta hipotek wakaf (AIW) atau. Dalam kasus lain, yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia adalah adanya permintaan pengembalian tanah wakaf dari ahli waris wakif dan tanah wakaf yang dikuasai turun temurun oleh Nazir yang penggunaannya menyimpang dari perjanjian wakaf.

Dalam prakteknya kita sering mendengar dan melihat bahwa tanah wakaf wajib dikembalikan oleh ahli waris wakaf setelah meninggalnya si wakaf. Pengelolaan wakaf di Indonesia masih belum berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk kepentingan ibadah maghda. Wakaf di Indonesia dalam pengelolaannya mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan setelah lahirnya Undang-Undang Wakaf yaitu UU No.

Rumusan Masalah

Selain hal-hal tersebut di atas, mayoritas pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang dilakukan oleh nazhir perorangan yaitu sekitar 1-3 orang per tanah wakaf. Pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang mayoritas digunakan untuk kegiatan keagamaan dan pendidikan yang cenderung kurang produktif bagi perekonomian. Model pengelolaan tanah wakaf yang digunakan adalah metode agribisnis yaitu dengan menanam pohon jagung.

Oleh karena itu, pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang dapat dikatakan mulai mengarah pada pengelolaan wakaf yang bersifat semi profesional. Mengelola tanah wakaf di desa Sapanang dengan menanam pohon jagung merupakan ide cemerlang. Bagi saya, ada tiga pemilik tanah wakaf di tempat ini, salah satunya sudah meninggal.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Pengertian Wakaf
  • Rukun dan Syarat Wakaf
  • Tujuan Wakaf
  • Pengelolaan Wakaf
  • Manfaat Wakaf
  • Peran Pemanfaatan Wakaf Dalam Menciptakan

Wakaf menurut Malikiyah: menjadikan manfaat benda yang dimiliki, baik berupa sewa maupun pengembalian, diserahkan kepada yang berhak, dengan batas waktu serah terima, sesuai dengan keinginan wakaf. Menurut para ulama dan hukum positif di Indonesia, terdapat perbedaan pendapat mengenai kelanggengan suatu benda penyerahan, yang harus dipergunakan selamanya dan/atau untuk jangka waktu tertentu. Pemberdayaan harta wakaf uang mutlak diperlukan untuk membangun kekuatan perekonomian umat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Orang yang memindahkan harta untuk wakaf mengikut fuqaha'. mesti memenuhi unsur atau prinsip. Istilah waqif yang dikemukakan oleh peguam boleh difahami sebagai orang yang merdeka, matang, berakal, pemilik harta atau wakilnya, rela dan berakal. Seperti halnya zakat, wakaf adalah ibadah Maliyah berupa shadaqoh jariyah, yaitu sedekah yang diberi pahala kepada orang yang bersedekah selama barang atau benda yang disedekahkan itu masih ada dan digunakan.

Undang-undang ini mengamanatkan pembentukan lembaga independen untuk mengelola wakaf di Indonesia. Selain itu dari sudut pandang fikih, najir atau muwaliyah tidak harus orang lain atau golongan tertentu, namun najir bisa saja orang yang mempunyai wakif (wakif), terutama dalam arti menunjuk dua orang saksi yang hadir dan memberi kesaksian. bendera wakaf. Sebab dengan adanya seorang pengurus yaitu pengawas maka harta wakaf dapat diurus, dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Pengelolaan wakaf menjadi tanggung jawab nadzir, apakah aset wakaf dapat berkembang atau tidak (Tim Direktorat Pemberdayaan Wakaf, dalam Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, 2007: 21). Tugas utama badan ini adalah memperkuat wakaf melalui fungsi pengembangannya, baik benda wakaf tidak bergerak maupun benda bergerak di Indonesia, sehingga dapat memperkuat perekonomian umat. Mengingat tugas BWI yang berat, maka orang-orang yang berada dalam badan ini adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai kemauan dan kemampuan dalam mengelola wakaf, sangat berdedikasi dan berkomitmen terhadap pengembangan wakaf, serta menangani permasalahan dan permasalahan wakaf. pemahaman wakaf.

Secara hukum, struktur BMI beranggotakan minimal 20 orang dan maksimal 30 orang yang terdiri dari para ahli di berbagai bidang ilmu yang berkaitan dengan pengembangan wakaf produktif, seperti ahli hukum Islam (khususnya hukum wakaf), ahli manajemen, ekonomi Islam. ahli, sosiolog, ahli perbankan syariah dan ulama lain yang mempunyai minat terhadap wakaf. Untuk itu, profesionalisme Nadzir menjadi tolok ukur dalam pengelolaan harta wakaf, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Lembaga wakaf di Indonesia bermula dari hukum Islam itu sendiri yang dikenal seiring dengan hadirnya agama Islam di Indonesia.

Tinjauan Empiris

Paradigma pengelolaan Wakaf secara mandiri, produktif dan efektif dalam membangun peradaban sosial yang sejahtera sebenarnya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau memerintahkan Umar bin Khattab untuk mewakafkan sebidang tanahnya di Khaibar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kunci keberhasilan peran dan pelaksanaan wakaf dalam pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah; pertama, keberhasilan pembangunan karakter yang diawali dengan amalan shalat, khususnya shalat lima waktu. Penyebab pengelolaan wakaf adalah kurangnya sumber daya keuangan untuk melakukan pembangunan guna melaksanakan apa yang dikehendaki wakaf sesuai dengan janji wakaf.

Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka, maka terciptalah kerangka konseptual yang akan menjelaskan pengelolaan dan pemanfaatan wakaf dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 2.1  Gambar 2.2
Gambar 2.1 Gambar 2.2

METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Waktu dan Lokasi Penelitian

Sumber Data

Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data tertulis, yaitu sumber yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena melalui sumber data tertulis akan diperoleh data yang dapat dijelaskan keabsahannya (Lexy J. Moleong, 2013: 113). Data yang diperoleh dapat berupa arsip, dokumentasi, visi dan misi, Ad/ART, struktur organisasi dan program kerja, dll.

Teknik Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian dikumpulkan berdasarkan teknik purposive sampling yaitu pengambilan responden dengan pertimbangan tertentu, dimana diasumsikan bahwa respondenlah yang paling mengetahui permasalahan yang diteliti (Sugiyono Arikunto, 2015: 219). Metode Dokumentasi adalah suatu metode pencarian data tentang suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, catatan, agenda dan lain sebagainya (Lexy J.Moleong, 2004:218) .

Instrumen Penelitian

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang berwenang mengenai suatu permasalahan (Suharsimi Arikunto, 1993:231).

Metode Analisis Data

Tanah wakaf tersebut digunakan sebagai kuburan, namun kuburannya masih luas sehingga digunakan sebagai usaha pertanian untuk menanam jagung dan sayur-sayuran. Sebagian besar Najir yang juga pandai bercocok tanam mencoba menggunakan cara ini untuk menjadikan tanah wakaf yang ada menjadi produktif. Saat ini sebagian besar tanah wakaf yang ada di Desa Sapanang merupakan tanah wakaf yang sudah lama diwakafkan, bahkan sejak sekitar tahun 1952.

Beberapa contoh tanah wakaf yang telah diproduksi dan dijadikan pengelolaan tanah wakaf dengan budidaya penanaman pohon jagung adalah tanah wakaf pemakaman di Desa Sapanang. Di Desa Sapanang, tanah wakaf dikelola secara produktif untuk menghasilkan keuntungan hanya dengan memanfaatkan tanah wakaf tersebut sebagai usaha pertanian dengan menanam jagung. Kurangnya lahan wakaf dan harta wakaf yang dapat dikelola secara produktif menjadi kendala yang dialami nadzir.

Setelah mencermati berbagai jenis data dan teori di atas, maka penulis menganalisis hal-hal terkait pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang sebagai berikut. Strategi pengelolaan tanah wakaf kosong yang dilakukan para nazhir di desa Sapanang adalah dengan memanfaatkan tanah wakaf tersebut dengan pendekatan agribisnis, dalam hal ini menanam pohon jagung sebagai tanaman utama, selain itu juga terdapat beberapa sayuran sebagai tanaman pelengkap. tanaman-tanaman. Pemanfaatan tanah wakaf masih terbatas ditambah dengan fasilitas tanah wakaf yang sudah ada dan dengan pengelolaan pohon jagung yang maksimal tentunya akan mendapatkan hasil penjualan yang bagus.

Sistem pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang pada umumnya dikelola secara tradisional. Sebagian besar tanah wakaf di Desa Sapanang digunakan untuk kegiatan keagamaan dan pendidikan. Pemanfaatan tanah wakaf yang dipilih nazhir dari tanah makarn adalah melalui pendekatan agribisnis yaitu melalui budidaya pohon jagung. Jadi dapat dikatakan metode ini sangat cocok karena merupakan metode pertanian yang paling cocok untuk pengelolaan tanah wakaf di desa Sapanang. Pengelolaan tanah wakaf yang dilakukan nazhir di desa Sapanang dengan menanam pohon jagung merupakan salah satu gagasannya.

Apakah masyarakat mendapatkan pendidikan atau pelatihan mengenai pemanfaatan tanah wakaf yang baik di desa Sapanang? Tempat wakaf tanah di desa ini ada tiga yaitu di desa Sapanang, desa Sapiri, desa Gandi, saya ditempatkan di masjid untuk mengelola bangunan tersebut. Manfaat yang saya peroleh dari wakaf ini sangat baik karena tanah wakaf yang diwakafkan dijadikan tempat ibadah sehingga saya dan masyarakat disini bisa melakukannya.

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  tujuan  akhir  dari  pengelolaan  dan  pengembangan  harta  wakaf  adalah  untuk  menciptakan  kesejahteraan umat sebagai tujuan dalam pengelolaan wakaf
Tabel di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir dari pengelolaan dan pengembangan harta wakaf adalah untuk menciptakan kesejahteraan umat sebagai tujuan dalam pengelolaan wakaf

PROFIL,HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENUTUP

Kesimpulan

Namun kini berkembang cara baru, tanah wakaf yang masih kosong, terutama yang diperuntukkan bagi kuburan, kini dimanfaatkan kaum Najir untuk kegiatan produktif, yakni penanaman jenis pohon industri seperti jagung. Oleh karena itu, kini pengelolaan perkebunan wakaf mulai bergerak ke arah yang bersifat ekonomi dan tidak hanya sebatas ibadah. Pohon jagung dipilih karena memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah perawatannya yang mudah dan hasilnya sangat menguntungkan.

Namun nadzir juga mempunyai rencana untuk membantu masyarakat miskin keluar dari jeratan kemiskinan dengan mengelola harta wakaf meski hanya dalam bentuk infak. Namun masih terdapat beberapa kelemahan yang dihadapi para nazhir yaitu dari aspek pengelolaan yang masih kurang baik, aspek keuangan seperti akuntansi dan audit yang belum ada, serta hal-hal mendasar seperti pengamanan tanah wakaf yang belum ada. sertifikasi tanah wakaf yang masih sedikit dilakukan.

Saran

Pendapatan dari tanah wakaf ini diperuntukkan untuk membiayai pembangunan masjid, karena pada tahun lalu desa ini dilanda bencana alam (bencana banjir). Sebagai pemerintah di desa ini, sebagai pihak yang mengambil tanah wakaf, saya rasa tidak ada apa-apanya karena tanah wakaf di negeri ini kami serahkan kepada pengelolanya untuk dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jenis pemanfaatan wakaf yang dilakukan masyarakat adalah dengan menanam sayuran dan pohon jagung.

Dalam hal pengembangan wakaf di kota ini untuk kesejahteraan masyarakat terus diupayakan agar produktif oleh para nazhir, salah satu yang patut diapresiasi tentunya pendekatan yang digunakan adalah agribisnis sehingga pengelolaannya dapat memanfaatkan tanah wakaf yang ada di tempat ini untuk digunakan bercocok tanam, sayur mayur dan pohon jagung sehingga dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Tabel Data Informan
Tabel Data Informan

Gambar

Tabel 2.1  TINJAUAN EMPIRIS
Gambar 2.1  Gambar 2.2
Gambar 2.3  KERANGKA KONSEP PENGELOLAAN
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  tujuan  akhir  dari  pengelolaan  dan  pengembangan  harta  wakaf  adalah  untuk  menciptakan  kesejahteraan umat sebagai tujuan dalam pengelolaan wakaf
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman wakif dalam Proses Pendaftaran Harta Benda Wakaf di Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar Hasil analisis terhadap pemahaman wakif terkait