• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Quality Control Circle pada Part JK6000 di PT. XYZ

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Quality Control Circle pada Part JK6000 di PT. XYZ"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Quality Control Circle pada Part JK6000 di PT. XYZ

Gianty Mita Rengganis Sulaeman1*, Iwan Nugraha Gusniar2

1,2Program Studi Teknik Mesin, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 22 Januari 2023 Disetujui: 31 Januari 2023

Abstract

The condition of the manufacturing industry that continues to grow makes every company compete for customer loyalty. One that the company should focus on is the quality of the products it produces because quality is an important factor in gaining customer loyalty. This research is aimed at controlling and reducing the defect rate of no cutting part JK6000 at PT. XYZ. The amount of production and the number of defective products is the data used in the research, namely in the period January-October 2022. The data analysis used is the Quality Control Circle (QCC) method through eight improvement steps. From the results obtained in the fishbone diagram, it is known that the main factor causing the defect is the engine which has uneven air circulation problems. improvements made by adding air tubes to distribute air more thoroughly to all parts of the engine. In the November-December period after the repairs were carried out, it was noted that there was a decrease in the defect rate to 0.03% from the previous condition which was above 0.10%. Follow-up proposals include making SOPs, counseling employees, and forming a QCC team for continuous quality control.

Keywords: manufacture, quality, product, defect, QCC

Abstrak

Kondisi industri manufaktur yang terus berkembang membuat setiap perusahaan bersaing untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu yang harus menjadi fokus perusahaan adalah kualitas dari produk yang dihasilkan karena kualitas menjadi faktor penting untuk mendapatkan loyalitas pelanggan.

Penelitian ini ditujukan untuk mengendalikan dan menurunkan tingkat cacat no cutting part JK6000 di PT.

XYZ. Jumlah produksi serta banyaknya produk cacat menjadi data yang digunakan dalam penelitian yaitu pada rentang waktu Januari-Oktober 2022. Analisis data yang digunakan adalah dengan metode Quaility Control Circle (QCC) melalui delapan langkah perbaikan. Hasil yang didapatkan pada diagram fishbone diketahui faktor utama penyebab cacat adalah pada mesin yang memiliki masalah sirkulasi udara yang kurang merata. perbaikan yang dilakukan dengan menambah tabung udara untuk mendistribusikan udara agar lebih menyeluruh ke semua bagian mesin. Pada periode November-Desember setelah dilakukan perbaikan, diketahui terjadi penurunan tingkat cacat menjadi 0,03% dari kondisi sebelumnya berada diatas 0,10%. Usulan tindak lanjut yaitu pembuatan SOP, penyuluhan karyawan, dan pembuatan tim QCC untuk pengendalian kualitas secara berkelanjutan.

Kata Kunci: manufaktur, kualitas, produk, cacat, QCC

1. Pendahuluan

Pada kondisi industri yang terjadi saat ini, perusahaan perlu meningkatkan nilainya yaitu diantaranya dengan memiliki hasil yang memiliki nilai produktivitas yang baik [1][2]. Perusahaan perlu merespon persaingan yang semakin kompetitif baik pada usaha sektor jasa atau manufaktur. Dengan kondisi tersebut, perusahaan dinilai harus mampu memiliki strategi bisnis yang efektif salah satunya melalui mutu produk yang baik dan terus berkembang agar dapat bersaing dan mengungguli pesaing usahanya [3]. Selain itu perusahaan harus terus mampu memenuhi permintaan konsumen untuk menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi serta adanya penjaminan produk yang dihasilkan sesuai standar dan tidak ada cacat melalui aktivitas pengendalian kualitas [4].

Melalui hasil produk yang sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, serta tidak adanya kerusakan atau kecacatan dapat terus menjaga dan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen. Dengan demikian, perusahaan tentu memiliki nilai yang baik di tengah ketatnya persaingan dan mampu terus mengungguli para pesaingnya [5].

Konsistensi dalam mengendalikan kualitas pada proses produksi yang dilakukan akan membuat perusahaan memiliki produksi yang efektif dan efisien karena dapat menekan produk yang tidak sesuai atau

(2)

rusak [6]. Perhatian terhadap kualitas produk perlu terus ditingkatkan karena kualitas produk yang tidak sesuai menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi pada proses produksi. Maka dari itu, perlu suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan kualitas produk yang tidak sesuai tersebut dan menjaga kualitas produk dapat terjaga agar tetap sesuai standar [7]. Kualitas menjadi penting karena menjadi salah satu pertimbangan oleh konsumen ketika akan memilih suatu produk [8]. Dalam melakukan usaha perbaikan kualitas, perusahaan dapat memiliki dua opsi yang dilakukan yaitu melakukan perbaikan secara langsung pada hasil produksi ataupun melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menganalisis aktivitas pengendalian yang telah dilakukan atau sedang dilakukan [9].

Pelaksanaan pengendalian kualitas harus dilakukan dengan sebuah perantara atau metode yang sesuai dengan kebutuhan yang akan dicapai. Tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat kejadian produk yang tidak sesuai standar sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang tinggi serta membuat konsumen merasa puas [10]. Dalam penerapannya, aktivitas pengendalian kualitas dilakukan tidak hanya ketika produksi berlangsung namun dar tahap sebelum, sedang, dan setelah produksi dilakukan [11].

Metode Quality Control Circle (QCC) menjadi salah satu dari sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian kualitas produk.

QCC merupakan sebuah aktivitas pengendalian kualitas melalui pembentukan kelompok kecil dalam sebuah perusahaan untuk melakukan kerjasama serta pertemuan rutin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pengendalian kualitas tersebut. Pengendalian tersebut dilakukan melalui proses identifikasi, analisis hingga pelaksanaan tindakan lain untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada kualitas produk dengan menggunakan alat pengendalian kualitas yang ada [12]. Fokus penerapan QCC dalam pengendalian kualitas adalah pada perbaikan dan meminimalkan kesalahan yang dapat menghasilkan produk yang tidak sesuai [1].

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang berfokus pada produksi part elektronik maupun otomotif. Berlokasi di Cikarang, Jawa Barat perusahaan ini sudah banyak menangani berbagai customer vendor seperti Hyundai, Mitsubishi, Toyota, dan lainnya. Untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen, perusahaan perlu menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Namun pada praktiknya part JK6000 yang diproduksi PT. XYZ masih sering mengalami cacat atau ketidaksesuaian. Hal ini tentu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki agar perusahaan dapat terus bersaing. Penerapan QCC diharapkan mampu melakukan pengendalian kualitas dan menurunkan tingkat cacat yang terjadi. Penelitian ini ditujukan untuk mengendalikan dan menurunkan tingkat cacat di PT. XYZ menggunakan metode QCC..

Terdapat beberapa acuan dari penelitian terdahulu, seperti penelitian yang dilakukan [13], metode QCC digunakan untuk mengurangi cacat dan mengendalikan kualitas pada cacat scrap blown. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi penurunan persentase secara total pada produk cacat yang semula 3,29% menjadi 1,70%. Penelitian yang dilakukan [14], metode QCC digunakan dalam mengidentifikasi penyebab cacat dapat terjadi serta jenis cacat tertinggi yang terjadi. Hasilnya didapatkan cacat tidak halus menjadi yang tertinggi dengan 54,26%, serta penyebabnya dari faktor manusia, lingkungan, mesin, metode, dan material.

Penelitian yang dilakukan [15], penerapan QCC ditujukan untuk menurunkan sisa uji sampel hardness dan meningkatkan produktivitas pengujian. Hasilnya didapatkan terjadi penurunan sisa sampel dari 36,44%

menjadi 21,97%, serta kapasitas produksi meningkat dari 96% menjadi 100%.

Penelitian yang dilakukan [16], menggunakan metode QCC untuk mengendalikan tingkat kerusakan di PT. Grafika Nusantara. Hasilnya didapatkan bahwa cacat tertinggi yaitu kertas gombos sebesar 0,64%

dengan faktor yang paling sering menyebabkan cacat tersebut yaitu pada mesin juga manusia. Penelitian yang dilakukan [17], menggunakan metode QCC untuk mengendalikan kualitas pada proses pengelasan yaitu cacat spot tidak center. Hasilnya didapatkan terjadi penghematan pada biaya yang sebelumnya dihasilkan akibat produk cacat sebanyak Rp. 3.506.668 setiap bulannya.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. XYZ bertempat di Cikarang, Jawa Barat pada periode Januari- Maret 2022. Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan informasi secara literatur ataupun lapangan melalui studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini ditujukan untuk mendapatkan informasi baik literatur ataupun lapangan yang sesuai dengan teori dari kajian penelitian yang dilakukan. Kemudian data yang dibutuhkan untuk penelitian ini dikumpulkan dari perusahaan. Data ini berupa data jumlah produksi dan produk cacat periode Januari-Oktober 2022 yang didapatkan melalui dokumentasi laporan bulanan perusahaan. Data lain yang digunakan seperti sistem kerja, kondisi mesin, penyebab terjadinya cacat yang didapatkan melalui wawancara ataupun observasi. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode QCC melalui 8 langkah sebagai berikut:

(3)

a. Menentukan tema b. Menetapkan target c. Analisis kondisi yang ada d. Analisis sebab akibat

e. Merencanakan penanggulangan f. Penanggulangan

g. Evaluasi hasil

h. Standarisasi dan rencana yang akan datang

Hasil analisis tersebut kemudian dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Adapun alur yang dilaksanakan pada penelitian ini dibuat diagram alir untuk memudahkan pemahaman yaitu pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur penelitian Sumber: [18]

3. Hasil dan Pembahasan Data Produksi dan Produk Cacat

Penelitian ini dilaksanakan di PT. XYZ dengan fokus penelitian pada part JK6000. Pengendalian kualitas menggunakan metode QCC dilaksanakan pada part JK6000 dengan jenis cacat over cutting dan no cutting. Penentuan jenis cacat ini menjadi fokus utama penelitian adalah karena part ini menjadi produk yang memiliki tingkat cacat yang cukup tinggi. Sehingga dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan menentukan part ini yang membutuhkan analisis dan perbaikan dengan segera. Adapun part JK6000 dengan cacat no cutting dan over cutting seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Produk cacat dan OK Sumber: PT. XYZ, 2022

Terdapat dua jenis cacat yang terjadi seperti pada Gambar 2. yang kemudian disebut dalam NG Cutting. Adapun penjelasan setiap jenis cacat yang terjadi sebagai berikut:

a. No Cutting, adalah kondisi part terdapat bagian yang tidak terpotong sehingga komposisi produk tidak lengkap dan produk menjadi cacat dan tidak dapat diperbaiki. Adapun contoh kerusakan over cutting seperti pada Gambar 2.

b. Over Cutting, sebaliknya dari cacat no cutting, over cutting adalah kondisi dimana potongan bagian part terlalu banyak sehingga part menjadi rusak dan tidak dapat diperbaiki. Adapun contoh kerusakan over cutting seperti pada Gambar 2.

Mulai Studi

Pendahuluan

Pengumpulan

Data Analisis Data Kedimpulan

(4)

Data produksi dan jumlah produk yang cacat menjadi data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu pada periode Januari-Oktober 2022. Adapun data tersebut seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Data produksi dan produk cacat

No. Bulan Total Produksi Jenis Cacat

Total Cacat Persentase Over Cutting Non Cutting

1. Januari 207900 640 400 1040 0.50%

2. Februari 176400 111 65 176 0.10%

3. Maret 184800 362 400 762 0.41%

4. April 198500 400 277 677 0.34%

5. Mei 164300 150 27 177 0.11%

6. Juni 199800 270 70 340 0.17%

7. Juli 210900 720 105 825 0.39%

8. Agustus 197600 300 280 580 0.29%

9. September 175500 199 200 399 0.23%

10. Oktober 189000 204 160 364 0.19%

Sumber: PT. XYZ, 2022

Dari data pada Tabel 1 diketahui pada part JK6000 terjadi dua jenis cacat yaitu no cutting dan over cutting, namun kedua cacat tersebut terjadi pada proses yang sama sehingga penyebutan dibuat dalam satu cacat yaitu NG Cutting. Oleh karena itu pada tahap analisis akan dilakukan dengan fokus pada NG Cutting.

Hasil Pengolahan Data 1. Pemilihan Tema

Tahapan pertama dalam upaya pengendalian kualitas menggunakan metode QCC yaitu menentukan tema yang akan dijadikan topik perbaikan utama. Penentuan tema didasarkan pada hasil analisis terhadap permasalahan yang sedang terjadi pada objek penelitian. Tema yang kemudian ditentukan adalah pengendalian kualitas part JK6000 NG cutting. Alasan dalam penentuan tema tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penelitian difokuskan pada proses produksi part JK6000 khususnya proses blanking karena cacat yang paling banyak terjadi pada proses blanking yaitu NG Cutting.

b. Proses blanking dimana tempat terjadinya cacat cutting adalah proses awal dalam alur pembuatan part JK6000 secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan perbaikan sedini dan seefektif mungkin.

2. Penentuan Target

Dalam melakukan upaya perbaikan, perlu adanya parameter yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dari program yang dilaksanakan. Parameter ini dapat berupa target yang akan didapat dari upaya perbaikan yang akan dilaksanakan. Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa cacat masih sering terjadi bahkan diatas 0,25% yang menjadi batas toleransi cacat yang diperbolehkan perusahaan. Secara persentase, terjadinya cacat berada di bawah 1%, namun secara kuantitas produk cacat masih dikatakan tinggi karena berada di atas 100 part. Oleh karena itu, target yang ditentukan dalam upaya perbaikan dengan menggunakan metode QCC adalah menurunkan tingkat cacat menjadi dibawah 0,25% secara keseluruhan. Target ini ditentukan dengan mempertimbangkan standar perusahaan, sehingga kebijakan standar dengan target pelaksanaan program dapat berjalan beriringan dalam mencapai tujuan yang sama.

3. Analisis Kondisi Eksisting

Tahapan selanjutnya pada program pengendalian kualitas menggunakan metode QCC adalah menganalisis kondisi eksisting. Kondisi eksisting adalah kondisi yang terjadi saat ini sebelum dilakukannya perbaikan. Analisis kondisi eksisting berguna untuk menjadi dasar dalam melakukan analisis dan perbaikan. Kondisi eksisting yang terjadi berkaitan dengan proses pembuatan part JK6000, dimana proses yang dilalui adalah berfokus pada proses blanking. Kondisi yang terjadi pada proses blanking adalah proses mencetak material dari bahan baku berbentuk lempengan logam. Selain itu juga terdapat proses pembuatan logam yang menjadi tempat terjadinya cacat cutting.

4. Analisis Sebab Akibat

Tahapan selanjutnya pada analisis pengendalian kualitas menggunakan metode QCC adalah menganalisis sebab-akibat terjadinya cacat. Analisis ini menggunakan bantuan alat diagram fishbone yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya NG cutting. Adapun hasil analisis sebab akibat

(5)

tersebut seperti pada Gambar 2.

Gambar 3. Hasil analisis diagram Fishbone Sumber: Hasil analisis data, 2022

Dari hasil yang didapatkan pada Gambar 2 dapat diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya cacat cutting terdiri dari manusia, mesin, dan metode. Namun pada kondisi aktual menurut pengamatan dan wawancara, faktor utama yang menyebabkan terjadinya cacat adalah pada faktor mesin yaitu sirkulasi udara yang tidak merata. Hal ini menyebabkan tekanan mesin ketika proses tidak stabil dan tidak konsisten.

5. Rencana Perbaikan

Dalam upaya mencapai target yang ditentukan pada penelitian ini yaitu menekan angka terjadinya cacat cutting, maka dilakukan perbaikan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. Dari hasil analisis, serta observasi dan juga brainstorming bersama pihak-pihak yang berkaitan seperti operator produksi, serta kepala line didapatkan masalah utama terjadinya cacat over cutting dan non cutting yaitu terdapat pada mesin terutama tekanan udara mesin. Tekanan udara yang tidak stabil membuat pergerakan mesin tidak stabil ketika melakukan pekerjaan, sehingga seringkali menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, rencana perbaikan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat aliran tekanan udara dapat merata ke seluruh mesin.

6. Melaksanakan Penanggulangan

Pada poin sebelumnya, dijelaskan bahwa perbaikan yang akan dilakukan yaitu berfokus pada pemerataan aliran tekanan udara ke seluruh mesin. Dapat diketahui bahwa kondisi yang terjadi saat ini, dari lima mesin yang digunakan, udara hanya berasal dari kompresor pusat. Sedangkan kebutuhan udara setiap mesin bisa berbeda-beda ketika melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, maka perlu ditambahkan kompresor pada setiap mesin yang digunakan. Hal ini bertujuan agar aliran udara dapat terkontrol oleh masing-masing kompresor pada setiap mesin dan tidak lagi saling mempengaruhi antara mesin satu dengan lainnya. Adapun bentuk penambahan kompresor tersebut dapat terlihat seperti Gambar 4.

Cacat No Cutting Mesin

Metode

Manusia

Sirkulasi udara mesin tidak rata

Tabung udara terbatas

Kurangnya pengetahuan tekanan Belum ada standar

tekanan mesin

(6)

Gambar 4. Sebelum dan sesudah pemasangan kompresor Sumber: PT. XYZ, 2022

7. Evaluasi Hasil

Setelah upaya perbaikan dalam usaha menekan terjadinya produk cacat dilakukan kemudian selanjutnya dilakukan pengawasan selama dua bulan setelah perbaikan. Tujuan hal tersebut dilakukan adalah mengevaluasi hasil ataupun dampak yang diberikan dari perbaikan yang telah dilakukan. Dari hasil pengawasan tersebut kemudian didapatkan hasil total produksi dan juga produk cacat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Data produksi setelah perbaikan No. Bulan Total Produksi Jenis Cacat

Total Cacat % Over Cutting Non Cutting

1. November 257,800.00 70 11 81 0.03%

2. Desember 200,800.00 52 8 60 0.03%

Sumber: PT. XYZ, 2022

Dari hasil pada Tabel 2, dapat terlihat bahwa terjadinya produk cacat tidak terlalu banyak dan menurun secara signifikan. Untuk mengetahui penurunan yang terjadi, maka dibuatkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik setelah perbaikan Sumber: Pengolahan data, 2022 0

50 100 150 200 250 300 350 400 450

September Oktober November Desember

(7)

Pada Gambar 2 dapat terlihat bahwa penurunan yang terjadi setelah dilakukan perbaikan cukup signifikan. Dalam waktu dua bulan setelah perbaikan, telah terjadi penurunan angka produk cacat, meski belum mencapai angka 0 cacat, namun hasil ini menjadi sebuah langkah awal yang baik karena jika dibandingkan sebelumnya tingkat cacat terjadi penurunan. Hal ini tentu harus terus dilakukan pengawasan oleh pihak perusahaan dan terus melakukan peningkatan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi yang ada.

8. Standarisasi dan Tindak Lanjut

Pada beberapa tahap yang telah dilakukan, dapat diketahui perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan tabung udara yang berfungsi untuk mendistribusikan udara ke seluruh bagian mesin agar tekanan merata. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan dan terus mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan, perbaikan yang dilakukan perlu dijadikan sebuah standar berbentuk kebijakan. Standar tersebut dibuat dalam bentuk SOP yang resmi dan harus diterapkan pada seluruh elemen yang berkaitan. Adapun bentuk SOP yang telah dilakukan berbentuk skema permesinan seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. SOP perusahaan Sumber: PT. XYZ, 2022

Kemudian untuk usaha tindak lanjut yang diusulkan dalam penelitian ini adalah mengadakan penyuluhan pada operator produksi mengenai standar yang telah ditetapkan untuk dapat diterapkan dengan konsisten. Selain itu, perusahaan dapat membuat tim QCC yang terdiri dari 3-4 karyawan yang berfungsi untuk melakukan pengendalian kualitas secara berkelanjutan hingga mencapai tujuan yang diharapkan seperti 0 cacat

4. Kesimpulan

Dalam kondisi semakin ketatnya persaingan seperti masa sekarang, PT. XYZ harus mampu mengoptimalkan proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Hal ini karena kualitas menjadi hal yang penting dan pertimbangan utama konsumen dalam memilih produk. Melalui pengendalian kualitas dengan delapan langkah QCC diharapkan mampu menjadi solusi untuk menurunkan tingkat cacat yang terjadi di PT. XYZ. Tema yang diambil dalam upaya pengendalian kualitas menggunakan metode QCC pada penelitian ini adalah menurunkan tingkat cacat pada part JK6000 khususnya cacat cutting.

Penentuan tema ini didasarkan pada alasan karena cacat yang terjadi pada part JK6000 tersebut merupakan tahapan awal proses, sehingga perlu diperbaiki agar tidak merusak hasil pada proses selanjutnya. Hasil yang didapatkan melalui analisis fishbone diketahui faktor utama penyebab cacat adalah pada mesin yang memiliki masalah sirkulasi udara yang kurang merata. perbaikan yang dilakukan dengan menambah tabung udara untuk mendistribusikan udara agar lebih menyeluruh ke semua bagian mesin. Pada periode November-Desember setelah dilakukan perbaikan, diketahui terjadi penurunan tingkat cacat menjadi 0,03% dari kondisi sebelumnya berada diatas 0,10%.

(8)

5. Referensi

[1] S. Riadi And H. Haryadi, “Pengendalian Jumlah Cacat Produk Pada Proses Cutting Dengan Metode Quality Control Circle (QCC) Pada PT. Toyota Boshoku Indonesia (Tbina),” J. Ind. Manuf., Vol. 5, No. 1, Pp. 57–70, 2020, Doi: 10.31000/Jim.V5i1.2433.

[2] Y. D. F. Erlian And R. D. T. Soeriawibawa, “Analisa Penerapan Metode Quality Control Circle (Qcc) Pada Kain Seragaman Di Pt. Sipatex,” In Prosiding Frima (Festival Riset Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi), 2022, Vol. 1, No. 3, Pp. 857–864, Doi: 10.55916/Frima.V0i3.346.

[3] S. Prakoso And Y. A. Putra, “Pengendalian Kualitas Twisted Cable Dengan Metode Seven Tools Dan Quality Control Circle (QCC) Di PT Voksel Electric Tbk,” Jupiter J. Comput. Inf. Technol., Vol. 2, No. 2, Pp. 78–95, 2020.

[4] Casban, U. Marfuah, A. P. Dewi, C. H. Hikmah, And N. Q. Istiqomah, “Menurunkan Cacat Pengelasan Zinc Plate Steel Pada Pengembangan Produk Tangki Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Metode Qcc,” In Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri, 2022, Vol. 5, Pp. 1–6.

[5] G. Y. Astrini, N. A. Imran, And Ardiyanto, “Cacat Kain Sarung Pada Proses Produksi Mesin Air Jet Loom ( Ajl ) Jacquard,” In Seminar Nasional Uniba Surakarta 2022, 2022, Pp. 978–979.

[6] Y. Syahrullah And M. R. Izza, “Integrasi Fmea Dalam Penerapan Quality Control Circle (QCC) Untuk Perbaikan Kualitas Proses Produksi Pada Mesin Tenun Rapier,” J. Rekayasa Sist. Ind., Vol. 6, No. 2, Pp. 78–85, 2021, Doi: 10.33884/Jrsi.V6i2.2503.

[7] A. A. D. Candrawati And I. N. Nurcaya, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Telur Asin Pada Ud.

Sari Luwih Di Desa Padang Luwih,” E-Jurnal Manaj. Univ. Udayana, Vol. 9, No. 6, Pp. 2332–2351, 2020, Doi: 10.24843/Ejmunud.2020.V09.I06.P14.

[8] H. R. Iqbalian And M. R. Radyanto, “Perbaikan Berkelanjutan Melalui Pengendalian Kualitas Pada Produk Bantalan Rel Kereta Dengan Menerapkan Metode Quality Control Circle (Qcc) Dan Lean Six Sigma (LSS) Pada Pt Balton Kurnia Abadi,” Sitekin J. Sains, Teknol. Dan Ind., Vol. 19, No. 2, Pp.

365–372, 2022.

[9] Y. Attaqwa, J. Pradesi, And D. Sarah, “Analisis Pengendalian Kualitas Dari Proses Perakitan Hospital Bed Dengan Metode Quality Control Circle (QCC) Pada PT. D&V Medika,” J. Ekon. Dan Bisnis, Vol.

8, No. 1, Pp. 161–167, 2021.

[10] W. Maulia And W. Sulistiyowati, “Product Quality Control Using Qcc, Fmeca And Rca Methods At Pt Tirta Sukses Perkasa,” In Seminar Nasional & Call Paper Fakultas Sains Dan Teknologi (Senasains, 2022, Vol. 2, No. 2, Pp. 1–8, Doi: 10.21070/Pels.V2i2.1302.

[11] I. Nursyamsi And A. Momon, “Analisa Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools Untuk Meminimalkan Return Konsumen Di PT. XYZ,” J. Serambi Eng., Vol. 7, No. 1, Pp. 2701–

2708, 2022, Doi: 10.32672/Jse.V7i1.3878.

[12] F. Ulfa Reza, C. Desi Kusmindari, And S. Hardini, “Pengendalian Kualitas Produk Karet Sir 20 Dengan Metode Quality Control Circle (Qcc) (Studi Kasus : PT Karini Utama Bangka),” In Bina Darma Conference on Engineering Science, 2020, Vol. 1, No. 1, Pp. 442–456, [Online]. Available:

Http://Conference.Binadarma.Ac.Id/Index.Php/Bdces.

[13] E. Supriyadi, R. Effendi, And Taufik, “Pengendalian Kualitas Cacat Scrap Blown Ban Tbr 11r22.5 Dengan Metode Qcc Dan Seven Tools Pada Pt. Gajah Tunngal Tbk,” J. Polimesin, Vol. 19, No. 1, Pp.

22–27, 2021.

[14] N. Iskandar, “Analisis Quality Control Produk Umpak Tiang Lampu Menggunakan Metode Quality Control Circle,” J. Rotasi, Vol. 24, No. 2, Pp. 10–18, 2022.

[15] K. Khamaludin And A. P. Respati, “Implementasi Metode Qcc Untuk Menurunkan Jumlah Sisa Sampel Pengujian Compound,” J. Optimasi Sist. Ind., Vol. 18, No. 2, Pp. 176–185, 2019, Doi:

10.25077/Josi.V18.N2.P176-185.2019.

[16] Y. Setiawannie And R. Irmayanti, “Pengendalian Kualitas Produksi Kertas Struk Belanja Pada Mesin Rewinder Di Pt . Grafika Nusantara,” Iesm J., Vol. 2, No. 2, Pp. 157–166, 2021.

[17] S. R. Majid, Wahyudin, And D. Herwanto, “Analisis Pengendalian Kualitas Di Mesin Spot Welding Manual Departemen Welding Dengan Metode Quality Control Circle (Qcc) Pada Pt. Xyz,” J. Ilm.

Wahana Pendidik., Vol. 8, No. 12, Pp. 360–371, 2022.

[18] H. Hamdani, W. Wahyudin, And C. G. G. Putra, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk 4l45w 21 . 5 My Menggunakan Seven Tools Dan Kaizen,” Go-Integratif J. Tek. Sist. Dan Ind., Vol. 02, No. 02, Pp. 112–123, 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu kosentrasi dan interval pemberian pupuk organik cair limbah tahu untuk produksi tanaman pare (Momordhica charantia L)