1
ANALISIS PENGELOLAAN PASAR KAMU DAN PASAR DHOPLANG DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAN DESA WISATA YANG BAIK
Nugroho Kartiko Priyo Utomo, Penulis2
1 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia
Abstrak
Desa wisata merupakan sebuah pariwisata yang bergerak dan berjalan di daerah pedesaan yang sebagian besar diantaranya dikelola oleh pemerintahan desa. Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang merupakan dua dari sekian banyak pasar wisata desa yang ada di Indonesia, yang menawarkan tempat jual beli makanan khas tradisional yang dibalut dengan budaya dan ciri khasnya masing-masing untuk menarik wisatawan. Kedua pasar ini menyajikan konsep wisata kuliner yang dipadukan dengan konsep pengenalan budaya sekitar yang menarik dan unik. Penelitian ini berupaya untuk membandingkan Pasar Kamu dengan Pasar Dhoplang dari segi pengelolaan dan aspek pendukung lainnya yang dapat mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif yang mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini menggunakan Qualitative Data Analysis Miles,. et.al 2014. Selain itu didukung juga dengan data yang diperoleh dari jurnal, artikel, website dan berbagai sumber literatur lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan perbandingan dari segi kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman antara Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang yang ditinjau menggunakan analisis SWOT.
Kata kunci: desa wisata,pasar dhoplang,pasar kamu
Abstrak
Village tourism is a tourism that moves and runs in rural areas, most of which are managed by the village government. Pasar Kamu and Pasar Dhoplang are two of the many village tourism markets in Indonesia, which offer a place to buy and sell traditional specialities wrapped in their respective cultures and characteristics to attract tourists. Both markets present the concept of culinary tourism combined with the concept of an interesting and unique introduction to the surrounding culture. This research seeks to compare Kamu Market with Dhoplang Market in terms of management and other supporting aspects that can support this research. This research uses Descriptive Qualitative methods that collect data from interviews, observations and documentation. This research data analysis uses Qualitative Data Analysis Miles, et.al 2014. In addition, it is also supported by data obtained from journals, articles, websites and various other literature sources. The results of this study show a comparison in terms of strengths, weaknesses, opportunities and threats between Kamu Market and Dhoplang Market which are reviewed using SWOT analysis.
Kata kunci: desa wisata,pasar dhoplang,pasar kamu
2 Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang didalamnya terdapat banyak sekali keragaman. Keragaman yang ada di Indonesia dapat di rasakan dari sisi adat istiadat, budaya, kepercayaan, suku bahkan hingga bahasa. Maka dari itu, Indonesia terkenal dengan negara yang memiliki kekayaan budaya, bahasa, suku, adat, bahkan kaya dalam segi sumber daya alam sekalipun.
Menurut sensus BPS tahun 2010, suku bangsa di Indonesia mencapai jumlah 1.340 yang didominasi oleh suku jawa sebesar 41%
dari total keseluruhan suku yang ada (Wibawati & Prabhawati, 2021).
Pariwisata adalah satu dari sekian banyak sumber pendapatan negara yang memberikan pendapatan yang sangat berarti untuk keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Sektor pariwisata, apabila mendapatkan pengelolaan yang baik maka dapat menimbulkan dampak-dampak positif dan dampak baik bagi segala aspek. Aspek yang dapat dipengaruhi dari pengelolaan pariwisata yang baik adalah seperti dapat membantu ekonomi masyarakat, dapat melahirkan industri dan inovasi dari kreatifitas masyarakat, meningkatkan nilai produksi dan konsumsi serta dampak- dampak yang lainnya. Karena, pariwisata adalah satu dari sekian banyak sektor yang dapat merealisasikan pencapaian tujuan dari pembangunan yang terus berkelanjutan (Chaerunissa & Yuniningsih, 2020).
Pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dikatakan pada BAB 1 Pasal 1, di ketentuan umum mengakatan bahwa pariwisata merupakan segala macam bentuk kegiatan wisata yang didukung dengan fasilitas dan layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha atau swasta, Pemerintah serta Pemerintah Daerah.
Pariwisata menjadi salah satu strategi yang dapat dimaksimalkan oleh negara. Sebab pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan yang cukup berdampak besar bagi pendapatan negara. Pariwisata memiliki dampak positif bagi masyarakat. Karena, secara tidak langsung masyarakat diajak untuk terlibat didalam jalannya pariwisata yang ada. Pariwisata juga memiliki power yang besar dalam merubah aspek kehidupan masyarakat di sekitar wisata yang ada.
Masyarakat sekitar dapat memulai usaha dan membuka usaha seperti berniaga di sekitar tempat wisata yang ada, di jalur wisatawan yang menuju ke tempat wisata tersebut, maupun masyarakat sekitar juga dapat dipekerjakan di wisata tersebut.
Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dan beragam. Tidak hanya di wilayah yang besar, bahkan di desa sekalipun juga memiliki keberagaman dan keunikan yang berbeda-beda dan dapat dimaksimalkan dan menjadi potensi yang cukup menjanjikan apabila dapat dikelola dan ditangani secara maksimal untuk dijadikan wisata desa.
Padahal, dewasa ini para wisatawan banyak yang mulai meninggalkan wisata konvensional dan beralih ke wisata yang berorientasi baik terhadap lingkungan, kebudayaan dan adat istiadat yang kental.
Desa wisata memiliki keberagaman seperti lingkungan yang mempunyai khasnya sendiri mulai dari alamnya, budayanya yang dapat dipelajari dan dinikmati oleh wisatawan dam ciri khas lainnya yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang.
Sebagian besar wisatawan yang datang ke desa wisata adalah wisatawan yang berasal dari perkotaan. Mereka datang ke
3 desa wisata karena ingin mempelajari,
berbaur dan ingin dekat dengan budaya dan gaya hidup tradisional, serta ingin mempelajari juga tentang bagaimana kehidupan yang ada di desa atau lingkungan sekitar desa wisata. Mereka datang ingin mendapatkan dan merasakan alam yang ada di desa tersebut yang dibalut dengan adat istiadat lokal (Susyanti & Latianingsih, 2014).
Desa wisata banyak memiliki arti maupun makna. Salah satu maksud dari desa wisata adalah sebuah lingkungan dengan ciri khas tersendiri, dilihat dari sudut pandang alam hingga budaya yang disajikan sesuai dengan maksud hati dan kehendak dari wisatawan yang mengunjungi, sehingga mereka dapat menikmati budaya yang disajikan, mengenal bahkan wisatawan dapat mempelajari keistimewaan dan ciri khas yang dimiliki dari desa tersebut (Setiawan & U., 2014).
Makanan tradisional atau biasa dikenal dengan makanan dan kuliner lokal adalah satu dari sekian banyak identitas pembeda dari sekelompok masyarakat yang sangat mencolok dan mudah dikenali.
Hampir di tiap penjuru daerah yang ada di Indonesia memiliki makanan khas dan kekayaan makanan yang dijadikan sebagai identitas di daerah itu. Makanan tradisional atau lokal tersebut erat sekali hubungannya dengan daerah tertentu dan erat juga kaitannya dengan makanan yang diwariskan oleh orang-orang terdahulu. Bahkan, makanan-makanan yang ada di Indonesia dan lahir di daerah-daerah tersebut merupakan kuliner yang lahir sudak sejak sangat lama, yang hingga saat ini masih bertahan dan dipertahankan hingga dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya. Mulai dari cara
membuat, bahan baku hingga alat yang digunakan untuk memasaknyapun sebagian besar hingga sekarang masih menggunakan cara yang sama dengan yang diajarkan secara turun-temurun. Terlebih apabila kuliner dan masakan tersebut digunakan untuk kepentingan acara adat istiadat. Dikutip dari pendapat (Guerrero: 2009). Dikatakan bahwa kuliner tradisional atau lokal merupakan olahan makanan yang dihidangkan dan dikonsumsi oleh sekelompok masyarakat pada perayaan dan waktu yang telah ditentukan, diwariskan secara turun temurun, begitu juga resep dan cara membuatnya, bahkan memiliki karakter yang berbeda antar setiap daerahnya (Purwaning Tyas, 2017).
Wisata kuliner merupakan salah satu wisata yang dewasa ini banyak dicari dan digunakan oleh wisatawan yang dapat dikunjungi baik bersama keluarga maupun rekan-rekannya. Kuliner merupakan sebuah seni yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Terlebih bagi maysarakat dari luar desa atau daerah tersebut yang juga ingin ikut merasakan makanan khas dari wilayah wisata yang ada di desa tersebut. Selain itu, desa wisata yang berkonsep alam dan kuliner tradisional merupakan salah satu sarana pengembangan potensi sumber daya lokal di desa wisata tersebut yang digunakan untuk mengangkat dan memperkenalkan kuliner tradisional yang bisa saja hanya didapatkan di wisata tersebut. Wisata kuliner saat ini merupakan gaya hidup masyarakat baru, yang mana makan sudah tidak lagi menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi atau primer, melainkan juga menjadi kebutuhan tersier.
Hal ini lah yang menjadi daya tarik wisatawan. Karena mereka juga ingin ikut merasakan makanan yang sangat jarang ditemui terlebih di daerah perkotaan yang
4 notabene sudah dikuasai oleh kuliner-kuliner
modern (Prayogi, 2017).
Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang merupakan sebuah wisata kuliner tradisional yang sebenarnya memiliki konsep yang hampir sama, yaitu menjual makanan tradisional yang penjualnya merupakan masyarakat yang hidup di sekitar lokasi pasar tersebut dan juga sekaligus memperkenalkan budaya dan kearifan lokal yang ada disana.
Pasar Kamu merupakan kepanjangan dari Pekan Sarapan Karya Anak Muda yang terletak di Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Sedangkan Pasar Dhoplang terletak di Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Keduanya mengusung konsep makanan tempo dulu atau makanan tradisional khas suku sekitar maupun khas daerahnya masing-masing. Pada masing- masing pasar, selain menjual makanan tradisional disana juga terdapat berbagai hiburan yang dapat menemani para wisatawan yang sedang menyantap makanannya disana. Selain itu, alat tukar yang digunakan di kedua wisata bukan lagi berupa uang tunai, namun menggunakan alat tukar khusus yang disepakati dan dapat dibeli oleh pengunjung dibagian penukaran uangnya.
Penelitian ini menggunakan metode analisis perbandingan antara Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang, yaitu dengan analisis SWOT. SWOT atau analisis Strength, Weakness, Opportunities, and Threats yang apabila diartikan adalah Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dalam hal ini akan dikaitkan dengan perbandingan antara dua pasar tersebut dalam perspektif pengelolaan pasar yang baik. Pada
dasarnya, analisis ini biasanya digunakan dalam penelitian dalam bisnis (DF, 2020).
Namun, penelitian dengan analisis SWOT ini juga dapat digunakan dalam penelitian yang memiliki fokus pembahasan sosial atau pemerintahan, untuk meneliti perbandingan dalam hal pengelolaan antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya.
Metode
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendukung dan menunjang penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan pada penelitian kualitatif yang dikaji secara deskriptif. Metode penelitian deskriptif kualitatif pada umumnya digunakan untuk membantu penelitian yang berfokus pada permasalahan atau fenomena sosial yang berkembang dan terjadi di masyarakat (Yuliani, 2018).
Tipe penelitian dengan metode deskriptif adalah metode yang sangat sering digunakan oleh para peneliti, terutama pada penelitian yang berfokus pada peristiwa dan fenomena sosial. Karena, metode deskriptif sendiri merupakan jenis metode yang secara harfiah menerangkan bagaimana keadaan yang ada pada sebuah fenomena, menyajikan sebuah teori yang dapat digunakan untuk memecahkan dan mendeskripsikan hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya. Penelitian dengan metode ini memiliki tujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan secara detail tentang bagaimana sebuah gejala, fenomena atau permasalahan yang ditelitinya. Pada jenis atau metode deskriptif memiliki fokus besar pada pertanyaan “bagaimana”, karena memiliki dasar untuk mengetahui dan membuka fakta dengan jelas dan lengkap
5 tentang bagaimana fenomena tersebut dapat
terjadi (Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018).
Kualitatif menurut Moleong merupakan jenis penelitian yang dapat digunakan untuk mendalami berbagai fenomena secara subjektif berupa perilaku, sudut pandang, tindakan dan hal lainnya yang di deskripsikan secara detail dan jelas pada suatu fenomena. Sedangkan Saryono memberikan pendapat bahwa penelitian dengan jenis kualitatif adalah penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk mencari tahu suatu fenomena, menemukan dan juga menggambarkan hingga mendeskripsikan bagaimana kualitas yang diberikan dari sebuah pengaruh sosial.
Soegianto menyatakan bahwa penelitian berjenis kualitatif memiliki tujuan untuk menggambarkan sebuah permasalahan secara detail dengan cara mengumpulkan data akurat sebanyak-banyaknya dengan pertimbangan data tersebut sesuai dengan permasalahan atau fenomena yang sedang diteliti. Metode penelitian ini memiliki sudut pandang objektif yang lebih kecil apabila di sejajarkan dengan penelitian berjenis kuantitatif. Karena pada dasarnya, penelitian ini memiliki metode yang lebih berfokus untuk mengedepankan bagaimana data-data yang diperoleh dapat memperdalam dan memperjelas suatu fenomena, bukan mengedepankan kuantitas data (Harahap, 2020).
Teknik pengambilan data dari penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara, mengamati dan juga melalui pengumpulan data berupa studi pustaka.
Menurut Moleong (2001:103), pengambilan data pada penelitian kualitatif adalah sebuah prosedur yang harus dilakukan dengan capaian hasil berupa data yang dideskripsikan secara tertulis, lisan dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait,
maupun dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung. Menurut Creswell (2009 : 145), analisis data dari penelitian yang dilakukan secara kualitatif mewajibkan penelitinya untuk membuat aktivitas yang bersamaan dengan pengumpulan data serta menulis laporan penelitian. Dalam hal ini, analisis data tidak dapat dipisahkan dengan mengumpulkan data. Namun harus dilakukan secara bersamaan. Pada proses pengumpulan data, peneliti harus memperhatikan 3 hal penting dalam komponen dalam menganalisis sebuah data, yaitu dengan cara memilah atau mereduksi data yang didapatkan, menyajikan data serta menyimpulkan atau memverifikasi data yang didapat di akhir penelitian (Prihartono, 2016).
Hasil dan Pembahasan
Dilansir dari Kompas.com (2021), Pasar merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing. Definisi pasar sendiri adalah sebuah tempat yang didalamnya digunakan untuk kegiatan menjual dan membeli atau juga dapat dikatakan sebagai tempat untuk transaksi suatu kebutuhan. Begitu juga dengan yang Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang. Dimana, pada kedua Pasar tersebut adalah sebuah tempat yang digunakan untuk transaksi jual beli makanan, cemilan dan minuman. Namun, di kedua pasar ini masing-masing memiliki ciri khas tersendiri untuk menarik konsumen. Dimana, kedua pasar ini adalah pasar yang lebih berfokus pada pasar sektor pariwisata.
Penelitian ini akan menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan atau perbandingan dari kedua destinasi wisata yang berada di desa tersebut.
A. Analisis Pengelolaan Pasar Kamu
6 Pasar Kamu atau singkatan dari Pekan
Sarapan Karya Anak Muda ini terletak di desa Pantai Lebu, Kecamatan Denai Lama, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Salah satu penguat atas berdirinya pasar ini adalah Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 28 Tahun 2022 Tentang Pariwisata. Didalamnya ditekankan bahwa Kabupaten Deli Serdang memiliki prioritas pada pembangunan sektor pariwisata.
Terlebih, dengan memunculkan wisata yang terletak di desa-desa se Kabupaten Deli Serdang. Menurut Abang Brama Kumbara, selaku Guide lokal dan juga salah satu pendiri dari Pasar Kamu menyatakan bahwa Pasar Kamu sudah ada sejak tahun 2019 akhir.
Sehingga, sebelumnya memang belum ada aturan yang baku mengenai pembangunan desa wisata.
1. Strenght (Kekuatan)
Pasar Kamu merupakan pasar yang sudah berdiri sejak akhir 2019. Pasar Kamu memiliki dampak yang baik bagi kesejahteraan masyarakat sekitanya.
Karena, pada pembangunan sektor wisata Pasar Kamu mencakup banyak aspek dan megubah kondisi atau dampak bagi masyarakatnya, seperti pada sisi sosial, lingkungan, ekonomi dan lain sebagainya. Pasar Kamu memiliki kekuatan yang cukup baik karena pengelolaannya. Pemerintah Desa ikut andil dalam mengelola dan mengembangkan sektor wisata terutama Pasar Kamu dengan memfasilitasi para pelaku usaha di pasar kamu melalui pemberian bantuan berupa modal kredit melalui BUMDES yang dikelola oleh Desa serta karang taruna yang ada di Desa Denai Lama (Bahri, 2023).
Alat tukar di Pasar Kamu adalah menggunakan koin yang diberi nama Tempu. Tempu adalah alat tukar yang
disepakati untuk digunakan di area wisata Pasar Kamu. Alat tukar tersebut berbentuk koin yang terbuat dari tempurung atau batok kelapa dan bercorak serta bertuliskan Tempu. Hal ini menjadi sebuah hal yang menarik bagi wisatawan karena menggunakan konsep tukar menukar yang berbeda. Satu tempu bernilai Rp.2000.
Yang menjadi daya tarik adalah, penjual di pasar ini menjual makanan tradisional. Makanan dan minuman yang dijual beragam, mulai dari es durian, es buah naga, kue lupis, cenil, klepon, tiwul, grontol, nasi birani, nasi pecel dan lain sebagainya.
Selain Pasar Kamu, di wilayah yang sama juga terdapat wisata lainnya, seperti Agrowisata Paloh Naga. Selain itu, yang menjadi kelebihan lainnya adalah, masyarakat sekitar juga memiliki usaha mandiri yang juga dapat menambah dan membantu kesejahteraan masyarakat.
Seperti usaha Lebah Madu yang dimiliki oleh bapak Sholihin, yaitu budidaya lebah madu jenis lebah Trigona. Dimana, usaha-usaha tersebut juga dapat dikunjungi oleh wisatawan dan juga dapat digunakan sebagai wisata edukasi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Pasar Kamu terletak di ujung Kabupaten Deli Serdang dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Serdang Bedagai. Sehingga, letak dari Pasar Kamu cukup jauh dari kota dan keramaian. Selain itu, berdasarkan kunjungan yang penulis lakukan, akses jalan menuju Pasar Kamu sangatlah sempit dan masih terdapat beberapa titik yang rusak.
Untuk membawa rombongan dalam skala besar,hanya bus berukuran sedang
7 saja yang dapat masuk ke area Pasar
Kamu. Namun, terdapat satu titik yang sulit untuk bus berbelok menuju ke arah Pasar Kamu karena letaknya yang berbelok kurang lebih dengan sudut 45o. Dimana, belokan tersebut terletak tepat di ujung jembatan, yang ujung tembok jembatan tersebut menjadi penghalang untuk bus dapat berbelok ke jalan tersebut.
Jarak Pasar Kamu dari jalan provinsi adalah 13 KM. Jarak yang beigtu jauh untuk dapat ditempuh dengan medan jalan yang tidak sepenuhnya mulus. Hal ini juga menjadi sebuah kelemahan bagi Pasar Kamu.
Selain itu, antrian pada tiap kios yang memanjang menjadi sebuah kelemahan yang dimiliki oleh Pasar Kamu. Kemasan makanan yang sangat sederhana dan kurang menarik, kios dan warungnya belum tertata dengan rapi, manajemen yang belum baik, pelayanan yang alakadarnya hingga masalah higienis atau standart kualitas makanan yang kurang diperhatikan juga menjadi permasalahan yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung (Pujiati et al., 2022).
3. Opportunities (Peluang)
Warga masyarakat di daerah berdirinya Pasar Kamu, memiliki kesempatan dan peluang besar yang dihadirkan atas berdirinya Pasar Kamu.
Menurut Dedy, salah satu (1) dari empat (4) pendiri Pasar Kamu menyatakan salah satu dasar berdirinya Pasar Kamu adalah memberikan peluang bagi masyarakat di sekitar Pasar Kamu. Sebab, status pendidikan pemuda di wilayah Pasar Kamu sebagian besar berhenti di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena ekonomi menyebabkan terhambatnya pendidikan masyarakat sekitar. Sehingga, dengan adanya Pasar Kamu, pemuda- pemuda dan masyarakat sekitar memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat merubah keadaannya menjadi lebih baik.
Peluang-peluang dan upaya pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan memaksimalkan potensi unggul yang ada di daerah tersebut, seperti alam, sawah sungai dan pantai. Potensi tersebut dipadukan dengan budaya, untuk menarik wisatawan dan juga sekaligus memperkenalkan budaya yang ada.
Sehingga, bapak Dedy dan rekan- rekannya mempelajari dan memaknai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 mengenai upaya Pemajuan Kebudayaan sebagai dasar awal dalam mendirikan Pasar Kamu (Aricindy, 2022).
4. Threats (Ancaman)
Pasar Kamu tidak memiliki ancaman terhadap persaingan dengan pasar modern. Karena, konsep dari Pasar ini adalah bukan Pasar Tradisional yang menjajakan bahan kebutuhan pokok, yang dewasa ini pasar modern juga menyediakan kebutuhan yang sama.
Konsep Pasar ini adalah Pasar Wisata, yang mana pasar ini digunakan untuk berwisata dan sebagai salah satu sarana berkumpul dan bersenang-senang keluarga. Ancaman pasar ini justru hadir dari internal pengelolaan pasar itu sendiri. Dimana, bapak Sofyan sebagai salah satu pendiri Pasar Kamu menyatakan demikian. Karena perbedaan pendapat, dapat menjadi ancaman yang cukup serius dalam pengelolaan wisata Pasar Kamu.
8 Selain ancaman internal, karena letak
Pasar Kamu yang berada di ruang terbuka dan cukup dekat dengan laut, maka ancaman dari faktor alam juga menjadi salah satu ancaman yang serius. Terlebih ketika hujan, maka pengunjung Pasar Kamu akan kesulitan untuk berteduh dan menikmati wisata dibawah rindangnya pepohonan yang ada.
B. Analisis Pengelolaan Pasar Dhoplang
Pasar Dhoplang merupakan pasar wisata yang terletak di Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah. Pasar Dhoplang berdiri pada tahun 2018, satu tahun lebih awal dari Pasar Kamu.
Namun, konsep yang dilahirkan sama saja.
Yaitu pasar wisata yang menjual makanan tradisional khas daerah dan diharapkan menjadi sarana wisata keluarga.
1. Strenght (Kekuatan)
Lokasi Pasar Dhoplang memang jauh dari pusat kota Wonogiri, Jawa Tengah.
Namun, Pasar Dhoplang ini mudah dijangkau karena jaraknya dengan jalur utama Ponorogo – Solo via Wonogiri tidaklah jauh. Jaraknya hanya sekitar 3 KM saja. Dan akses menuju Pasar Dhoplang juga dikatakan cukup mudah.
Sehingga ketika terdapat rombongan yang cukup besar membawa bus, wisata ini dapat diakses dan jalurnya dapat dilalui oleh bus.
Dilansir dari tumpi.id (2020), dikarakan bahwa Pasar Dhoplang melarang para penjualnya menggunakan penyedap, pewarna dan pengawet makanan. Pengolahan makanan ditempat, pengelola melarang pedagang memasak menggunakan kompor gas. Melainkan menggunakan kayu dan arang. Selain itu, penggunaan plastik juga sangat dilarang di
pasar wisata tersebut (Ganung, 2020). Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Kebijakan Dan Strategi Provinsi Jawa Tengah Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Didalam peraturan tersebut dikatakan untuk mengurangi atau tidak berbelanja menggunakan kantung plastik. Maka, pengelola dari Pasar Dhoplang ikut andil dalam mendukung Peraturan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Alat tukar yang digunakan di pasar ini adalah Uang Kethip. Dimana, alat tukar ini berbentuk koin yang masing-masing koinnya terdapat nilai tukarnya masing- masing. Angka pada tiap koin uang kethip menandakan nilai tukarnya. 1 berarti Rp.1000, 2 berarti Rp. 2000, 5 berarti Rp.5000, 10 yaitu Rp.10.000, 20 berarti Rp. 20.000, dan yang tertinggi 50 yaitu Rp.50.000.
Pasar ini menjajakan beragam makanan dan minuman tradisional. Seperti sego tiwul, sego berkat, gatot, grontol, sego pecel, soto dan lain sebagainya
Pasar Dhoplang juga dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Kabupaten Wonogiri (Veronika et al., 2023).
Kelebihan pasar ini dibandingkan dengan Pasar Kamu yaitu nilai tukar koin yang lebih berfariatif, tempat yang lebih tertata dan suasananya yang lebih nyaman.
Penyajian yang sama sekali tidak menggunakan plastik dan memasaknya tidak menggunakan gas juga menjadi kelebihan bagi Pasar Dhoplang.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Akses menuju ke Pasar Dhoplang tidak terlalu sempit. Namun, untuk penyediaan lahan parkir pengunjung dirasa kurang. Karena, luas wilayah dan
9 luas jalanan di Pasar Dhoplang tidak
terlalu besar. Tidak ada lahan kosong yang dapat dimanfaatkan, karena letak dari Pasar Dhoplang sendiri berada di antara pesawahan warga. Sehingga, apabila pengunjung membawa rombongan besar atau menggunakan bus maka akan kesulitan dalam memarkirkan bus tersebut. Karena, apabila bus tersebut diparkirkan di pinggir jalan seperti mobil pribadi maka jalan tersebut hanya akan menyisakan sedikit ruang untuk pengendara lainnya.
Pasar yang buka hanya 1 kali dalam seminggu menyebabkannya menjadi sebuah kelemahan ketika berbicara mengenai target pasar. Yaitu, kemungkinan besar mereka hanya menargetkan kepada orang yang tidak bekerja atau tidak memiliki aktivitas pada hari minggu. Sehingga, orang yang tidak bisa menentukan hari liburnya tidak dapat setiap saat mengunjungi tempat wisata ini.
3. Opportunities (Peluang)
Pasar Dhoplang memiliki peluang yang besar pada sektor ekonomi yang pemerintah harus ikut andil dalam mengelolanya. Selain itu, peluang kerja juga menjadi salah satu manfaat yang diterima oleh warga sekitar yang mungkin saja belum memiliki pekerjaan.
Karena, mereka bisa berjualan di sana asalkan memiliki kemauan. Sehingga, Pasar Dhoplang juga ikut andil dalam mendukung dan membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
Peluang ini dimaksimalkan dengan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Pada BAB IV Pasal 6, menjelaskan mengenai pembangunan pada sektor pariwisata dapat dilakukan
dengan memperhatikan keberagaman yang ada dan kekhasan budaya serta sumber daya alam disekitarnya.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, pemerintah dituntut untuk dapat mengembangkan pedesaan melalui 4 aspek, yaitu aspek Pemerintahan,
Pembangunan, Pembinaan
Kemasyarakatan dan Pemberdayaan masyarakat yang ada di desa tersebut (Santoso, 2016).
4. Threats (Ancaman)
Pasar Dhoplang dalam satu minggu hanya buka satu hari saja. Pasar ini hanya buka pada hari Minggu saja. Dalam hal ini, persaingan dan ancaman dari pesaing yang lain cukup besar. Terlebih, terdapat banyak wisata yang jaraknya tidak terlampau jauh dari Pasar Dhoplang, yang tempatnya lebih dingin dan lebih nyaman untuk dikunjungi dan tentu wisata tersebut buka setiap hari. Seperti wisata yang terletak di perbatasan antara Wonogiri dengan Kabupaten Magetan.
Mengenai waktu buka ini tentu menjadi ancaman bagi Pasar Dhoplang. Karena, tidak setiap saat dan tidak setiap waktu dapat dikunjungi oleh pengunjung.
Terlebih jika wisata lain disekitarnya memiliki waktu buka yang lebih panjang dari Pasar Dhoplang ini.
Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang didalamnya terdapat banyak sekali keragaman. Keragaman yang ada di Indonesia dapat di rasakan dari sisi adat istiadat, budaya, kepercayaan, suku bahkan
10 hingga bahasa. Maka dari itu, Indonesia
terkenal dengan negara yang memiliki kekayaan budaya, bahasa, suku, adat, bahkan kaya dalam segi sumber daya alam sekalipun.
Pariwisata adalah satu dari sekian banyak sumber pendapatan negara yang memberikan pendapatan yang sangat berarti untuk keberlanjutan pembangunan di Indonesia.
Pasar Kamu dan Pasar Dhoplang merupakan dua pasar yang memiliki konsep cukup sama. Dimana kedua pasar tersebut merupakan pasar wisata yang menjual makanan dan minuman tradisional di daerahnya masing-masing. Namun dalam pengelolaannya, kedua pasar tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Dimana, Pasar Kamu notabene terletak di dekat kota metropolitan sehingga jumlah pengunjung yang datang lebih banyak dibandingkan dengan Pasar Dhoplang.
Sedangkan dari segi kios, pedagang dan makanannya, Pasar Dhoplang memiliki kelebihan karena komitmen dalam mengolah makanan hingga penyajiannya yang memperhatikan nilai higienis dan kesehatan.
Dari kedua pasar ini, Pasar Kamu lebih unggul dari segi peran pemerintahnya yang ikut dan mendukung keberlangsungan Pasar Kamu. Sehingga, dari masing-masing Pasar yang ada memiliki kelebihan, kekurangan, peluang dan ancamannya sendiri.
11 Referensi :
Buku
DF, F. N. (2020). Teknik Analisis SWOT.
Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Harahap, N. (2020). Penelitian Kualitatif (H.
Sazali (ed.)). Wal Ashri Publishing.
http://repository.uinsu.ac.id/9105/1/Bu ku Metodologi Penelitian Kualitatif DR.
NURSAPIA HARAHAP, M.HUM.pdf
Artikel jurnal
Aricindy, A. (2022). Pelestarian Panganan Tradisional Melalui Pasar Kamu Kawan Lama dalam Mengembangkan Wisata Kuliner di Daerah Pantai Labu. Jurnal Pendidikan Antropologi, 4(1), 47–54.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.
php/bdh/article/view/35639/18576 Bahri, S. (2023). Implikasi Kebijakan
Pembangunan pada Sektor Pariwisata di Pasar Kamu, Kabupaten Deli Serdang.
Langgas: Jurnal Studi Pembangunan,
2(2), 103–107.
https://doi.org/10.32734/ljsp.v2i2.1147 7
Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T. (2020).
Analisis Komponen Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Wonopolo Kota Semarang. Journal Of Public Policy And Management Review, 9(4), 159–
175.
Harahap, N. (2020). Penelitian Kualitatif (H.
Sazali (ed.)). Wal Ashri Publishing.
http://repository.uinsu.ac.id/9105/1/BU KU METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF DR. NURSAPIA HARAHAP, M.HUM.pdf
Prayogi, D. (2017). Pengembangan Potensi Wisata Kuliner Kota Malang Berbasis Sumber Daya Lokal. Jurnal Pariwisata
Pesona, 2(1), 1–13.
https://doi.org/10.26905/jpp.v2i1.1260 Prihartono, A. W. (2016). Surat Kabar &
Konvergensi Media (Studi Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos). CHANNEL: Jurnal Komunikasi, 4(1), 105–116.
https://doi.org/10.12928/channel.v4i1.4 210
Pujiati, Dalimunte, R., Khairina, & Purnama, F. (2022). Pengembangan Potensi Budaya Wisata Kuliner Pasar Kamu (Pekan Sarapan Karya Anak Muda) Desa Denai Lama, Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(7), 5681–5692.
Purwaning Tyas, A. S. (2017). Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan, 1(2), 38.
https://doi.org/10.22146/jpt.24970 Santoso, P. (2016). Respon Masyarakat dan
Pemerintah Desa dalam Menangkap Peluang Pengembangan Pariwisata di Bawean. Biokultur, 5(2), 262–271.
Setiawan, N. A., & U., F. H. (2014). Strategi Promosi dalam Pengembangan Pariwisata Lokal di Desa Wisata Jelekong. Trikonomika, 13(2), 184.
https://doi.org/10.23969/trikonomika.v 13i2.613
Susyanti, D. W., & Latianingsih, N. (2014).
Potensi Desa melalui Pariwisata Pedesaan. Epigram, 11(1), 65–70.
Veronika, A., Kadenun, K., & Wahyudi, W.
(2023). Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Uang Kethip di Pasar Dhoplang Desa Pandan Slogohimo Wonogiri.
Social Science Academic, 1(1), 129–
136.
https://doi.org/10.37680/ssa.v1i1.2906 Wibawati, D., & Prabhawati, A. (2021).
Upaya Indonesia Dalam
Mempromosikan Wisata Kuliner Sebagai Warisan Budaya Dunia.
Journal of Tourism and Creativity, 5(1), 36–44. https://doi.org/10.21856/j-
12 pep.2021.4.08
Yuliani, W. (2018). METODE
PENELITIAN DESKRIPTIF
KUALITATIF DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING.
Quanta, 2(2), 83–91.
https://doi.org/10.22460/q.v2i1p21- 30.642
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B.
(2018). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu Komunikasi. Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83–90.
https://doi.org/10.17933/diakom.v1i2.2 0
Artikel jurnal di situs web
Ganung. (2020, Februari 17). Tumpi.id.
Diambil kembali dari Pasar Dhoplang, Wisata Kuliner Tempo
Doeloe di Wonogiri:
https://tumpi.id/pasar-dhoplang- wisata-kuliner-tempo-doeloe-di- wonogiri/
Profil
Jelaskan latar belakang penulis dan institusi saat ini
Profil penulis pertama Profil penulis kedua