• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Melalui Key Performance Indicator Pada PT. XYZ

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Melalui Key Performance Indicator Pada PT. XYZ"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Melalui Key Performance Indicator Pada PT. XYZ

Ditya Ayu Damayanti1*, Risma Fitriani2, Wahyudin3

1,2,3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: damayantidotcom@gmail.com

Diterima: 26 Januari 2023 Disetujui: 3 Februari 2023

Abstract

One of the businesses that specializes in refinery trade is PT.XYZ, that uses key performance indicators (KPIs) in its operations. The technical performance of a corporation is measured by PT.XYZ. Performance reviews are a way to gauge how much each individual employee contributes to the success of the company.

A performance appraisal is a crucial component of a business and can be used to assess how well it is carrying out its mission and vision in order to meet its goals. Four key performance indicators (KPIs) are being pursued in this survey using the balanced scorecard methodology: the financial perspective, the customer perspective, the internal business perspective, and the learning and growth perspective. On the other hand, 27 indicators were created in this study during the key performance indicator (KPI) phase.

These comprise two metrics for financial metrics, eleven metrics for customer orientation, eleven metrics for internal processes, and four metrics for learning and growth. PT. XYZ's performance at 100% is in a very wide position.

Keywords: key performance indicator, balanced scorecard, performance assessment, analytical hierarchy process

Abstrak

PT.XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan olahan minyak bumi, sehingga penggunaan Key performance indicator (KPI) sudah diterapkan di PT.XYZ untuk mengukur pencapaian kinerja teknis sebuah perusahaan. Penilaian kinerja adalah metode untuk mengukur kontribusi anggota organisasi individu untuk organisasi. Faktor penting bagi perusahaan yaitu penilaian kinerja dapat digunakan untuk menilai seberapa baik kinerja perusahaan dalam menggapai visi serta misi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaannya. Pendekatan Balanced Scorecard digunakan dalam penelitian ini, dengan empat sudut pandang yang diperlukan untuk mencirikan perspektif saat ini dalam Key Performance Indicator (KPI) yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan, dalam tahap Key performance indicator (KPI) menghasilkan sebanyak 27 indikator dalam penelitian ini diantaranya yakni Financial dengan 2 indikator, Costumer focus dengan 11 indikator, Internal process dengan 11 indikator, dan yang terakhir Learning and Growth dengan 4 indikator. Sehingga performance pada PT. XYZ yaitu sebesar 100% berada pada posisi Sangat Besar.

Kata Kunci: key performance indicator, balanced scorecard, penilaian kinerja, analytical hierarchy process

1. Pendahuluan

Perusahaan memerlukan penilaian kinerja karena merupakan alat vital untuk mencapai dan mengelola tujuan yang diinginkan [1]. Pengukuran kinerja adalah strategi pendekatan integratif untuk menciptakan kesuksesan berkelanjutan dalam suatu organisasi dengan meningkatkan kinerja mereka yang bekerja di organisasi tersebut dan mengembangkan kemampuan mereka untuk berkontribusi baik sebagai tim maupun individu [2].

Evaluasi pekerjaan dengan sistem formal sebagai acuan dan struktur yang dimanfaatkan untuk mengukur, memengaruhi, dan memperbaiki karakteristik, perilaku, dan hal lain terkait pekerjaan, termasuk ketidakhadiran [3]. Untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan, langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja ke depan antara lain melakukan analisis kinerja secara berkelanjutan, mengukur seberapa baik strategi perusahaan telah diterapkan untuk mencapai visi dan misinya dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator). Adapun sebagai alat ukur, mengukur seberapa baik visi dan misi perusahaan telah tercapai.

(2)

Indikator kinerja utama ialah metode kuantitatif berskala dimana digunakan dalam memberikan evaluasi terkait kinerja perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan. KPI juga digunakan untuk menetapkan tujuan terukur, memperhatikan tendensi, dan menjunjung pengambilan keputusan [4]. Key Performance Indicator (KPI) sebagai perangkat utama dalam manajemen perusahaan KPI memiliki beberapa tujuan utama [5], diantaranya yaitu:

1. Mengaitkan visi, misi, strategi organisasi, tata nilai dan tujuan kinerja Organisasi untuk mencapai tujuan kinerja yang diinginkan dengan Aktivitas Organisasi.

2. Mengukur tren sebuah kinerja organisasi dan/atau bagian perusahaan, untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan yang relevan.

3. Menganalogikan kinerja organisasi saat ini dengan kinerja masa lalu organisasi atau dengan kinerja organisasi lain akibatnya organisasi akan menganalogikannya dengan pesaingnya untuk mendapatkan gambaran tentang kekuatan atau kelemahan organisasi dan peluang kreatif. Evaluasi.

4. Organizational KPIs ditetapkan dasar penetapan unit bisnis dan KPI individu atau tujuan bisnis.

5. Pencapaian KPI merupakan kriteria pemberian penghargaan dan hasil, sehingga KPI juga berguna untuk memotivasi kerja dan mendorong perilaku yang baik oleh karyawan.

Balanced scorecard adalah metode sistem untuk memperhitungkan kinerja perusahaan dengan bertumpu pada empat perspektif seperti keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan balanced scorecard adalah untuk mengukur semua aktivitas penting, membangun sistem manajemen strategis yang dapat memantau pelaksanaan perencanaan strategis, dan memungkinkan komunikasi dengan semua pemangku kepentingan, khususnya karyawan [6]. Balanced scorecard ialah perangkat yang dapat digunakan untuk memeriksa kinerja perusahaan dalam rangka membangun rencana peningkatan kapabilitas perusahaan. Ini memberikan kerangka kerja lengkap untuk mengubah tujuan strategis perusahaan menjadi ukuran kinerja, yang memungkinkan organisasi untuk fokus pada visinya [7].

2. Metode Penelitian

Penelitian ini termuat dalam metode kualitatif yaitu literatur review, dan digunakan ketika seorang peneliti mencoba melakukan penyelidikan pendahuluan dengan tujuan untuk menemukan inti permasalahan yang akan diteliti [8]. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil sampel pada perusahaan perdagangan kilang Indonesia. Data dalam penelitian ini diolah melalui Laporan Tahunan 2022. Penelitian akan menggunakan metode balanced scorecard dan melalukan kajian literatur yang mendefinisikan elemen KPI dari empat perspektif, diantaranya analisis perspektif finansial, analisis perspektif pelanggan, analisis perspektif bisnis internal, dan analisis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam tahap key performance indicator dilakukan analisa mengenai indikator, sumber analisa, dan penilaian.

Selain itu, Balanced scorecard menggunakan serangkaian metrik yang lebih besar dan terintegrasi yang menghubungkan proses bisnis internal, kinerja personel dan sistem, serta kesuksesan finansial jangka panjang. Balanced scorecard bukan hanya instrumen yang lengkap untuk mengukur kinerja perusahaan, tetapi juga merupakan perubahan strategis yang menyeluruh di semua tingkatan organisasi [9].

Analytical hierarchy process (AHP) merupakan salah satu instrumen (proses) pengambilan keputusan yang didirikan oleh Thomas L Saaty pada tahun 1970-an [10]. Analytical hierarchy process (AHP) ialah penjabaran dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem yang membantu pengambil keputusan memahami keadaan sistem dan membuat prediksi saat mengambil keputusan [11].

Analytical hierarchy process (AHP) merupakan pendekatan yang mempertimbangkan aspek subjektif yang meliputi persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Untuk mengevaluasi kriteria tersebut, AHP adalah pendekatan berbasis statistik sehingga mempertimbangkan validitas data, serta tingkat toleransi terhadap ketidak konsistenan kriteria yang dipilih [12].

3. Hasil dan Pembahasan

Balanced scorecard adalah sistem untuk menganalisis kinerja perusahaan di masa depan dengan mempertimbangkan empat pandangan diantaranya perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dari keempat sudut pandang tersebut, terlihat jelas bahwa Balanced scorecard menganalisis kesuksesan dengan menyeimbangkan pertimbangan finansial dan non finansial, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta pengaruh internal dan eksternal [13]. Dalam sasaran strategi yang telah ditetapkan, selanjutnya perlu dilakukannya pembobotan, hal ini guna mengetahui sasaran strategi yang menjadi fokus suatu perusahaan. Pembobotan dikerjakan dengan menerapkan metode Analytical Hieracy Process (AHP) sebelum kemudian melakukan penentuan indikator kinerja (PI). Indikator kinerja berfungsi untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategi yang diterapikan,

(3)

setiap sasaran strategi harus memiliki minimal satu indikator kinerja. Jika sasaran strategi memiliki satu indikator kinerja, maka indikator kinerja tersebut tidak perlu dibobotkan. Berbeda dengan sasaran strategi yang memiliki lebih satu satu indikator kinerja, harus diurutkan indikator kinerja mana yang paling penting kemudian menentukan bobotnya. Setelah itu, akan dilakukan perhitungan bobot akhir untuk indikator kinerja, yaitu dengan cara mengalikan bobot prioritas atau bobot yang paling penting dari indikator kinerja tadi dengan bobot indikator kinerjanya. Hal ini diartikan sebagai tingkat kepentingan indikator kinerja, semakin besar bobot indikator kinerja, maka akan semakin penting pula indikator kinerja tersebut. Setelah bobot akhir indikator kinerja diketahui maka selanjutnya adalah menentukan Key performance indicator (KPI), penentuan ini berdasarkan bobot indikator kinerja paling tinggi.

Hasil dari pendapat dan diskusi para ahli untuk penentuan pembobotan yang didasarkan 4 perspektif metode balance scorecard dapat dilihat pada Tabel 1. Karakteristik perusahaan yang berjalan di bidang perdagangan olahan minyak bumi dengan memprioritaskan biaya tenaga kerja yang meningkat dari tahun ke tahun dan margin keuntungan menjadi semakin tidak seimbang. Atas dasar itu, perspektif keuangan menjadi prioritas dengan bobot 35%. Dimana pelanggan adalah penyedia pilihan pesanan perusahaan, sudut pandang pelanggan juga merupakan elemen penting untuk mendukung KPI keuangan. dengan bobot 20%.

Proses bisnis internal memiliki kontribusi finansial sebagai motor penggerak proses internal. Operasi memerlukan prosedur kerja internal yang efektif dan efisien yang menghasilkan pengurangan biaya. Ini akan meningkatkan margin keuntungan dan memberi bobot 25%. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan didasarkan pada KPI pada kinerja manusia, yang merupakan aspek penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi sehingga diberi bobot 20% dari kinerja produksi perusahaan.

a. Penentuan key performance indicators

Indikator kinerja utama ditentukan dalam beberapa tahap. Langkah pertama diharuskan mengidentifikasi keselarasan metrik kinerja di PT. XYZ merespon kebutuhan pemangku kepentingan untuk mencapai parameter tersebut. Hasil penyelarasan ini dapat mengidentifikasi kebutuhan pemangku kepentingan dan kontribusi masing-masing pemangku kepentingan untuk mencapai metrik tersebut. Kami menemukan 4 stakeholder penting yang berpengaruh dan 27 KPI. Stakeholder penting ini meliputi keuangan dengan 2 KPI, orientasi pelanggan dengan 10 KPI, proses internal dengan 11 KPI, dan terakhir pembelajaran dan pertumbuhan dengan 4 KPI.

b. Perancangan Key performance indicators

KPI dirancang untuk memberikan gambaran KPI yang lebih detail sehingga seluruh pemangku kepentingan memahami maksud dan tujuan dari KPI tersebut serta memahami bagaimana setiap KPI diukur dan bagaimana indikator tersebut dicapai dan diukur. Sebaiknya diketahui pihak mana saja yang terlibat [14]. Juga, untuk menghindari perbedaan interpretasi oleh pihak yang menggunakan kerangka pengukuran ini. Indikator kinerja ini mencakup informasi berikut, diantaranya:

1) Uraian tugas tanggung jawab pada setiap stakeholder;

2) Indikator kinerja digunakan untuk mengukur kinerja suatu uraian tugas tertentu;

3) Unit Informasi, satuan yang digunakan untuk menyatakan pengukuran kinerja/hasil pencapaian.

4) Properti, membagikan informasi mengenai sasaran dan mempengaruhi formula pengukuran;

5) Bobot, membagikan informasi mengenai bobot indikator beserta indikator lainnya 6) Rumus menggambarkan pencapaian indikator kinerja.

7) Frekuensi review menunjukkan frekuensi diskusi indikasi per jam.

8) Frekuensi pengukuran yang menentukan frekuensi pengukuran metrik dalam jam.

9) menginformasikan tentang pihak yang bertanggung jawab untuk mengukur pencapaian metrik tersebut.

10) Sumber data menggambarkan sumber data yang digunakan untuk menghitung metrik kinerja.

11) Pemilik KPI menginformasi mengenai pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian metrik tersebut.

12) Tujuan memberikan informasi tentang skala atau nilai yang wajib diraih oleh setiap tenaga kependidikan

13) Pemilik KPI, menginformasikan mengenai pihak yang bertanggungjawab atas pencapaian indikator.

(4)

c. Pemberian bobot Key performance indicators

Pembobotan KPI bermaksud memperlihatkan prioritas setiap metrik yang berdampak pada pencapaian metrik tertentu. Pembobotan dilakukan dengan cara berdiskusi dengan para ahli sesuai dengan prinsip- prinsip yang digunakan dalam metodologi AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP dikenal sebagai metode dalam menilai keputusan alternatif sehingga dapat memastikan pilihan yang terbaik dengan beberapa kriteria [15]. Pembobotan dilakukan dua kali. Pertama adalah pembobotan dari masing- masing stakeholder dan yang kedua adalah pembobotan dari masing-masing KPI untuk masing- masing stakeholder. Setelah mendapatkan bobot untuk setiap kriteria, dilakukan uji konsistensi untuk setiap kriteria tersebut.

d. Perancangan Scoring System Key performance indicators

Target untuk setiap item KPI diputuskan melalui brainstorming oleh semua manajer senior. Tindakan strategis yang diambil diselaraskan dengan arah kebutuhan manajemen dalam menetapkan tujuan.

Sasaran dibuat berdasarkan ramalan untuk tahun depan dan dihitung dari sudut pandang keuangan, memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan finansial. Perusahaan mempertimbangkan sumber daya sebagai kapasitas pengolahan maksimum yang dimiliki oleh perusahaan. Penetapan tujuan harus mengikuti salah satu aturan SMART: Achievable. Berdasarkan hal tersebut, anggaran disusun di awal dan tujuan ditetapkan dengan meninjau hasil tahun sebelumnya [16].

Sifat dari setiap statistik menentukan formula yang digunakan dalam formulasi sistem penilaian ini. Desain ini bertujuan untuk menyetarakan setiap unit dari setiap metrik sehingga satu ukuran dapat dibandingkan dengan yang lain. Penentuan Target Key performance indicator (KPI) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penentuan target Key Performance Indicator (KPI)

No. KPI Kode Satuan Target

Financial 1. Opex Realization F1 % 85

2. EBITDA C&T F2 USD Juta 185,3

Costumer Focus

1. Customer Satisfaction Index C1 Skala Likert (1 - 5)

4,19 2. Implementasi Telemarketing C2 Prospecting 1.100.000 3. Program Customer Profiling C3 Profiling 12.000.000

4. Customer Complaint Handling C4 % 87

5. Program Loyalty Aplikasi

& Partnership

C5 Partner 15

6. Ketersediaan Merchandise &

Voucher di Aplikasi

C6 Item 20

7. Peningkatan Customer Awareness Terhadap Call Center

C7 Konten 48

8. Implementasi Layanan Delivery Service

C8 % 85

9. Mendukung Program Promosi Melalui Telemarketing

Memanfaatkan Tools Campaign

C9 % 100

10. Internal Customer Survey C10 Survey 14

(5)

No. KPI Kode Satuan Target

Internal Process

1. Optimalisasi Pengelolaan Database Customer

P1 % 100

2. Keikutsertaan Call Center dalam Kompetisi Contact Center

P2 Kategori 12

3. Perluasan Lingkup Integrasi Layanan Call Center

P3 Satuan 3

4. Dukungan terhadap Flagship Program di Aplikasi

P4 % 100

5. Laporan Bulanan Customer Care &

Loyalty

P5 % 100

6. Pelaksanaan CSLS SH C&T P6 Panel 30

7. Pelaksanaan Program Loyalty Konsumen B2B

P7 Konsumen 2

8. Call Center Operation P8 % 100

9. Pengadaan Jasa Pengelolaan Call Center

P9 % 100

10. Conversion Rate Terhadap Prospecting Telemarketing

P10 % 40

11. Pengadaan Jasa Pengelolaan Telemarketing

P11 % 100

Learning & Growth

1. Learning Hours L1 Jam 250

2. Benchmark Program L2 Benchmark 2

3. GCG Implementation Compliance L3 % 93

4. Pemenuhan Boundary KPI VP L4 % 87

Sumber: Peneliti (2022) e. Hasil Key Performance Indicator

Pengolahan ini dilakukan setelah menentukan 4 faktor analisis yang diantaranya analisis perspektif finansial, perspektif pelanggan, analisis perspektif bisnis internal, dan analisis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam tahap key performance indicator dilakukan perhitungan skor berdasarkan perbandingan antara realisasi dengan target yang sebelumnya yang telah ditentukan. Sebelumnya dilakukan pembobotan pada tiap item faktor. Pembobotan ini ditentukan berdasarkan skala prioritas yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah didapatkan perhitungan total skor akhir, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penentuan akumulasi dari skor akhir yang telah didapatkan. Skor akhir ini dianalisis dimanakah posisi skor akhir terhadap skala penilaian. Skala penilaian ini berguna untuk menentukan apakah perfomasi perusahaan dikatakan baik atau tidak. Tabel 2 merupakan hasil tabel Key Performance Indicator (KPI) yang telah dianalisis.

Tabel 2. Hasil analisis Key Performance Indicator (KPI)

No. KPI Kode Bobot Satuan Target Realisasi Skor Skor

Akhir

Financial 1. Opex Realization F1 20% % 85 85 100% 20%

2. EBITDA C&T F2 15% USD Juta 185,3 188 101% 15%

Costumer Focus

1. Customer Satisfaction Index C1 2% Skala Likert (1 - 5)

4,19 4,2 100% 2%

2. Implementasi Telemarketing C2 2% Prospecting 1.100.000 1.100.000 100% 2%

3. Program Customer Profiling C3 2% Profiling 12.000.000 12.000.000 100% 2%

4. Customer Complaint Handling C4 2% % 87 85 98% 2%

5. Program Loyalty Aplikasi

& Partnership

C5 2% Partner 15 15 100% 2%

6. Ketersediaan Merchandise &

Voucher di Aplikasi

C6 2% Item 20 20 100% 2%

7. Peningkatan Customer Awareness Terhadap Call Center

C7 2% Konten 48 50 104% 2%

8. Implementasi Layanan Delivery Service

C8 2% % 85 87 102% 2%

9. Mendukung Program Promosi Melalui Telemarketing Memanfaatkan Tools Campaign

C9 2% % 100 103 103% 2%

10. Internal Customer Survey C10 2% Survey 14 14 100% 2%

(6)

No. KPI Kode Bobot Satuan Target Realisasi Skor Skor Akhir

Internal Process

1. Optimalisasi Pengelolaan Database Customer

P1 3% % 100 100 100% 3%

2. Keikutsertaan Call Center dalam Kompetisi Contact Center

P2 3% Kategori 12 12 100% 3%

3. Perluasan Lingkup Integrasi Layanan Call Center

P3 2% Satuan 3 3 100% 2%

4. Dukungan terhadap Flagship Program di Aplikasi

P4 2% % 100 97 97% 2%

5. Laporan Bulanan Customer Care

& Loyalty

P5 2% % 100 100 100% 2%

6. Pelaksanaan CSLS SH C&T P6 2% Panel 30 30 100% 2%

7. Pelaksanaan Program Loyalty Konsumen B2B

P7 2% Konsumen 2 2 100% 2%

8. Call Center Operation P8 3% % 100 103 103% 3%

9. Pengadaan Jasa Pengelolaan Call Center

P9 2% % 100 97 97% 2%

10. Conversion Rate Terhadap Prospecting Telemarketing

P10 2% % 40 40 100% 2%

11. Pengadaan Jasa Pengelolaan Telemarketing

P11 2% % 100 100 100% 2%

Learning &

Growth

1. Learning Hours L1 5% Jam 250 250 100% 5%

2. Benchmark Program L2 5% Benchmark 2 2 100% 5%

3. GCG Implementation Compliance L3 5% % 93 94 101% 5%

4. Pemenuhan Boundary KPI VP L4 5% % 87 88 101% 5%

Sumber: Peneliti (2022) 4. Kesimpulan

Berdasarkan tingkat kepuasan masing-masing stakeholder yang teridentifikasi, analisis KPI menghasilkan 4 stakeholder paling berpengaruh dan 27 KPI. Stakeholder ini meliputi perspektif keuangan dengan 2 KPI, perspektif orientasi pelanggan dengan 11 KPI, perspektif proses internal dengan 11 KPI, dan terakhir perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan 4 KPI. Skala penilaian dimaksudkan untuk menentukan posisi kinerja atau perfomasi perusahaan berdasarkan skor akhir KPI, dari hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa performance PT. XYZ yaitu sebesar 100% berada pada posisi sangat besar.

5. Referensi

[1] D. Zeglat, W. AlRawabdeh, F. AlMadi and F. Shrafat, "Performance Measurements Systems: Stages of Development Leading to Success," Interdiciplinary Journal of Contemporary Research in Business, vol. 4, no. 7, pp. 440-448, 2012.

[2] Hendrastuti, "Sistem pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (Studi Kasus : Usahatani dan industry kecil penyulingan dalam klaster Agroindustri Minyak Nilam di Kabupaten Kuningan)," Embryo, vol. 8, no. 2, pp. 82-87, 2011.

[3] V. Rivai and J. Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Rajawali Press, 2011.

[4] J. Banerjee and C. Buoti, General specifications of KPIs, Jakarta Pusat: International Telecommunication Union, 2012.

[5] A. T. Soemohadiwidjojo, Panduan praktis menyusun KPI (Key Performance Indicator), Jakarta: Raih Asa Sukses, 2015.

[6] F. Rangkuti, SWOT: Balanced Scorecard, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016.

[7] "A Review of Balanced scorecard Framework in Higher Education Institution (HEIs)," International Review of Management and Marketing , vol. 5, no. 1, pp. 26-35, 2015.

[8] Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: ALFABETA, 2013.

[9] "Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Balanced scorecard (Studi Kasus Pada ID Express Soloraya),"

Jurnal Akuntansi dan Pajak, vol. 22, no. 2, pp. 967-977, 2021.

[10] "Penerapan Metode Analytical hierarchy process (AHP) Untuk Penentuan Sales Terbaik Studi Kasus : PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia," Jurnal Teknik Komputer, vol. 5, no. 1, pp. 127- 134, 2019.

(7)

[11] C. F. Putri, "Pemilihan Supplier Bahan Baku Pengemas dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)," Widya Teknika, vol. 20, no. 1, pp. 25-31, 2012.

[12] A. Y. Malik and T. Haryanti, "Penerapan Metode Analytical hierarchy process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Keahlian Pada SMK Daarul Ulum Jakarta," Pilar Nusa Mandiri, vol. 14, no. 1, pp. 123-135, 2018.

[13] M. D. Utama and R. Breliastiti, "Penerapan Balanced scorecard Pada Perusahaan Jasa di Indonesia,"

Jurnal Akuntansi Bisnis, vol. 9, no. 1, pp. 1-23, 2017.

[14] V. K. Wardhani, Perancangan Pengukuran Kinerja Individu Pada Aspek Hasil dan Kualitas Kerja Untuk Tenaga Kependidikan Lingkup Fakultas Teknologi Industri dan Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.

[15] B. W. Taylor, ntroduction to Management Science 11th, USA : Prentice Hall., 2014.

[16] L. Setiawan and Y. Fauziah, "Usulan Rancangan Key performance indicator Menggunakan Pendekatan Balance Scorecard Pada Perusahaan Tekstil," Operations Excellences, vol. 2, no. 12, pp.

248-262, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil 4 perspektif balanced scorecard dapat dinilai bahwa Pengukuran kinerja Koperasi Wanita “AR ROHMA” secara keseluruhan adalah cukup.. Kata kunci : Balanced

4.6.1 Pengaruh penghargaan finansial terhadap minat mahasiswa berkarier menjadi akuntan