PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai dasar ibadah, zakat merupakan salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima, sebagaimana tercantum dalam hadis berikut. 13 Sikap tegas ini menunjukkan bahwa tindakan menghilangkan zakat merupakan tindakan pidana dan bila dibiarkan akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan buruknya kehidupan masyarakat. Namun jika amil zakat tidak menjalankan perannya dengan baik dalam mengelola dana zakat, maka harapan kesejahteraan tujuh asnaf lainnya akan menjadi mimpi buruk.
Meskipun telah diketahui dan dipahami betapa indahnya hukum zakat apabila dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, namun sampai saat ini pelaksanaan ibadah zakat belum terlaksana sebagaimana mestinya. Potensi zakat Indonesia di atas kertas sangat luar biasa, apalagi jika dijumlahkan dengan infaq, sadaqah, dan wakaf diperoleh angka yang cukup fantastis. UIN Jakarta memperkirakan potensi zakat Indonesia sebesar Rp19 triliun per tahun, sedangkan badan PIRAC memperkirakan sebesar Rp20 triliun.
BAZ Kabupaten Kulon Progo berdiri sejak tahun 2009 dan telah cukup lama menjalankan fungsinya sebagai lembaga sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap BAZ di Kabupaten Kulon Progo.
Rumusan Masalah
Salah satu penyebab zakat masih belum berfungsi sebagai instrumen pemerataan dan belum optimal serta kurang efektifnya tujuan zakat adalah karena pengelolaan zakat yang belum dilakukan dengan baik, baik secara pengetahuan pengelola maupun instrumennya. manajemen. dan tujuan zakat.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kajian Pustaka
Antara lain “Hukum Zakat” karya Yusuf Qardawi19 yang menjelaskan masalah zakat dan kedudukannya dalam Islam serta perhatian agama terhadap kemiskinan. Zakat in the Modern Economy” menjelaskan pentingnya pengelolaan zakat yang dikelola oleh lembaga pengelola zakat (BAZ). Untuk menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, maka perlu dilakukan pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung jawab.
Sedangkan fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan zakat dan kesejahteraan masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengelola muzakki dan mustahiq. Oleh karena itu, walaupun tidak jelas, dapat dipahami bahwa ayat ini mengandung perintah bagi umat Islam untuk membentuk suatu organisasi yang mengurusi pengumpulan dan pendistribusian zakat.28. 32 Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sahih al-Bukhari (tt: Dar al-Fikr, .1981), II: 108, “Kitab Zakat”, “Bab Wujuh az-Zakat”. Hadits dari Abu 'Ashim adh-Dhukhaq bin Makhladin dari Zakarya bin Ishaq dari Yahya bin 'Abdullah bin Shoifi dari AbiMa'bud dari Ibnu Abbas R.A.
Terkait pengelolaan zakat, Yusuf Qardawi berpendapat, penyelenggaraan zakat mutlak dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga khusus yang memiliki sistem pengelolaan fungsional dan profesional. 35 Oleh karena itu, sudah menjadi tugas utama lembaga pengelola zakat agar penatausahaan atau pengelolaan zakat dapat berjalan dengan efisien dan pada akhirnya dapat memanfaatkan fungsi zakat sebagaimana mestinya yaitu mengentaskan kemiskinan. Pengertian pengelolaan zakat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat adalah perencanaan, pelaksanaan dan koordinasi kegiatan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. 38 Menurut Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Organisasi Pengelola Zakat adalah lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan dana zakat. , infaq dan umum 39.
43 Didin Hafidhuddin, Kekuatan Zakat: Studi Banding Pengelolaan Zakat di Asia Tenggara, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal. Badan amil zakat sebagai lembaga pemerintah dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan zakat. Data yang dimaksud adalah data terkait pengelolaan zakat dan pengelolaan mustahiq dan muzak dari BAZ Kabupaten Kulon Progo.
Merupakan penelitian yang menilai efektivitas pengelolaan zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta penilaian terhadap pengelolaan mustahiq dan muzakki, yang kemudian ditindaklanjuti dengan rekomendasi perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan zakat oleh BAZ Kabupaten Kulon Progo. Yaitu menyoroti pelaksanaan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh pengurus BAZ Kabupaten Kulon Progo, apakah sudah sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Peraturan Pengelolaan Zakat, 65 yang mengatur masalah pengelolaan zakat secara efisien, profesional dan secara modern. Pertama, bagi pimpinan BAZ Kabupaten Kulon Progo yaitu: pihak yang dapat memberikan informasi atau data mengenai pengelolaan zakat, topik-topik yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan zakat.
Metode ini digunakan ketika mencari data yang diperoleh dari dokumen institusi yang menjadi subjek penelitian dan relevan dengan tujuan penelitian, seperti arsip dan laporan tahunan pengelolaan zakat. Menganalisis data, peneliti terlebih dahulu menjelaskan data yang diperoleh di lapangan mengenai pelaksanaan pengelolaan zakat di BAZ Kabupaten Kulon Progo. Bab ketiga merupakan analisis terhadap hasil data yang dikumpulkan di lapangan oleh peneliti mengenai pelaksanaan pengelolaan zakat dalam kaitannya dengan syariat dan landasan hukum Islam.
Pengelolaan zakat yang modern dan profesional harus diterapkan agar BAZNAS di Kabupaten Kulonprogo dapat terwujud dengan pengelolaan yang efektif.
Kerangka Teori
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengumpulkan data dengan cara menggali data secara intensif disertai analisis terhadap data atau informasi yang ada. Utamanya yaitu data yang diperoleh langsung dari pengurus BAZ Kabupaten Kulon Progo selaku penyelenggara zakat, muzakki dan mustahiq sebagai alat cross check data. Sekunder (Tertulis); dalam bentuk buku; yang digunakan sebagai landasan teori dan membantu menganalisis permasalahan, serta dokumen dari BAZ Kabupaten Kulon Progo yang mendukung data dalam penelitian ini.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin 67 Saat melakukan wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh informan dengan menggunakan instrumen panduan wawancara. 66 Artinya, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil subjek bukan berdasarkan lapisan, kebetulan, atau permukaan, melainkan berdasarkan tujuan tertentu (tujuan penelitian). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan desain seperti ini diharapkan penelitian ini dapat mengungkap fenomena-fenomena sosial guna menemukan tujuan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan di atas.
Sedangkan pola pikir yang digunakan adalah induktif, yaitu bermula dari data konkrit dan peristiwa konkrit dari hasil penelitian, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. Dimulai dari kegiatan pengumpulan, pendistribusian hingga pemanfaatan zakat, dilanjutkan dengan pemaparan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan hingga sampai pada suatu kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
Sistematika Pembahasan
Sumber utama dana zakat saat ini berasal dari infaq dan sadaqah dari pegawai di berbagai instansi dan dinas daerah di Kabupaten Kulonprogo, baik negeri maupun swasta. Besaran infaq dan sadaqahnya sesuai dengan keikhlasan pegawai itu sendiri, meski ditentukan oleh Kementerian Agama. Sedangkan mekanisme penarikannya adalah gaji langsung dipotong setiap bulannya oleh bendahara gaji di SKPD atau BUMD sesuai kemampuan pegawai.
Penyaluran zakat yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Kulonprogo dibagi menjadi empat kelompok asnaf, yaitu: pertama, kelompok fakir dan miskin sebesar 50%, kedua, kelompok mualaf dengan porsi 10%, ketiga, sabililah sebesar 30%, dan pada bagian bawah ditampilkan. dalam balap dan objek ibadah (masjid). ) sebesar 10%. Proporsi ini menjadi acuan dasar, namun tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu dapat berubah, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mustahiq serta jumlah dana yang dimiliki BAZNAS. Hal ini dibuktikan dengan kecilnya sumber dana yang terkumpul, sehingga penyaluran dana terbatas, ruang pemanfaatan zakat produktif masih sangat kecil, amil zakat belum bekerja penuh waktu, sehingga kurangnya komitmen dalam pengelolaan. zakat, kecuali uraian tugas yang telah ditetapkan belum dilaksanakan dengan baik.
Minimnya sosialisasi tentang zakat menyebabkan banyak masyarakat khususnya masyarakat miskin yang belum mengetahui program-program yang ada di BAZNAS Kabupaten Kulonprogo. Oleh karena itu, Amil harus mensosialisasikan program-programnya, serta transparansi manajemen dalam pengelolaan dan peredaran keuangan, agar masyarakat menaruh kepercayaan kepada BAZNAS Kabupaten Kulonprogo. Alangkah baiknya jika BAZNAS lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyediaan dana zakat yang dikoordinasikan dengan baik oleh suatu lembaga (BAZNAS) akan mampu menyalurkan zakat dengan baik, sehingga mustahiq tidak minder terhadap dana yang diterima, dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. akumulasi bantuan yang diberikan kepada satu pihak.
Dalam pendataan, BAZNAS hendaknya sering turun ke lapangan agar tidak ada masyarakat miskin yang tertinggal saat menerima bantuan BAZNAS berupa zakat. Amil merupakan bagian terpenting di BAZNAS karena memerlukan individu-individu yang mengetahui cara bekerja berdasarkan keinginan masyarakat. Pengeluaran zakat produktif hendaknya dipantau melalui program pengawasan dan pendampingan agar dana yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi usaha produktif, pengalihan dana untuk belanja konsumsi dapat dikurangi dan pada akhirnya mustahiq dapat membelanjakan dana zakat secara maksimal.
Thawil, Nabil Subhi ath-, Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-negara Muslim, diterjemahkan oleh Muhammad Bagir, ed.
Pengumpulan Zakat
Pendistribusian Zakat
Pendayagunaan Zakat
Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta Yayasan Penyelenggara Terjemahan Al-Qur'an Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: CV.
Faktor Pendukung dan Penghambat
PENUTUP
Saran