• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN KEMASAN PRODUK COKELAT BUBUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT. XYZ

N/A
N/A
Putri Sakti Fujiyanti A

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN KEMASAN PRODUK COKELAT BUBUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT. XYZ "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jum’at 01 Desember 2023

Metode Pelaporan Dosen : Dr. Andi Early Febrinda, S.T.P, M.P.

ANALISIS PENGENDALIAN KEMASAN PRODUK COKELAT BUBUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

PADA PT. XYZ

Disusun oleh:

Putri Saktu Fujiyanti A.

J0305211029/AP2

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2023

(2)

ANALISIS PENGENDALIAN KEMASAN PRODUK COKELAT BUBUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

PADA PT. XYZ

PUTRI SAKTI FUJIYANTI A.

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2023

(3)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran penting dalam skala global karena menjadi bahan pokok untuk pembuatan cokelat yang menyumbang rasa dan aroma unik dan tidak dapat digantikan oleh bahan lain. Masyarakat di seluruh dunia menikmati cokelat dalam berbagai macam bentuk dengan konsumsi biji kakao mencapai lebih dari 3 juta ton per tahun (Purba et al. 2018). Pada periode tahun 2002-2015, konsumsi kakao dalam bentuk cokelat bubuk di Indonesia mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dengan peningkatan sekitar 53,77% per tahun. Peningkatan konsumsi yang paling mencolok terjadi pada 2012 dengan konsumsi cokelat bubuk mencapai 83,6 gram per kapita (Raihanah 2018).

Menghasilkan produk cokelat yang bekualitas tidak hanya bergantung pada jenis varietas kakao, melainkan juga pada proses produksi yang diterapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini sebuah perusahaan memegang peranan penting dalam menjaga kualitas produk cokelat dalam sistem produksi. Pangawasan hasil produksi sangat diperlukan untuk menekan jumlah produk cacat dan rusak. Produk cacat merupakan barang yang dibuat selama proses produksi namun memiliki kekurangan yang menyebabkan nilai mutunya kurang baik dan tidak sempurna (Yusuf dan Supriyadi 2020). Produk cacat yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dan berdampak pada biaya kualitas dan kepuasan konsumen.

Semakin banyak produk cacat yang dihasilkan maka semakin besar biaya kualitas yang dikeluarkan, sehingga dapat memungkinkan adanya tindakan inspeksi maupun pengerjaan ulang (rework).

Adanya produk cacat sebenarnya dapat diminimalkan atau dihindari apabila perusahaan mampu melakukan proses produksi dengan benar sejak awal. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu mengendalikan kualitas produknya yang bertujuan untuk menekan jumlah produk yang cacat seminimal mungkin, menjaga produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas perusahaan, dan menghindari lolosnya produk cacat ke tangan konsumen. Perusahaan perlu melakukan pengawasan dan pengendalian secara intensif baik pada kualitas baham baku, proses produksi, maupun produk akhir.

PT. XYZ merupakan salah satu industri pangan yang memproduksi cokelat bubuk. Perusahaan tersebut berlokasi di Jalan Raya Dayeuhkolot No.

84, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini sering mengalami beberapa masalah terkait dengan proses produksi yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik dari segi materi maupun kepuasan konsumen. Salah satu permasalahan di PT. XYZ adalah pada proses pengemasan produk, seperti adanya robek atau lubang yang disebabkan oleh mesin yang digunakan selama proses produksi. Masalah lain yang menyebabkan kerusakan pada kemasan yakni berasal dari pihak pemasok, seperti black spot dan jahitan yang tidak

(4)

Berdasarkan uraian di atas, untuk meminimalkan tingkat kerusakan pada kemasan produk cokelat, maka perusahaan harus memiliki teknik pengedalian yang baik untuk membuktikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang terkendali sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mencegah adanya kerugian yang lebih besar. Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan analisis pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk dengan metode Six Sigma pada PT. XYZ.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang masalah tersebut di antaranya:

1. Bagaimana pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT.

XYZ menggunakan metode Six Sigma?

2. Apa saja kendala dalam pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT XYZ?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian yang dilakukan di PT. XYZ di antaranya:

1. Menganalisis pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT.

XYZ

2. Menganalisis kendala dalam pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT. XYZ

1.4 Manfaat

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh PT. XYZ dalam mengambil keputusan terkait dengan pengendalian kualitas kemasan pada produk cokelat bubuk yang dihasilkan.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan produk cacat dan pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT. XYZ.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membuka kemungkinan dilakukannya penelitian-penelitian lanjutan mengenai kualitas kemasan produk cokelat bubuk.

1.5 Ruang lingkup

Ruang lingkup kegiatan magang di PT. XYZ mencakup kegiatan wawancara dan observasi untuk menganalisis pengendalian kualitas kemasan produk cokelat bubuk di PT. XYZ menggunakan metode Six Sigma untuk meminimalisir dan mengurangi produk cacat selama periode Januari-Juni 2024.

(5)

III METODE 3.1 Waktu dan tempat

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan di PT. XYZ yang berlokasi di di Jalan Raya Dayeukolot No.84, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari Januari 2024 sampai dengan Juni 2024. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan mengikuti hari kerja PT. XYZ, yaitu mulai dari Senin hingga Jum’at selama 8 jam/hari yaitu pukul 08.00-16.00 WIB.

3.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian di PT. XYZ meliputi alat tulis, laptop, dan software. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian berupa data primer yaitu data produksi dan data jenis kecatatan di PT. XYZ.

3.3 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara (interview) dengan pihak-pihak terkait guna memperoleh keterangan dan informasi mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian serta melakukan observasi secara langsung dilapangan. Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, yaitu mengumpulkan teori-teori dan konsep sebagai landasan teoritis yang didapatkan dari buku-buku, artikel jurnal, dan informasi lainnya yang relevan.

3.4 Analisis data

Analisis data dilakukan menggunakan metode Six Sigma yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.

a. Define merupakan tahap awal dalam metode Six Sigma, pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah yang timbul diperusahaan seperti jenis-jenis cacat yang terjadi, jumlah cacat, dan persentase jumlah cacat serta penentuan Critical To Quality (CTQ).

b. Measure adalah tahap kedua dalam metode Six Sigma untuk menentukan nilai DPOM (Defect Per Million Opportunities) dan nilai Sigma Level untuk mengukur kinerja Perusahaan. Persamaa yang digunakan adalah:

DPMO = Total Cacat Produksi

Total Produksi x 1.000.000

c. Analyze merupakan tahap ketiga dalam metode Six Sigma, kegiatan ini berupa analisis terhadap faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian produk. Alat bantu

(6)

dalam melakukan analisis faktor penyebab cacat yaitu diagram sebab-akibat (Ishikawa).

d. Improve pada metode Six Sigma merupakan proses penetapan rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas. Tahap ini dapat dapat berupa perbaikan, omplementasi dari perbaikan, perhitungan DPMO dan Sigma Level setelah perbaikan, dan analisis hasil perbaikan.

e. Control merupakan tahap terakhir dalam peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini diperoleh hasil nilai DPMO dan nilai Sigma dari hasil perbaikan yang akan dikendalikan oleh pihak Perusahaan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Purba HH, Maarif MS, Yuliasih I, Hermawan A. 2018. Pengembangan produk makanan cokelat berbasis preferensi konsumen. J. Teknol. Ind. Pertan.

28(1):40–47. doi:10.24961/j.tek.ind.pert.2018.28.1.40.

Raihanah N. 2018. Analisis pengendalian kualitas produk coklat batang (BAR) berdasarkan kebutuhan konsumen di pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia (PPKKI) [Skripsi]. Malang: Universitas Brawijaya.

Yusuf M, Supriyadi E. 2020. Minimasi penurunan defect pada produk meble berbasis prolypropylene untuk meningkatkan kualitas. J. Ekobisman.

4(3):244–255. doi:10.35814/jeko.v4i3.1465.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan tahap peningkatan kualitas Six sigma dengan melakukan pengukuran, rekomendasi ulasan perbaikan kepada perusahaan tentang masalah kecacatan produk yang terjadi

Dengan metode six sigma kemudian dilakukan pengendalian dengan menganalisa penyebab kecacatan dengan fishbone diagram didapat faktor faktor penyebab defect ada

Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya bahwa skripsi saya yang berjudul, ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA- DMAIC DALAM UPAYA MENGURANGI

Dengan penyusunan penelitian ini diharapkan dapat menganalisis proses pengendalian kualitas pada PT Rackindo Setara Perkasa dengan menggunakan metode six sigma dan

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengendalian kualitas produk herbal adalah dengan menggunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC

Hasil dan Pembahasan Berikut merupakan hasil pengolahan data menggunakan metode Six Sigma: 4.1 Define Pada tahap define, identifikasi yang dilakukan berdasarkan karakteristik jenis

Penelitian ini menggunakan Metode Marvin E. Mundel dan Six Sigma untuk mengukur produktivitas dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan produk cacat pada proses pengemasan bumbu tabur di PT

Peningkatan kualitas produk kertas dengan pendekatan metode Six Sigma (DMAIC) pada PT.