• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN HURUF KANA OLEH MAHASISWA BAHASA IEPANG PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN HURUF KANA OLEH MAHASISWA BAHASA IEPANG PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN HURUF KANA OLEH MAHASISWA BAHASA IEPANG PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

UNIVERSITAS HASANUDDIN-)

Imelda

Universitas Hasanuddin Pos-el: april _27meil@y ahoo. cont

Inti Sari

Kemampuan menulis merupakan kompetensi awal yang diajarkan kepada rqahasiswa baru bahasa Jepang. Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian serius dalam pembelajara4,r Bahasa Jepang dasar, menengah, hingga kompetensi tingkat lanjutan. Meskipun demikian, belum ada penelitian-penelitian yang berbasislanguage aquisation di Program Studi Sastra Jepang menjadi salah satu input untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menulis huruf Jepang. Penelitian ini berbasis kualitatif deskriptif dengan menggunakan 20 responden mahasiswa tingkat I, II, dan III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat I, dan tingkat III lebih cenderung banyak menggunakan huruf hiragana dibanding huntf kataknna, sehingga tidak banyak terjadi kesalahan dalam penulisan

katakann, sedangkan mahasiswa tingkat II lebih banyak mengeksplor kemampuan menggunakan

katakana disusul dengan mahasiswa tingkat L Hal ini disebabkan karena mahasiswa tingkat I dan tingkat II masih menempuh perkuliahan Menulis, sedangkan mahasiswa tingkat III sudah tidak ada perkuliahan tentang menulis kana. Di samping itu, ada beberapa huruf kanayangcenderung di tulis tidak tepat dan bahkan bertukar, seperti huruf hiragana

j

'u' yang ditulis menjadi huruf

katakana

2

'ra',

$

dan

ir, ta

dan

tl

dan huruf kntnknna untuk huruf

y. )" . ).

Penulisan

yang tidak tepat berpotensi menjadi error jikapembelajar tidak diberi input oleh pengajar. Hal itu, selain bentuknya yang berubah, juga dapat mengubah arti kata itu sendiri atau bahkan tidak berarti apa-apa.

Kata kunci: penulisan, Hiragana, Katakana, mahasiswa, penggunaan

Abstract

Witing competency is initial competency thnt is taugltt to nau lapnnese unioersity student. Tlrcrefore, it

shouldbe giaen serious attentioninbasic Japanese, interntediate, until advnnceleael competency. Hozoetser, therehas notbeen a research onbnsis oflnnguage acquisition in Jnpnnese liternture Study prograrn ns one of inputs to acknozoledge lapanese writing student competency. Tltis resenrch is bnsed on descriptiae qunlitatiae with20 student respondents of leoelI,II, andlll.Tlrcresults shotos thnt students of leaell nndleaellll nre more likely to use hiragana than katakana, ; so thnt there is not muclt mistake in writing katnknna, while students of

leztel

lI

nre more likely to explore the nbility of using katakana, followed by the students of leael I. This is because the students oflwell nndleaelll are stilltakingWritinglecture,while the students ofleaelllllwaenot ludkanawritinglecture anymore.Besides, there are somekanaletters thnt tend tobewrittenincorrectly and morewerexchnnge,suchas )'u'hiraganaiswitteninto

l'ra', \'

andrt',

tJandh andfor:t. y" . y

kataknnaletter.lncorrectwritingpotentially becontes error if tlte students nre not giaeninputby the teaclrcr.

Thus, beside of the change of form, it slso can chnnge the menning of tlrc word itself or moreooer it does not mean anything.

Keywords: writing, Hiragnna, Kataknna, uniaersity stttdent, use

)

Naskah masuk tanggal 1.8 Agustus 2014. Editor: Dra Wiwin Erni Siti Nurlina, M.Hum. Edit:22-26 September 2014.

Analisis Penggunaan Huruf Kono oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang

\77

Universitas Hasanuddin

(2)

L.

Pendahuluan

L.l

Latar Belakang

a&)t.: Ltt&,'0, EtJl4L.lfrt:&r9, alj#lrD 3"

:oFllllE{.

t+l t {,i.E,

,

fro+h.tLl.frD<ll,D, fiL\tr6wuL->}

L<:

iti.

I

6'cFi I

t

b t*tt L"

:*lt.ft

&r,

.

: 0)/\4.i*/\ aYlr 0 3.

)ttjfl*^Bi.nR6. 6L<EBRll:i1&1866-D

3"

(3 U. 1992:11)

Saji

(1992:11) menjelaskan bahwa manu- sia dan bahasa dan dunia merupakan tiga ele- men yang saling berhubungan erat satu dengan yang lain. Di era globalisasi bahasa ibu meniadi suatu

ilmu

yang disandingkan dengan bahasa asing dan menjadi objek penelitian dalam pe-

merolehan

bahasa atau language aquisation.

Seperti halnya pembelajaran bahasa Inggris se-

bagai second language,

pendidikan

bahasa ]e- pang terkhusus

di

Makassar, telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan perkembangan dan penyediaan fasilitas struk-

tur

dan infrastruktur.

Tahun 2005, Universitas Hasanuddin telah membuka

program

51 Bahasa Jepang, yang hingga

kini

mahasiswa pembelajar bahasa Je-

pang mencapai 250 orang lebih. Program studi tersebut

meliputi

empat bidang kompetensi,

yaitu linguistik,

sastra, sejarah, dan budaya.

Keempat kompetensi tersebut

didukung

oleh empat kemampuan bahasa

yaitu

mendengar,

berbicara, menulis, dan membaca.

Di

Program Studi Sastra Jepang setiap mahasiswa baru

di

ajarkan terlebih

dahulu

kemampuan menulis dan membaca secara berjenjang

huruf-huruf

Jepang,

yaitu dimulai

dengan hiragana, kataka- na, dan kanji.

Seiring dengan hal tersebut

timbul

berba- gai kendala-kendala dalam pemerolehan ma- hasiswa dikompetensi menuli s hiragana dan ka- takana. Penulis menganggap bahwa kemampu- an menulis sebagai kompetensi awal yang

di

ajarkan kepada mahasiswa baru perlu menjadi perhatian serius karena dalam pembelajaran bahasa Jepang

dari

dasar, menengah, hingga menuju pada kompetensi tingkat lanjutan ma- hasiswa dihadapkan dengan kemampuan me- nulis huruf Jepang, khususnya hiragana danka- takana.

Dapat dikatakan bahwa belum ada pene- litian-penelitian yang berbasis language aquisa- tion diProgram Studi Sastra Jepang, Unhas. Se- bagai program

studi baru di

Universitas Ha- sanuddin penelitian tentang penggunaan

huruf

oleh mahasiswa Sastra Jepang penting dilaku- kan.

Untuk itu,

penulis tertarik

untuk

menge-

tahui

sejauh mana penggunaan

huruf-huruf

Jepang oleh pembelajar bahasa Jepang

di

Pro-

gram Studi

Sastra Jepang,

Universitas

Ha- sanuddiry yang

ditinjau

dari pemerolehan ba- hasa atau language aquisation, khususnya pe- merolehan

huruf

hlyagana dan katakana,

L.2Tuiuan

Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penggunaan buah

huruf

Jepang

y aitu hir agana dar. lcatakana oleh pembelajar ba- hasa Jepang

di

Program Studi Sastra Jepang, Universitas Hasanuddin. Di samping itu, mela- lui penelitian ini diharapkan satuan pendidikan di Program Studi Sastra Jepang Universitas Ha-

sanuddin

secara

khusus

dapat menentukan suatu kebijakan yang tepat dalam pembelajar- an menulis (input dan output) oleh mahasiswa tingkat satu, dua, dan tiga.

2,

Landasan Teori

2.1

Aturan

dalam

Huruf

dan Tulisan ]epang

Dalam

Nihongogaku wo Manabu

Hito

no Tame

Ni

(19921,a\ dikatakan bahwa keistime- waan

huruf

dan tulisan Jepang dibandingkan dengan bahasa lain ialah pembagian

huruf

da- lam bahasa Jepang yang

terdiri

atas hiragana, katakana,

kanjie

dan romaji. Jika

ditinjau

dari

tingkat

kesulitannya, dapat dikatakan bahwa bagian yang sulit ialah tulisan. Butir inilah yang mau tidak mau cukup memberatkan. Tidak ha- nya itu, melengkapi besarnya beban bagi pem- belajar, bahasaJepang mengenal dua sistem pe- nulisan,

yaitu

phonogram dan ideogram.

Untuk mengatasi ketidakpraktisan bahasa Jepang dibanding bahasa lain, penggunaannya pun dibagi berdasarkan fungsi

huruf

yang be-

178

Widyaparwa, volume 42, Nomor 2, Desember 2014

(3)

nar-benar

jadi

pembeda, misalnya

huruf

kana

danhuruf

kanji.

2.1.1 Tentang Hiragana

Lebih lanjut Tamura Fumio (1992:150-152) menjelaskan bahwa kana adalah

huruf

phono- gram/ yang mulai dilambangkan dengan

huruf

a,

i,

rJ, e, o. Kana dilambangkan sebanyak 50 tanda

bunyi

bukan 50

huruf.

Sebagai aturan, satu

huruf

dilambangkan dengan satu bunyi.

Jika

Anda

belajar

huruf

kana,

hantf-huruf itu

dapat dijadikan

huruf

lisan. Dengan kata lairy

huruf itu

menggambarkan penulisan bahasa Jepang. Seperti dalam bahasa Inggris, meski- pun

sudah

mengetahui

huruf

a, tetapi dalam

bunyi

kata cat, atatt cake dapat

ditulis

sebagai bunyi yang berbeda, sehingga bebannya sangat ringan

jika

dibandingkan berdasarkan keeko- nomisan ejaan hurufnya.

2.L.2 Tentang Katakana

Dewasa

ini,

bagaimanakah peranan kata- kana dalam bahasa Jepang?

Dalam

Nihongo Hyakka

liten

(.... :347), digambarkan kegunaan katakana sebagai berikut.

1,.

Bahasa serapan dan bahasa asing, misal- nya ice cream (dalam bahasa Inggris) men- jadi aisu kuriimu (dalam bahasa Jepang).

2.

Nama orang asing, misalnya

Mike Miller

(dalam bahasa asing) menjadi Maiku Miraa (dalam bahasa Jepang).

3.

Istilah atau terminologi, misalnya metafora

(dalam bahasa

Inggris)

menjadi metafeaa

(dalam bahasa Jepang).

4.

Bahasa slang atau bahasa rahasia, misal- nya kata lotse loae hotel menjadi rabu rabu hoteru (dalam bahasa Jepangl.

5. Nama hewan dan tumbuhan,

misalnya dog (dalam bahasa Inggris) menjadi doggu (dalam bahasa Jepang)

6.

Onomatope, misalnya bunyi anjing dilam- bangkan dengan kata wan wan dalamba- hasa Jepang

7.

Bagian yang menunjukkan dialek, misal- nya dalam bahasa Jepang kata dame berarti

tidak

boleh, namun dalam

dialek

Osaka

menjadi akan (ditulis dalam

katakana

7fi>).

Jika membandingkan penempat an kanji dan hiragann, maka fungsi katnknna dalam

huruf

Jepang ialah menonjolkan suatu kata layaknya kanji. Di samping itu,

itu

berfungsi sebagai hu-

ruf

yang melambangkan

bunyi

layaknya hira- gana.Namuru di sisi lairy katakana tidak melam- bangkan

arti

kata seperti halnya kanji. Sarna- sama diketahui bahwakatakana tidak mempu-

nyai

peran dalam gramatikal.

2.2

Defenisi

Input dln fembelajaran

Mc Laughlin (1984) dalam Tarigan

(1988:55) mengatakan bahwa beberapa fakta- fakta hasil penelitian merupakan

inisiatif

para orang

tua untuk

merencanakan dan mendo-

rong

anak-anak dalam mengemukakan kebu- tuhan-kebutuhan, gagasan, dan tujuan mere-

ka. Hal itu digunakan untuk

memperkaya anak-anak mereka secara linguistik dan

kognitif

dalam lingkungan tempat bahasa tersebut dipa-

kai

atau

di luar lingkungan

pemakai bahasa

itu

sendiri.

Hal senada juga dikemukakan oleh Brown (1.987:32):

" . . .rzhateuer one's position is on the innateness of lnnguage, the speech that young children hear is primarily the speech heard in the home, and much of that speech is parental speech or the speech of older siNBlings."

Menurut

Sqi (1992:27), dalampendidikan bahasa Jepang, non-natiae mempunyai peranan

penting dalam

mengajarkan bahasa Jepang kepada siswanya. Dalam perkembangannya, sering

dijumpai ffiffi

atau error,

baik'dalam

bahasa

tulisan maupun dalam

bahasa lisan

yalrg digunakan oleh pengajar

non-natiae.

Namury jika terjadi error dalambahasa tulisary error tercebut dapat segera hilang. Jika terdapat kesalahan, ketidakjelasan, kesalahpahaman,

maka pembicara dapat langsung

mengon-

Analisis Penggunaan Huruf Kono oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang L7g Universitas Hasanuddin

(4)

firmasi kembali hal yang kurang dipahami

kepada lawan bicara.

Sebaliknya, dalam bahasa tulisan, misal-

nya karangan atau

sakubun,

ekspresi

yang kurang tepat tersebut dapat dihilangkan. Ke- mudiary bagian-bagian yang kurang lengkap baik kata, frase, maupun kalimat yang terda-

pat dalam

suatu karangan

dapat dicek

ber- ulang

kali

dan sekaligus menjadi bahan refe- rensi maupun objek penelitian bahasa.

2. Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuali-

tatif

deskriptif. Sugiyono (2010:222) menyata- kan bahwa penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian ialah peneliti

itu

sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instru- ment, berfungsi menetapkan fokus penelitiary memilih informan sebagai sumber data, mela- kukan pengumpulan data, menilai kualitas da- ta, analisis data, menafsirkan data dan mem- buat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian

ini,

peneliti mengambil

populasi penelitian dari

mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra, Universitas Ha- sanuddin. Sampel penelitian

terdiri

atas tiga level atau angkatary

yaitu

mahasiswa tingkat

I, II,

dan

III.

Jumlah mahasiswa pada masing- masing tingkatan berjumlah 20 orang. Pengam- bilan sampel mahasiswa tingkat satu, dua, dan

tiga didasarkan

random sampling. Pada

tiap

angkatan,

diambil

sampel sebanyak 20 orang sehingga total responden 60 mahasiswa.

3.

Penggunaan

Huruf

]epang oleh

Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra jepang, Universitas Hasannuddin

Penelitian

ini

menggunakan responden mahasiswa tingkat I, II, dan

III

masing-masing sebanyak 20 orang. Peneliti mengumpulkan ka- rangan (sakubun) mahasiswa yang mereka tulis secara

natural di

kelas

karangan

(sakubun),

selanjutnya mengklasifikasi dan menganatrisis karangan tersebut berdasarkan ketidaktepatan

(tidak

tepat meletakkan garis pendek dan se-

bagainya), ketidakseimbangan penulisan atau ketidakseimbangan (kemiringan yang tepat), kesalahan penggunaan kana. Penggunaan kana

yang digunakan oleh keseluruhan mahasiswa tingkat I,

II,

dan

III

dapat

dilihat

pada tabel

di

bawah ini.

Tabel

4a

Keterangan:

T2 =

ketidaktepatan

NBI = ketidakkeseimbangan

Err =

kesalahan

Pada bagan

di

atas terlihat bahwa respon- den mahasiswa

tingkatI,II,

dan

III

yang yang masing-masing berjumlah 20 orang

lebih

ba-

nyak

menuLis hiragana tanpa memperhatikan keseimbanghn

huruf

tersebut. Bentuk hiragana yangtidak seimbang muncul sebanyak 90 buah.

Yang

paling

sedikit terjadi bentuk ketidakse- imbangan penulisan

ialah

pada buah

huruf

katakana yang hanya berjumlah

tujuh

buah.

Selanjutnya, ketidaktepatan

huruf

banyak sekali terjadi pada penulisan huruf kiragana di- bandingkan katakana. Kebanyakan responden lebih senang menggunakan

huruf

hiragana

di-

bandingkan katakana. Ketidaktepatan penulis- an

huruf

hiragana (T2) pada tabel

di

atas ber- jumlah 109 buah sedangkan ketidaktepatan pe- nulisan katakana hanya berjumlah

tujuh

buah.

Selanjutnya kesalahan banyak terjadi pada penulisan

huruf

hiragana yang memang paling banyak digunakan oleh responden mahasiswa tingkat I, II, dan III. Kesalahanyang paling

sedi kit

terjadi pada penulisan huruf katakana, yang memang sangat jarang digunakan.

Analisis penulisan berikutnya ialah analisis penulisan

huruf

katakana. Penulis menampil- kan tabel seperti

di

bawah ini.

Tingkat I, II dan III

180 Widyapanul,

Volume 42, Nomor 2, Desember 2014

(5)

Tabel 4b

Pada penelitian ini, responden mahasiswa tingkat

I, II,

dan

III

sangat jarang mengguna- kan huruf katakann. Data yang diperoleh bahwa responden

tingkat I

menghasilkan kesalahan sebanyak dua buah, sedangkan responden ting-

kat II

dan

tingkat III

masing-masing muncul sebanyak satu buah kesalahan saja.

a.

Kesalahan penulisan pada

huruf

katakana

Adapun bentuk kesalahan yang terjadi pa- da responden dapat

ditampilkan

sebagai berikut:

1.. seharusnya

Contoh penulisan

kesalahan pada huruf katakana

di

atas terjadi pada sa-

lah

satu

responden mahasiswa ting- kat II. Huruf katakana yang ditulis ma- hasiswa sebenarnya ialah huruf. kata- kana

) a 'ja'

agar kata tersebut men-

jadi kata ) f V

'jawa' yang berarti nama pulau Jawa. Namun responden menulis huruf katakana' j n' tidak meng- gunakan tanda

"

ten ten sehingga hu- ruf tersebut berarti lain yaitu huruf kn- taknna

/ f

'sha'dan akhirnya arti ka- ta tersebut menjadi lain karena

mirip

dengan bunyi kata

I f

V -'shazoaa'

yang berarti 'shower' .

< lJt I

"l+

l)vl (; l{r l/.

Contoh penulisan di atas dapat

dilihat

bahwa penulisan

huruf

katakana

-

'ni'

tidak pada tempatnya. Salah satu contoh yang

diambil dari

responden mahasiswa

tingkat II ini

menunjuk-

kan

bahwa

terjadi

kesalahpahaman penulisan

huruf

katnlcann

- 'ni'

yang

seharusnya ditulis dengan huruf

hiragana

I='ti'.

Memang huruf ini ber-

bunyi

sama,".tetapi

huruf

katakana

'

'ni'yangditempatkan di sini salah ka- rena yang seharusnya ialah partikel

I='ni'

sebagai penanda

kata

kerja

,fI/rf U\Ef

'sunde imasu'.

b.

Ketidakseimbangan penulisan pada

huruf

katakanar

Data tentang ketidakseimbangan penulis- an

huruf

katakana oleh responden maha- siswa tingkat

I

berjumlah satu, responden tingkat

III

berjumlah enam buah, sedang- kan pada respon mahasiswa tingkat

II ti-

dak ditemukan.

Adapun contoh penulisan yang

tidak

se- imbang dapat

dilihat di

bawah ini.

1. seharusnya

Penulisan

di

atas

diambil dari

salah satu responden tingkat L Pada penu- lisan

di

atas dapat dilihat bahwa res- ponden menulis huruf katakana

7

'mA'

tidak

seimbang atau tarikan garis

lu-

rusnya mengarah ke bawah, yang se-

mestinya di tarik secara lurus menda- tar saja. Meskipun terdapat ketidakse- imbangan penulisan, huruf tersebut

ti- dak mengalami

perubahan makna,

Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang 181 Universitas Hasanuddin 2.

)J

,

F Y

Analisis Penggunaan Huruf Kana oleh Mahasiswa

(6)

melainkan mengurangi keindahan

penulisan sakubun atau karangan.

seharusnva

l^lrlYl-"1

Pada contoh penulisan salah satu res- ponden mahasiswa tingkat III, diketa- hui bahwa terdapat beberapa ketidak- seimbangan penulisan dalam

huruf

katakana seperti

huruf 2'ku',

Ketidak- seimbangan

ini

disebabkan karena responden menulis

tarikan

pertama

yaitu

tarikan

huruf 'no' terlalu pan'

jang sehingga bentuk

huruf ku

sama panjang antara tarikan no yarrg Per- tama dengan yang ke dua. Seharus- nya,

tarikan

no yar.g pertama lebih pendek dibandingkan tarikan no y ang ke dua. Meskipun demikian,

hal ini

juga tidak mengubah arti huruf terse- but, melainkan hanya mempengaruhi keindahan penulisan saja.

3.

Ketidaktepatan penulisan

huruf

ka- takana

Selanjutnya, juga dimbahas tentang ketidaktepatan penulisan

huruf

ka- takana yang dilakukan oleh responden mahasiswa tingkat

I, II,

dan

IIL

Res- ponden mahasiswa tingkat

I

melaku- kan 5 buah ketidaktepatan dalam pe- nulisan hu ruf katakana, sedangkan res- ponden mahasiswa

tingkat III

mela-

kukan

dua

kali lipat

ketidaktepatan dalam penulisan. Namury responden mahasiswa tingkat

II

melakukan ha- nya L buah ketidaktepatan dalam pe- nulisan katakana.

Beberapa contoh bentuk ketidaktepat- an dalam penulisan

ditampilkan

se- perti

di

bawah ini.

,l>Llv'l:17

Pada contoh penulisan yang tidak te-

pat

pada

huruf

katakana

di

atas, ter- jadi pada salah satu responden maha- siswa

tingkat I. Huruf

katakana yang

ditulis

mahasiswa sebenarnya ialah

huruf

kataksna

t/' 'ji',

namun respon-

den menulis

huruf katakana'ji' rata

atas

I

bukan tarikan tanda (rata

kiri)

sehingga bentuk

huruf

katakana yang ditulisnya

nlirip

dengan huruf kataka-

na Y'tsu',PenlJlisanyang \ tidak tepat seperti di atas sangat berpotensi men-

jadi

kesalahan.

seharusnya

Contoh

penulisan

yang tidak

tepat pada huruf kntnkanajuga diambil dari salah satu responden mahasiswa ting- kat

III.

Ketidaktepatan

huruf

katakana

t)'ri'

tercebut karena responden tidak dapat membedakan penulisan

huruf

katakana

t) 'ri'

dan

huruf

hiragana t,1

'ri'.

Perbedaan

huruf

leatakana

'ri'

dart

huruf hiragana 'ri'

};ranya terdapat

pada penarikan garis

secara lepas (hanare),

Selanjutnya, dibahas tentang penggunaan huruf hiragana oleh responden mahasiswa ting- kat I, II, dan tingkat III. Berikut

ini

ditampilkan tabel ketidaktepatan, ketidakseimbangan, dan kesalahan pada penulisan

huruf

hiragana.

./

'),"'

^ l-\lr-,

d. l|-' sellillusnya

2.

tr ffi

b.

182 Widyaparwi,

Volume 42, Nomor 2, Desember 2014

(7)

Tabel 4d

Pada tabel

di

atas, dapat

terlihat

bahwa penulisan kesalahan pada responden tingkat

I

dan

II hampir

seimbang buahnya

yaitu

7

-8

buah saja. Tingkat kesalahan pada responden tingkat

III

jauh lebih sedikit,

yaitu

hanya ber- jumlah empat buah.

a.

Kesalahan penulisan

huruf

hiragana Berikut ini penulis menampilkan beberapa penulisan error yang dilakukan oleh res-

ponden mahasiswa bahasa

Jepang.

seharusn

Pada bagian kesalahan penulisan

huruf

hiragana

di

atas, responden mahasiswa

tingkat I

menulis

kata

D

& 5,5i'

joubu'

yang berarti kuat, tetapi selain

jou

harus ditulis dalam voiial panjang oz, responden juga tidak lengkap menulis

huruf

hiragana -Si 'bu'. Penulisanini punberdampak kata yang ditulis oleh responden tidak dapat di- pahami dengan baik.

Kesalahan penulisan seperti

ini

paling se-

ring muncul

dalam karangan responden mahasiswa tingkat

I, II,

dan

IIL

Beberapa

hwuf

hir agana d.anhuruf kat akanamemiliki

banyak kemiripan,

salah

satunya

ialah

huruf

hiragana

) 'u'

dan

huruf

katakana

j

'ra'.

Meskipun

huruf ini memiliki bunyi

yang berbeda, bentuknya

memiliki

kemi- ripan. Hal inilah yang menjadikan banyak sekali responden menggunakan hu ruf. kata-

kana

) 'ra'

untLrk menulis

huruf

hiragana

)

'u'. Hasilnya tulisan

di

atas dibaca rachi dan tidak mempunyai arti apa-apa dalam bahasa Jepang.\.

b.

Ketidakseimbangan pada penulisan

huruf

hirngonn

Ketidakseimbangan penulisan

huruf

hira- gnna pada mahasiswa tingkat

III

ditemu- kan sebanyak 54 buah, mahasiswa tingkat

II

berjumtah 33 buah, dan

jumlah

yang

paling sedikit melakukan

ketidakseim- bangail penulisan ialah mahasiswa ting- kat

I

yaitu hanya tiga buah saja.

Berikut ini

beberapa contoh bentuk keti- dakseimbangan penulisan

huruf

hiragana.

[:i=l lseharusnyaH

-tql -ffi

seharusnya

5.

Simpulan

Penelitian tentang penggunaan

hunfi

kana oleh masing-masing 20 responden mahasiswa tingkat I, II, dan

III

diperoleh kesimpulan yaitu baik mahasiswa tingkat I dan tingkat

III

cende-

rung

banyak menggunakan

huruf

hiragana di- banding

huruf

katakana sehingga tidak banyak

terjadi

kesalahan

dalam

penulisan katakana.

Mahasiswa tingkat II lebihbanyak mengeksplor kemampuan menggunakan kntnlcana disusul dengan mahasiswa tingkat

I. Hal ini

disebab-

Analisis Penggunaan Huruf Kona oleh Mahasiswa Bahasa Jepang Program Studi Sastra Jepang 1g3 Universitas Hasanuddin irl

r;1r ';)ll

i *g' i

ya

t)

I

r)

**''

lz (r-

(8)

kan mahasiswa tingkat I masih menempuh per- kuliahan Menulis (#---id)t-2, sedangkan maha- siswa tingkat

II

sudah menyelesaikan mata ku- liah tersebut dan masuk pada mata kuliah Ko"iL Dapat

disimpulkan

bahwa ada beberapa

huruf

kana

yang cenderung ditulis

dengan

tidak

tepat, dengan sangat

mirip,

dan bahkan dengan bertukar, seperti

huruf

hiragana

) 'u'

yang

ditulis

menjadi

huruf

katakana

2

'ra',

*

dan f r, /a dan

f,2 dan

huruf

katakana

untuk huruf y. y". y.

Penulisan kata yang

tidak tepat

cenderung

dapat

mengubah

arti

kata, bahkan kata

itu

dapat

tidak memiliki

arti. Se- lanjutnya, pembelajar bahasa asing mengalami kesulitan

untuk

menyeimbangkan penulisan huruf kana pada huruf hiragana

t)

'uJa',

tL

're',

DAFTAR PUSTAKA

Brown,

Douglas. 1987. Principles of Language Lenrning and Teaching. Japan:

Prentice

Hall

Regents.

Dimyati, dkk.

1999. Belajar

I

Pembelajaran.

Jakarta: Rineke Cipta.

Greedler, Belt.

1986

.

Learning €t lnstruction Theory into Practice. New York: Mac

Millan

Publishing Company.

Matsura, Kenji.

1.994. Kamus Besnr Bahasa lepang. Jepang: Marugai Company.

Ronami. 20\1,. Kanji Goyou no Bunseki. Japan.

1992. r!tr

^4r

Ffi E

it'i-v,

p

{;$o*rf,

a[fi *,.

Jepang.

Takamizawa,

Hajime.

2004. Shin hajimete no Nilnngokyouilcu Kihon Yogo Jiten. ]apan.

Tarigan. 1987 . P engajaran Pemerolehan Bahasa.

Bandung: Angkasa.

1,84

WidyapanUa, Volume 42, Nomor 2, Desember 2014

Referensi

Dokumen terkait

The main purpose of this thesis is to implement weight distribution system in a miniature of Automated Storage and Retrieval System (AS/RS) which is able to store