YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA
--- Osi Hayuni Putri, Masrida Zasriati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci
(Naskah diterima: 1 Maret 2022, disetujui: 28 April 2022)
Abstract
This study aims to determine the management and use of village funds in Kabupaten Kerinci. The Village Fund Allocation Management is a village financial management unit which consists of several stages, namely: the Planning Stage, the Implementation Stage, the Supervision Stage and the Accountability Stage. The data used are primary data obtained by giving a questionnaire, then analyzed with the respondent's performance index (TCR). With the following research results: 1. From the results of research on the planning process of village funds it is classified as a Good scale with a TCR value of 78.33%. 2. The use of village funds based on the rural development target is running well with a TCR value of 79.67%, but some are not yet optimal. 3.
The results showed that the TCR index value for the supervisory indicator was 62.80% and it was classified as Good. 4. Accountability for village funds consists of two types of accountability. First, administrative accountability, as well as accountability reports with a TCR value of 62.53%.
Keywords : Planning, Implementation, Supervision, Accountability.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan penggunaan dana desa di Kabupaten Kerinci. Pengelolaan Alokasi Dana Desa merupakan satu kesatuan pengelolaan keuangan desa yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengawasan dan Tahap Pertanggungjawaban. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan memberikan kuesioner, kemudian dianalisis dengan indeks capaian responden (TCR). Dengan hasil penelitian berikut : 1. Dari hasil penelitian pada proses perencanaan dana desa sudah tergolong dalam skala Baik denga nilai TCR sebesar 78,33%. 2. Penggunaan dana desa berdasarkan sasaran pembangunan perdesaan berjalan Baik dengan nilai TCR sebesar 79,67%, namun masih ada yang belum optimal. 3. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks TCR indikator pengawasan sebesar 62,80% serta sudah tergolong dalam skala Baik. 4.
Pertanggungjawaban dana desa terdiri dari dua jenis pertanggungjawaban. Pertama, pertanggungjawaban administratif, serta laporan pertanggungjawaban dengan nilai TCR sebesar 62,53%.
Kata kunci : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Pertanggungjawaban
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) I. PENDAHULUAN
ada saat ini, alokasi dana desa sangat gencar oleh pemerintah pusat dan daerah untuk dijadikan sebagai sumber awal dari sebuah pendapatan desa, ini berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan desa dalam me-manfaatkan dana desa, hal ini melalui berba-gai proses sehingga pemanfaat dana desa se-suai dengan pemerintah daerah dan pusat. Sebagai cita-cita jangka panjang, desa mampu menyediakan lapangan pekerjaan, menyedia-kan sumber-sumber pendapatan bagi masyara-kat serta menghasilkan pendapatan asli desa dalam jumlah yang memadai. Dengan demiki-an pemerintah desa harus mengambil tindakan dari adanya kebijakan pemerintah pusat yang telah menggulirkan dana desa sebagai stimu- lus pembangunan desa secara adil dan merata dalam pembangunan.
P
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu adanya komitmen negara dalam melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan land- asan yang kuat dalam melaksanakan pemerin- tahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Desa memi-
liki posisi yang sangat strategis, sehingga diperlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi desa tersebut. Da- lam rangka meningkatkan pemberdayaan, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di pedesaan maka diperlukan sumber pendapa- tan desa. Sejalan dengan hal itu Widjaja (2012: 133) maka pemerintah memberikan alokasi dana APBD Kabupaten Provinsi dan Pemerintah Pusat sebesar 10% untuk pemera- taan pembangunan di pedesaan. Pembangunan fisik merupakan wujud dari pembangunan desa, akan tetapi sarana dan prasarana desa masih kurang memadai dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan. Berdasar- kan hal tersebut maka dana desa merupakan faktor dasar dalam meningkatkan pembangu- nan desa. Sementara, berdasarkan kajian em- piris, hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan tentang analisis pengelolaan dana desa masih terdapat pengelolaan yang belum sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADD digunakan sesuai dengan peruntukannya namun program yang dijalankan bukan priori- tas yang diperlukan masyarakat, dimana fak- tor pendukung dalam pengelolaan ADD ada- lah partisipasi masyarakat sedangkan faktor penghambat swadaya masyarakat rendah, dan kualitas SDM Tim Pelaksana ADD. Pada
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) penelitian lainnya hasil analisis menunjukkan
bahwa pengelolaan dan penggunaan dana desa tidak memberi dampak signifikan bagi per- tumbuhan pembangunan daerah dan program pembangunan desa tidak sinkron dengan kebi- jakan pembangunan daerah (RPJM daerah).
Dampak ini disebabkan oleh karena desa memiliki kewenangan luas dalam menentukan rencana programnya dan daerah kurang memi- liki wewenang mengintegrasikan kebijakan program pembangunan. Untuk mengintegrasi- kan program pembangunan desa yang sinkron dengan kebijakan pembangunan daerah, diper- lukan intervensi regulation pemerintah daerah.
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, pada ayat pasal yang telah diamandemen pada Peraturan Pemerintah Nomor 168 tahun 2014 ke 11 ayat 2 yang menyatakan bahwa dana desa dialoka- sikan secara berkeadilan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung memperhati- kan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengelolaan dan penggunaan dana desa di Kabupaten Kerinci?
Sementara itu, tujuan penelitian yang ingin
dicapai untuk mengetahui pengelolaan dan pengelolaan dana desa di Kabupaten Kerinci.
II. KAJIAN TEORI 1. Keuangan Desa
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menjelaskan pengertian keuangan desa seba- gai berikut : Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa. (Pasal 71 ayat 2). Sedangkan aset desa dijelaskan sebagai berikut : Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
Ayat 10 dan 11 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
2. Sumber-Sumber Keuangan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Ta- hun 2014 71 ayat (2) pendapatan desa meli- puti semua penerimaan uang melalui reke- ning desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) dibayar kembali oleh desa, terdiri atas
kelom-pok :
1) Pendapatan Asli Desa a. Hasil Usaha b. Hasil Aset
c. Swadaya partisipasi dan gotong royong d. Lain-lain pendapatan asli desa
2) Transfer a. Dana Desa
b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten
c. Alokasi Dana Desa
d. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi
e. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten.
3) Pendapatan Lain-Lain.
a. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat
b. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
3. Dana Desa
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 pasal 294 ayat 3, Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah Pusat Untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masya- rakat desa sesuai dengan ketentuan undang- undang mengenai desa. Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang
diperuntukkan bagi desa dan ditransfer mela- lui APBD Kabupaten/Kota setiap tahun, untuk membiayai penyelenggaraan kewena- ngan desa berdasarkan hak asal usul, dan ke- wenangan lokal skala desa.
Menurut Peraturan Menteri desa, pem- bangunan daerah tertinggal dan transmigrasi Nomor 21 tahun 2015, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Penda- patan dan Belanja Negara yang diperuntuk- kan bagi Desa yang ditransfer melalui Ang- garan Pendapatan dan Belanja Daerah kabu- paten/kota dan digunakan untukmendanai penyelenggaraan pemerintahan,pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal Desa bidang Pembangunan Desa dan Pemberda- yaan Masyarakat Desa.
4. Pengelolaan Keuangan Desa
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedo- man Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 20 bahwa Pengelolaan Alokasi Dana Desa merupakan satu kesatuan pengelolaan keua- ngan desa yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) 1. Tahap Perencanaan
Menurut Sutarno (2004:109), perencana- an diartikan sebagai perhitungan dan penen- tuan tentang apa yang dijalankan dalam rang- ka mencapai tujuan tertentu dimana menyang- kut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelak- sanaan tata cara mencapai tujuan tersebut.
Dalam tahap perencanaan meliputi identifikasi masalah, penentuan tujuan dan penyusunan dan pengembangan rencana kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari ADD dalam APBDes sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa dengan mengacu pada Peratu- ran Bupati/Walikota. Penggunaan Anggaran Alokasi Dana Desa adalah sebesar 30 % untuk belanja aparatur dan operasional pemerintah desa, sebesaar 70 % untuk biaya pemberda- yaan masyarakat. Pada tahap pelaksanan ini terdapat dua proses yaitu mekanisme penyalu- ran dan pencairan. Tahap pelaksanaan adalah proses melaksanakan program-program mau- pun keputusan-keputusan, baik berupa keputu- san dari atas maupun keputusan yang diambil bersama guna dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran atau tujuan. Maka dapat ditegaskan bahwa tahap pelaksanaan ADD pada adalah kegiatan pencairan dan penyalu-
ran ADD secara bertahap dan selanjutnya pelaksanaan program-pgoram kegiatan yang didanai oleh ADD tersebut. Sejalan dengan hal tersebut dalam Peraturan Menteri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 21 dan 22 dijelaskan tentang tahap pelaksanan ini, mulai dari : a) Pencairan
b) Penyaluran
c) Pelaksanaan kegiatan secara rinci.
3. Tahap Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan memban- dingkan atau mengukur yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria norma- norma standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dilakukan oleh Kepala Desa, Tim Pengendali Tingkat Kecamatan dan Tim Fasilitas Ting- kat Kabupaten. Pengawasan dan evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, diantaranya seperti pertemuan kam- pung, pertemuan kelompok (kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok usaha dan lain- lain), kunjungan lapangan, studi banding ke desa lain maupun hanya dengan mempelajari dokumen tertentu.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) 4. Tahap Pertanggungjawaban
Menurut Arnos Kwaty dalam Hansen (2005:116) mengatakan : “pertanggungjawa- ban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertang- gungjawaban menurut informasi yang dibutuh-kan oleh para pimpinan untuk
mengoperasi-kan pusat-pusat
pertanggungjawaban mereka”. Dari konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur perencanaan dengan anggaran dan kegiatan dalam berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban yang harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan pengendalian periodik. Per- tanggungjawaban ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDes, sehingga ben- tuk pertanggungjawabannya adalah pertang- gungjawaban APBdes.
III. METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara lang- sung seperti observasi, wawancara atau data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner
langsung kepada responden. Data primer penelitian ini bersumber dari masyarakat. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mendapatkan referensi melalui literatur buku, artikel ilmiah, internet dan sumber- sumber lainnya. Data sekunder dalam peneli- tian ini bersumber dari buku, artikel ilmiah dan internet.
Teknik pengumpulan data dalam peneli- tian ini adalah dengan cara memberikan Kue- sioner yaitu merupakan instrumen pengumpu- lan data atau informasi yang dioperasionalisa- sikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.
Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengam- bilan data terhadap responden. Instrumen pe- nelitian menggunakan skala Likert dengan interval 1-5. Sangat tidak sutuju (1), tidak
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), sangat
setuju (5). Di bawah ini disajikan tabel 1. yang memuat definisi operasional variabel dan item pengukuran dari masing-masing variabel ter- sebut.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan des- kriptif kuantitatif, sementara alat analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, rata-rata skor dan tingkat capaian responden (TCR)
IV. HASIL PENELITIAN
Pengelolaan dana desa dalam pemba- ngunan perdesaan menunjukkan bahwa penge- lolaan dana desa sudah sesuai dengan Permen- dagri No. 37 Tahun 2007.
1. Dalam perencanaan dana desa tingkat parti- sipasi masyarakat yang mengikuti Musrem- bang desa sudah relatif baik. Akan tetapi aspirasi yang diberikan sebagian besar hanya terpusat pada pembangunan fisik saja dan kurang mengutamakan pemberda- yaan masyarakat. Dari hasil penelitian pada proses perencanaan dana desa sudah tergolong dalam skala Baik denga nilai TCR sebesar 78,33%.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) 2. Mekanisme pencairan dan penyaluran dana
desa Desa sudah sesuai dengan Permen- dagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Ketentuan pencairan dan penyaluran dana desa sudah terpenuhi, secara umum penggunaan dana desa berdasarkan sasaran pembangunan perdesaan berjalan Baik dengan nilai TCR sebesar 79,67%, namun masih ada yang belum optimal, seperti anggaran dana desa untuk pemberdayaan masyarakat sebagian besar dana yang ada digunakan untuk program-program yang hanya bersifat administratif serta tidak didukung bukti pelaksanaannya, seperti bidang penggera- kan PKK.
3. Pengawasan dalam pelaksanaan dana desa terdiri dari 3 macam. Pertama, pengawasan fungsional yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Kerinci berupa pelaporan.
Kedua, pengawasan melekat yaitu penga- wasan yang dilakukan oleh atasan langsung melalui struktur organisasi dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Desa, Perangkat Desa dan masing-masing pelaksana kegia- tan. Ketiga, pengawasan langsung oleh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks TCR indikator pengawasan sebesar 62,80% serta sudah tergolong dalam skala Baik.
4. Pertanggungjawaban dana desa terdiri dari dua jenis pertanggungjawaban Pertama, pertanggungjawaban administratif yang telah dilakukan berupa laporan SPJ. Kedua, pertanggungjawaban langsung kepada masyarakat berupa media informasi yang mudah di akses oleh masyarakat dalam bentuk papan informasi penggunaan dana
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (36-43) desa yang ditempel pada kantor kepala
desa, serta laporan pertanggungjawaban dengan nilai TCR sebesar 62,53%.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan interpre- tasi mengenai Analisis Pengelolaan Dana De- sa maka dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penga- wasan dan tahap pertanggung jawaban Jika dibandingkan dengan interpretasi skor pada garis kontinum maka nilai TCR dari indikator tahap pertanggungjawaban berada pada krite- ria Baik.
Pemerintah Desa harus mampu mening- katkan partisipasi masyarakat dengan cara melakukan sosialisasi tentang program dana desa sehingga pada pelaksanaan program dana desa selanjutnya Aparatur Desa menjaring le- bih banyak aspirasi masyarakat dan mengiku- sertakan secara aktif masyarakat sebagai ben- tuk partisipasi masyarakat. Pemerintah Desa harus melakukan kegiatan khusus untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam hal ini Tim Pelaksana dana desa dan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dengan melakukan sosialisasi terhadap kegiatan- kegiatan yang akan dijalankan Pemerintah Desa.
DAFTAR PUSTAKA
Devas. Nick. 2005. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Kansil. 2003. Desa Kita : Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa
Solekhan, M. 2014. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Malang : Setara Press.
Widjaja. 2012. Otonomi Desa (Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh).
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jakarta. Grafindo.